Anda di halaman 1dari 31

TUGAS PERAWATAN DAN PERBAIAKAN

Sistem Implementasi Perawatan Dan Perbaikan Pada Pabrik Kertas.

Oleh:
Wahyu Bagus Wijaya
150534602725

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
SEBTEMBER 2018
Sistem Implementasi Perawatan Dan Perbaikan Pada Pabrik Kertas.
Jenis - Jenis Maintenance ( Perawatan ) Mesin / Peralatan Kerja Khusus Nya Pada Pabrik Kertas
Yang dimaksud dengan Maintenance adalah suatu kegiatan untuk merawat atau memelihara dan
menjaga Mesin/peralatan dalam kondisi yang terbaik supaya dapat digunakan untuk melakukan
produksi sesuai dengan perencanaan. Dengan kata lain, Maintenance adalah kegiatan yang
diperlukan untuk mempertahankan (retaining) dan mengembalikan (restoring) mesin ataupun
peralatan kerja ke kondisi yang terbaik sehingga dapat melakukan produksi dengan optimal.
kegiatan seperti dibawah ini :
– Kegiatan Pemeriksaan/Pengecekan
– Kegiatan Meminyaki (Lubrication)
– Kegiatan Perbaikan/Reparasi pada kerusakan (Repairing)
– Kegiatan Penggantian Suku Cadang (Spare Part) atau Komponen

Jenis-jenis Maintenance (Perawatan)


Maintenance atau Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:

1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)


Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada
mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau
terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus
dihindari karena akan terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan
tidak tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.

2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)

Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance adalah jenis
Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi
berlangsung. Contoh Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan
(inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala.
Preventive Maintenace terdiri dua jenis, yakni :

a. Periodic Maintenance (Perawatan berkala)


Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala yang terjadwal dalam melakukan
pembersihan mesin, Inspeksi mesin, meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang
terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat menganggu
kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan
ataupun tahunan.
b. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan
sebelum terjadi kerusakan total. Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan
terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa trend
perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan
berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitikberatkan pada Kondisi
Mesin (Condition Based).
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)

Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi


penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan Produksi
dapat beroperasi normal kembali. Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau
peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi
tidak optimal).

Jenis-jenis Perawatan atau Maintenance diatas perlu dipelajari dan diketahui dalam menerapkan
Total Productive Maintenance (TPM). Untuk mengukur kinerja Mesin, kita dapat menghitungnya
dengan rumus OEE (Overall Equipment Effectiveness).

Tujuan Maintenance (Perawatan/Pemeliharaan)


Tujuan-tujuan melakukan maintenance diantaranya adalah :
Mesin dapat menghasilkan Output sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.
Kualitas produk yang dihasilkan oleh Mesin dapat terjaga dan sesuai dengan harapan.
Mencegah terjadinya kerusakan berat yang memerlukan biaya perbaikan yang lebih tinggi.
Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang menggunakan mesin yang bersangkutan.
Tingkat Ketersediaan Mesin yang maksimum (berkurangnya downtime)
Dapat memperpanjang masa pakai mesin atau peralatan kerja.
anajemen Pemeliharaan Mesin Pabrik – Predictive Maintenance Management. Mesin pabrik
merupakan bagian penting untuk memperlancar proses produksi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah mesin. Itulah sebabnya perawatan adalah hal
yang tidak boleh dilewatkan mengingat mesin merupakan salah satu organ penting untuk
eksistensi perusahaan.

Manajemen pemeliharaan mesin merupakan salah satu langkah tepat untuk memanage kapan
mesin butuh dilakukan perawatan. Dengan demikian, proses kerja mesin dalam pabrik tetap
berjalan lancar sehingga proses produksi tidak akan terhambat.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan agar produk tetap bisa bersaing di pasaran adalah
menjaga kualitas produk, harga produk yang sesuai, dan yang terpenting adalah produk
diproduksi dengan cepat sehingga bisa sampai ditangan konsumen dengan segera.

Untuk produk yang mempunyai masa expired tertentu, kecepatan produksi dan tahap
penyampainnya kepada konsumen sangatlah penting. Karena bagaimanapun juga konsumen akan
lebih menyukai produk yang baru diproduksi dari pada produk yang telah disimpan hingga
berminggu-minggu.

Itulah sebabnya untuk menjaga proses produksi, maka pabrik harus benar-benar didukung oleh
peralatan mesin yang selalu siap untuk digunakan. Sehingga sangat penting kiranya untuk selalu
memberikan perawatan kepada mesin pabrik secara teratur dan juga terencana secara matang.
Dalam hal ini perusahaan harus memiliki atau menyusun sistem manajemen pemeliharaan mesin
pabrik dengan baik.
Tahap perawatan itu sendiri memang merupakan bagian dari industri sehingga bagian ini
merupakan hal wajib yang harus dilakukan oelh perusahaan itu sendiri. Program perawatan itu
sendiri memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung aktifitas produksi. Selain untuk
mendukung kelancaran proses produksi, tahap perawatan mesin pabrik juga berperan untuk
menjaga kualitas hasil produksi.

Tujuan manajemen pemeliharaan mesin pabrik


Ada tujuan penting yang diharapkan dari manajemen perawatan pada mesin pabrik ini. karena
fokus pada manajemen ini adalah perawatan pada mesin, maka pastinya cara ini bertujuan untuk
menjaga kondisi mesin-mesin industri, bangunan, dan juga berbagai peralatan lainnya agar selalu
dalam kondisi siap pakai.  Perawatan  adalah  suatu  konsepsi  dari  semua
aktivitas yang diperlukan untuk

menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti
dalam kondisi sebelumnya. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan,bahwa :
- fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi,
- peralatan   yang   digunakan   terus   untuk  dapat  berproduksi   adalah   hasil    adanya
  perawatan,
- aktivitas  perawatan  banyak  berhubungan  erat  dengan  pemakaian  peralatan, bahan pekerjaan,
cara penanganan dll, dan
- aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan pada kondisi yang terjaga.

3. 1. 1 Tujuan khusus


Setelah menyelasaikan bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan tentang:
1.      Pentingnya arti perawatan terhadap peralatan industri untuk menjaga stabilitas produksi dan
kualitas mesin produksi.
2.      Kemampuan menganalisa jenis kerusakan, dapat menjaga keselamatan pekerja  terhadap
peralatan.
3.      Mengenal bentuk perawatan dan sistem pemeliharaan, baik sistem pemeliharaan rutin atau
setalah terjadi kerusakan.
4.      Penting kelangsungan produktifitas produksi terhadap umur pabrik  dapat terjaga.
3. 2 Tujuan Perawatan.
         Kegiatan perawatan dirasakan sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran produksi,
perawatan mempunyai tujuan:
a. Memperpanjang usia kegunaan dari semua peralatan industri, hal ini terutama penting di negara 
berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian.
b. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi, antara lain:
 -  selalu siap bila diperlukan sesuai dengan rencana.
 -  tidak rusak selama produksi berjalan.
 -  dapat bekerja dengan efisien dan kapasitas yang diingikan.
-   menjamin  kesiapan  operasional dari  seluruh  peralatan yang  diperlukan  dalam  keadaan
darurat setiap waktu,  unit  cadangan,  unit  pemadam  kebakaran dan sebagainya.
 -  Menjamin keselamatan terhadap tenaga kerja/orang yang menggunakan sarana alat-alat
industri tersebut, dapat menghemat waktu, biaya dan  material  karena 
     peralatan terhindar dari kerusakan besar.
-       Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari  sedini mungkin, 
karena terjadinya  pada  atau  timbulnya  kerusakan  tambahan  akibat kerusakan awal dapat
segera dicegah.

3. 3 Peranan Perawatan


            Bahwa  kegiatan   perawatan  dalam  industri  bukan  suatu  kegiatan yang hanya
memboroskan  dana  membuang  buang  waktu  saja,  melainkan  justru sebagai penunjang
untuk    menjaga   kestabilan   dari   proses   kegiatan  operasional.   Adapunkeuntungan –
keuntungan dariperawatan yang baik adalah:
a.    berkurangnya kemungkinan terjadinya perbaikan darurat,
b.    tenaga kerja pada   bidang perawatan dapat lebih efisien,
c.    kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien,
d.   memberikan informasi kapan peralatan perlu diperbaiki atau diganti, dan
e.    anggaran perawatan dapat   dikendalikan.

3. 4 Bentuk-bentuk Perawatan
3. 4. 1 Sistem pemeliharaan sesudah rusak (breakdown maintenance)
a)  Pada  mulanya  di industri  kimia  dan  industri-industri  semua  pemeliharaan  pabrik
      dilakukan dengan metode ini, prinsipnya jika ada mesin/peralatan yang sudah rusak, baru
perawatan dilakukan sesegera mungkin. Hingga akhirnya para insinyur pemeliharaan tidak
punya waktu untuk memberikan ide-ide yang baik bagi pengembangan mendasar dalam usaha
untuk meminimalkan kerusakan tersebut karena mereka semua sibuk dengan pekerjaan-
pekerjaan yang bersifat rutin seperti  pekerjaan - pekerjaan  perbaikan lainnya (repair work).
Konsep dasar  pemeliharaan adalah menjaga atau memperbaiki mesin atau pabrik
hingga kalau boleh dapat kembali ke keadaan aslinya dengan waktu yang singkat dan biaya yang
murah. Tujuan pemakaian metode ini adalah untuk mendapatkan penghematan waktu dan biaya 
perbaikan yang dilakukan  pada keadaan yang  benar-benar perlu. Pada pemeliharaan sistim ini
pekerja-pekerja pemeliharaan hanya akan bekerja setelah terjadi kerusakan pada mesin atau
pabrik.
b)  Jika  kiln memakai sistim ini  kerusakan mesin atau equipmen akan terjadi  berkali
kali dan frequensi  kerusakannya  hampir  sama saja setiap tahunnya.Artinya beberapa mesin
atau equipmen pada pabrik tersebut  ada yang  sering diperbaiki.  Pada  pabrik 
yang  beroperasi  secara  terus menerus,  dianjurkan  untuk menyediakan  cadangan   mesin 
(stand  by  machine) bagi mesin-mesin yang vital.
c)   Sifat-sifat lain dari sistim pemeliharaan ini adalah sistim data dan file informasi.
Data dan file informasi untuk   perbaikan  mesin/equipmen  ini    harus   dijaga  oleh  
seorang  insinyur yang bertanggung jawab terhadap file tersebut.
d)  Sistim  ini  untuk  pembongkaran  pabrik  tahunan tidak  dipakai karena  pada  saat dilakukannya
penyetelan  dan  perbaikan,  unit-unit cadanganlah yang dipakai, sehingga memerlukan tenaga
kerja tetap  yang  sangat  banyak dibandingkan dengan sistim lain.
e)  Sistim  yang  sudah   ketinggalan  jaman  ini  merupakan  sistim  perencanaan  yang tidak
sistimatik secara keseluruhannya.

3. 4. 2 Sistem pemeliharaan rutin ( preventive maintenance).


a)  Pada   sistim   pemeliharaan  breakdown    kita   sudah   merasakan  perlunya melakukan 
pemeriksaan atau perbaikan pada mesin-mesin atau equipmen yang berbahaya  pada operasi
keseluruhan pabrik, biaya perbaikan akan dapat
diminimalkan bila telah kita ketahui kerusakan tersebut secara dini.
      Tipe pemeriksan dan perbaikan preventiv  ini dibuat dengan mempertimbangkan ketersediaan
tenaga kerja, suku cadang, bahan untuk perbaikan dan faktor-faktor
lainnya. Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara periodi dan padasaat yang te
pat pada semua mesin-mesin/peralatan  adalah dapat diramalkannya totalperbaikan  pada 
seluruh sistim pabrik oleh parainsinyur  pemeliharaan.  Selanjutnyabila kesalahan atau kerusakan
mesin/equipmen dapat diramalkan lebih awal dengan melihat phenomena kenaikan getaran
mesin, kenaikan temperatur, suara, dan lain-lain. Dalam hal ini perbaikan dilakukan segera
sebelum terjadi kerusakan yang lebih fatal. Biaya perbaikan dan mesin/equipmen  tidak 
beroperasi  dapat  diminimalkan dibandingkan dengan perbaikan mesin yang sama tetapi
dilakukan setelah mesin itu rusak total.
b)   Sistim   pemeliharaan   pabrik   meliputi    rencana   inspeksi   dan  perbaikan  secara periodik.
(periode inspeksi dan perbaikan dapat berbeda tergantung pada tipe    mesin   dan   penting   
tidaknya   pencegahan    kerusakan   tersebut)  dengan   perbaikan
pabrik  atau  ramalan  kerusakan  mungkin  hingga dapat  diketahui perlu tidaknya dilaksanakan
pekerjaan perbaikan  sebelum  kerusakan yang lebih serius terjadi.
c)   Aspek yang terpenting  dari  pemeliharaan  rutin  adalah dapat diramalkannya 
umur mesin/equipmen tersebut.
d)   Pendeteksian  keadaan  yang  tidak  normal  pada  mesin/equipmen sedini  mungkin   dilakukan  
oleh  group    inspeksi   yang   berada   dibawah   bagian pemeliharaan.  Tetapi  bantuan  dan 
laporan  dari orang  orang  group  produksi  akan  sangat  membantu  bagian  pemeliharaan, 
hingga   dapat   dibuat   perencanaan  yang  optimum.  Group  perencanaan  dan  inspeksi adalah 
merupakan  bagian  dari sistim pemeliharaan rutin. Group ini melakukan pemeriksaan rutin
pada  mesin-mesin  dan equipmen  dan  pada saat pembongkaran
mesin,    menyiapkan    inspeksi    dan    membuat   rencana   perbaikan,    termasuk
pengontrolan  dan  pengembangan teknis dari equipmen tersebut.
e)   Jika    pembongkaran    pabrik    yang    tidak   diharapkan   dan   kerusakan  mesin/
      equipmen  berkurang atau turun,  kebutuhan  jumlah  operator dan  pergantian  tugas 
jaga mesin akan berbeda pada tingkatan ini. Pengurangan  kemungkinan  kerusakanmesin/equip
men   merupakan   tujuan   yang   paling    dari    pemeliharaan   sistim  preventiv,  tetapi 
kemajuan  perkembangan  bahan/ peralatan tidak   sejalan denganperkembangan  pemeliharaan 
sistim  preventiv. Sistim  pemeliharaan  ulang (corrective maintenace)   berikut   ini   untuk   
mengatasi   masalah   tersebut.  Bila pemeliharaan  rutin  dilaksanakan dengan  baik,  maka 
beberapa  mesin cadangan yang ada akan menganggur/tidak terpakai  karena  umur mesin akan 
bertambah panjang    hingga   perbaikan   hanya   perlu   dilakukan   pada   saat   
dilakukannyapembongkaran  mesin - mesin skala besar dipabrik tersebut (turn around), maka
mesin-mesin boleh ditiadakan yang artinya akan mengurangi biaya perawatan.
f)   Data dan informasi  sehubungan dengan inspeksi dan perbaika mesin/equipmen   
       akan terekam dengan sistimatis dan  ini merupakan  data dasar  untuk  merumuskan  rencana –
rencana   pemeliharaan  selanjutnya  dan   peningkatan  fasilitas   yang  dilakukan oleh bagian
perencanaan dan inspeksi. Data ini merupakan masukan yang sangat akurat untuk bagian
pergudangan  yang mengurusi suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan rutin.
g)  Dengan memakai sistim pemeliharaan rutin ini tenaga  kerja  pemeliharaan harian dapat dikurangi
hingga 60%  dibandingkan sistim pemeliharaan breakdown.
h)   Pengembangan ilmiah  dari  pemeliharaan produktif  pada  tahun-tahun yang    lalu berdampak
terhadap sistim pemeliharaan rutin yang menggunakan   konsep   tero-teknologi. Jika
kita pertimbangkan umur dari seluruh mesin-mesin yang  ada dalam pabrik pertama konsruksi
pabrik harus disertai dengan studi  kelayakan  kemudian  baru  pabrik  itu  dibangun, dan
kemudian  baru  mulai produksi komersialnya. Kegiatan produksi harus dijaga tetap stabil
setiap saat, jika produksi menurun maka pasar akan terganggu, dan juga jika  biaya  produksi 
tinggiakan kalah bersaing dengan pabrik -pabrik yang masih baru. 
Maka  pabrik tersebut harus diganti atau di modifikasi secara mendasar. Pendekatan  ilmiah yang
menghasilkan kembalinya modal secara maximum tenaga  kerja  dan  bahan-bahan yang dibuat
di pabrik tersebut merupakan tero-teknologi.
i)   Aspek-aspek yang penting dari tero-teknologi adalah sebagai berikut:
      - Umur pabrik yang direncanakan dan teknologi yang dipakai pada  pabrik tersebut, 
        ditentukan oleh siklus produksi, kecepatan penyerapa teknologi  baru,  dan
sumber        daya  manusia  yang  menjalankan  teknologi  ini. Umur  pabrik     mungkin   tidak 
         panjang  seperti  pabrik  percobaan  yang  mana dibangun dan  dijalankan    hanya untuk
beberapa tahun saja. Ada pabrik-pabrik yang dapat beroperasi    hingga 50
tahun. Umur  pemakaian  pabrik  yang   berbeda   merupakan   faktorfaktor    yang penting  
untuk    menentukan perencanaannya dan sistim pemeliharaan    mana yang cocok dan terbaik
untuknya.
-   Type  dan  kesulitan  pemeliharaan  dari  suatu  secara  mendasar  ditentukan  oleh proses asli
dan perencanaan mekanik dari pabrik  tersebut. Walaupun sistim   teknologi   pemeliharaan
yang  tercanggih  dipakai,  ini  belum  tentu dapat    menghilangkan    atau   mengurangi  
masalah   masalah  tertentu    bila   kondisi   proses   tidak  sesuai  dengan 
bahan  bahan   konstruksi   pada   saat pabrik    tersebut    dibuat,   juga    bila     perencanaan  
tata   letak   pabrik   tanpamempertimbangkan  pekerjaan   lapangan   pemeliharan.   Pengalaman
sangat  dibutuhkan   dan   juga teknologi  pemeliharaan  merupakan hal-hal yang harus
dipikirkan sebelum merencanakan pabrik.
     - Biaya     pembuatan     atau    modal    awal    dapat    dikurangi    bila    bahagian pemeliharaan
dapat memberikan informasi- informasi  yang baik tentang masalahmasalah   mesin/equipmen, 
pemasangan unit–unit cadangan dapat dibuat secara   optimal.  Selanjutnya  dilakukan   
standarisasi   jenis   mesin   dan    suplier    dan   juga  meningkatkan   mutu   barang  
tanpa    menambah   biaya   hingga  modal dapat  dihemat dan juga biaya-biaya  pemeliharaan
selanjutnya.

3. 4. 3 Sistem pemeliharaan ulang  (corrective maintenance).

a)  Setelah  beberapa  tahun pemeliharaan rutin  dilaksanakan di pabrik,  dari  data –data inspeksi 


yang  dilakukan  rutin  maka  bisa umur  dan  biaya  pemeliharaan dari   masing -  masing 
mesin/equipmen  dapat   dikurangi.  Dari  informasi  ini  kitadapat  menentukan  prioritas  unit
mana  yang  harus  segera diperbaiki. 
b) Bagian  inspeksi  dan  perencanaan,  bekerja  sama  dengan  bagian    produksi     dan pekerja  
lapangan   akan   menginformasikan  kondisi  masing - masing  mesin dan   equipmen dengan
cara sebagai berikut :
      -  bagaimana perencanaan aslinya, kapasitas dan apakah kinerja berubah setelah masa  perawatan
yang lama, suku cadang mana yang mudah rusak,
-     adakah cara lain untuk mencegah kerusakan tersebut,
-     mencari  dimana  letak  permasalahan  dari  sistim  tersebut  menetapkan  umur
dari mesin mesin dan equipmen untuk  menangkal  munculnya masalah yang lebih besar.
c) Selanjutnya  data-data  perbaikan  dan  pemeriksaan  yang akan  memungkinkan  kitamendeteksi
kemungkinan  terjadinya  kerusakan   dan   mempersiapkan  kerja  untukjenis 
kerusakan tersebut, akan menghasilkan prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan
waktu yang   dipakai        untuk pekerjaan tersebut.
d) Sifat-sifat  yang  menonjol  dari sistim  pemeliharaan ulang adalah effisien  serta eratnya
hubungan diantara bagian perencanaan, bagian inspeksi dan para pekerja
seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia, dan lain lain.  Disini  masalah yang muncul dilapangan 
dapat diatasi  berkat adanya kerja sama    dari  seluruh  bagian-bagaian
yang ada dipabrik. Meminimalkan   frequensi   kerusakan  pabrik  setiap bulan  dapatdengan 
cara   menjaga   kualitas bahan, memodifikasi rancangan mesin, proses dan lain-lain.
e) Informasi dari penyedia barang  (supplier) mengenai barang-barang/bahan yang terbaru, ini
akan  sangat  perencanaan  selanjutnya  tetapi  pemakaian  bahan-bahan  ini  harus kita  mengerti 
benar dan disesuaikan dengan keperluan dasar pabrik.
f)  Tugas dari  seorang insinyur begian pemeliharaan tidak hanya sebatas merawat mesin  dan 
equipmen   yang    ada   saja.   Tugasnya   adalah    memaximumkan keuntungan    pabrik  
dengan    mengurangi    jumlah     kerusakan      mesin    dan  equipmen   dan   juga   mengurangi 
biaya   pemeliharaan,  ini  dilakukan  dengan  mempelajari  atau   mengembangkan teknologi
yang terbaru.
g) Konsep  pembiayaan  pada  pengembangan  bahan  untuk  suku  cadang   mesin   atauequipmen
tertentu adalah sangat penting dan orang yang ahli bahan harus  dengan   bahagian
pemeliharaan.   Awalnya  pada  pemeliharaan  ulang, tenaga kerja tambahan  dan
penanaman modal  diperlukan, tetapi modal   tersebut  akan  kembali dalam  waktu  yang 
singkat  dengan  dinaikkannya  pelayanan,  bertambahnya penurunan  kerusakan,  terjadinya
penurunan  biaya  perbaikan, serta bertambah panjangnya umur dari fasilitas-fasilitas tersebut.
h) Dewasa ini kebanyakan pabrik-pabrik mengikuti konsep terbaru yaitu pabrik besar yang terpadu
di dalam satu lokasi, hingga tidak diperlukan lagi mesin-mesin atau equipmen cadangan, disini
kondisi masing-masing mesin/equipmen sangat terjamin, ini disebabkan karena  pemeliharaan 
ulang dijalankan. Tenaga kerjauntuk   pemeliharaan   harian   dapat   ditekan   hingga    50%  
dibandingkan    sistim pemeliharaan breakdown.

3. 4. 4 Sistim pemeliharaan produktif 


a) Sistim pemeliharaan yang telah diuraikan di atas mempunyai asumsi dasar, bahwa makin tinggi
effisiensi makin tinggi keuntungan yang akan diperoleh,   bila  effisiensi  
yang  tinggi  tadi  tidak  membawa  keuntungan  yang diinginkan, maka konsep   baru dari  
sistim   pemeliharaan  perlu  dipikirkan, dibawah kondisi ini konsep baru mungkin diperlukan:
    - bila produksinya maximum, hingga pasar tidak dapat membelinya,
    - pabrik  pabrik  tertentu  tidak  memerlukan  pemeliharaan yang  rutin, seperti  pabrik
      lem, misalnya,
    - jika suatu pabrik didirikan pada daerah komplex industri dimana fasilitas-       fasilitas
penunjangnya telah disediakan, maka dalam hal ini fasilitas -       fasilitas penunjang untuk
pabrik kita bisa lebih lagi.
b) sistim    pemeliharaan   yang   baik   adalah  berbeda  untuk  masing - masing   pabrik    karena
masing-masing pabrik berbeda pemakaian bahan dan energinya.
c) sistim pemeliharaan dimulai dengan mengoptimumkan sistim pemeliharaan itu   sendiri berkait
dengan beberapa kondisi yang dialami oleh pabrik tersebut, ini   adalah   konsep  pemeliharaan 
produktif.  Pengurangan  kerusakan   yang   tidakdiingini    merupakan   elemen     yang  
sangat     penting  bagi   semua  tipe   sistim,pengurangan  ini dapat  diperoleh   dengan
teknologi  yang mampu mengidentifikasi umur mesin dan equipmen tanpa harus mesinnya
dibongkar.
d) kerjasama   yang   baik    diantara   bahagian    perencanaan,   bahagian   inspeksi  dan
bahagaian   produksi   harus  dijaga    untuk  mengoptimumkan   sistim  yang dipakai  pada
pemeliharaan  produktif. Tujuan dari pemeliharaan  atau  perencanaan lain adalah   untuk
merencanakan  pemeliharaan dari masing- masing  fasilitas  yang  ada sesuai dengan umur masa
pakainya untuk  mengurangi biaya pemeliharaan tahunan, dengan cara pendekatan inspeksi dan
pekerjaan perbaikan  pada waktu diadakannya pembongkaran pabrik tahunan atau pemeliharaan
yang lain-lain.
e) optimisasi   perencanaan  biaya   pemeliharaan   untuk  pekerja  lapangan   pada   saat
    pembongkaran  pabrik  dan  pekerjaan  pemeliharaan  harian dapat dievaluasi langsung melalui
sifat-sifat dari pabrik.
f) keperluan memasang mesin cadangan/equipmen ditentukan oleh hasil dari   konsep  pemeliharaan
produktif. Biaya tambahan  untuk  unit-unit cadangan   dapat  ditentukan  dengan
membandingkan biaya investasi dengan uang yang  kembali  dalam  memakai  sistim
pemeliharaan   rutin untuk  seluruh mesin yang  ada dalam pabrik tersebut.
g. secara umum mesin-mesin atau equipment yang mahal diharapkan dapat  berjalan secara rutin
pada masa-masa pemeliharan tersebut, hingga mesin-mesin atau unit-unit cadangan dapat
ditiadakan.

3. 5 Instruksi Umum Manajemen Perawatan


3. 5. 1 Pentingnya pekerjaan pemeliharaan industri
a. Produksi  yang  tinggi  dari  beroperasi  industri  secara   kontinyu dan  pada kapasitas
    penuh   akan   menghasilkan  keuntungan  tidak   saja   untuk  industri  itu sendiri  tetapi   juga  
keuntungan   bagi   industri-industri   lainnya  yang   berada  dalam satu
    komplek tersebut.  Misalnya   pabrik  pabrik  kimia   yang  bersekala besar  yang merupakan
induk beberapa  pabrik dalam satu komplek yang modern, kerusakan atau operasi yang tidak
maksimum  pada  suatu  industri  dalam  komplek  tersebut  akan  menyebabkan  kehilangan
produksi yang besar secara total dari komplek  itu, yaitu bila  produksi menurun maka bahan
baku akan berlebih dan rusak.  Dari  masalah  ini orang yang  terlibat  pada  operasi  industri 
harus  berusaha
    dengan segala upaya agar  menjaga dan merawat kesinambungan dari beroperasinya pabrik.
b. Untuk    mendapatkan   kondisi  operasi   industri   yang   optimal  maka  fakto- faktor
berikut ini penting: 
      - memastikan kapasitas industri sesuai dengan perencanaan dan jugaperawatannya,
     - menjaga kesinambungan operasi dan perawatan,
     - mengefesiensikan operasi dan perawatan,
Industri pengolahan petro kimia, atau industri pupuk berskala besar dimana pada
produksi harian sangat dipengaruhi oleh keadaan bahan baku dan produktifitas dari industri-
industri hilirnya seperti pabrik ethylene, pabrik mesin, pabrik pupuk, pabrik penyediaan air
minum dan banyak lagi pabrik-pabrik kimia lain. Bila kondisi operasi tidak normal terjadi dalam
pabrik tersebut, maka keseimbangan dari seluruh pabrik-pabrik yang ada dalam komplek tersebut
akan terganggu dan pendataan harus dilakukan kembali untuk memperbaiki keseimbangan
produksi dan juga penyediaan bahan baku. Maka sedikit-dikitnya 330 hari operasi adalah yang
sesuai untuk pabrik-pabrik normal dan perencanaan pembongkaran tahunan diperlukan sedikit-
dikitnya setahun sekali, sekalian pembersihan kiln dapat memastikan efisiensi pabrik dan
memeriksa peralatan, dan juga mesin-mesin.
Pelatihan yang berkesinambungan pada bagian perawatan industri adalah hal penting
untuk mendapatkan pengalaman dan mengumpulkan informasi untuk merencanakan perawatan
pabrik yang lebih sistimatis. Secara umum pekerjaan perawatan dikatagorikan dalam dua cara
sebagai berikut :
a.       Perawatan setelah terjadi kerusakan (breakdown maintenance).
Pemeliharaan  breakdown    ini  meliputi perbaikan  atau  modifikasi dari equipmen dan ini dilakukan
setelah terjadi kerusakan saat operasi.
b.      Perawatan rutin (preventive maintenance).
Perawatan rutin ini dilakukan    dengan mengontrol dan merawat equipmen sehingga tidak terjadi
kerusakan atau  berubah fungsinya mesin-mesin tersebut. Disini terlihat bahwa
metode   pemeliharaan yang kedua adalah lebih ekonomis dari pada metode yang   pertama,
karena pada metode yang pertama kemungkinan kerusakan mesin  sangat besar sekali dan tidak
dapat diramalkan. Jadi sangatlah dianjurkan  untuk     memeriksa  setiap  equipmen  tanpa  harus
mempersoalkan apa pemeliharaan  preventive atau breakdown ini bergantung pada keperluan
produksi. Jadi catatan     perawatan/pemeliharaan yang rinci dan laporan-laporan dari masing-
masing equipmen     harus diperiksa secara hati-hati hingga kita mempunyai waktu yang sesuai
untuk     memperbaiki atau menggantinya. Untuk tujuan ini, kondisi operasi dari masing- masing
mesin dan equipmen harus difahami sepanjang waktu dengan melakukan pemeriksaan rutin, dan
menjaga operasi pabrik  berjalan secara kontinyu. 

3. 5. 2 Produktifitas tahunan yang tinggi


Untuk mendapatkan produktifitas tahunan yang tinggi, maka kelangsungan operasi
sepanjang tahun harus dijaga. Maka seluruh jajaran manajemen harus meningkatkan teknik-
teknik pengawasan industri dan memberikan pelatihan pada para pekerja sehubungan dengan
teknik-teknik perewatan/pemeliharaan dan operasi. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
untuk mendapatkan operasi dan pemeliharan yang baik pada suatu industri adalah sebagai
berikut:
a. Organisasi dan sistimatisasi dari pemeliharaan industri dan operasinya,
b. Pengawasan operasi industri,
c. Pengawasan pemeliharaan industri,
d. Pengawasan keselamatan kerja,
e. Pengawasan pergudangan (suku cadang, bahan, bahan kimia pelumas),
f. Pengawasan biaya (produksi, pemeliharaan),
g. Pengawasan personal (pekerja).

3. 5. 3 Menjaga kapasitas produksi pabrik.


Orang-orang  yang  terlibat  dalam  bahagian  pemeliharaan  mempunyai tanggung jawab
untuk menjaga kapasitas industri tetap (tidak naik turun), maka bahagian pemeliharaan harus
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. mencatat dan menganalisa data-data sejarah pemeliharaan,
b. membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan,
c. menganalisa keadaan tidak normal dari equipmen atau unit-unit yang ada,
d. rapat harian dengan bahagian produksi,
e. kerjasama dengan bahagian produksi, f. memeriksa   
dan    melaporkan  pemakaian    dan    bahan  bahan  pemeliharaan (suku   cadang, bahan, dan
pelumas),
g. menganalisa pemakaian bahan tersebut,
h. merencanakan program pemeliharaan dan skedul,
i.  mencatat semua kegiatan inspeksi, perbaikan, dan pekerjaan memodel kembali, j.  memodifikasi
buku-buku petunjuk inspeksi, pemeliharaan dan perbaikan, dan k. memeriksa effisiensi
equipmen dan unit-unit.
Perlunya   pekerjaan   pemeliharaan   pada   mesin/peralatan   bertujuan   untuk
mengurangi biaya  produksi antara lain:
a. Manajemen dari perusahaan dalam industri secara terus menerus berusaha untuk mengurangi
biaya-biaya produksi. Beberapa pengurangan dari biaya produksi dapat dilakukan dengan
mengurangi biaya tetap atau biaya yang lain-lain dari biaya produksi itu sendiri.
b. Pegurangan biaya lain-lain dapat diperoleh dengan memaksimalkan pemakaian bahan mentah
dan bahan-bahan pendukung lainnya. Untuk mengurangi biaya-biaya lainnya langkah-langkah
berikut  perlu diperhatikan:
   - minimalkan pembongkaran mesin-mesin yang ada dalam pabrik tersebut,
   - jaga produksi agar tetap pada produksi puncak,
   - kembangkan  teknik-teknik  baru  dan  minimalkan  pengeluaran-pengeluaran  yang tidak perlu.
Sebaliknya langkah-langkah untuk mengurangi biaya-biaya tetap adalah sebagai berikut:
a. minimalkan  biaya-biaya  pemeliharaan  termasuk biaya pekerja  untuk  pemeliharaan   tersebut,
b.    minimalkan biaya operator mesin, dan
c.    minimalkan biaya-biaya pekerjaan lembur.

3. 5. 4  Hal-hal yang penting dalam manajemen pemeliharaan.


a. Frekuensi kerusakan dan pengeluaran biaya untuk perbaikan termasuk upah. Secara umum,
penurunan kerusakan akan mengakibatkan naiknya eksistensi pabrik dan makin berkurangnya
pembiayaan untuk perbaikan.
b. Untuk meminimalkan kerusakan pada pabrik, item-item yang dipilih harus benar-benar penting
dan jika salah dapat berakibat fatal untuk keseluruhan industri tersebut. Setelah memilih item
tersebut maka target selanjutnya adalah untuk melaksanakannya. Biaya tambahan yang dipakai
untuk peningkatan industri akan menghasilkan pengembalian modal yang pasti, dan juga
mengurangi biaya-biaya lain untuk jangka waktu selanjutnya.
c. Penaksiran biaya-biaya pemeliharaan.
Defenisi 'M' Biaya pemeliharaan, selama pemeliharaan itu dilaksanakan.‘T’ Biaya,pemeliharaan
sepanjang tahun. M/T dapat bervariasi diantara 10 sampai 60% bergantung pada tipe pabriknya.
Perbandingan optimum dari masing-masing industri ditentukan berdasarkan pertimbangan biaya
perawatan yang terendah.
d. Keuntungan melakukan pekerjaan sebanyak mungkin pada saat pembongkaran pabrik tahunan.
Teknologi equipmen dan mesin-mesin dewasa ini memungkinkan mesin atau equipmen tersebut
beroperasi selama setahun tanpa harus diadakan pembongkaran, mempertimbangkan fakta ini
dan juga kehadiran dari banyaknya industri kimia, petro kimia, pabrik-pabrik  pendukung,
industri penyulingan dan industri-industri lain, cara yang paling mungkin untuk meningkatkan
kinerja industri adalah dengan melakukan pengawasan total dan perbaikan seluruh equipmen dan
mesin-mesin pada saat diadakannya pembongkaran pabrik tahunan. Anggap bahwa prosedur
perbaikan dan pemakaian bahan tidak mengalami kesalahan, maka industri tersebut harus dapat
berjalan setahun penuh tanpa harus membongkar mesin. Kerusakan dan perbaikan yang terjadi
sebelum tiba saatnya pembongkaran tahunan bisa disebabkan oleh kesalahan pada waklu
perbaikan, kesalahan bahan, atau terjadinya kecelakaan pada wakru operasi. Pekerjaan
modifikasi yang besar dapat dilakukan pada saat pembongkaran tahunan industri, dan harus
direncanakan dengan baik jauh-jauh hari, maka pekerjaan tersebut tidak memerlukan hari kerja
tambahan. Selanjutnya, efektifitas kerja dari para mekanik harus tinggi selama dilakukannya
pembongkaran industri tahunan tersebut. Jadi bisa dikatakan jika pada saat-saat operasi industri
normal mekanik bekerja dengan efektifitas 30%, maka pada saat pembongkaran tahunan
efektifitasnya harus dinaikkan sampai dengan 70%.  Ini dapat terjadi karena waktu yang
diperlukan untuk  persiapan, memastikan keselamatan kerja, memeriksa daerah-daerah yang
berbahaya dan lain-lain akan makin berkurang. Maka jika kita anggap jumlah pekerjaan pada
tahun-tahun sebelumnya sama, tetapi total jumlah pekerja dapat kita kurangi jika kita tumpukan
pekerjaan-pekerjaan tersebut pada saat dilaksanakannya pembongkaran tahunan.
e. Memperpanjang umur industri dan meramalkan kerusakan-kerusakan yang akan terjadi. Konsep
dari perawatan tergantung pada umur yang diharapkan dari masing-masing industri atau fasilitas
dan euipmennya. Bila umur yang diharapkan dari pabrik tersebut pendek, maka konsep optimum
perawatannya akan berbeda. Meningkatkan kemampuan teknik dan meningkatkan kualitas bahan
untuk meminimalkan kerusakan rasanya tidak diperlukan jika pabrik tersebut akan ditutup dalam
waktu yang singkat.
f. Data dan pengumpulan informasi, data yang dikumpul dari pabrik secara harian, periodik,
tahunan merupakan dasar informasi untuk sistim pemeliharaan yang baik. Data teknik, gambar-
gambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah yang penting. Aspek yang
terpenting dari pengumpulan dan penyimpanan data adalah terorganisasinya seluruh sistim
dengan baik. Data yang dikumpul oleh bahagian pemeliharaan akan sangat berguna kepada
bagian-bagian lain seperti bagian produksi, pergudangan, proyek dan lain-lain. Jika ada
pengembangan atau penemuan-penemuan baru harus segera diinformasikan ke bagian-bagian
lain untuk memastikan pengadaan barang yang terbaik pada bahagian pembelian dan bahagian
keuangan. Semua data-data pembongkaran pabrik tahunan termasuk keuangannya dilaporkan
pada bahagian-bahagian yang bertanggung jawab untuk menyusun dan merencanakan biaya
perbaikan selanjutnya. Yang paling penting rencana pengembangan harus diperlihatkan pada
bahagian produksi dan bahagian teknik agar bahagian ini dapat memberi komentarnya. Usulan
untuk merubah tata cara perbaikan atau syarat-syarat teknisi harus disiapkan dan didiskusikan
dengan penyelia (supervisor) yang bertanggung jawab pada bidang tersebut.
g. Pengawasan pekerjaan pemeliharaan harus merupakan suatu pekerjaan yang terintegrasi. Aliran
kerja sejak mulai dari pemeriksaan, perbaikan, pengawasan kerja dan pengawasan kinerja mesin
sebaiknya  ditanggung  oleh seorang pekerja. Ini akan memberi effek untuk lebih effesiennya
pekerjaan untuk menghasilkan operasi pabrik yang baik.

3. 5. 5 Tugas-tugas pemeliharaan
Tugas   dalam    pemeliharaan    dapat   berupa   tugas   langsung,  yang   pada dasarnya
sebagai berikut :
a) perencanaan dan penugasan,
b) pemeriksaan dan pengawasan, 
c) pengawasan bahan,
d) pekerjaan lapangan dan bengkel.

Tugas - tugas    yang   disebutkan   di  atas    dapat    dibagi   dalam    spesialisasi 


dan tanggung jawab dari masing-masing tugas adalah:
1. Perencanaan dan penugasan
- menerima dan mengumpul semua permintaan-permintaan kerja,
- mendaftarkan dan mengklassifikasikan semua permintaan -  permintaan kerja  yang  di  terima,
- menyiapkan permintaan-permintaan kerja pemeliharaan tersebut,
- mempelajari  dan   membuat  pembagian  kerja,  dan  penempatan  pekerja   pada lokasi  yang
sesuai,
- menyiapkan dan membuat perintah-perintah kerja,
- mengecek dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan,
- menyetujui  semua  permintaan  kerja  di atas  dan  juga  permintaan-permintaan     kerja harian,
- memonitor semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan juga kemajuannya,
- mengecek laporan dari pekerjaan yang sudah selesai,
- menerima dan menyimpan  jam kerja  yang   sebenarnya  dan  juga  catatan   equipmen yang ada
di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai,
- melaporkan  pada bagian gudang  perubahan pemakaian suku cadang,  bahan habis pakai, dan
pelumas yang dipakai pada pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan,
- menerima dan menyimpan laporan status bahan  dan  permintaan  pembelian  bahan dari bagian
gudang,
- menyiapkan, menjaga  dan  mengatur  rencana  untuk  perbaikan  pemeliharaan    atau
pembongkaran secara besar-besaran,
- menjaga kestabilan dan mengkoordinasi biaya pemeliharaan tahunan,
- menganalisa kinerja pemeliharaan keseluruhan,
- menyiapkan dan  menyetujui laporan-laporan, mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari
equipmen dan fasilitas nyakepada orang-orang teknik.
2. Pemeriksaan dan pengawasan.
Untuk  pernbongkaran  mesin  yang  dilakukan  secara  regular  atau  periodik perlu:
- siapkan, jaga dan pertimbangkan kembali program-program pembongkaran mesin periodik atau
regular, pemeriksaan atau bahan khusus dari bahagian teknikal atau perencanaan sangat
diharapkan,

- siapkan, laksanakan pemeriksaan dan permintaan pembongkaran mesin di bengkel,


- menerima permintaan pemeriksaan dari bagian produksi dan dari bagian-bagian lain yang terkait,
siapkan, laksanakan pekerjaan- pekerjaan pemeriksaan dan laporkan pemerikasaan itu kepada
bagian yang memerlukannya,
- siapkan dan laksanakan langkah-langkah awal dari masing-masing pekerjaan pemeliharaen dan
perbaikan, juga siapkan laporan akhir  pemeriksaan dan masing-masing pekerjaan pemeliharaan
tersebut,
- buat saran yang diperlukan kepada bahagian perencanaan dan bengkel sehubungan dengan
tatacara perbaikan equipmen yang adadi pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai,
- buat tata cara atau aturan pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan darurat dan  pembahagian
kerjanya,
- buat aturan pemeriksaan equipmen dalam keadaan darurat,
- siapkan laporan pemeriksaan,
- siapkan dan simpan catatan kerusakan-kerusakan mesin untuk semua equipmen  dalam pabrik
catat  item-item  pemeliharaan  yang  besar-besar  dari  equipmen  dan   sistim pepipaan,
- analisa dan sarankan tatacara pemeliharaan yang sesuai berdasarkan catatan  data-data dari
mesin-mesin tersebut,
- minta dan terima bahan-bahan yang dipakai pada sewaktu pemeriksaan  dilakukan dan juga
bahan habis pakai,
- pelajari dan  usulkan  perbaikan  atau  modifikasi  peralatan  industridan fasilitas-  fasilitasnya, agar
lebih baik sesuai dengan yang diperlukan oleh bagian teknik,
- pelajari dan buat rencana pemeriksaan tahunan dan jaga biaya pemeriksaan tahunan agar tetap
stabil untuk pemeliharaan yang regular, perbaikan mesin dan pembongkaran tahunan,
- analisa semua hasil-hasil pemeriksaan dan buat laporan-laporan inspeksi dan saran-saran, untuk
pemeriksaan yang khusus artinya seperti pemeriksaan-pemeriksaan tanpa merusak/menghentikan
jalannya mesin seperti, analisa getaran, pemeriksaan oli, pemeriksaan tali kipas dan bahan dan
lainnya,
- siapkan,  jaga  dan  pikirkan  kembali  rencana-rencana  pemeriksaan  khusus dan   tata caranya,
- menerima permintaan pekerjaan khusus, laksanakan pekerjaan- pekerjaan tersebut dan laporkan
hasilnya bagian perencanaan, bagian pemeriksaan, bagian produksi dan bagian-bagian lain yang
berhubungan,
- pelajari dan siapkan  saran-saran  untuk pemeriksaan khusus kebahagian  perencanaan,
pemeriksaan bengkel dan lain-lain,
- pelajari dan siapkan tata cara pemeriksaan khusus dalam keadaan darurat,
- rencanakan dan buat tata cara pemeriksaan khusus untuk equipmen pabrik dan  fasilitas nya,
- meminta dan menerima bahan-bahan dan bahan habis pakai,
- merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga   agar  biaya
pemeriksaan tahunan tetap stabil,
- analisa semua hasil-hasil pemeriksaan khusus,
- jaga dan tingkatkan kemampuan teknik dari para pekerja,
- menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru dan yang lama.

3. Pengawasan bahan.
- pelajari, rencanakan, dan laksanakan tatacara pengawasan bahan dari suku  cadang, bahan habis
pakai, pelumas yang diperlukan pada pemeliharaan ditinjau dari metode statistik untuk semua
pemakaian bahan,
- menerima dan memeriksa semua permintaan - permintaan bahan untuk pemeliharaan dan
pekerjaan-pekerjaan perbaikan dari bahagian perencanaan  dan pemeriksaan, beberapa
permintaan bahan mungkin dapat disetujui oleh  bahagian lapangan atau bahagian bengkel,
- menerima dan mempelajari kembali catatan-catatan permintaan hariandan bulanan dari bahagian
pergudangan,
- menerima dari  bahagian  gudang perintah  pembelian suku cadang, bahan habis pakai, pelumas
dan bahan-bahan lainnya,
- mempelajari dan menyiapkan spesifikasi bahan, dan permintaan pembelian bahan untuk suku
cadang yang baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain-lain, atau pergantian suku cadang, bahan
habis pakaidan pelumas. mensyahkan permintaan pembelian bahan dan juga spesifikasi bahan
tersebut,
- memberi nasihat pada bahagian bengkel yang mengerjakan perbaikan suku  cadang, pabrikasi
dan juga modifikasi,
- menyimpan spesifikasi teknik dan informasi-informasi pasar yang  menjual  bahan-bahan yang
terbaru,
- tinjau dan pertimbangkan kembali agar simpanan suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas
seminimum mungkin ada di gudang. Juga tinjau kembali jumlah dari pesanan bahan,
- tinjau dan rubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas.
4. Pekerjaan lapangan
Yang dimaksud dengan pekerjaan lapangan adalah pekerjaan  seperti pembersihan,
penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin, pekerjaan modifikasi dilapangan antara lain:
- menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja dan pembagian kerja dari bahagian
pemeriksaan dan perencanaan,
- mempelajari dan menyiapkan tatacara pekerjaan secara detail dan perintah-perintah kerja yang
diperlukan,
- bagikan, atur dan koordinasikan semua pekerjaan yang diterima dan bahagian perencanaan dan
pemeriksaan,
- alokasikan para pekerja pada masing-masing pekerjaan,
- siapkan dan minta ijin masuk  ke pabrik,  ijin bekerja di mesin-mesin yang  berbahaya, dan ijin
keselamatan kerja dari bahagian produksi,
- terima semua ijin-ijin tersebut dari bahagian produksi,
- terima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan-bahan lain yang  diperlukan dari
bahagian gudang,
- buat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai,  pelumas dan juga
bahan lain yang diperlukan,
- siapkan dan hantar semua yang diperlukan, seperti suku cadang, bahan habis pakai, bahan-bahan
lain, peralalan dan fasilitas-fasilitas kelapangan,
- minta pemeriksaan yang sudah selesai disyahkan oleh bahagian pemeriksaan,
- untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel, listrik, atau
instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang bahagiannya paling banyak
jenis pekerjaannya,
- hitung dan jumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap pekerjaan,
- jumlahkan dan simpan semua jam kerja dan buat jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan dari
masing-masing pabrik
5. Pekerjaan bengkel.
Pekerjaan bengkel meliputi penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin dan pekerjaan-
pekerjaan pabrikasi seperti:
- merencanakan, melakukan, dan mengawasi program pemeliharaan di dalam  bengkel dan
menjaga peralatan-peralatan termasuk suku cadang, bahan  habis  pakai,
- menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja, pembagian tugas pada equipmen,
sistim perpipaan, fasilitas kantor, kenderaan dan fasilitas-fasilitas lainnya,
- membagi, mengatur dan mengkoordinasi semua pekerjaan-pekerjaan yang ada dibengkel sesuai
dengan permintaan kerja,
- merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan seperti pembongkaran mesin,
pemeliharaan dan pembongkaran pabrik tahunan,
- merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan darurat,
- menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan- bahan lain yang
diperlukan dari bahagian gudang,
- mempelajari dan menyiapkan permintaan-permintaan bahan tambahan seperti suku cadang,
bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lainnya bila diperlukan,
- siapkan laporan perbaikan dan laporkan ke bahagian yang bertanggung jawab,
- hitung dan jumlahkan jumlah jam kerja total dan biaya bahan habis pakai untuk  masing-masing
pekerjaan,
- jumlahkan, klassifikasikan dan buat  laporan  jumlah  jam  kerja   yang sebenarnya dalam
sebulan untuk semua pekerjaan,
- pelajari, tingkatkan catatan-catatan pekerjaan harian tersebut.
Bagian-bagian yang mempunyai hubungan dalam pemeliharaan adalah:
a. produksi,
b. teknikal,
c. keselamatan kerja,
d. gudang,
e. pembelian, dan
f. keuangan.
Dari semua yang tersebut di atas mempunyai tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah
sebagai berikut :
a. Produksi
- mengawasi kondisi operasi pabrik, menentukan dan meminta pekerjaan pemeliharaan dengan
berkonsultasi pada bagian-bagian lain yang terkait,
- mensyahkan permintaan-permintaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan  pekerjaan
pengawasan,
- memastikan  semua  persiapan  untuk  kerja  pemeliharaan berjalan  baik dan  memberi ijin
masuk pabrik, ijin masuk kedaerah berbahaya, dan keselamatan karja untuk kerja-kerja
pemeliharaan,
- melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk merawat seperti mengisolasi, mencuci
equipmen dan pipa-pipa, juga melakukan analisa keselamatan kerja,
- memintakan pada bagian keselamatan kerja orang yang ahli pada menyiapkan pekerjaan-
pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan,
- teliti dan bantu para pekerja saat mereka melakukan pekerjaan lapangan,
- terima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan lakukan pengetesan ulang,
- tanda tangani dan syahkan laporan pekerjaan yang sudah selesai tersebut.
b.Teknikal
Menerima informasi-informasi secara periodik, pekerjaan modifikasi, dan biaya-biaya
pemeliharaan dari bagian perencanaan pemeliharaan, semua informasi tersebut:
- pelajari   hal- hal  yang  dapat  meningkatkan  efisiensi  operasi  industry  dan   dapat
menurunkan waktu, biaya dari pemeliharaan,
- pelajari dan siapkan modifikasi industri melalui penyelidikan seperti yang disebutkan pada
item diatas dan dengan mengadakan diskusi-diskusi diantara bagian-bagian yang terkait,
- simpan data-data teknik dari semua mesin-mesin industri dengan baik,
- selidiki dan jaga informasi-informasi terakhir dari teknologi produksi dan pemeliharaan.
c. Keselamatan Kerja.
- jaga keselamatan kerja pada saat berada diindustri khususnya pada daerah  daerah yang
berbahaya dan mudah terbakar, dan patuhi larangan-larangan yang ada dan pastikan bekerja
secara aman,
- siapkan  dan  beri peringatan - peringatan  keselamatan pada masing-masing equipmen termasuk
untuk  kerja pemeriksaan, sebelum  pekerjaan dimulai,
- pelajari dan buat saran untuk  meningkatkan peralatan, fasilitas, peralatan  keselamatan kerja dan
bahan-bahan yang baru,
- hadiri atau kunjungi pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan atau pemeriksaan, jika pekerjaan tersebut
berbahaya,
- mintalah alat pemadam kebakaran tambahan untuk bagian pendukung (utility).
d. Penyimpanan bahan (material)
- bahan-bahan yang diperlukan untuk operasi simpan di dalam gudang, bahan-bahan ini termasuk
untuk keselamatan kerja, pemeliharaan, administrasi, keperluan-keperluan lain, suku cadang,
bahan habis pakai, pelumas, bahan kimia, bahan mentah dan lain-lain,
- terima simpan dan syahkan bahan-bahan yang ada, dan laporkan kebahagian      pembelian dan
gudang,
- pelajari  dan   teliti  stock  minimum, dan  pembelian  dan  semua  bahan -  bahan laporkan ke
bahagian pengawasan bahan atau bagian pembelian,
- periksa semua bahan-bahan yang ada di gudang secara periodik,
- simpan catatan atau buku gudang.
e.  Pembelian
- menerima semua permintaan bahan dan kontrak untuk pembelian,
- menyiapkan dan mensyahkan dokumen-dokumen tender,
- menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan berkonsultasi pada  bagian-bagian lain
yang terkait,
- memilih  suplier dan menentukan biaya pembelian dengan melibatkan bagian-bagian lain yang
terkait,
- mensyahkan permintaan pembelian,
- memeriksa lama waktu pengiriman borang,
- mensyahkan laporan pembelian pada bagian-bagian yang terkait termasuk  bagian keuangan,
- mensyahkan tagihan pembayaran pada bagian keuangan,
- menyelidiki dan mencari informasi-informasi pasar yang terbaru mengenai harga-harga
equipmen, bahan dan pelaksana kerja (kontraktor).
f.  Keuangan.
- menerima semua permintaan bahan dari pekerjaan pekerjaan pemeliharaan,
- menerima laporan jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan,
- catat dan klassifikasikan item (a) dan (b) di atas untuk masing-masing equipmen,
- menerima, mencatat dan membagikan biaya-biaya pemeliharaan kepada bagian-  bagian lain yang
terkait,
- laporkan hasil bulanan item (c) dan (d) ke bagian-bagian yang terkait,
- menerima  permintaan  pembelian dan melaporkan bukti  pembayaran  kepada   bagian
keuangan dan bagian lain yang berurusan dengan pembayaran.

3. 5. 6  Pemeliharaan langsung dan tidak langsung.


Pemeliharaan langsung adalah, pekerjaan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
perbaikan dari equipmen produksi. Dalam definisi ini termasuk item-item sebagai berikut:
a. pembongkaran berskala besar dari equipmen dan unit-unit produksi,
b. perbaikan berskala besar dari sebuah equipmen yang penting, dalam keadaan terjadwal maupun
tidak ,
c. perawatan skala kecil.
Perawatan rutin seperti perbaikan dan penyetelan yang kecil-kecil, pemeriksaan,
pekerjaan servis yang terjadwal maupun tidak terjadwal. Perawatan tidak langsung adalah yang
dapat didefenisikan sebagai pekerjaan pemeliharaan yang berhubungan dengan equipmen
produksi, tetapi tidak langsung mempengaruhi operasi itu sendiri seperti.
a. peremajaan dari equipmen produksi seperti mengecat dan mengisolasi,
b. memperbaharui fasilitas-fasilitas, menukar equipmen, mengatur tata letak   equipmen, dan
memindahkan equipmen, dan
c.  penambahan-penambahan  kecil  seperti pemasangan peralatan untuk mesin-mesin cadangan.
Dengan defenisi ini, organisasi dari pemeliharaan pabrik dapat membuat katalog,
mengevaluasi, memonitor dan mengkontrol beban pekerjaan pemeliharaan disesuaikan dengan
keperluan pabrik dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.

3. 6  Klasifikasi Pemeliharaan


Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam
dua:
-  Pemeliharaan terencana (planned maintenance), dan
-  Pemeliharaan tidak terencana (unplanned maintenance).

3. 6. 1 Pemeliharaan terencana (planned maintenance)


Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginir untuk
mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana dibagi
menjadi dua aktivitas utama yaitu: Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) dan
Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance
            Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk
mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan produksi berhenti atau berkurangnya fungsi
mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan,  mengendalikan,  kondisi 
tersebut  dan  mengembalikan  mesin  ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan
penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau
kerugian. Heizer, dkk. 2001) dalam bukunya   “Operations Management”,  preventive
maintenance adalah: “A plan that involves routine inspections, servicing, and keeping facilities
in good repair to prevent failure”.  Sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin,
pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi kerusakan di
masa yang akan datang.
            Pekerjaan dasar pada perawatan preventiv adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan
penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga pemeliharaan, serta penyimpanan suku
cadang. sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan dapat
terpenuhi pengunaannya.
Menurut Dhillon (2006), dalam bukunya “maintainability, maintenance, and reliability for
engineers” ada 7 elemen dari pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yaitu:
1.    Inspeksi: memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai
dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang pasti.
2.    Kalibrasi: mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau
parameter perbandingan untuk standar yang pasti.
3.    Pengujian: pengujian   secara   berkala   (periodic)   untuk   dapat   menentukan pemakaian dan
mendeteksi kerusakan mesin dan listrik.
4.    Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk
mencapai kinerja yang optimal.
5.    Servicing: pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau
barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan yang baru.
6.    Instalasi: mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau
memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan.
7.    Alignment:  membuat  perubahan  salah  satu  barang  yang ditentukan  elemen variabel untuk
mencapai kinerja yang optimal.

 Menurut   Jay  dan   Barry   Render (2004),  pemeliharaan  korektif (Corrective Maintenance)   


adalah:  “Remedial   maintenance   that   occurs   whenequipment  failsand  must  be repaired
on an emergency or priority basis”. Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan yang rusak
dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau karena merupakan sebuah prioritas
utama. Hubungan pengeluaran biaya antara preventive maintenance dengan breakdown
maintenance seperti pada Gambar 3.1.  
Pemeliharaan ini meliputi reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek
yang mungkin   timbul  diantara   pemeriksaan,  juga  over haul  terencana. Oleh  karena itu,
dalam pelaksanaan  pemeliharaan  antara  terencana  yang harus diperhatikan adalah jadwal
operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor-faktor yang
diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan,   sistem    organisasi  untuk    
perencanaan    yang   efektif,   dan  estimasi pekerjaan  (Asyari,    2007).
Jadi  pemeliharaan   terencana merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat
dan waktu menganggur mesin.  Keuntungan  dari pemeliharaan korektif antara lain:
1.    Pengurangan pemeliharaan darurat,
2.    Pengurangan waktu nganggur,
3.    Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi,
4.    Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi,
5.    Memperpanjang waktu antara overhaul,
6.    Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,
7.    Meningkatkan efisiensi mesin,
8.    Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,dan
9.    Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.

3.6.2 Pemeliharaan tak terencana (Unplanned Maintenance)


Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan darurat, yang didefenisikan
sebagai pemeliharaan dimana perlu dan segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat
yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk
keselamatan kerja. (Anthony, 1992). Pada umumnya sistem pemeliharaan merupakan metode tak
terencana, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga
akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan
kembali  maka  diperlukannya  perbaikan  atau   pemeliharaan. 

3. 7  Hubungan Pemeliharaan Dengan Proses Produksi


Pemeliharaan menyangkut juga terhadap proses produksi sehari-hari dalam menjaga agar
seluruh fasilitas dan peralatan perusahaan tetap berada pada kondisi yang baik dan siap selalu
untuk digunakan. Kegiatan hendaknya tidak mengganggu jadwal produksi. Untuk kelancaran
proses produksi, maka kegiatan pemeliharaan yang harus dijaga dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1.     menambah jumlah peralatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan, dengan demikian
akan di dapat waktu rata-rata kerusakan dari mesin yang lebih kecil,
2.     menggunakan pemeliharaan pencegahan, karena dengan cara ini dapat mengganti parts yang
sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak,
3.     diadakannya suatu cadangan di dalam suatu sistem produksi pada tingkat kritis, sehingga
mempunyai suatu tempat paralel apabila terjadi kerusakan mendadak, dengan adanya suku
cadangan ini, tentu akan berarti adanya kelebihan kapasitas terutama untuk tingkat kritis tersebut,
sehingga jika ada mesin yang mengalami kerusakan, perusahaan dapat berjalan terus tanpa
menimbulkan adanya kerugian karena mesin-mesin menganggur,
4.     usaha-usaha untuk menjadikan par pekerja di bidang pemeliharaan ini sebagai suatu komponen 
dari  mesin-mesin  yang  ada,  dan  untuk  menjadikan  mesin tersebut sebagai suatu komponen
dari suatu sistem produksi secara keseluruhan,
5.     mengadakan percobaan untuk menghubungkan tingkat-tingkat sistem produksi lebih cermat
dengan cara mengadakan suatu persediaan cadangan diantara berbagai tingkat produksi yang
ada, sehingga terdapat keadaan dimana masing- masing tingkat tersebut tidak akan sangat
tergantung dari tingkat sebelumnya.

3. 8  Analisa Kebijakan Pemeliharaan


Dengan demikian metode yang digunakan untuk memelihara mesin dalam perusahaan
adalah metode probabilitas untuk menganalisa biaya. Menurut Kurniawan, H 1999), Langkah-
langkah perhitungan biaya pemeliharaan adalah:
1.      Menghitung  rata-rata  umur  mesin  sebelum  rusak  atau  rata-rata  mesin  hidup dengan cara:
Rata-rata mesin hidup =∑ (bulan sampai terjadinya kerusakan setelah perbaika n  X  probabilitas
terjadinya kerusakan).
2.     Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan pemeliharaan breakdown:
3.      Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan  pemeliharaan preventive:
Untuk menentukan biaya pemeliharaan preventive meliputi pemeliharaan setiap satu bulan, dua
bulan, tiga bulan dan seterusnya, harus dihitung perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam
suatu periode, menggunakan rumusnya:
 

3. 9 Rangkuman

1.      Tujuan dari perawatan industri, adalah menjamain kesiapan operasional dari seluruh peralatan
industri yang diperlukan dalam setiap waktu, baik unit peralatan cadangan dan lainnya.
2.      Peranan dari perawatan adalah untuk menjaga kesetabilan proses operasional, yang berguna
untuk mengurangi terjadi perbaikan darurat sehingga anggaran perawatan dapat dikendalikan.
3.      Produksi  yang tinggi dari dari suatu industri  secara kontinyu dan pada kapasitas penuh akan
menghasilkan keuntungan bagi industri-industri lain yang satu komplek/group.
4.      Bila kondisi operasi tidak normal terjadi dalam suatu industri, maka keseimbangan dari industri
lain yang satu komplek/group akan terganggu dan pendataan harus dilakukan kembali.
5.      Untuk mendapatkan produktifitas yang tinggi, maka kelangsungan operasi harus harus dijaga.
6.      Pekerja lapangandan bengkel sangat diperlukan dalam perawatan, dengan berbagai kegiatan
yang harus dilakukan seperti: penyetelan/pembongkaran mesin dan melakukan modifikasi
dilapangan bila diperlukan.

3. 10  Daftar Pustaka


1.      Anthony, C (1992), Teknik Manajemen Pemeliharaan dan Perbaikan, Erlangga, Jakarta.
2.      Ansyari  D (2007),    Manajemen  Pemeliharaan  Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik Universitas Darma Persada Jakarta.
3.      Badger L.Walter & Julius, T.Banchero,”Introduction To Chemical Engineering”,   
International  StudentEdition.
4.      Dhillon (2006),  “maintainability, maintenance, and reliability for engineers”.

5.      Heizer Jay and Render, Barry, (2001), operation management, practice hall, sixth edition).

6.      Jay dan Barry Render. (2004). Operations Management. New Jersey: Pearson.
7.      Keith (2002), “An introduction to predictive maintenance” practice hall.

Anda mungkin juga menyukai