Anda di halaman 1dari 16

1.

8 Permasalahan Umum
Didalam suatu perusahaan atau organisasi pasti tidak lepas dari permasalahan-
permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja, personalia, sumberdaya manusia dan
mesin. Setiap perusahaan mengutamakan kualitas dan mutu agar barang yang
diproduksi dapat diterima masyarakat. Untuk mencapai kualitas dan mutu tersebut
maka setiap perusahaan berusaha menjaga kondisi mesin produksi dan mesin-mesin
lainnya supaya keadaan tetap baik dan lancar dalam operasinya. Dalam upaya tersebut
maka dibutuhkan seorang mekanik/bagian Utilitas untuk berjalannya suatu
perusahaan yang memiliki mesin-mesin yang banyak, pada saat mesin penunjang
produksi tersebut mengalami masalah, atau kerusakan, operator atau pengguna mesin
akan menghubungi pihak Utilitas untuk menangani mesin yang bermasalah.
Utilitas mempunyai tugas untuk merawat dan memperbaiki mesin atau alat
yang digunakan untuk penunjang proses produksi. Setiap pagi Utilitas mengadakan
brefing yang dipimpin chief. Pada saat brefing chief membagi pekerjaan kepada
seluruh teknisi dan pembantu teknik untuk dikerjakan, permasalahan-permasalahan
yang muncul didalam utilitas adalah ceklis mingguan, bulanan mesin cukup banyak,
banyak yang tertunda, belum lengkapnya penandaan safety di bagian boiler batu bara,
akses ke area service lambat jika ditempuh dengan jalan kaki, lingkungan di area kerja
masih kurang tertata dengan rapi, dan menyimpan alat mesin ada yang bertumpuk.

1.9 Permasalahan Khusus


Mesin kompresor yang selama ini sangat penting untuk menunjang proses
produksi dibutuhkan mesin kompresor yang selalu dalam kondisi baik. Saat ini masih
banyak terjadi mesin kompresor yang down dan menyebabkan proses produksi
terganggu, akibatnya dapat menyebabkan kerugian yang besar untuk perusahaan
tersebut, dan untuk penanganan mesin kompresor yang down sering kali teknisi
menunggu waktu yang lama untuk mendapaatkan sparepart yang dibutuhkan
dikarenakan di dalam gudang sparepart teknik belum lengkap dan harus memesan ke
tempat lain dan memerlukan waktu yang lama untuk pengiriman sparepart tersebut.
Maka penulis mengusulkan Analisis Total Productive Maintenance mesin kompresor
agar mesin lebih efektif dan efisien dalam menunjang proses produksi.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perawatan


Perawatan (mantenance) mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan
antara bagian perawatan dan bagian produksi. Karena bagian pemeliharaan dianggap
yang memboroskan biaya, sedang bagian produksi yang merasa merusakkan tapi juga
yang membuat uang (Soemarno, 2008). Pada umumnya sebuah produk yang
dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaan
dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan.
(Corder, Antony, Hadi, 1992). Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan
pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang
digunakan dalam proses produksi.
Kata perawatan diambil dari bahasa Yunani terein artinya merawat, menjaga
dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu
kondisi yang bisa diterima. Untuk pengertian pemeliharaan lebih jelas adalah tindakan
merawat mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui umur masa pakai dan
kegagalan atau kerusakan mesin. (Setiawan, 2008). Pengertian pemeliharaan menurut
para ahli :
a. Menurut Heizer dan Render, (2001) dalam bukunya "Operations Management"
pemeliharaan adalah : "all activities involved in keeping a system's equipment in
working order". Artinya : Pemeliharaan adalah segala kegiatan yang didalamnya
adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.
b. Menurut Sehwarat dan Narang, (2001) dalam bukunya "Production
Management" Pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah pekerjaan yang
dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada
sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
c. Menurut Assauri, (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Dari beberapa pendapat diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan
agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan
yang telah direncanakan dengan hasil produksi yang berkualitas.
Kurang diperhatikannya perawatan (maintenance) diantaranya disebabkan
oleh banyaknya dana yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas pemeliharaan
(maintenance). Namun bagi kegiatan operasi kegiatan, maintenance sudah menjadi
dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk melakukan pemeliharaan terhadap
fasilitas-fasilitas produksi.

2.2 Fungsi Pemeliharaan (Maintenance)


Fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari
mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan
produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan
proses produksi.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik
terhadap mesin, aalah sebagai berikut :
1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan
akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan
dengan lancar.
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi
selama proses produksi berjalan.
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses
dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula.
5. Dapata dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
produksi yang digunakan.
6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan
bahan baku dapat berjalan dengan normal.

2.3 Tujuan Pemeliharaan (Maintenance)


Menurut Daryus, (2008) Dalam bukunya "Manajemen Pemeliharaan Mesin"
tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Untuk memperpanjang kegunaan aset.
b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi
dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin.
c. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
d. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu.
Menurut Assauri, (2004), tujuan pemeliharaan yaitu :
a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas
dan menjaga modal yang diinvestasikan tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
e. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para
pekerja.
f. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari
suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat keuntungan (return on investmen) yang sebaik mungkin dan total biaya
yang terendah.

2.4 Perawatan (Maintenance)


Perawatan (Maintenance) dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
1. Perawatan saat terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Breakdown maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi
kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga mesin tersebut tidak dapat
beroperasi secara normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi
mendadak. Breakdown maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi
kerugian akibat berhentinya mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai
kualitas ataupun output produksi.
2. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Preventive maintenance adalah jenis mantenance yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh
Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan
(inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin
dan berkala. Preventive maintenance terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Perawatan Berkala (Periodic Maintenance)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala yang
terjadwal dalam melakukan proses pembersihan mesin, pengecekan mesin,
melumasi mesin, dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal untuk
mencegah terjadinya kerusakan mesin secara mendadak yang dapat
mengganggu kelancaran produksi. Periodic mantenance biasanya dilakukan
dalam harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan.
b. Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadi kerusakan pada
komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa trend perilaku
mesin atau peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic maintenance yang
dilakukan berdasarkan waktu (Time Based), Predictive maintenance lebih
menitikberatkan pada kondisi mesin (Conditional Based).
3. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)
Corrective maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga
mesin atau peralatan produksi dapat beroperasi dengan normal kembali.
Corrective maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan produksi
yang sedang beroperasi secara abnormal (mesin masih dapat beroperasi tetapi
tidak normal).
Total Productive Maintenance menurut (Siiichi Nakajima, 1988)
mendefinisikan Total Productive Maintenance (TPM) sebagai suatu pendekatan yang
inovatif dalam mantenancei dengan cara mengoptimasi keefektifan peralatan serta
mengurangi atau menghilangkan kerusakan mendadak (breakdown) dengan
melakukan identifikasi terlebih dahulu, dengan kata lain total productive maintenance
sering didefinisikan productive maintenance yang dilaksanakan oleh seluruh pegawai,
didasarkan pada prinsip bahwa peningkatan kemampuan peralatan harus melibatkan
setiap orang didalam organisasi, dari lapisan bawah sampai manajemen puncak.
Sasaran TPM adalah zero ABCD, yaitu :
1. Accident, yang artinya dengan penerapan TPM yang baik maka diharapkan dapat
meminimalisasi adanya kecelakaan kerja.
2. Breakdown, artinya TPM mempunyai sasaran agar tidak terjadi adanya
kerusakan, sebab dengan adanya kerusakan dapat mengganggu aktivitas produksi.
3. Crisis, yaitu TPM bertujuan untuk mengurangi semua krisis yang terjadi yang
jelas-jelas sangat merugikan perusahaan.
4. Defect, artinya TPM juga mempunyai sasaran untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan segala cacat produk yang terjadi sehingga produk yang dinikmati
konsumen sangat terjamin kualitasnya.
Performance maintenance terdiri dari 3 bagian (Kostas N.D. 1981:73)
1. Reliability adalah kemungkinan (probabilitas) dimana peralatan dapat beroperasi
dibawah keadaan normal dengan baik. Mean time beetween failure (MTBF)
adalah rata-rata waktu suatu mesin dapat dioperasikan sebelum terjadinya
kerusakan. MTBF ini dirumuskan sebagai hasil bagi dari total waktu
pengoperasian mesin dibagi dengan jumlah atau frekuensi kegagalan
pengoperasian mesin karena breakdown. Hasil perhitungannya dapat dilihat
dibawah ini :

ΣTBFi 1
MTBF= =
n λ

2. Maintainability adalah suatu usaha dan biaya untuk melakukan perawatan


(pemeliharaan). Suatu pengukuran dari maintainability adalah Mean Time To
Repair (MTTR), tingginya MTTR mengindikasikan rendahnya maintainability.
Dimana MTTR merupakan indikator kemampuan (skill) dari operator
maintenance mesin dalam menangani atau mengatasi setiap masalah kerusakan.

ΣTTRi
MTBF=
n
Dimana breakdown time adalah termasuk waktu menunggu untuk repair, waktu
yang terbuang untuk melakukan repair, waktu yang terbuang untuk melakukan
pengetesan dan mendapatkan peralatan yang siap untuk mulai beroperasi.

3. Avaibility adalah proporsi dari waktu peralatan/mesin yang sebenarnya tersedia


untuk melakukan suatu pekerjaan dengan waktu yang ditargetkan seharusnya
tersedia untuk melakukan suatu pekerjaan. Atau dengan definisi lain bahwa
avaibility adalah ratio untuk melihat line stop ditinjau dari aspek breakdown saja.
Satu pengukuran darai avaibility (A) adalah :

Total OperationTime
A= x 100 %
Loading Time

2.5 Pengertian Kompresor


Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan
fluida mamu mampat, yaitu gas atau udara. Tujuan meningkatkan tekanan dapat untuk
mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu sistem proses yang lebih besar.
Kompresor adalah mesin untuk memampatkan gas atau udara. Secara umum
biasanya menghisap udara dari atmosfer, yang secara fisika merupakan campuran
beberapa gas dengan susunan 78% Nitrogen, 21% oksigen, dan 1% campuran argon,
carbondioksida, uap air, minyak dan lain-lain. Namun ada juga kompresor yang
menghisap udara atau gas dengan tekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfer dan biasa
disebut penguat (booster). Sebaliknya ada pula kompresor yang menghisap udara atau
gas bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfer dan biasanya disebut pompa
vakum.

2.6 Fungsi Kompresor


Fungsi dari sebuah kompresor adalah untuk menaikkan tekanan suatu gas,
tekanan gas dapat dinaikkan dengan memaksakan untuk mengurangi volumenya.
Ketika volumenya dikurangi, tekanannya naik.

2.7 Kompresor Screw


Kompresor Screw adalah jenis kompresor dengan mekanisme putar
perpindahan positif, yang umumnya digunakan untuk mengganti kompresor piston
bila diperlukan udara bertekanan tinggi dengan volume yang lebih besar. Sistem kerja
kompresor screw menggunakan sistem ulir, udara yang masuk melalui inlet menuju
kedalam sistem ulir yang berputar dan mengkompresi udara. Udara yang sudah
dikompres dialirkan menuju tanki penyimpanan udara (screw kompresor berbeda
dengan piston kompresor yang unitnya sudah memiliki tanki).
Kompresor Utama Kompresor Screw :
1. Rangka/frame
Berfungsi untuk mendukung bagian kompresor diatas pondasi. Frame harus kuat
dengan menahan seluruh beban dan getaran yang ditimbulkan dari kompresor.
2. Casing
Bagian paling luar kompresor berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian
didalamnya, juga sebagai tempat kedudukan dari rotor.
3. Rotor
Merupakan element utama dari kompresor sekrup/srew, berfungsi sebagai media
pemampat udara.
4. Bantalan poros/bearing
Berfungsi menahan gaya aksial karena perbedaan tekanan antara discharge dan
suction kompresor, selain itu bantalan poros juga berfungsi sebagai peredam
getaran karena putaran tinggi dan juga untuk mengurangi keausan poros akibat
gesekan.
5. Mechanical seal
Berfungsi mencegah kebocoran dimana celah-celah poros yang keluar dari casing
(poros yang dihubungkan dengan penggerak).
6. Poro/shaft
Merupakan tempat kedudukan dari rotor sehingga dapat berputar.
7. Katup geser
Berfungsi mengatur kapasitas kompresor dari 0% - 100% atau sebaliknya, katup
ini digerakkan oleh unloader valve.
8. Unloader Valve
Berfungsi menggerakkan katup kapasitas, unloader piston bergerak otomatis
setelah tekanan discharger telah mencapai ±5,9 bar, tekanan akan turun sampai
4,4 bar dan kemudian setelah ±7 detik kompresor akan load secara otomatis.
9. Piston keseimbangan
Berfungsi menahan gaya aksial dari rotor (mengurangi beban dari thrust
beariang).
10. Lubang minyak pelumas
Berfungsi sebagai tempat masuknya minyak pelumas kompresor, minyak
pelumas digunakan untuk mengatasi rotor, bearing, balance piston dan unloader
valve.
11. Katup hisap
Berfungsi mengatur udara masuk kompresor.
12. Sisi keluar
Berfungsi sebagai saluran udara keluar dari kompresor.
Kelebihan dari kompresor screw :
a. Tingkat kebisingan yang rendah.
b. Mesin berjalan lebih mulus dari pada tipe piston.
c. Dapat mencapai Air Delivery dan pressure yang tinggi.
d. Biaya energi yang jauh lebih murah dibandingkan dengan tipe piston.
e. Cocok untuk pengoperasian nonstop 24 jam.
Kekurangan dari kompresor screw :
a. Dari segi harga jauh lebih mahal dari tipe piston.
b. Biasanya terpisah dari tanki tabung udaranya.
Hal yang diperhatikan dalam pengoperasian kompresor :
a. Cek oli, pastikan levelnya minimal setengah dan tidak lebih dari 3/4 pada oil
glass.
b. Periksa belt, pastikan tidak terlalu kendur namun juga tidak terlalu kencang.
c. Pastikan daya yang tersedia minimal 2 kali lipat dari daya yang tertera pada
motor.
d. Untuk mesin kompresor, (pastikan oli dan bahan bakar tersedia).
e. Start pada switch (recoil untuk engine dan gunakan pengaturan gas untuk start,
setelah stabil, kembalikan pada posisi awal).
f. Pastikan motor mati jika pressure gauge menunjuk 8 bar dan kembali hidup/on
pada 5 bar (untuk kompresor berkapasitas 12 bar akan mati jika pressure gauge
menunjuk 12 bar dan kembali hidup pada 9 bar).
g. Untuk kompresor engine, matikan secara manual dengan engine switch off.
h. Setelah selesai menggunakan unit ini, buang seluruh angin yang tersisa di dalam
tangki melalui drain valve.
BAB III
HASIL DAN PENGUMPULAN DATA

3.1 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


Data yang digunakan dan diperlukan adalah data kerusakan mesin kompresor
dengan 2 unit yang memiliki 2 jenis tipe yaitu mesin fusheng type SA 132 W dan
fusheng type SA 75 W. Untuk mekanisme pengambilan data, penulis menggunakan
data kerusakan mesin kompresor pada periode September 2017 - Januari 2020.
Berikut data kerusakan ke 4 mesin kompresor yang ada di PT Rayon Utama Makmur
Devisi Power Plant.

1. Mesin Kompresor Tipe Fusheng SA 132 W


Data waktu kerusakan mesin kompresor fusheng SA 132 W A1 dapat kita lihat
pada tabel.

Tabel 3.1. Data Kerusakan Mesin Kompresor Fusheng SA 132 W A1

Lama
Waktu Mulai Waktu selesai Running Jam
No Perbaikan
Kerusakan perbaikan Hours Operasi
(Jam)
1 01/09/2017 08:30 01/09/2017 13:00 1436 4,5 0
2 14/09/2017 08:30 14/09/2017 09:45 1499 2,983 63
3 07/10/2017 08:16 07/10/2017 13:05 1567 3,816 68
4 31/10/2017 08:10 31/10/2017 16:00 1598 7,483 31
5 01/11/2017 08:00 01/11/2017 09:10 1598 1,615 0
6 22/11/2017 08:00 22/11/2017 08:50 1643 0,983 45
7 04/01/2018 09:35 04/01/2018 15:30 1834 6,733 191
8 16/03/2018 10:00 16/03/2018 12:25 2007 2,416 173
9 22/03/2018 08:16 23/03/2018 07:00 2011 6,733 4
10 19/08/2018 14:20 19/08/2018 16:03 2185 1,283 174
11 16/10/2018 16:00 16/10/2018 18:00 2296 2 111
12 20/10/2018 08:30 20/10/2018 09:00 2300 0,5 4
13 09/01/2019 11:25 12/01/2019 08:30 2389 10,766 89
14 11/06/2019 10:00 11/06/2019 16:00 2672 6 283
15 25/08/2019 13:38 25/08/2019 15:15 2724 3,816 52
16 16/09/2019 08:29 16/09/2019 14:40 2788 4,15 64
17 04/11/2019 11:30 04/11/2019 12:27 2890 0,883 104
18 05/11/2019 08:28 05/11/2019 10:25 2891 2,642 1
19 30/12/2020 08:00 30/12/2020 13:45 2936 5,734 45
TOTAL 75,036 1.502
Tabel 3.2. Kerusakan dan Frekuensi Mesin Kompresor Tipe Fusheng SA 132 W

No Jenis Kerusakan Frekuensi


1 Servis Kompresor Fusheng SA 135 W 5
2 Kebocoran pada selang drain oli kompresor 2
3 Moisture trap kompresor fusheng SA 135 W bocor 2
4 Display monitor mati 2
5 Fleksibel hose screw comp ke oil sparator bocor 1
6 Loading valve abnormal 1
7 Mcb trib dan kebakar 1
8 Selang air cooler abnormal 1
9 Alarm hight temperatur 4
TOTAL 19

Dari hasil data yang didapat selama periode September 2017 sampai Januari 2020,
laju kerusakan (failure rate) untuk mesin kompresor fusheng SA 132 W dapat
dihitung sebagai berikut :

Banyak kerusakan yang terjadi


λ=
Jumlah jam operasi

19
λ=
1.502

λ=0,0126498003

a. Perhitungan Mean Time Beetween Failure (MTBF)


Dari hasil data yang didapat selama periode September 2017 sampai dengan
Januari 2020 Mean Time Between Failure (MTBF) untuk mesin kompresor fusheng
SA 132 W dapat dihitung sebagai berikut :

Σ TBFi 1
MTBF= =
n λ

0+63+68+31+ 0+...+ 45
MT BF=
19

1.502
MTBF=
19

MTBF=79,0526315789=80 jam
1
MTBF=
λ

1
MTBF=
0,0126498003

MTBF=79,0526315789=80 jam

b. Perhitungan Mean Time To Repair (MTTR)


Dari hasil data yang sudah didapat selama periode September 2017 sampai
dengan Januari 2020 Mean Time To Repair (MTTR) untuk mesin kompresor fusheng
SA 132 W dapat dihitung sebagai berikut :

Σ TTRi
MTTR=
n

45+2,983+2,816+7,483+...+5,734
MTTR=
19

75,036
MTTR=
19

MTTR=3,9492631579=4 jam

c. Perhitungan Avaibility
Dari hasil data yang sudah didapat selama periode September 2017 sampai
dengan Januari 2020 Avaibility untuk mesin kompresor fusheng SA 132 W dapat
dihitung sebagai berikut :

Total Operasi Time


A= x 100 %
Loading Time

1426,964
A= x 100 %
1.502

A=95 %

2. Mesin Kompresor Tipe Fusheng SA 75 W


Data waktu kerusakan mesin kompresor fusheng SA 75 W dapat kita lihat
pada tabel.

Tabel 3.3. Data Kerusakan Mesin Kompresor Fusheng SA 75 W

Lama
Waktu selesai Running Jam
No Waktu Mulai Rusak Perbaikan
perbaikan Hours Operasi
(Jam)
1 23/08/2017 07:00 26/08/2017 13:00 1282 3,277 0
2 19/09/2017 08:16 19/09/2017 09:45 1395 1,85 113
3 02/08/2017 08:16 02/09/2017 13:05 1468 0,985 733
4 17/10/2017 10:10 26/10/2017 16:00 1545 4,016 77
5 01/11/2017 11:00 01/11/2017 09:10 1635 3 90
6 05/11/2017 14:02 11/11/2017 08:50 1679 4 44
7 04/01/2018 13:03 04/01/2018 15:30 2134 2,966 455
8 28/01/2018 14:00 29/01/2018 12:25 2196 4 62
9 25/03/2018 08:16 28/03/2018 07:00 2977 6,733 781
10 09/05/2018 09:00 17/05/2018 16:03 3233 1612 256
11 06/07/2018 09:00 06/07/2018 18:00 3289 4 56
12 10/07/2018 15:30 10/07/2018 09:00 3350 1 61
13 12/07/2018 08:00 12/07/2018 08:30 3399 3,75 49
14 07/09/2018 12:46 07/09/2018 16:00 3465 1,067 66
15 21/11/2018 13:02 23/11/2018 15:15 3500 4 35
16 01/01/2019 11:01 01/01/2019 14:40 3897 4,983 397
17 09/01/2019 08:30 09/01/2019 12:27 3938 10 41
18 26/03/2019 09:31 26/03/2019 10:25 4503 4 570
19 19/05/2019 07:00 23/05/2019 13:45 4999 4,5 496
20 14/08/2019 13:04 14/08/2019 13:56 5017 0,52 48

TOTAL 70,259 3.770

Tabel 3.4. Data Kerusakan dan Frekuensi Mesin Kompresor Type Fusheng SA 75 W

No Jenis Kerusakan Frekuensi


1 Alarm belt coupinsp 3
2 Servis kompresor oil bocor 1
3 Fanpendingin abnormal 2
4 Membran release valve rusak 2
5 Alarm electric equip kompresor 2
6 Ganti contactor 1
7 Penggantian air filter 1
8 Kompling kompresor abnormal 2
9 Selang festa input separator tank robek 2
10 Tekanan udara drop, kompresor mati 2
11 Alarm belt coupinsp dan bearing maintaince 3
TOTAL 21
Dari hasil data yang sudah didapat selama periode September 2017 sampai Januari
2020, Mean Time Beetwen Failure (MTBF) untuk mesin kompresor fusheng SA 75W
dapat dihitung sebagai berikut :

Banyak kerusakan yang terjadi


λ=
Jumlah jam operasi

21
λ=
3.770

λ=0,0055702918

a. Perhitungan Mean Time Beetween Failure (MTBF)


Dari hasil data yang didapat selama periode September 2017 sampai dengan
Januari 2020 Mean Time Between Failure (MTBF) untuk mesin kompresor fusheng
SA 75 W dapat dihitung sebagai berikut :

Σ TBFi 1
MTBF= =
n λ

0+113+73+77+ 90+44 +...+48


MTBF=
21

3.770
MTBF=
21

MTBF=179,5238095238=180 jam

1
MTBF=
λ

1
MTBF=
0,0055702918

MTBF=179,5238095238=180 jam

b. Perhitungan Mean Time To Repair (MTTR)


Dari hasil data yang sudah didapat selama periode September 2017 sampai
dengan Januari 2020 Mean Time To Repair (MTTR) untuk mesin kompresor fusheng
SA 75 W dapat dihitung sebagai berikut :

Σ TTRi
MTTR=
n

3,277+ 1,85+ 0,985+4,016+ ...+ 0,52


MTTR=
21

70,259
MTTR=
21

MTBF=3,3456666667=4 jam

c. Perhitungan Avaibility
Dari hasil data yang sudah didapat selama periode September 2017 sampai
dengan Januari 2020 Avaibility untuk mesin kompresor fusheng SA 75 W dapat
dihitung sebagai berikut :

Total Operasi Time


A= x 100 %
Loading Ti me

3699,741
A= x 100 %
3.770

A=98 %

3.5. Tabel Rekapitulasi Performance Maintenance

Mesin Laju MTBF MTTR Avaibility

Kompresor Fusheng SA 132 W 0,0126498003 80 4 95%

Kompresor Fusheng SA 75 W 0,0055702918 180 4 98%

Dari hasil perhitungan dan pengolahan data didapat laju kerusakan pada mesin
kompresor fusheng SA 132 W sebesar 0,0126498003 dengan MTBF 80 jam, MTTR 4
jam dan availibility 95%, sedangkan untuk mesin kompresor fusheng SA 75 W
memiliki laju kerusakan sebesar 0,0055702918 dengan MTBF 180 jam, MTTR 4 jam
dan availibility 98%.
Dari data-data yang sudah dikelola tersebut didapat bahwa untuk mesin
kompresor Type Fusheng SA 132 W memiliki laju kerusakan paling tinggi dengan
nilai 0,0126498003 dan memiliki kehandalan paling kecil yaitu dengan nilai 95%.
Mesin kompresor yang selama ini begitu penting dalam proses produksi
dibutuhkan mesin kompresor yang selalu dalam kondisi baik. Pada saat ini masih
banyak terjadi mesin kompresor yang down dan menyebabkan terganggu proses
produksi. Dari keadaan tersebut mengakibatkan kerugian yang begitu besar bagi
perusahaan tersebut. Adapun identifikasi penyebab kerusakan pada mesin kompresor
PT. Rayon Utama Makmur pada Devisi Power Plant sebagai berikut.

Gambar Diagram Sebab Akibat Kerusakan Mesin Kompresor

Lingkungan Manusia

Area Panas Pemahaman mesin hanya


Teknisi kurang dari rekan kerja
teliti
Angin buangan kompresor
tidak diarahkan keluar
Masih kurangnya pengetahuan
ruangan
Kelelahan karena jarak atau keahlian teknisi
Area Berair yang jauh

Jenjang pendidikan yang tidak


Saluran pembuangan air sama
pembuangan tidak berfungsi
dengan baik Mesin kompresor
Kurangnya rusak
Mesin yang tiba-tiba rusak Usia running
ketersediaan Kurangnya mesin tinggi
sparepart pemahaman SOP
yang ada
Pemesanan
sparepart yang
Pengawasan yang
membutuhkan
kurang dari atasan
waktu yang
lama

Material Metode Metode

Anda mungkin juga menyukai