Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Konversi Energi yang diampu oleh :
Dosen : Prof. Dr. Djoko Kustono M. Pd.
Tim Penyusun :
Farizal A.F
Fajar bayu P
Fachryan N.F
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "Mesin Diesel”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah banyak
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB 1
Pembakaran yang berupa ledakan akan menghasilkan panas mendadak naik dan tekanan
menjadi tinggi didalam ruang bakar . Tekanan ini mendorong piston kebawah yang
berlanjut dengan poros engkol berputar.
Sesuai dengan gerakan piston untuk mendapatkan satu kali proses tersebut maka mesin
diesel tersebut dibagi dalam 2 macam :
Mesin diesel 4 langkah ialah : - Mesin diesel dimana setiap satu kali proses usaha terjadi
4 (empat) kali langkah piston atau 2 kali putaran
poros engkol
Mesin diesel 2 langkah ialah :- Mesin diesel dimana setiap satu kali proses usaha
terjadi 2 (dua) kali langkah piston atau satu kali
putaran poros engkol
1
Mesin Diesel 4 langkah
2
IV. Langkah pembuangan
Langkah 1
Langkah 2
Pada ruang bakar tipe injeksi langsung, bahan bakar langsug disemprotkan oleh nosel injeksi
(injection nozzle) ke dalam ruang bakar utama (main combustion). Ruang bakar utama adalah
ruang bakar yang terdapat diantara kepala silinder dan piston. Dengan ruang bakar seperti ini,
diharapkan mampu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Ruang bakar tipe injeksi langsung ini ada
3 macam yaitu : tipe sphericale, multi-sphericale, dan hemi sphericale.
4
Dengan mengamati karakteristiknya, kita dapat menyimpulkan beberapa kelebihan dan
kekurangan ruang bakar jenis ini :
Penampang permukaan ruang injeksi langsung yang kecil dapat mengurangi kerugian panas,
sehingga menaikkan temperatur udara yang dikompresikan dan menyempurnakan pembakaran.
Pada tipe ini pemanasan awal tidak diperlukan untuk start dengan suhu udara sekitarnya
normal.
Efisiensi panas yang tinggi disini juga dapat meningkatkan output dan menghemat penggunaan
bahan bakar.
Kontruksi kepala silinder lebih sederhana, jadi kemungkinan deformasi karena panas akan lebih
kecil.
Karena kerugian panasnya kecil, maka perbandingan kompresinya dapat diturunkan.
5
Tujuan pemakaian precombustion chamber ini adalah agar didapat pembakaran yang lebih
sempurna dengan tenaga yang maksimal. Karena dengan tipe ini, penguraian dan pencampuran
bahan bakar akan menjadi lebih baik.
Dari segi kontruksi memang lebih rumit dibandingkan dengan tipe injeksi langsung, begitu juga
dari segi biaya juga lebih tinggi. Namun, hal tersebut akan sebanding dengan apa yang didapat.
Selebihnya dapat dilihat pada kelebihan dan kekurangan ruang bakar tipe ini :
6
BAB 2
Siklus diesel yang merupakan siklus dari mesin penyalaan kompresi (compression-
ignition) ditemukan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1890.Prinsip kerja mesin diesel mirip
seperti mesin bensin. Perbedaannya terletak pada langkah awal kompresi atau penekanan
adiabatik (penekanan adiabatik = penekanan yang dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor
atau panas tidak sempat mengalir menuju atau keluar dari sistem. Sistem untuk kasus ini adalah
silinder. Kalau dalam mesin bensin, yang ditekan adalah campuran udara dan uap bensin, maka
dalam mesin diesel yang ditekan hanya udara saja. Penekanan secara adiabatik menyebabkan
suhu dan tekanan udara meningkat.Selanjutnya injector atau penyuntik menyemprotkan solar.
Karena suhu dan tekanan udara sudah sangat tinggi maka ketika solar disemprotkan ke dalam
silinder dan solar langsung terbakar. Tidak perlu memakai busi lagi. Perhatikan besarnya tekanan
yang ditunjukkan pada diagram di bawah.
Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal atau sempurna. Mula-mula udara ditekan
secara adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada tekanan konstan - penyuntik atau injector
menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar mengalami pemuaian
adiabatik (c-d), pendinginan pada volume konstan - gas yang terbakar dibuang ke pipa
pembuangan dan udara yang baru, masuk ke silinder (d-a).
Zat kerja untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja biasanya menyerapkalor pada
suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha alias kerja (W), lalu membuang kalor sisa pada suhu yang
lebih rendah (QL). Karena energi kekal, maka QH = W + QL.
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine) (biasanya disebut sebagai “motor bakar” saja). Prinsip kerja motor
diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui
proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder
(ruang bakar). Penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada
umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.Tekanan gas hasil
pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros
engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan
sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah
7
kompresi. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga
disebut Compression Ignition Engine.
· Keterangan:
1-2 = Langkah kompresi tekanan bertambah, Q = c (adiabatic)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja V bertambah, P turun (adiabatic)
4-5 = Awal Pembuangan
5-6 = Awal Pembilasan
6-7 = Akhir Pembilasan
· Keterangan:
0-1 = Langkah isap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah kompresi , P bertambah, Q = c (adiabatik)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja P bertambah, V = c (adiabatik)
8
4-1 = Pengeluaran kalor sisa pada V = c (isokhorik)
1-0 = Langkah buang pada P = c
Untuk kompresi rasio yang sama siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus diesel adalah:
Efisiensi siklus diesel yang tinggi menyebabkan siklus ini digunakan untuk mesin-mesin
dengan kapasitas besar. Seperti yang terdapat pada truk, lokomotif, mesin kapal, dan pembangkit
tenaga listrik darurat (genset).
9
BAB 3
BAGIAN UTAMA UTAMA MESIN DIESEL
10
1. Piston & Connecting Rod Assy.
2. Cylinder Liner & Engine Block.
3. Crank Shaft.
4. Cam Shaft.
5. Transmission Gear.
Fungsi :
Untuk pendinginan
11
- JENIS KEPALA SILINDER.
12
3.3 Perangkat katup ( valve gear )
Fungsi valve :
18
3.4 ROCKER ARM ( PELATUK ).
Fungsi : meneruskan gaya dari Cam shaft untuk menggerakkan katup
300 – 450 .
Dudukan katup yang sudah aus
sekali biasanya diganti baru
19
3.5 Piston
Fungsi :
Keterangan :
21
Fungsi ring piston pada umumnya :
22
3.6 Dinding silinder (cylinder head)
23
Fungsi :
Tempat berlangsungnya seluruh urutan kerja mesin ( hisap, kompresi, usaha dan buang )
Dinding basah :Dinding yang didinginkan langsung oleh air pendingin, biasanya untuk mesin
sedang/besar
Dinding kering :Dinding yang didinginkan tidak oleh air, umumnya mesin kecil atau kondisi
khusu
1. Menerima gaya inersia yang tinggi pada puncak tekanan gas diatas piston
2. Mengubah gerak bolak-balik ( translasi ) menjadi gerak putar ( rotasi )
24
3.8 Bantalan ( main bearing )
Klasifikasi bantalan :
25
3.9 TRANSMISION GEAR ( RODA GIGI PENGATUR )
26
Fungsi
: 1. Mengatur saat membuka & menutup katup.
2. Mengatur waktu pengabutan bahan bakar.
3. Mengatur langkah torak.
Fungsi : Untuk memampatkan udara yang akan masuk kegalam silinder, sehingga
daya mesin akan lebih besar, dibanding dengan mesin berdimensic sama
tetapi tanpa turbocharger.
27
Turbocharger terdiri atas turbin dan blower
3.11Neraca Panas
Panas dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder hanya sebagian saja yang
diolah menjadi kerja efektif (kerja pada proses engkol).
Bagian terbesar justru merupakan panas terbuang dan yang terakhir ini merupakan
kerugian yang tidak mungkin dihilangkan sama sekali.
Kerugian panas tersebut meliputi kerugian-kerugian panas yang terbawa gas buang, lewat
air pendingin dan kerugian panas akibat gesekan. Panas hasil pembakaran diruang bakar
disatu sisi dan panas berguna ditambah kerugian-kerugian disisi yang lain, merupakan
suatu neraca keseimbangan.
Tenaga yang dihasilkan oleh sebuah motor diesel adalah dari gas pembakaran dikurangi
oleh kerugian -kerugian panas maupun kerugian-kerugian mekanis.
29
100 %
Ni
25 % Air pendingin
Ne 31 % Gas Bekas
Nf 13 % Gesekan
30
N f = tenaga yang terjadi karena gesekan
31 % N i = tenaga yang dipakai untuk
mendesak torak / piston
Daya
Usaha N e = tenaga yang terdapat pada poros
Berguna
31
BAB IV
GOVERNOR
4.1 Pengertian
Misalkan Pada Satuan Pembangkit Diesel yang sedang beroperasi dengan kondisi normal:
Bila beban jaringan = Daya mesin maka putaran mesin tetap stabil
Bila beban jaringan tiba-tiba naik sedangkan daya mesin tetap maka
putaran mesin turun
Bila beban jaringan tiba-tiba turun sedangkan daya mesin tetap maka
putaran mesin naik
Governor adalah peralatan yang mengatur agar putaran mesin tetap konstan dan stabil
walaupun bebannya bervariasi dan berubah-ubah
Daya mesin diesel yang sedang beroperasi ditentukan oleh tekanan pembakaran.
32
Beban mesin Putaran mesin Sensor GOVERNOR
naik / turun turun / naik putaran
( mengatur )
Prinsip kerja dari governor mengatur jumlah pemakaian bahan bakar agar kecepatan
putaran mesin tetap konstan walaupun terjadi perubahan beban.
Px N
F = ----------
60
F = frekuensi
P = pasang kutub
N = putaran (rpm)
33
Bagaimana cara mengatur
jumlah bahan bakar
34
Bagaimana REGULATOR mendeteksi
perubahan putaran
Prinsip yang dipakai adalah pengaruh dari gaya sentrifugal massa yang berputar.
N1 N2
N1 < N2
Perpindahan titik geser ( A ) dapat dibatasi dengan menggunakan pegas G.
Sistem ini akan tetap bekerja walaupun letak dibalik atau mendatar
35
Kesimpulan : Perubahan putaran yang terjadi akan dideteksi oleh massa M1 dan M2
selanjutmya diteruskan oleh Titik geser A
?
1 DENGAN MENGGUNAKAN GOVERNOR MEKANIS
36
37
4.2. GOVERNOR MEKANIS
1. Governor housing
2. Governor cover
3. Control rod
4. Torque control
5. Flywight
6. Crank lever
7. Slide pad
8. Adjustment bolt
9. Oil check
10. Cam
38
Speed governor WOODWARD
1. Speed
governor
2. Drive
shaft
3. Flyweight
4. Governor
spring
5. Control
piston
6. Adjuster
piston
7. Oil sump
(drain)
Prinsip :
Gaya yang menyebabkan perubahan posisi rek bahan bakar adalah fungsi dari :
Tekanan minyak
dari pada torak dalam servo motor
Pada pemakaiannya governor jenis ini selalu dihubungkan langsung dengan rek bahan
bakar
Kerja regulator hidrolis (pengaturan
sederhana) Dalam penurunan beban pada
jaringan
PERBEDAAN PUTARAN
Bila Pj turun maka regulator akan mengurangi bahan bakar, putaran akan naik selama
regulator belumsempat mengurangi jumlah bahan bakar sebanyak yang diperlukan
sanpai diperoleh Pg = Pj (t1)
Sementara itu putaran sudah terlalu tinggi, regulator yang sudah diatur/disetel untuk
membuat putaran normal akan terus mengurangi jumlah bahan bakar yang akan
membuat turun lagi.
Pada saat putaran berada pada putaran normal ( t2 ) daya generator ( Pg ) menjadi
lebih kecil dari daya jaringan ( Pj ) putaran akan turun lagi sampai dibawah harga
nominal, sementara itu regulator akan menambah bahan bakar dan demikianlah
seterusnya.
Dalam penaikan beban pada jaringan
Prinsip kerja :
40
Kerja dari regulator dengan sistem kompensasi
Sementara itu putaran sudah terlalu tinggi relay turun bergerak yang membuat sukar
motor turun lagi.
Hal ini menyebabkan relay pada posisi seimbang yang menutup lubang minyak (t2 )
Pada saat ini generator Pg lebih kecil dari daya jaring Pj, putaran akan turun dan
regulator menambah bahan bakar sampai diperoleh ;
Pg = Pj ( t3 )
Sementara ini putaran naik lagi, tetapi lama goyangan kecil sekali.
41
Pengaturan kedua
Suatu sistim dengan menggunakan perubahan tekanan dari pegas untuk mengatur
posisi titik geser M sehingga putaran kembali keputaran nominal dengan mengatur
Speed setting indicator untuk mengatur mesin pada putaran idle spee
Compensation alat ini digunakan agar bisa diatur maksimum dan minimum perubahan
kecepatan agar tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Begitu pula bila suatu beban yang
agak besar akan masuk dengan mendadak, kecepatan pada detik itu tentu akan turun, dengan
alat konpensasi ini bisa diatur agar kecepatan dapat kembali normal dengan cepat dan tidak
terlalu bergoyang.
Magnetik pic-up dipasang pada tutup fly wheel dari mesin, untuk membuat signal AC.
Frekwensi dari signal dikontrol dengan kecepatan/perputaran dari gigi – gigi di fly
wheel dan berputar melewati magnetic pick-up
Signal frekwensi kecepatan mesin ini dikirim ke kontrol 2301. Kontrol mempunyai
sensor kecepatan yang membuat perbandingan antara sinyal input untuk kecepatan
yang ada dengan kecepatan mesin yang diinginkan (setting), itu terdapat dalam
kontrol box yang perlu dijaga dan dipelihara.
Jika putaran yang ada dan putaran setting( yang diinginkan ) tidak sama, maka kontrol
2301 akan memberikan koreksi sinyal (perintah ) DC ke coil selenoid, dari kontrol
2301 digunakan ke coil selenoid actuator. Actuator akan mengatur/menyesuaikan
43
jumlah bahan bakar untuk membuat putaran mesin sesuai dengan setting (yang
diinginkan )
44
Pilot valve plunjer dihubungkan dengan sebuah magnit permanen yang ditahankan
oleh pegas penahan didalam penguatan dua coil selenoid. Hasil signal dari kontrol
2301 digunakan ke coil selenoid untuk membuat gaya magnityang sebanding dengan
arus dalam coil. Gaya magnit ini selalu berusaha mengubah magnit dan pilot valve
plunjer kebawah ( bahan bakar bertambah ).
Gaya centering spring ( diatas plunjer ) selalu berusaha mengubah magnit dan pilot valve
plunjer keatas (bahan bakar berkurang )
Bilamana magnit berputar pada putaran stabil ( steady state condations ), ini berarti
dua gaya sama tetapi arahnya berlawanan. Pilot valve plunjer pada saat berada
ditengah ( the control land menutup control part )
Jika terjadi penurunan setting putaran mesin pada control 2301 atau kenaikkan putaran
mesin (disebabkan dari penurunan beban mesin), input tegangan ke coil selenoid di
actuator menjadi turun. Daya magnit dari coil selenoid juga turun , pada waktu gaya
dari centering spring lebih besar dari pada coil pilot valve plunjer akan bergerak
keatas posisi center. Maka oli yang dibawah power akan bergerak keatas menyebabkan
berputarnya terminal shaft kearah penurunan bahan bakar
Jika terjadi kenaikkan setting putaran mesin pada control 2301 atau penurunan mesin
(disebabkan dari kenaikkan beban mesin ) input tegangan ke coil selenoid juga akan
naik, sekarang gaya dari pada gaya centering spring dan pilot valve plunjer akan
bergerak turun mengikuti tekanan oli dibawah power piston. Pada waktu daerah
permukaan (tekanan oli bekerja lagi) dari power adalah lebih besar dari pada bagian
bawah dari bagian atas piston, piston akan bergerak keatas. Terminal shaft berputar
kearah penambahan bahan bakar.
45
46
BAB V
PERALATAN BANTU MESIN DIESEL
47
2. Sistem Pelumasan Kering ( Dry system ).
60
5.1.2 FUNGSI DAN KLASIFIKASI PELUMAS.
Fungsi Pelumasan
61
DIAGRAM SISTEM PELUMASAN
Bak Penampung.
( Carter, Sump
Tank )
Pompa Pelumas.
( Lub. Oil Pump )
Thermostsat
Oil Cooler
perlu dilumasi
62
5.1.3 PERALATAN SISTEM PELUMASAN
( Fungsi dan Prinsip Kerja )
Fungsi :
Prinsip Kerja :
63
2. Pompa Pelumas.
Fungsi :
Prinsip Kerja :
Pompa pelumas adalah pompa roda gigi sehingga tekanan pompa dapat
mencapai tekanan yang tinggi, pada saat mesin mulai berputar pompa sudah
mulai bekerja dengan tekanan yang rendah, kemudian jika putaran
64
3. Filter
65
Fungsi :
Prinsip Kerja :
4. Oil Cooler.
Fungsi :
66
Prinsip Kerja :
Pelumas yang bersirkulasi setelah berada di Sump Tank atau Carter di isap
oleh pompa pelumas dan di tekan dengan tekanan yang tinggi melalui Oil
Cooler untuk di dinginkan agar nilai viskositasnya kembali atau mendekati
nilai normal, pendingin pelumas dapat menggunakan air maupun udara, sesuai
sistem pendingin yang ada pada mesin tersebut.
5. Relief Valve.
Fungsi :
Mengatur tekanan pelumas yang bersirkulasi ke bagian utama mesin dan bagian-
bagian mesin yang perlu mendapat pelumasan.
Prinsip Kerja :
Pompa pelumas adalah pompa roda gigi sehingga tekanan pompa dapat mencapai
tekanan yang tinggi, tetapi tekanan pelumas harus ditetapkan bekerja pada
tekanan tertentu pada temperatur tertentu agar dapat dimonitor kondisi kerja
sistem pelumas.
67
6. Separator.
Fungsi :
Prinsip Kerja :
Pelumas yang masuk dalam separator harus dipanaskan terlebih dahulu agar
pelumas lebih cair untuk memudahkan pemisahan air dan unsur-unsur lain
yang berada dalam pelumas, kemudian pelumas diputar, dan akibat perbedaan
berat jenis maka air dan unsur-unsur yang lebih berat akan terpisah dengan
pelumas sesuai gaya sentripental masing-masing unsur yang berada dalam
pelumas.
68
7. Deep Stick.
Fungsi :
Mengetahui ketinggian pelumas yang berada dala Sump Tank atau Carter.
Prinsip Kerja :
Deep Stick mempunyai tanda maksimal dan minimal yang akan menentukan level
pelumas yang berada dalam tangki penampung.
Proses pengukuran agar lebih akurat yaitu dengan kondisi mesin yang telah
berhenti selama beberapa jam dan posisi stick ketika ditarik harus tegak lurus.
69
5.1.4 PROSEDUR PENGOPERASIAN
Pada mesin Diesel yang kecil pompa pelumas berada didalam mesin, tetapi
pada mesin Diesel sedang serta yang besar mempunyai 2 (dua) macam pompa
pelumas yang berada didalam mesin dan diluar mesin.
Untuk mesin Diesel kecil pompa pelumas letaknya sulit dijangkau karena
berada didalam mesin kemudian bekerjanya setelah mesin beroperasi, sehingga
pelumas mulai bersirkulasi pada saat mesin hidup.
Dengan kondisi yang seperti ini maka perlu mendapat perhatian yang lebih teliti
pada sistem pelumasnya, terutama kondisi pompa pelumas, relief valve dan
saringan pelumas, agar pelumas dapat bersirkulasi dengan baik pada waktu mesin
beroperasi.
Kemudian untuk mesin Diesel yang sedang dan besar sistem pelumas lebih
mudah untuk dilakukan pemeriksaan mengingat keberadaan peralatan pompa
berada diluar atau menempel pada bagian yang mudah dijangkau, maka proses
pemeriksaannya lebih mudah.
Dari kedua sistem pelumas tersebut, untuk mesin Diesel kecil pengoperasian
sistem pelumas lebih mudah dibandingkan mesin Diesel sedang dan mesin Diesel
besar.
Pada mesin Diesel yang besar, pelumasan harus dilaksanakan terlebih dahulu
sebelum mesin dihidupkan (Pelumasan Awal) dengan menjalankan pompa awal
(manual atau elektris) untuk melumasi bagian utama mesin yaitu Poros engkol.
70
Langkah pengoperasian sistem pelumasan.
Sistem ini menggunakan media pendinginnya adalah air tawar maupun air
laut.
71
Proses pendinginan mesinnya yaitu :
Air pendingin mesin dipompakan langsung dari sumber air (Sungai, Danau,
Tangki penampungan dan Laut) masuk ke dalam mesin dan setelah
mendinginkan mesin langsung dibuang ketempat semula(Sungai, Danau,
Tangki penampungan dan Laut).
Sistem ini menggunakan media pendinginnya adalah air tawar maupun air
laut yang kemudian air tawar maupun air laut didinginkan kembali dengan
menggunakan udara maupun air tawar atau air laut.
1. Udara.
2. Air.
Kedua media tersebut tidak berbahaya dan sangat mudah serta murah,
sehingga hampir seluruh mesin menggunakan media tersebut.
72
Sistem pendingin mesin mempunyai beberapa macam cara untuk
mendinginkan media pendingin mesin pada sistem pendinginannya yaitu
antara air tawar didinginkan dengan udara, air tawar didinginkan dengan air
laut dan air tawar didinginkan dengan air tawar.
5.2.2.3.1 Aman.
5.2.2.3.2 Mudah didapat.
5.2.2.3.3 Murah.
5.2.2.3.4 Tingkat korosif yang rendah.
5.2.2.3.5 Tidak mempunyai endapan lumpur.
5.2.2.3.6 Viskositas sangat rendah.
5.2.2.3.7 Tidak mudah terbakar.
5.2.2.3.8 Mempunyai titik didih diatas rata-rata air tawar.
73
Korosi pada bagian dalam mesin yang terendam air pendingin akan
menyebabkan komponen mesin tersebut berlubang dan dapat menyebabkan
komponen tersebut bocor atau pecah.
Endapan lumpur pada bagian dalam mesin yang terendam air pendingin
akan menyebabkan saluran air pendingin menjadi lebih kecil / mengecil akibatnya
akan mempengaruhi air pendingin yang bersirkulasi pada mesin
Radiator
Thermostat
Pompa Sirkulasi
Mesin
Kipas
Udara
Sirip Pendingin
Oil Cooler
74
5.2.4 PERALATAN SISTEM PENDINGIN (AIR)
( Fungsi dan Prinsip Kerja )
1. Radiator.
Fungsi :
Mendinginkan air yang telah menyerap panas mesin selama beroperasi agar
temperatur air pendingin mesin tetap terjaga pada temperatur operasi yang
normal.
Prinsip Kerja :
Air dari dalam mesin keluar menuju radiator akibat tekanan pompa sirkulasi air
pendingin mesin yang dihisap dari radiator.
Temperatur air yang dihisap dari radiator lebih rendah dari temperatur air yang
keluar dari mesin, air pendingin mesin yang berada di radiator di dinginkan
oleh udara yang mengalir akibat putaran kipas (Fan).
75
2. Thermostat
a. Tipe 1 b. Tipe 2
Fungsi :
Mengatur aliran air pendingin yang akan masuk ke mesin dari radiator pada
saat temperatur mesin masih rendah (temperatur mesin masih dingin).
Air yang berada di dalam mesin di sirkulasikan kembali kedalam mesin agar
76
Prinsip Kerja :
A. B.
77
5.2.5 PERALATAN SISTEM PENDINGIN (UDARA)
( Fungsi dan Prinsip Kerja )
a Blower.
Fungsi :
Mendinginkan sirip-sirip udara untuk pendingin oli dan yang terdapat pada
kepala silinder dan dinding silinder agar temperatur kerja mesin tetap normal.
Prinsip Kerja :
Blower berputar dengan bantuan poros pompa ini mempunyai tekanan yang
tinggi, putaran pompa dari putaran rendah hingga putaran sedang pompa
digerakkan oleh nok dan volume pemompaan mengikuti putaran penggerak
pompa (Pompa plunyer).
78
b. Sirip Pendingin Mesin
Fungsi :
Mengalirkan panas dari dalam mesin agar permukaan yang akan didinginka
menjadi lebih luas dan sirip-sirip udara tersebut di dingin oleh udara yang
mengalir dari blower kipas udara (fan), maka panas yang di dalam silinder
akan mudah di dinginkan.
79
Setelah mesin hidup lakukan :
1. Periksa kemungkinan adanya kebocoran pada saluran.
2. Amati ikatan-ikatan pada selang karet.
3. Buka tutup radiator dan amati gerakan air pendingin, apakah ada gelembung
udara dalam sirkulasi air pendingin.
4. Amati perubahan temperatur air pendingin selama mesin beroperasi.
Sistem pendingin berjalan normal, umur pemakaian serta daya yang dihasilkan
dapat maksimal.
80
5.3 SISTEM BAHAN BAKAR.
Selain mutu bahan bakar yang diukur dengan Angka Cetana, sifat-
sifat lain dari bahan bakar Diesel yang sangat penting dan langsung
mempengaruhi tingkat mutu yang tercantum dalam spesifikasi bahan bakar
adalah :
5.3.1.1 Densitas.
5.3.1.2 Distilasi.
81
5.3.1.3 Viskositas.
5.3.1.4 Kadar Belerang.
5.3.1.5 Stabilitas.
5.3.1.6 Kadar Air.
5.3.1.7 Titik Didih.
5.3.1.8 Titik Keruh.
5.3.1.9 Sedimen.
5.3.1.10 Kadar Abu.
5.3.1.11 Titk Nyala.
i. SIFAT DENSITAS.
Sifat Densitasadalah satuan berat bahan bakar dalam 1 (satu)
liter bahan bakar Diesel.
Rata-rata Density bahan bakar minyak Solar yang digunakan di
Indonesia adalah 0,84 – 0,92 kg/liter.
82
Kondisi ini dapat menurunkan sifat pelumasan bahan bakar pada
Injektor dan Pompa Injeksi sehingga dapat menyebabkan daya mesin
menurun secara tajam.
v. KANDUNGAN BELERANG.
Kadar belerang yang tinggi dalam bahan bakar
akan menimbulkan keausan pada bagian-bagian mesin.
Penyebab keausan adalah akibat proses pembakaran yang
menghasilkan Oksida Belerang SO2 dan SO4 dimana pada suhu tinggi
Oksida Belerang akan berbentuk Uap.
Keausan yang ditimbulkan dari bahan bakar yang mempunyai
kadar belerang tinggi yang terutama adalah Ruang bakar dan Injektor.
Kadar air dan sedimen dalam bahan bakar selalu ada dan sulit
dipisahkan dengan proses Destilasi.
Sedimen yang berbentuk partikel-partikel padat dapat merusak Pompa
Injeksi dan Nozzles.
Kandungan air dan sedimen dapat menimbulkan karat dalam ruang
bakar mesin dan tangki bahan bakar.
Titik nyala bahan bakar Diesel harus cukup tinggi untuk menghindari
terbakarnya bahan bakar pada suhu Ambien yang normal.
Spesifikasi yang berlaku di Indonesia untuk bahan bakar adalah
Titik embun bahan bakar Solar adalah suatu keadaan selama terjadi
pendinginan bahan bakar telah mencapai suhu tertentu sehingga
terjadi pembentukan kristal yang sangat tipis dalam phase cairan.
83
Spesifikasi Titik embun bahan bakar Diesel ditentukan berdasarkan
keadaan cuaca daerah atau negara yang hendak menggunakan bahan
bakar tersebut.
x.RESIDU KARBON.
xi.ANGKA CETAN.
84
Panjang pendeknya tundaan nyala diukur dengan angka cetan, untuk
mendapatkan tundaan nyala yang pendek maka bahan bakar harus
mempunyai angka cetan yang cukup tinggi.
Pompa Supply.1
Tangki Harian
Pompa Supply.2
Over Flow
Pompa Injeksi
Injektor
85
PERALATAN SISTEM BAHAN BAKAR
( Fungsi dan Prinsip Kerja )
Fungsi :
Menampung bahan bakar yang akan digunakan untuk jangka waktu yang lama
(Tangki Bulanan) kapasitas besar dan untuk pemakaian sehari-hari (Tangki
Harian) kapasiatas kecil serta kulitas bahan bakar lebih bersih agar
kontinounitas operasi pembangkit dapat berjalan normal.
Prinsip Kerja :
86
B. Pompa Supply 1.
a. Pompa Sentrifugal.
Fungsi :
Memompakan bahan bakar dari tangki bulanan melalui saringan awal (1) ke
tangki harian, dan dari tangki harian ke pompa injeksi tetapi pompa ini
mempunyai tekanan pemompaan yang rendah..
Prinsip Kerja :
Pompa ini bekerja berdasarkan gaya sentripental dan pompa ini mempunyai
tekanan yang rendah, tetapi putaran pompa cukup tinggi dan konstan pada arah
putaran sesuai bentuk sudu pompa (Rotor Blade).
Jenis pompa ini digerakkan dengan menggunakan motor listrik dan
kemampuan pengisian atau debit bervariasi dari kapasitas yang kecil hingga
besar.
b. Pompa torak.
87
Prinsip Kerja :
Pompa ini bekerja berdasarkan gerakkan torak dan pompa ini mempunyai
tekanan yang tinggi, putaran pompa dari putaran rendah hingga putaran sedang
pompa digerakkan oleh nok dan volume pemompaan mengikuti putaran
penggerak pompa (Pompa plunyer).
Fungsi :
Menyaring bahan bakar yang mengalir dari tangki penampung agar partikel-
partikel dan kotoran lain tidak masuk kedalam pompa injeksi dan injektor.
Prinsip Kerja :
88
Bahan elemen saringan bahan bakar :
1. Saringan Tunggal.
2. Saringan Ganda (Duflex).
3. Saringan putar (Purifier).
89
Pompa Injeksi tipe Majemuk.
Fungsi :
90
Pompa Injeksi tipe Tunggal.
Fungsi :
91
Pompa Injeksi tipe Tunggal langsung Injektor.
Fungsi :
92
Prinsip Kerja :
Pompa bahan bakar ini disebut Pompa Plunyer, dan rumah Pompa Plunyer
disebut Barrel.
Pengaturan pompa dengan menggunakan gigi (gear) yang dihubungkan dengan
setang yang mempunyai alur seperti gigi pada plunyer disebut Rack.
Pada Barrel mempunyai lubang dan lubang keluar masuk bahan bakar (Over
Flow).
Pada Plunyer ada alur pengatur volume bahan bakar yang disebut Helix.
Pengaturan volume bahan bakar ditentukan oleh posisi lubang Over Flow
dengan dengan posisi Helix (Lihat gambar diatas).
Plunyer mempunyai langkah plunyer dan langkah pemompaan bahan bakar.
93
Katup satu arah pada pompa injeksi
Fungsi :
Menjaga agar aliran bahan bakar dari pompa injeksi tidak kembali ke pompa
injeksi dan dalam pipa tekanan tinggi yang menuju Injektor tetap terisi bahan
bakar yang mempunyai tekanan sedikit dibawah tekanan pengabutan (tekanan
pengabutan injektor).
Jika terjadi kebocoran akan mempengaruhi waktu pengabutan pada injektor
pada saat mesin di Start, sehingga mesin sering sulit di hidupkan.
94
E. Pengabut (Injektor).
Fungsi :
Prinsip Kerja :
Pompa bahan bakar memompakan bahan bakar dengan tekanan tinggi dan
pada tekanan yang telah ditentukan pada injektor, maka bahan bakar yang
mempunyai tekanan tinggi akan mengangkat jarum nosel sehingga bahan bakat
tersebut keluar dari lubang nosel dan mengabut sesuai dengan tekanan
pengabutan pada injektor.
95
5.3.3 PROSEDUR PENGOPERASIAN
SISTEM BAHAN BAKAR.
Pengoperasian sistem bahan bakar pada mesin Diesel yang mempunyai pompa
injeksi majemuk tidak sama persis dengan mesin Diesel yang menggunakan
pompa injeksi tunggal.
Pada mesin Diesel yang menggunakan pompa bahan bakar tunggal pengaturan
volume bahan bakar yang akan dikabutkan dapat disetel dari luar pompa.
Sistem Udara Masuk & Gas Buang merupakan saluran yang mengarahkan aliran
udara masuk kedalam masing-masing silinder dan sisa hasil pembakaran dari masing-
masing silinder agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Kelancaran, distribusi udara masuk dan gas buang sangat menentukan hasil
pembakaran yang secara langsung akan mempengaruhi kemampuan mesin untuk
memikul beban yang berubah-rubah.
96
Yang termonitor pada sistem udara masuk dan gas buang adalah :
97
SIRKULASI UDARA MASUK DAN GAS BUANG
98
2. Pendingin udara masuk (Inter Cooler).
3. Turbo Charger
99
4. Peredam Gas Buang (Selencer).
PERHATIKAN KONDISI
100
5.4.1 JENIS SISTEM START.
Jenis sistem start untuk mesin banyak macam dan tujuan utamanya
adalah menggerakkan poros engkol agar torak bergerak dengan kecepatan
tertentu, agar terjadi kenaikan temperatur dan tekanan dalam ruang bakar.
Kecepatan putar dari peralatan start akan menentukan tingkat kemudahan
mesin tersebut dapat hidup.
Kecepatan putar ini memberikan pengaruh terhadap temperatur dan tekanan
kompresi, sehingga bahan bakar mudah terbakar.
a. Engkol (Slenger).
b. Motor Listrik (Electrical).
c. Motor Bantu (Motor Bensin).
d. Pegas (Spring).
e. Udara (Pneumatic)
a. Sistem Engkol.
b. Sistem Elektrikal
c. Sistem Udara.
1. Sepeda Motor.
2. Mesin Diesel daya kecil (5-10HP) dengan 1 s/d 2 silinder.
3. Mesin Bensin daya kecil (5-10 HP).
101
b. Sistem Start Elektrikal (Battery, Accu).
Digunakan pada
1. Sepeda Motor.
2. Mesin Diesel daya kecil s/d menengah.
3. Mesin Bensin daya kecil s/d menengah.
102
c. Sistem Start Udara (Pneumatic).
Digunakan pada Mesin Diesel daya menengah s/d besar.
103
Kecepatan putar sistem start ditentukan oleh :
104
1. Sistem Start Elektrikal (Battery, Accu).
Kecepatan putaran mesin pada saat di Start agar mesin mudah hidup
berkisar :
150 d 200 Rpm
105
1. Sistem start dengan Battery terdiri dari :
A. Selenoid.
Fungsi :
B. Motor Stater.
106
Fungsi :
A. Starting Valve.
107
i. PROSEDUR PENGOPERASIAN SISTEM START.
START MESIN DENGAN BATTERY
Sebelum mesin dihidupkan lakukan :
1. Periksa kondisi dan level air Accu.
2. Periksa sambungan-sambungan dan klem.
3. Periksa kondisi dan posisi pengaturan bahan bakar (Rack).
4. Jika normal, start mesin.
5. Pada waktu melakukan start jangan lakukan start terlalu lama karena motor
stater cepat panas.
6. Apabila pada waktu start mesin tidak langsung hidup, beri waktu sesaat untuk
melakukan start ulang agar motor stater tidak terlampau panas.
7. Jika Battery sudah lemah dan motor stater berputar lambat, jangan lakukan
start berulang-ulang agar kontak pada selenoid tidak cepat aus.
108
START MESIN DENGAN UDARA.
1. Periksa kondisi tekanan botol angin dan usahakan pada tekanan maksimal
yang diijinkan.
2. Periksa sambungan-sambungan, mur dan baut pengikat yang berhubungan
dengan mesin.
3. Periksa kondisi pengaturan bahan bakar (Rack), dan posisikan Rack pada
posisi Off.
4. Lakukan pelumasan awal, untuk meyakinkan bahwa pada poros engkol sudah
terlumasi.
5. Buka Kran Indikator untuk melakukan pembilasan ruang bakar
dan menggerakan poros engkol.
6. Lakukan start mesin dengan kondisi Kran Indikator terbuka, amati udara yang
keluar dari Kran Indikator.
7. Apabila kondisi aman, tutup kembali Kran Indikator.
8. Posisikan pengaturan Rack pada posisi minimal agar mesin tidak over speed
dan siap untuk melakukan Start mesin.
9. Urutan aliran udara start dari distributor udara start.
109
DAFTAR PUSTAKA
Aris Munandar, Winarto, 1979 Motor Diesel Putaran Tinggi, Bandung Pradiya
Paramitha. 2002. Motor Bakar Torak : ITB Bandung
Ganesa, V., 1996., Internal Combustion Engine : Mc. Grow Hill. Inc