PERAWATAN MESIN
Oleh :
EDO DESTRADA
G1C012025
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu industri manufaktur
ditentukan oleh kelancaran proses produksi. Sehingga bila proses produksi lancar,
akan menghasilkan produk berkualitas, waktu penyelesaian pembuatan yang tepat
dan ongkos produksi yang murah. Proses tersebut tergantung dari kondisi sumber
daya yang dimiliki seperti manusia, mesin ataupun sarana penunjang lainnya,
dimana kondisi yang dimaksud adalah kondisi siap pakai untuk menjalankan
operasi produksinya, baik ketelitian, kemampuan ataupun kapasitasnya. Kondisi
siap pakai dari mesin dan peralatan, dapat dijaga dan ditingkatkan kemampuannya
dengan menerapkan program perawatan yang terencana, teratur dan terkontrol,
begitupun kemampuan sumber daya manusianya perlu penyesuaian demi
tercapainya tujuan yang diharapkan.
Perawatan atau maintenance merupakan salah satu fungsi utama usaha,
dimana fungsi - fungsi lainnnya seperti pemasaran, produksi, keuangan dan
sumber daya manusia. Fungsi perawatan perlu dijalankan secara baik, karena
dengan dijalankannya fungsi tersebut fasilitas - fasilitas produksi akan terjaga
kondisinya dan memberikan pengaruh yang besar bagi kesinambungan operasi
suatu industri.Dari beberapa uraian dan difinisi diatas, maka dapatlah dijelaskan
bahwa pengertian dari manajemen perawatan adalah pengelolaan pekerjaan
perawatan dengan melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta
pengendalian operasi perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas
industri.
B. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis - jenis maintenance.
2. Mengetahui apa itu Total Produktivity maintenance.
3. Mengetahui apa itu Reliability centred maintnce
II.
ISI
4. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan,
yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku
petunjuk alat tersebut. Pemeliharaan ini merupakan general overhaul yang
meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian
alat yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum
waktu operasi yang telah ditentukan.
Dalam menentukan kebijaksanaan maintenance, umumnya terdapat 2 jenis
maintenance, yaitu sebagai berikut.
Planned (preventive) maintenance.
Breakdown (corrective) maintenance
1. Preventif Maintanance
Kegiatan preventive maintenance bertujuan untuk mengurangi kemungkinan
cepat rusak dan kondisi mesin selalu siap pakai. Caranya adalah sebagai berikut.
c. Mutu Produksi
Menjaga mutu produksi bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar
mutu utama dengan menekan tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini
dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produktivitas kerja dan selalu
memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan kecermatan
yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi. Untuk mencapai mutu
produksi tersebut bagian maintenance akan menjaga agar pabrik tetap dapat
beroperasi secara efisien dengan menghindari (mengurangi) hambatan sekecil
mungkin sehingga produk dapat diserahkan kepada langganan tepat pada
waktunya (delivery date yang tepat). Untuk setiap mesin dibuat suatu hasil
persentase kerusakan. Misalnya, untuk kerusakan produk di bagianfinishing
adalah 10% dari 60% yang ditargetkan (sasaran).
d. Kebersihan Mesin dan Lingkungan Sekitarnya
Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada
waktu melaksanakan pelumasan serta dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk
menghindari tedadinya kecelakaan bagi pekeda (operator) serta menciptakan
kenyamanan bekerja.
2.
3.
4.
5.
Kata Total dalam Total Productive Maintenance mengandung tiga arti, yaitu :
1.
2.
Total
Maintenance
System,
meliputi
maintenance
prevention,
Tujuan utama dari TPM menurut Seiichi Nakajima & Benjamin S. B, 1988
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4. Melakukan survey dan analisa secara umum pada semua perlengkapan secara
seksama.
5. Memberikan sebuah rencana kerja.
6. Menetapkan rencana kerja tersebut sebagai sebuah langkah kerja yang harus
dilaksanakan.
7. Meningkatkan kesiapan tim termasuk masing-masing mesin yang ada.
8. Mangoptimalkan, dari masalah ekonomis sampai dengan sebuah pelayanan
maintenance yang baru yang akan dikembangkan.
9. Pengembangan pada sistem maintenance itu sendiri.
10. Memberikan pelatihan-pelatihan pada operator untuk membuka pandangan
dan wawasan baru pada pola kerjanya.
11. Membiasakan untuk selalu merancang sebuah sistem management yang
handal.
12. Setelah melewati periode tertentu, taksir perubahan yang dihasilkan, tentukan
maksud dan tujuan baru yang akan dilaksanakan kemudian pada program
berikutnya.
Pada dasarnya kunci keberhasilan dari TPM adalah motivasi dan pelatihanpelatihan pada staffnya secara berkesinambungan. Obyek utama dalam TPM
adalah :
1. Pengurangan waktu tunda antara kesiapan mesin sampai dengan waktu
produksi.
2. Peningkatan kesiapan perlengkapan, menambah sebagian waktu produksi.
3. Penjagaan umur peralatan produksi agar bisa panjang.
4. Mengikutsertakan pemakai mesin dalam kegiatan maintenance didukung
dengan teknisi-teknisi maintenance.
5. Membuat rutinitas yang didasarkan pada kondisi preventive maintenance.
6. Meningkatkan tingkat pemeliharaan pada perlengkapan dengan menggunakan
sistem yang handal untuk mandiagnosa masalah dengan mempertimbangkan
pada perancangan dasarnya.
sudah dikerjakan secara rutin oleh bagian-bagian lain di luar bagian maintenance
khususnya oleh operator-operator bagian produksi maka beban atau tugas yang
dikerjakan oleh bagian maintenance sudah berkurang sehingga bagian
maintenance dapat mengkonsentrasikan kegiatannya pada masalah-masalah
corrective agar diperoleh hasil yang lebih andal.
perusahaan
yang
dapat
menjamin
kelangsungan
hidup
para
Bagaimana membedakan suara mesin yang normal dan yang tidak normal.
Tahap kedua memberikan pengertian bagaimana caranya agar peralatan
produksi tidak mudah terkena debu atau kotoran-kotoran lain yang mengganggu.
Misalnya dengan memberikan tutup atau alat pelindung lainnya agar mesin
peralatan produksi terhindar dari debu atau kotoran. Makin besar tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya atas peralatan produksi yang harus dipeliharanya,
makin besar keinginannya untuk menjaga peralatan produksi tersebut tetap bersih
dan terpelihara.
Tahap ketiga, bila kesadaran yang ditanamkan pada tahap 1 dan 2 sudah
tercapai maka tahap berikutnya adalah menugaskan secara rinci dan terjadwal
pekerjaan-pekerjaan maintenance yang nanti menjadi tugas rutinnya. Para
Tahap keempat,
para
karyawan
/operator
diwajibkan
lebih
tinggi
mengenai
beberapa
peralatan
produksinya.
Kemudian tabel-tabel ini bila telah disepakati bersama akan menjadi tabel yang
baku.
Tahap keenam, kepada karyawan/operator akan diperkenalkan organisasi
kerja perusahaan sehingga wawasannya lebih luas mengenai seluk beluk
perusahaan dan setelah menghayatinya akan timbul rasa memiliki (sense of
belonging) terhadap perusahaan ini dan secara sadar dan otomatis akan
memelihara
peralatan
produksi
dengan
baik
(Wijaya,2010).
seperti
miliknya
sendiri
praktek
dan
strategi
dari preventive
maintenance
(pm) dan corective maintenance (cm) untuk memaksimalkan umur (life time) dan
fungsi asset/sistem /equipment dengan biaya minimal (minimum cost).
Ruang Lingkup RCM :
Ada empat komponen besar dalam reliability centered maintenance (RCM)
dijelaskan pada gambar dibawah ini , yaitu reactive maintenance, preventive
maintenance, predictive testing and inspection, dan proactive maintenance. Untuk
lebih jelasnya dirangkum ke dalam bagan seperti di bawah ini :
Maintenance Jenis
sebagai breakdown,
membenarkan
maintenance.
perawatan, equipment
perawatan
apabila
Ketika
ini
juga
terjadi
dikenal
kerusakan, run-to-
menggunakan
pendekatan
hanya
pada
saat item menghasilkan kegagalan fungsi. Pada jenis perawatan ini diasumsikan
sama dengan kesempatan terjadinya kegagalan pada berbagai part, komponen atau
sistem.
Ketika reactive
maintenance jarang
diterapkan,
tingkat
namun
tidak
ada
yang
valid
sebelum
didapatkan age-reliability
characteristic dari sebuah komponen. Biasanya informasi ini tidak disediakan oleh
produsen sehingga kita harus memprediksi jadwal perbaikan pada awalnya. PTI
dapat digunakan untuk membuat jadwal dari time based maintenance, karena
hasilnya digaransi oleh kondisi equipment yang termonitor. Data PTI yang
diambil
secara
periodik
dapat
digunakan
untuk
menentukan
trend
Proactive Maintenance
Proactive Maintenance Jenis perawatan ini membantu meningkatkan
menerapkan
sebuah
proses
pengembangan
yang
keseluruhan,
dengan
tujuan
akhir
mengoptimalisasikan
dan
Hal
tersebut
termasuk
dalam
analysis untuk
melaksanakan root-cause
meningkatkan
efektifitas
failure
perawatan,
mempengaruhi evaluasi secara periodik dari kandungan teknis dan performa jarak
yang terjadi antara maintenance task yang satu dengan yang lain, meningkatkan
fungsi dengan mendukung perawatan dalam perencanaan program perawatan, dan
menggunakan tampilan dari perawatan berdasarkan life-cycle dan fungsi fungsi
yang mendukung.
III.
KESIMPULAN