Anda di halaman 1dari 98

MESIN DIESEL

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Konversi Energi yang diampu oleh :
Dosen : Prof. Dr. Djoko Kustono M. Pd.

Tim Penyusun :
Farizal A.F
Fajar bayu P
Fachryan N.F

PROGAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "Mesin Diesel”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah banyak
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Malang, 3 September 2019

Penulis
BAB 1

PRINSIP KERJA MESIN DIESEL

1.1 Pengertian Mesin Diesel


Mesin diesel adalah motor bakar dengan proses pembakaran yang terjadi didalam
mesin itu sendiri ( internal combustion engine ) dan pembakaran terjadi karena udara
murni dimampatkan (dikompresi) dalam suatu ruang bakar (silinder) sehingga diperoleh
udara bertekanan tinggi serta panas yang tinggi, bersamaan dengan itu disemprotkan /
dikabutkan bahan bakar sehingga terjadilah pembakaran.

Pembakaran yang berupa ledakan akan menghasilkan panas mendadak naik dan tekanan
menjadi tinggi didalam ruang bakar . Tekanan ini mendorong piston kebawah yang
berlanjut dengan poros engkol berputar.

Sesuai dengan gerakan piston untuk mendapatkan satu kali proses tersebut maka mesin
diesel tersebut dibagi dalam 2 macam :

- Mesin diesel 4 langkah ( 4 tak )


- Mesin diesel 2 langkah ( 2 tak )

Mesin diesel 4 langkah ialah : - Mesin diesel dimana setiap satu kali proses usaha terjadi
4 (empat) kali langkah piston atau 2 kali putaran
poros engkol

Mesin diesel 2 langkah ialah :- Mesin diesel dimana setiap satu kali proses usaha
terjadi 2 (dua) kali langkah piston atau satu kali
putaran poros engkol

1
Mesin Diesel 4 langkah

I. Langkah pengisian ( hisap )


Piston bergerak dari TMA ke TMB.
Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup,
karena piston bergerak kebawah maka tekanan
didalam silinder menjadi vacum (dibawah satu
atmosfir) sehingga udara murni masuk kedalam
silinder.

II. Langkah kompresi

Piston bergerak dari TMB ke TMA.


Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup, udara
didalam silinder didorong (ditekan) sehingga timbul
panas dan tekanan yang tinggi.
Akhir kompresi bahan bakar dikabutkan (disemprot-
kan dengan tekanan yang sangat tinggi melalui lubang
yang sangat kecil) sehingga terjadi pembakaran (be-
rupa ledakan)

III. Langkah usaha

Pembakaran menghasilkan tekanan yang tinggi


dalam ruang bakar, tekanan ini mendorong piston
dari TMA menuju TMB, melakukan usaha

2
IV. Langkah pembuangan

Akhir langkah usaha katup buang terbuka,


sehingga gas buang keluar melalui katup
tersebut, karena didorong oleh piston ber-
gerak dari TMB menuju TMA

Mesin diesel 2 langkah

Langkah 1

Pengisian dan kompresi

Piston bergerak dari TMB menuju TMA, udara


pengisian masuk melalui lubang isap, kemudian
disusul dengan kompresi, akhir kompresi bahan
bakar diinjeksikan ke ruang bakar sehingga
terjadi pembakaran

Langkah 2

Usaha dan pembuangan

Akibat adanya pembakaran dalam ruang bakar,


tekanan yang tinggi mendorong piston dari
TMA menuju TMB melakukan usaha disusul
dengan pembuangan
3
1.1 Jenis-jenis Ruang Bakar Mesin Diesel

1. Ruang Bakar Tipe Injeksi Langsung (Direct Injection)

Ruang Bakar Tipe Injeksi Langsung

Pada ruang bakar tipe injeksi langsung, bahan bakar langsug disemprotkan oleh nosel injeksi
(injection nozzle) ke dalam ruang bakar utama (main combustion). Ruang bakar utama adalah
ruang bakar yang terdapat diantara kepala silinder dan piston. Dengan ruang bakar seperti ini,
diharapkan mampu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Ruang bakar tipe injeksi langsung ini ada
3 macam yaitu : tipe sphericale, multi-sphericale, dan hemi sphericale.

Macam-macam ruang bakar tipe injeksi langsung

4
Dengan mengamati karakteristiknya, kita dapat menyimpulkan beberapa kelebihan dan
kekurangan ruang bakar jenis ini :

Keuntungan Ruang Bakar tipe Injeksi Langsung (Direct Injection)

 Penampang permukaan ruang injeksi langsung yang kecil dapat mengurangi kerugian panas,
sehingga menaikkan temperatur udara yang dikompresikan dan menyempurnakan pembakaran.
 Pada tipe ini pemanasan awal tidak diperlukan untuk start dengan suhu udara sekitarnya
normal.
 Efisiensi panas yang tinggi disini juga dapat meningkatkan output dan menghemat penggunaan
bahan bakar.
 Kontruksi kepala silinder lebih sederhana, jadi kemungkinan deformasi karena panas akan lebih
kecil.
 Karena kerugian panasnya kecil, maka perbandingan kompresinya dapat diturunkan.

Kerugian Ruang Bakar tipe Injeksi Langsung (Direct Injection)


 Pompa injeksi harus mampu menghasilkan tekanan tinggi yang diperlukan untuk
mengatomisasikan bahan bakar dengan memaksanya keluar melalui nosel tipe lubang banyak.
 Kecepatan maksimumnya lebih rendah karena pusaran campuran bahan bakar lebih kecil dari
tipe ruang bakar kamar depan (auxiliary combustion chamber).
 Tekanan pembakaran yang tinggi menimbulkan suara yang lebih keras dan resiko diesel
knocking lebih besar.
 Mesin sangat peka terhadap kualitas bahan bakar, diperlukan bahan bakar yang bermutu tinggi.
2. Ruang Bakar Tipe Kamar Depan (Auxiliary Combustion Chamber)
Sedikit berbeda dengan ruang bakar tipe injeksi langsung, pada ruang bakar tipe ini ketambahan ruang
bakar tambahan yang disebut dengan (precombustion chamber). Injector akan menyemprotkan bahan
bakar terlebih dahulu ke precombustion chamber. Ketika itu bahan bakar akan terbakar sebagian kecilnya
di precombustion chamber, sebagiannya lagi akan menuju ke ruang bakar utama. Dan di saat waktu yang
pas, maka bahan bakar seluruhnya yang telah terurai menjadi partikel halus akan terbakar di ruang
utama.

Ruang Bakar Tipe Kamar Depan

5
Tujuan pemakaian precombustion chamber ini adalah agar didapat pembakaran yang lebih
sempurna dengan tenaga yang maksimal. Karena dengan tipe ini, penguraian dan pencampuran
bahan bakar akan menjadi lebih baik.

Dari segi kontruksi memang lebih rumit dibandingkan dengan tipe injeksi langsung, begitu juga
dari segi biaya juga lebih tinggi. Namun, hal tersebut akan sebanding dengan apa yang didapat.
Selebihnya dapat dilihat pada kelebihan dan kekurangan ruang bakar tipe ini :

Kelebihan Ruang Bakar Kamar Depan

 Pemakaian jenis bahan bakar lebih luas.


 Bahan bakar yang relatif kurang baik dapat digunakan dengan asap pembakaran yang tidak
pekat.
 Mudah pemeliharaannya karena tekanan injeksi bahan bakar relatif rendah dan mesin tidak
begitu peka terhadap perubahan timing injeksi.
 Karena disini digunakan throttle tipe nozzle, maka diesel knock dapat dikurangi dan kerja
mesin lebih tenang.
Kekurangan Ruang Bakar Kamar Depan

 Biaya pembuatan lebih tinggi karena bentuk silinder lebih rumit.


 Diperlukan starter yang lebih besar. Starter mesin sulit, oleh karena itu diperlukan busi pemanas
(glow plug)
 Pada langkah kompresi, sebagian besar udara ditekan ke dalam kamar pusar.
 Udara menerima pusaran yang sangat cepat, karena saluran penghubung yang menuju ke dalam
kamar pusar dikontruksi miring/tangensial.
 Akibatnya bahan bakar yang disemprotkan cepat menguap dan menyalakan diri, dari hasil
pembakaran sebagian bahan bakar ditiup keluar dari kamar pusar dan ikut terbakar dengan sisa
udara yang masih di dalam silinder.
 Pemakaian bahan bakar relatif lebih boros.

6
BAB 2

SIKLUS MESIN DIESEL

2.1 Pengertian Siklus Diesel

Siklus diesel yang merupakan siklus dari mesin penyalaan kompresi (compression-
ignition) ditemukan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1890.Prinsip kerja mesin diesel mirip
seperti mesin bensin. Perbedaannya terletak pada langkah awal kompresi atau penekanan
adiabatik (penekanan adiabatik = penekanan yang dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor
atau panas tidak sempat mengalir menuju atau keluar dari sistem. Sistem untuk kasus ini adalah
silinder. Kalau dalam mesin bensin, yang ditekan adalah campuran udara dan uap bensin, maka
dalam mesin diesel yang ditekan hanya udara saja. Penekanan secara adiabatik menyebabkan
suhu dan tekanan udara meningkat.Selanjutnya injector atau penyuntik menyemprotkan solar.
Karena suhu dan tekanan udara sudah sangat tinggi maka ketika solar disemprotkan ke dalam
silinder dan solar langsung terbakar. Tidak perlu memakai busi lagi. Perhatikan besarnya tekanan
yang ditunjukkan pada diagram di bawah.

Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal atau sempurna. Mula-mula udara ditekan
secara adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada tekanan konstan - penyuntik atau injector
menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar mengalami pemuaian
adiabatik (c-d), pendinginan pada volume konstan - gas yang terbakar dibuang ke pipa
pembuangan dan udara yang baru, masuk ke silinder (d-a).
Zat kerja untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja biasanya menyerapkalor pada
suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha alias kerja (W), lalu membuang kalor sisa pada suhu yang
lebih rendah (QL). Karena energi kekal, maka QH = W + QL.
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine) (biasanya disebut sebagai “motor bakar” saja). Prinsip kerja motor
diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui
proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder
(ruang bakar). Penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada
umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.Tekanan gas hasil
pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros
engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan
sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah

7
kompresi. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga
disebut Compression Ignition Engine.

Ø Diagram P-V Motor Diesel 2 Langkah dan 4 Langkah


Siklus motor diesel merupakan siklus udara pada tekanan konstan. Pada umumnya jenis
motor bakar diesel dirancang untuk memenuhi siklus ideal diesel yaitu seperti siklus otto tetapi
proses pemasukan kalornya dilakukan pada tekanan konstan. Perbedaannya mengenai
pemasukan sebanyak qm pada siklus diesel dilaksanankan pada tekanan konstan.
Ø Gambar Diagram P-V Motor Diesel 2 langkah:

· Keterangan:
1-2 = Langkah kompresi tekanan bertambah, Q = c (adiabatic)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja V bertambah, P turun (adiabatic)
4-5 = Awal Pembuangan
5-6 = Awal Pembilasan
6-7 = Akhir Pembilasan

Ø Gambar Diagram P-V Motor Diesel 4 langkah:

· Keterangan:
0-1 = Langkah isap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah kompresi , P bertambah, Q = c (adiabatik)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja P bertambah, V = c (adiabatik)
8
4-1 = Pengeluaran kalor sisa pada V = c (isokhorik)
1-0 = Langkah buang pada P = c

Ø Diagram P-V Motor Gabungan dan Supercharger


Siklus gabungan merupakan siklus udara pada tekanan terbatas. Apabila pemasukan kalor
pada siklus dilaksanakan baik pada volume konstan maupun tekanan konstan, siklus tersebut
dinilai sebagai siklus tekanan terbatas atau siklus gabungan. Dalam siklus ini gerak isap (0-1)
dimisalkan berimpit dengan garis buang (1-0) sedangkan proses pemasukan kalor berlangsung
selama proses (2-3a) dan (3-3a). Sebenarnya kedua gris tersebut tidak perlu berimpit, garis buang
berada diatas atau dibawah garis isap. Pada Naturally Aspirated Engine garis buang berada diatas
garis isap. Pada Engine Supercharger udara pada waktu langkah isap dipaksa masuk ke silinder
oleh pompa udara yang digerakkan oleh mesin itu sendiri, disitu garis buang akan berada
dibawah garis isap.

Untuk kompresi rasio yang sama siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus diesel adalah:
Efisiensi siklus diesel yang tinggi menyebabkan siklus ini digunakan untuk mesin-mesin
dengan kapasitas besar. Seperti yang terdapat pada truk, lokomotif, mesin kapal, dan pembangkit
tenaga listrik darurat (genset).

9
BAB 3
BAGIAN UTAMA UTAMA MESIN DIESEL

3.1 Prime Mover

Peralatan utama terdiri dari :

1. Kepala silinder ( cylinder head )


2. Perangkat katup ( valve gear )
3. Perangkat piston ( piston assy )
4. Dinding silinder ( cylinder head )
5. Block silinder ( cylinder block )
6. Bantalan utama ( main bearing )
7. Poros engkol ( cranksfaht )
8. Poros bubungan ( cam sfaht )
9. Peredam getaran ( counter weight )
10. Dudukan mesin ( base plate )

10
1. Piston & Connecting Rod Assy.
2. Cylinder Liner & Engine Block.
3. Crank Shaft.
4. Cam Shaft.
5. Transmission Gear.

3.2 Cylinder head

Fungsi :

Menutup bagian atas silinder

Tempat meletakkan peralatan


Katup hisap dan buang
Injektor
Rocker arm
Ruang bakar mula

Untuk pendinginan

11
- JENIS KEPALA SILINDER.

KEPALA SILINDER TUNGGAL

KEPALA SILINDER MAJEMUK

12
3.3 Perangkat katup ( valve gear )

Fungsi valve :

Mengatur masuk dan


keluarnya udara masuk
dan gas buang

Fungsi valve guide :

Untuk menjaga gerakan


katup agar tegak lurus
pada dudukannya

18
3.4 ROCKER ARM ( PELATUK ).
Fungsi : meneruskan gaya dari Cam shaft untuk menggerakkan katup

2.5 Cam shaft

Fungsi : mengatur gerakan inlet & exhaust valve


dan fuel injection pum

Dudukan katup ( inlet valve seat )

Sudut dudukan katup berkisar

300 – 450 .
Dudukan katup yang sudah aus
sekali biasanya diganti baru

19
3.5 Piston

Fungsi :

1. Merapatkan ruangan silinder


dari bagian dalam
2. Memampatkan udara

3. Menerima tekanan pembakaran


waktu proses kerja
4. Meneruskan tekann pembakaran
Keporos engkol melalui batang
penghubung (connecting rod)
5. Bagian permukaan menyerap
panas selama proses berlang
sung

Keterangan :

1. Piston (rakitan lengkap torak)


2. Torak
3. Pena piston
4. Ring pegunci
5. Ring persegi
6. Ring kompresi muka
plat chromium
7. Ring kompresi muka
8. Ring pegas helix
Rakitan lengkap batang
Piston assy peng- hubung ( connecting
rod )

10. Batang penghubung


11. Dudukan pena pistin
12. Baut
13. Pena / pin
14. Ring ½
15. Sekrup
16. Pena pengunci
17. Pna plug
18. Washer
19. Baut kollar
20
20. Bantalan

21
Fungsi ring piston pada umumnya :

1. Mencegah kebocoran ruang bakar


2. Menyalurkan panas dari piston ke air
pendi ngin melewati dinding silinder

Fungsi batang penghubung :

1. Meneruskan tekanan torak ke poros engkol..


2. Meneruskan putaran poros engkol ke torak.

22
3.6 Dinding silinder (cylinder head)

23
Fungsi :

Tempat berlangsungnya seluruh urutan kerja mesin ( hisap, kompresi, usaha dan buang )

Dinding silinder terbagi dua :


1. Dinding basah ( wet liner )
2. Dinding kering ( dry liner )

Dinding basah :Dinding yang didinginkan langsung oleh air pendingin, biasanya untuk mesin
sedang/besar

Dinding kering :Dinding yang didinginkan tidak oleh air, umumnya mesin kecil atau kondisi
khusu

3.7 Poros engkol ( crank shaft )


Fungsi :

1. Menerima gaya inersia yang tinggi pada puncak tekanan gas diatas piston
2. Mengubah gerak bolak-balik ( translasi ) menjadi gerak putar ( rotasi )

24
3.8 Bantalan ( main bearing )

Fungsi : Untuk mendukung bagian–


bagian yang bergerak sehingga
bagian-bagian tersebut tetap
berada pada posisi yang
diinginkan

Klasifikasi bantalan :

11.Bantalan untuk gerak putar (


rotary motion )

a. Journal bearing yang


mendapat beban utama dari
perputaran poros (main
bearing)

b. Trust bearing (bantalan axial)


yang mendapat beban
sepanjang poros yang berputar

2.. Bantalan untuk gerak bolak-balik (reciprocating motion)


a. Bantalan untuk gerak lurus (contoh : dinding silinder untuk mendukung
pergerakan piston )
b. Bantalan untuk gerak tumbukan (contoh : bushing untuk mendukung pin
piston )

25
3.9 TRANSMISION GEAR ( RODA GIGI PENGATUR )

26
Fungsi
: 1. Mengatur saat membuka & menutup katup.
2. Mengatur waktu pengabutan bahan bakar.
3. Mengatur langkah torak.

3.10 Turbo charger

Fungsi : Untuk memampatkan udara yang akan masuk kegalam silinder, sehingga
daya mesin akan lebih besar, dibanding dengan mesin berdimensic sama
tetapi tanpa turbocharger.

27
Turbocharger terdiri atas turbin dan blower
3.11Neraca Panas

Panas dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder hanya sebagian saja yang
diolah menjadi kerja efektif (kerja pada proses engkol).

Bagian terbesar justru merupakan panas terbuang dan yang terakhir ini merupakan
kerugian yang tidak mungkin dihilangkan sama sekali.

Kerugian panas tersebut meliputi kerugian-kerugian panas yang terbawa gas buang, lewat
air pendingin dan kerugian panas akibat gesekan. Panas hasil pembakaran diruang bakar
disatu sisi dan panas berguna ditambah kerugian-kerugian disisi yang lain, merupakan
suatu neraca keseimbangan.

Tenaga yang dihasilkan oleh sebuah motor diesel adalah dari gas pembakaran dikurangi
oleh kerugian -kerugian panas maupun kerugian-kerugian mekanis.

Kerugian mekanis yaitu kerugian yang disebabkan karena gesekan-


gesekan bermacam-macam bagian motor yang saling bersinggungan antara lain :

 Gesekan antara cincin (ring) dengan dinding silinder


 Gesekan antara poros dan bantalan-bantalan
 Kerugian mekanik karena tenaga hilang untuk menggerakkan alat-alat
seperti katup pompa bahan bakar.,pompa-pompa pendingin, blower,
injector dan lain sebagainya.
 Kerugan juga karena sebagian panas yang dihasilkan oleh pembakaran
bahan bakar hilang terbawa oleh gas buang air pendingin, minyak
pelumas dan lain-lain.

29
100 %

Ni
25 % Air pendingin

Ne 31 % Gas Bekas

Nf 13 % Gesekan

30
N f = tenaga yang terjadi karena gesekan
31 % N i = tenaga yang dipakai untuk
mendesak torak / piston
Daya
Usaha N e = tenaga yang terdapat pada poros
Berguna

Bila sistim pendinginan mengalami penurunan kinerja, maka prosentase


pendinginan akan meningkat yang berarti daya usaha pada poros akan menurun.
Indikasi yang langsung dapat diketahui dari suhu sistim pendinginan yang meningkat,
terutama suhu outlet / keluar dari alat pendingin antara lain; radiator, cooling tower,
jacket water cooler, inter cooler, charge air cooler.
Jika sistim pelumasan kurang sempurna maka prosentase gesekan akan
meningkat yang berarti daya usaha mesin akan menurun pula. Indikasi yang lansung
yang dapat dilihat dari suhu lub.oil inlet engine dan atau hasil pemeriksaan minyak
pelumas di laboratorium.
Pembakaran yang kurang sempurna akan meningkatkan prosentase gas bekas /
buang, yang berarti pula menurunkan daya usaha mesin yang keluar dari poros.
Indikasi yang langsung dapat diketahui dari suhu gas buang melebihi kondisi normal
dan atau tekanan pembakaran melalui alat combustion press gauge

31
BAB IV
GOVERNOR

4.1 Pengertian
Misalkan Pada Satuan Pembangkit Diesel yang sedang beroperasi dengan kondisi normal:

 Bila beban jaringan = Daya mesin maka putaran mesin tetap stabil

 Bila beban jaringan tiba-tiba naik sedangkan daya mesin tetap maka
putaran mesin turun

 Bila beban jaringan tiba-tiba turun sedangkan daya mesin tetap maka
putaran mesin naik

Sedangkan permintaan dari mesin tenaga untuk penggerak generator, dalam


kondisi apapun putaran mesin harus tetap stabil mengingat kebutuhan konsumen akan
frekuensi harus tetap, maka : Bagi mesin diesel untuk penggerak generator, pada semua
kondisi beban baik beban tetap maupun beban yang bervariasi serta berubah-ubah
putaran mesin harus tetap konstan sesuai dengan setingnya

Governor adalah peralatan yang mengatur agar putaran mesin tetap konstan dan stabil
walaupun bebannya bervariasi dan berubah-ubah

Daya mesin diesel yang sedang beroperasi ditentukan oleh tekanan pembakaran.

32
Beban mesin Putaran mesin Sensor GOVERNOR
naik / turun turun / naik putaran
( mengatur )

Bahan bakar dalam Fuel injection pump Posisi rak


jumlah tertentu ( plunjer & barel )

Daya mesin Putaran mesin


Injektor Pembakaran
mesin normal

Prinsip kerja dari governor mengatur jumlah pemakaian bahan bakar agar kecepatan
putaran mesin tetap konstan walaupun terjadi perubahan beban.

Frekuensi berbanding lurus dengan putaran sehingga untuk mengatur frekuensi


kita harus mengatur putaran. Daya adalah usaha / tenaga yang diberikan dalam satu satuan
waktu ( detik )

Px N
F = ----------
60
F = frekuensi
P = pasang kutub
N = putaran (rpm)

33
Bagaimana cara mengatur
jumlah bahan bakar

Kapasitas bahan bakar yang diinjeksikan


kedalam silinder diatur sesuai dengan
kebutuhan yang diatur oleh pompa
bahan bakar

Pengaturan ini dilakukan oleh


REK BAHAN BAKAR

Tujuan dari pengaturan putaran melalui REGULATOR

Rek bahan bakar harus sangat peka terhadap perubahan


beban jaring, yang akan mengakibatkan perubahan putaran
pada motor Diesel / Frekuensi

REGULATOR bekerja sebagai :


1). MENDETEKSI PERUBAHAN PUTARAN

2). MENGATUR POSISI REK BAHAN BAKAR

3). START DAN MEMATIKAN MESIN

34
Bagaimana REGULATOR mendeteksi
perubahan putaran

Prinsip yang dipakai adalah pengaruh dari gaya sentrifugal massa yang berputar.

Bila benda dengan massa ( M ) yang ter-


tergantung diputar pada sumbunya, maka
massa M1 dan massa M2 akan saling
menjauhi, sebanding dengan jumlah putaran
per menit.

Posisi dari titik geser


mana akan selalu berubah
tergan tung dari jumlah
putaran per menit dan
besar massa ( M ).

N1 N2

N1 < N2
Perpindahan titik geser ( A ) dapat dibatasi dengan menggunakan pegas G.

 Gaya yang menyebabkan perpindahan massa ( M ) dan titik geser ( A )


sebanding dengan besarnya gaya sentrifugal-gaya pegas.

 Sistem ini akan tetap bekerja walaupun letak dibalik atau mendatar

35
Kesimpulan : Perubahan putaran yang terjadi akan dideteksi oleh massa M1 dan M2
selanjutmya diteruskan oleh Titik geser A

Bagaimana caranya mengatur REK BAHAN BAKAR

?
1 DENGAN MENGGUNAKAN GOVERNOR MEKANIS

2 DENGAN MENGGUNAKAN GOVERNOR HIDROLIS

3 DENGAN MENGGUNAKAN GOVERNOR ELEKTRIS

36
37
4.2. GOVERNOR MEKANIS

Dalam sistem ini perubahan putaran diesel


yang dideteksi oleh titik geser A, dipakai
untuk mengubah posisi rek bahan bakar.
Beberapa hal yang menjadi fungsi bekerja
nya alat pengukur :
1. Besarnya massa M1 dan M2
2. Kecepatan putaran
3. Panjang lengan
Pada umunya governor ini dipergunakan pada mesin diesel yang lama dengan daya ≤
100 kw

Speed governor Bosch EP/RQV

1. Governor housing
2. Governor cover
3. Control rod
4. Torque control
5. Flywight
6. Crank lever
7. Slide pad
8. Adjustment bolt
9. Oil check
10. Cam

11. Guide lever


12. Sliding block
13. Stop dog
14. Adjustment lever
15. Governor lever
16. Articulated fork
17. Spring plate
18. Clearence compensating spring

38
Speed governor WOODWARD

1. Speed
governor
2. Drive
shaft
3. Flyweight
4. Governor
spring
5. Control
piston
6. Adjuster
piston
7. Oil sump
(drain)

8. Governor out put shaft


9. Compression spring
10. Angle lever
11. Lever
12. Oil space
13. Buffer piston
14. Oil space
15. Return piston
16. Restricter
17. Slice pad
18. Speed droop shaft
19. Speed droop lever
20. Fish plate
21. Speed setting motor
22. Speed setting screw
23. Oil pump
24. Oil supply
4.3.GOVERNOR HIDROLIS

Prinsip :

Bila daya pada jaring turun,


putaran akan bertambah
massa M1 dan M2 saling
berjalan.
Titik geser A menarik poros
relay ke atas yang menyebab
kan minyak akan menekan
torak P dari atas didalam
servo motor. Torak dalam
servo motor akan turun, rek
bahan bakar akan mengurangi
jumlah bahan bakar. Putaran
akan turun.

Gaya yang menyebabkan perubahan posisi rek bahan bakar adalah fungsi dari :
 Tekanan minyak
  dari pada torak dalam servo motor

Pada pemakaiannya governor jenis ini selalu dihubungkan langsung dengan rek bahan
bakar
Kerja regulator hidrolis (pengaturan
sederhana) Dalam penurunan beban pada
jaringan

PERBEDAAN PUTARAN

Jika Pg = Pj maka putaran konstan, tidak ada perubahan pada regulator.

Bila Pj turun maka regulator akan mengurangi bahan bakar, putaran akan naik selama
regulator belumsempat mengurangi jumlah bahan bakar sebanyak yang diperlukan
sanpai diperoleh Pg = Pj (t1)

Sementara itu putaran sudah terlalu tinggi, regulator yang sudah diatur/disetel untuk
membuat putaran normal akan terus mengurangi jumlah bahan bakar yang akan
membuat turun lagi.

Pada saat putaran berada pada putaran normal ( t2 ) daya generator ( Pg ) menjadi
lebih kecil dari daya jaringan ( Pj ) putaran akan turun lagi sampai dibawah harga
nominal, sementara itu regulator akan menambah bahan bakar dan demikianlah
seterusnya.
Dalam penaikan beban pada jaringan

Prinsip kerja :

- Misal daya pada jaring turun putaran naik,


A K maka Mj dan Mg saling berjalan
G - Titik geser K naik dan menarik piston torak
dari relay
- Minyak me-nol-kan torak servo motor dari
atas
- Torak dari servo motor turun
Sementara itu poros KG menekan torak – torak
A
G K relay kebawah, yang menyebabkan terjadi
pengurangan bahan bakar (daya generator Pg
turun )
Pada saat itu putaran sedikit berada dibawah
harga normal
Regulator akan bekerja kembali
Hubungan antara putaran dan daya tergantung
dari bentuk poros huungan AK

40
Kerja dari regulator dengan sistem kompensasi

 Jika Pg = Pj ( seperti t0 ) putaran konstan, regulator tidak bekerja


 Jika Pj menurun ( mulai dari t0 ) maka regulator segera mengurangi jumlah bahan
bakar sebanyak yang diperlukan sampai diperoleh Pj = Pg (t1)

Sementara itu putaran sudah terlalu tinggi relay turun bergerak yang membuat sukar
motor turun lagi.
Hal ini menyebabkan relay pada posisi seimbang yang menutup lubang minyak (t2 )

Pada saat ini generator Pg lebih kecil dari daya jaring Pj, putaran akan turun dan
regulator menambah bahan bakar sampai diperoleh ;

Pg = Pj ( t3 )

Sementara ini putaran naik lagi, tetapi lama goyangan kecil sekali.

41
Pengaturan kedua

Suatu sistim dengan menggunakan perubahan tekanan dari pegas untuk mengatur
posisi titik geser M sehingga putaran kembali keputaran nominal dengan mengatur

posisi rek bahan


Kemudian dibuat titik
KG yang menghubung
kan gerakan titik K
dengan gerakan servo
motor

Dengan sistim kemudi


maka torak dari relay
akan lebih cepat kem-
bali keposisi seimbang

Regulator Hidrolis Sentrifuse ( Governor Hidrolik Type U G – 8 )


42
Servo motor untuk mengatur synchronizer dan pembebanan dari jarak jauh
Speed drop untuk mengatur statisme agar mesin dapat paralel dengan mesin lain
Load limit untuk membatasi beban
Speed lsetting untuk mengatur beban atau putaran mesin secara manua

Speed setting indicator untuk mengatur mesin pada putaran idle spee

Compensation alat ini digunakan agar bisa diatur maksimum dan minimum perubahan
kecepatan agar tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Begitu pula bila suatu beban yang
agak besar akan masuk dengan mendadak, kecepatan pada detik itu tentu akan turun, dengan
alat konpensasi ini bisa diatur agar kecepatan dapat kembali normal dengan cepat dan tidak
terlalu bergoyang.

4.4. Governor Elektrik


Pengontrolan kecepatan mesin secara kontinyu dan konstan dengan melalui hubungan
actuator ke sistem pemasukan bahan bakar.
Kecepatan mesin disensor dengan magnetik pick-up yang memakai aliran listrik AC dan
dikirim atau dialirkan ke actuator merubah input listrik dari kontrol 2301 ke gerak
mekanik yang mana dihubungkan ke tuas sistem bahan bakar.

Basic Sistem Governor Elektrik

 Magnetik pic-up dipasang pada tutup fly wheel dari mesin, untuk membuat signal AC.
Frekwensi dari signal dikontrol dengan kecepatan/perputaran dari gigi – gigi di fly
wheel dan berputar melewati magnetic pick-up

 Signal frekwensi kecepatan mesin ini dikirim ke kontrol 2301. Kontrol mempunyai
sensor kecepatan yang membuat perbandingan antara sinyal input untuk kecepatan
yang ada dengan kecepatan mesin yang diinginkan (setting), itu terdapat dalam
kontrol box yang perlu dijaga dan dipelihara.

 Jika putaran yang ada dan putaran setting( yang diinginkan ) tidak sama, maka kontrol
2301 akan memberikan koreksi sinyal (perintah ) DC ke coil selenoid, dari kontrol
2301 digunakan ke coil selenoid actuator. Actuator akan mengatur/menyesuaikan

43
jumlah bahan bakar untuk membuat putaran mesin sesuai dengan setting (yang
diinginkan )

44
 Pilot valve plunjer dihubungkan dengan sebuah magnit permanen yang ditahankan
oleh pegas penahan didalam penguatan dua coil selenoid. Hasil signal dari kontrol
2301 digunakan ke coil selenoid untuk membuat gaya magnityang sebanding dengan
arus dalam coil. Gaya magnit ini selalu berusaha mengubah magnit dan pilot valve
plunjer kebawah ( bahan bakar bertambah ).

Prinsip kerja actuator

Gaya centering spring ( diatas plunjer ) selalu berusaha mengubah magnit dan pilot valve
plunjer keatas (bahan bakar berkurang )

 Bilamana magnit berputar pada putaran stabil ( steady state condations ), ini berarti
dua gaya sama tetapi arahnya berlawanan. Pilot valve plunjer pada saat berada
ditengah ( the control land menutup control part )

Jika terjadi penurunan setting putaran mesin pada control 2301 atau kenaikkan putaran
mesin (disebabkan dari penurunan beban mesin), input tegangan ke coil selenoid di
actuator menjadi turun. Daya magnit dari coil selenoid juga turun , pada waktu gaya
dari centering spring lebih besar dari pada coil pilot valve plunjer akan bergerak
keatas posisi center. Maka oli yang dibawah power akan bergerak keatas menyebabkan
berputarnya terminal shaft kearah penurunan bahan bakar

 Jika terjadi kenaikkan setting putaran mesin pada control 2301 atau penurunan mesin
(disebabkan dari kenaikkan beban mesin ) input tegangan ke coil selenoid juga akan
naik, sekarang gaya dari pada gaya centering spring dan pilot valve plunjer akan
bergerak turun mengikuti tekanan oli dibawah power piston. Pada waktu daerah
permukaan (tekanan oli bekerja lagi) dari power adalah lebih besar dari pada bagian
bawah dari bagian atas piston, piston akan bergerak keatas. Terminal shaft berputar
kearah penambahan bahan bakar.

45
46
BAB V
PERALATAN BANTU MESIN DIESEL

5.1 SISTEM PELUMASAN

5.1.1. JENIS SISTEM PELUMASAN.

1. Sistem Pelumasan Basah ( Wet system ).

Sistem Pelumasan Basah

Dimana bak penampungan pelumas

berada di dalam mesin yang biasa disebut

47
2. Sistem Pelumasan Kering ( Dry system ).

Sistem Pelumasan Kering

Dimana bak penampungan

pelumas berada di luar mesin

60
5.1.2 FUNGSI DAN KLASIFIKASI PELUMAS.

Fungsi Pelumasan

1. Untuk membatasi bagian-bagian yang

bergerak agar tidak saling bergesekan

dengan membuat lapisan FILM.

2. Sebagai media pendingin mesin.

3. Mengeluarkan kotoran (geram-geram)

yang berada diantara bagian yang bergerak

Klasifikasi Pelumas Klasifikasi Pelumas


(API). (API).

Mesin Mesin Diesel.


Bensin.
1. CA.
1. SA.
2. CB
2. SB
3. CC
3. SC
4. CD
4. SD

61
DIAGRAM SISTEM PELUMASAN

Bak Penampung.

( Carter, Sump
Tank )

Pompa Pelumas.
( Lub. Oil Pump )

Thermostsat

Oil Cooler

Bagian-bagian mesin yang


Filter

perlu dilumasi

Lub Oil Pressure Lub Oil Centrifugal


Control Valve
( Purifier )

62
5.1.3 PERALATAN SISTEM PELUMASAN
( Fungsi dan Prinsip Kerja )

1. Carter atau Sump Tank.

Fungsi :

a. Menampung pelumas untuk di sirkulasikan keseluruh bagian mesin yang


memerlukan pelumasan dan yang telah bersirkulasi dalam mesin.
b. Menampung endapan kotoran dan geram-geram dalam mesin agar tidak
ikut bersirkulasi.

Prinsip Kerja :

Bak penampung akan menampung pelumas yang telah bersirkulasi dan


mempunyai area untuk pipa (saluran) isap dari pompa pelumas, sehingga
kotoran tidak ikut terhisap oleh pompa.

63
2. Pompa Pelumas.

Fungsi :

Memompakan minyak pelumas bersirkulasi ke bagian utama mesin dan


bagian-bagian mesin yang perlu mendapat pelumasan.

Prinsip Kerja :

Pompa pelumas adalah pompa roda gigi sehingga tekanan pompa dapat
mencapai tekanan yang tinggi, pada saat mesin mulai berputar pompa sudah
mulai bekerja dengan tekanan yang rendah, kemudian jika putaran

64
3. Filter

65
Fungsi :

Menyaring minyak pelumas agar kotoran dan geram-geram tidak ikut


bersirkulasi ke bagian utama mesin dan bagian-bagian mesin yang perlu
mendapat pelumasan.

Prinsip Kerja :

Pelumas yang bersirkulasi di dalam mesin kemungkinan mempunyai kotoran


akibat adanya komponen mesin yang terkikis, sehingga sebelum pelumas
bersirkulasi kotoran tersebut harus disaring agar tidak merusak komponen
mesin yang lain.

4. Oil Cooler.

Fungsi :

Minyak pelumas yang bersirkulasi keseluruh komponen mesin bertemperatur


tinggi dan akibatnya nilai viskositasnya akan menurun, sehingga pelumas tidak
dapat bekerja maksimal, untuk memperbaiki nilai viskositas maka, temperatur
pelumas harus diturunkan sesuai atau mendekati temperatur yang diijinkan
agar viskositasnya kembali normal.

66
Prinsip Kerja :

Pelumas yang bersirkulasi setelah berada di Sump Tank atau Carter di isap
oleh pompa pelumas dan di tekan dengan tekanan yang tinggi melalui Oil
Cooler untuk di dinginkan agar nilai viskositasnya kembali atau mendekati
nilai normal, pendingin pelumas dapat menggunakan air maupun udara, sesuai
sistem pendingin yang ada pada mesin tersebut.

5. Relief Valve.

Fungsi :

Mengatur tekanan pelumas yang bersirkulasi ke bagian utama mesin dan bagian-
bagian mesin yang perlu mendapat pelumasan.

Prinsip Kerja :

Pompa pelumas adalah pompa roda gigi sehingga tekanan pompa dapat mencapai
tekanan yang tinggi, tetapi tekanan pelumas harus ditetapkan bekerja pada
tekanan tertentu pada temperatur tertentu agar dapat dimonitor kondisi kerja
sistem pelumas.

67
6. Separator.

Fungsi :

1. Membersihkan pelumas dari partikel-patikel keras yang berada dalam


pelumas agar tidak ikut bersirkulasi yang mengakibatkan kerusakan
komponen mesin.
2. Memisahkan kandungan air yang berada dalam pelumas dengan
perbedaan berat jenis.

Prinsip Kerja :

Pelumas yang masuk dalam separator harus dipanaskan terlebih dahulu agar
pelumas lebih cair untuk memudahkan pemisahan air dan unsur-unsur lain
yang berada dalam pelumas, kemudian pelumas diputar, dan akibat perbedaan
berat jenis maka air dan unsur-unsur yang lebih berat akan terpisah dengan
pelumas sesuai gaya sentripental masing-masing unsur yang berada dalam
pelumas.

68
7. Deep Stick.

Fungsi :

Mengetahui ketinggian pelumas yang berada dala Sump Tank atau Carter.

Prinsip Kerja :

Deep Stick mempunyai tanda maksimal dan minimal yang akan menentukan level
pelumas yang berada dalam tangki penampung.
Proses pengukuran agar lebih akurat yaitu dengan kondisi mesin yang telah
berhenti selama beberapa jam dan posisi stick ketika ditarik harus tegak lurus.

69
5.1.4 PROSEDUR PENGOPERASIAN

1. SISTEM PELUMASAN MESIN DIESEL KECIL.

Pada mesin Diesel yang kecil pompa pelumas berada didalam mesin, tetapi
pada mesin Diesel sedang serta yang besar mempunyai 2 (dua) macam pompa
pelumas yang berada didalam mesin dan diluar mesin.
Untuk mesin Diesel kecil pompa pelumas letaknya sulit dijangkau karena
berada didalam mesin kemudian bekerjanya setelah mesin beroperasi, sehingga
pelumas mulai bersirkulasi pada saat mesin hidup.
Dengan kondisi yang seperti ini maka perlu mendapat perhatian yang lebih teliti
pada sistem pelumasnya, terutama kondisi pompa pelumas, relief valve dan
saringan pelumas, agar pelumas dapat bersirkulasi dengan baik pada waktu mesin
beroperasi.
Kemudian untuk mesin Diesel yang sedang dan besar sistem pelumas lebih
mudah untuk dilakukan pemeriksaan mengingat keberadaan peralatan pompa
berada diluar atau menempel pada bagian yang mudah dijangkau, maka proses
pemeriksaannya lebih mudah.
Dari kedua sistem pelumas tersebut, untuk mesin Diesel kecil pengoperasian
sistem pelumas lebih mudah dibandingkan mesin Diesel sedang dan mesin Diesel
besar.

5.1.5 SISTEM PELUMASAN MESIN DIESEL BESAR

Pada mesin Diesel yang besar, pelumasan harus dilaksanakan terlebih dahulu
sebelum mesin dihidupkan (Pelumasan Awal) dengan menjalankan pompa awal
(manual atau elektris) untuk melumasi bagian utama mesin yaitu Poros engkol.

70
Langkah pengoperasian sistem pelumasan.

1. Periksa level pelumas pada tangki penampung pelumas (Sum Tank).


2. Level minyak pelumas disarankan harus berada pada level MAKSIMUM pada
saat mesin belum dihidupkan.
3. Jalankan pompa awal sampai mencapai tekanan yang sesuai dengan petunjuk
mesin.
4. Periksa tekanan pelumas dan kemungkinan adanya kebocoran pada pipa dan
sambungan sistem pelumas.
5. Putar poros engkol beberapa kali untuk meyakinkan bahwa pelumas telah
bersirkulasi dengan baik pada poros engkol dan bagian mesin lainnya.
6. Jika putaran poros telah ringan dan tidak ada kebocoran pada sistem pelumas,
maka mesin siap untuk di start dan di operasikan.

5.2 SISTEM PENDINGIN.


5.2.1 JENIS SISTEM PENDINGIN.

Jenis pendingin untuk mesin adalah bagaimana proses pelaksanaan


pendinginan mesin dilakukan selama mesin beroperasi dengan stabil dan
aman.

Untuk pendinginan yang umum digunakan sistem :

a. Sistem Pendinginan Terbuka.


b. Sistem Pendinginan Tertutup.

1. Sistem Pendinginan Terbuka.

Sistem ini menggunakan media pendinginnya adalah air tawar maupun air
laut.

71
Proses pendinginan mesinnya yaitu :
Air pendingin mesin dipompakan langsung dari sumber air (Sungai, Danau,
Tangki penampungan dan Laut) masuk ke dalam mesin dan setelah
mendinginkan mesin langsung dibuang ketempat semula(Sungai, Danau,
Tangki penampungan dan Laut).

2.. Sistem Pendinginan Tertutup.

Sistem ini menggunakan media pendinginnya adalah air tawar maupun air
laut yang kemudian air tawar maupun air laut didinginkan kembali dengan
menggunakan udara maupun air tawar atau air laut.

Proses pendinginan mesinnya yaitu :


Air pendingin mesin dipompakan langsung dari penampungan air yang
didinginkan (Disebut Radiator atau Water Cooler) kemudian di sirkulasikan
kembali ke dalam mesin yang perlu pendinginan selanjutnya kembali lagi
ke Radiator atau Water Cooler.

Untuk mesin yang menggunakan Radiator, air pendingin mesin di dinginkan


dengan menggunakan udara yang dialirkan dengan menggunakan kipas
udara.

Kemudian untuk mesin yang menggunakan Water Cooler, air pendingin


mesin di dinginkan dengan menggunakan air tawar, air danau maupun air
laut yang dialirkan dengan menggunakan pompa air.

Bahan pendinginan mesin pada umumnya menggunakan 2 (dua) media


pendingin yaitu :

1. Udara.
2. Air.

Kedua media tersebut tidak berbahaya dan sangat mudah serta murah,
sehingga hampir seluruh mesin menggunakan media tersebut.

72
Sistem pendingin mesin mempunyai beberapa macam cara untuk
mendinginkan media pendingin mesin pada sistem pendinginannya yaitu
antara air tawar didinginkan dengan udara, air tawar didinginkan dengan air
laut dan air tawar didinginkan dengan air tawar.

5.2.2 FUNGSI DAN SYARAT PENDINGIN.

Fungsi pendinginan mesin :

5.2.2.1 Mempertahankan suhu kerja mesin.


5.2.2.2 Meredam suara.
5.2.2.3 Memperpanjang umur pemakaian komponen mesin.

Persyaratan bahan pendingin yang digunakan harus memenuhi sebagai


berikut :

5.2.2.3.1 Aman.
5.2.2.3.2 Mudah didapat.
5.2.2.3.3 Murah.
5.2.2.3.4 Tingkat korosif yang rendah.
5.2.2.3.5 Tidak mempunyai endapan lumpur.
5.2.2.3.6 Viskositas sangat rendah.
5.2.2.3.7 Tidak mudah terbakar.
5.2.2.3.8 Mempunyai titik didih diatas rata-rata air tawar.

Kualitas air pendingin yang digunakan memberikan pengaruh terhadap komponen


mesin yang dilalui oleh air pendingin.
Pengaruh yang dialami oleh mesin jika menggunakan air pendingin kurang
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai media pendingin mesin adalah :Korosi
dan Endapan lumpur.

73
Korosi pada bagian dalam mesin yang terendam air pendingin akan
menyebabkan komponen mesin tersebut berlubang dan dapat menyebabkan
komponen tersebut bocor atau pecah.
Endapan lumpur pada bagian dalam mesin yang terendam air pendingin
akan menyebabkan saluran air pendingin menjadi lebih kecil / mengecil akibatnya
akan mempengaruhi air pendingin yang bersirkulasi pada mesin

5.2.3 DIAGRAM SISTEM PENDINGIN.

DIAGRAM SISTEM PENDINGIN DENGAN AIR.

Radiator

Thermostat

Pompa Sirkulasi

Mesin

DIAGRAM SISTEM PENDINGIN DENGAN UDARA.

Kipas
Udara

Sirip Pendingin

Oil Cooler

74
5.2.4 PERALATAN SISTEM PENDINGIN (AIR)
( Fungsi dan Prinsip Kerja )

1. Radiator.

Fungsi :

Mendinginkan air yang telah menyerap panas mesin selama beroperasi agar
temperatur air pendingin mesin tetap terjaga pada temperatur operasi yang
normal.

Prinsip Kerja :

Air dari dalam mesin keluar menuju radiator akibat tekanan pompa sirkulasi air
pendingin mesin yang dihisap dari radiator.
Temperatur air yang dihisap dari radiator lebih rendah dari temperatur air yang
keluar dari mesin, air pendingin mesin yang berada di radiator di dinginkan
oleh udara yang mengalir akibat putaran kipas (Fan).

75
2. Thermostat

a. Tipe 1 b. Tipe 2

Fungsi :

Mengatur aliran air pendingin yang akan masuk ke mesin dari radiator pada
saat temperatur mesin masih rendah (temperatur mesin masih dingin).
Air yang berada di dalam mesin di sirkulasikan kembali kedalam mesin agar

temperatur mesin cepat mendekati temperatur kerja normal (+ 75o C)

76
Prinsip Kerja :

A. B.

Pada saat mesin masih dingin atau temperatur belum mencapai


temperatur tertentu, katup thermostat masih menutup aliran air pendingin yang
menuju radiator dan aliran air pendingin mesin hanya bersirkulasi dari dalam
mesin kembali ke mesin melalui thermostat. (Gambar A)

Jika temperatur sudah mendekati + 60o C, katup thermostat sudah


mulai membuka, dan aliran air pendingin mesin mulai mengalir ke radiator dan
pada temperatur tertentu katup terbuka penuh, sehingga sirkulasi air pendingin
sudah berjalan dengan kapasitas normal.

77
5.2.5 PERALATAN SISTEM PENDINGIN (UDARA)
( Fungsi dan Prinsip Kerja )

a Blower.

Fungsi :
Mendinginkan sirip-sirip udara untuk pendingin oli dan yang terdapat pada
kepala silinder dan dinding silinder agar temperatur kerja mesin tetap normal.

Prinsip Kerja :
Blower berputar dengan bantuan poros pompa ini mempunyai tekanan yang
tinggi, putaran pompa dari putaran rendah hingga putaran sedang pompa
digerakkan oleh nok dan volume pemompaan mengikuti putaran penggerak
pompa (Pompa plunyer).

78
b. Sirip Pendingin Mesin

Fungsi :

Mengalirkan panas dari dalam mesin agar permukaan yang akan didinginka
menjadi lebih luas dan sirip-sirip udara tersebut di dingin oleh udara yang
mengalir dari blower kipas udara (fan), maka panas yang di dalam silinder
akan mudah di dinginkan.

5.2.6 PROSEDUR PENGOPERASIAN SISTEM PENDINGIN.

MESIN BERPENDINGIN AIR


Sebelum mesin dihidupkan lakukan :
1. Periksa kondisi dan level air pendingin pada Radiator.
2. Periksa sambungan-sambungan dan klem.
3. Periksa kondisi dan kekencangan Fan Belt.
4. Perhatikan adanya kebocoran dari pompa sirkulasi air.
5. Periksa adanya kebocoran pipa-pipa pendingin.

79
Setelah mesin hidup lakukan :
1. Periksa kemungkinan adanya kebocoran pada saluran.
2. Amati ikatan-ikatan pada selang karet.
3. Buka tutup radiator dan amati gerakan air pendingin, apakah ada gelembung
udara dalam sirkulasi air pendingin.
4. Amati perubahan temperatur air pendingin selama mesin beroperasi.
Sistem pendingin berjalan normal, umur pemakaian serta daya yang dihasilkan
dapat maksimal.

MESIN BERPENDINGIN UDARA.

Sebelum mesin dihidupkan lakukan :

1. Periksa kondisi kipas (fan) pendingin mesin.


2. Periksa sambungan-sambungan, mur dan baut pengikat penutup bangian-
bagian mesin..
3. Periksa kondisi dan kekencangan Fan Belt (jika kipas menggunakan Fan belt).
4. Perhatikan adanya kelonggaran ikatan Fan Belt..

Setelah mesin hidup lakukan :


1. Periksa kemungkinan adanya kelonggaran Fan.
2. Amati ikatan-ikatan pada rumah Fan.
3. Amati perubahan temperatur mesin selama mesin beroperasi.

80
5.3 SISTEM BAHAN BAKAR.

5.3.1 KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR.

Komposisi bahan bakar biasanya terdiri dari karbon dan hidrogen


atau kombinasi keduanya yang disebut Hidrokarbon dan akan menghasilkan
panas apabila dibakar.
Bahan bakar ini semuanya berasal dari alam (perut bumi), dan
berbentuk padat, cair atau gas, yang terjadi karena adanya proses evolusi
dari fosil-fosil selama beribu-ribu tahun yang lalu, oleh karena itu bahan
bakar jenis ini disebut sebagai bahan bakar fosil.
Bahan bakar solar umumnya adalah Distilat tengah minyak bumi.
Komponennya ada yang tidak stabil terhadap proses oksidasi
sehingga menjurus pada terbentuknya semacam lumpur yang menyebabkan
terjadinya endapan pada sistem pemasukan bahan bakar.
Penyumbatan dapat terjadi terutama pada filter bahan bakar, pompa
dan pipa-pipa bahan bakar. Endapan lumpur ini cenderung menimbulkan
korosi.
Untuk menghindari korosi dan endapan lumpur diberikan bahan
tambah yaitu Aditif Antioksidan dan Anti Korosi.
Penggunaan bahan bakar yang bermutu tinggi pada mesin Diesel
akan memperbaiki sifat Atomisasi dan kebersihan ruang bakar serta
mencegah terbentuknya endapan sehingga dapat mencapai pembakaran
sempurna dan normal.

Selain mutu bahan bakar yang diukur dengan Angka Cetana, sifat-
sifat lain dari bahan bakar Diesel yang sangat penting dan langsung
mempengaruhi tingkat mutu yang tercantum dalam spesifikasi bahan bakar
adalah :
5.3.1.1 Densitas.
5.3.1.2 Distilasi.

81
5.3.1.3 Viskositas.
5.3.1.4 Kadar Belerang.
5.3.1.5 Stabilitas.
5.3.1.6 Kadar Air.
5.3.1.7 Titik Didih.
5.3.1.8 Titik Keruh.
5.3.1.9 Sedimen.
5.3.1.10 Kadar Abu.
5.3.1.11 Titk Nyala.

i. SIFAT DENSITAS.
Sifat Densitasadalah satuan berat bahan bakar dalam 1 (satu)
liter bahan bakar Diesel.
Rata-rata Density bahan bakar minyak Solar yang digunakan di
Indonesia adalah 0,84 – 0,92 kg/liter.

ii. SIFAT DISTILASI.


Sifat Distilasi adalah kadar endapan dan kejernihan bahan
bakar dalam 1 (satu) liter bahan bakar Diesel.
Sifat Distilasi bahan bakar minyak Solar akan mempengaruhi efisiensi
pembakaran dan timbulnya endapan-endapan Kokas dalam saluran
Injektor dapat menyumbat lubang laluan dan merusak fungsi Injektor.

iii. SIFAT STABILITAS.


Sifat Stabilitas sangat berpengaruh terhadap gangguan fungsi
Injektor dan dapat membentuk endapan pada pompa bahan bakar serta
penyumbatan pada filter bahan bakar.

iv. SIFAT VISKOSITAS.


Tingkat Viskositas bahan bakar Diesel menyebabkan kesulitan
start pada saat kondisi mesin dingin atau pada suhu udara sekitarnya
yang dingin.

82
Kondisi ini dapat menurunkan sifat pelumasan bahan bakar pada
Injektor dan Pompa Injeksi sehingga dapat menyebabkan daya mesin
menurun secara tajam.

v. KANDUNGAN BELERANG.
Kadar belerang yang tinggi dalam bahan bakar
akan menimbulkan keausan pada bagian-bagian mesin.
Penyebab keausan adalah akibat proses pembakaran yang
menghasilkan Oksida Belerang SO2 dan SO4 dimana pada suhu tinggi
Oksida Belerang akan berbentuk Uap.
Keausan yang ditimbulkan dari bahan bakar yang mempunyai
kadar belerang tinggi yang terutama adalah Ruang bakar dan Injektor.

vi. KANDUNGAN AIR DAN SEDIMEN.

Kadar air dan sedimen dalam bahan bakar selalu ada dan sulit
dipisahkan dengan proses Destilasi.
Sedimen yang berbentuk partikel-partikel padat dapat merusak Pompa
Injeksi dan Nozzles.
Kandungan air dan sedimen dapat menimbulkan karat dalam ruang
bakar mesin dan tangki bahan bakar.

vii. TITIK NYALA.

Titik nyala bahan bakar Diesel harus cukup tinggi untuk menghindari
terbakarnya bahan bakar pada suhu Ambien yang normal.
Spesifikasi yang berlaku di Indonesia untuk bahan bakar adalah

Minimum 68o C atau 154o F.

viii. TITIK EMBUN (CLOUD POINT).

Titik embun bahan bakar Solar adalah suatu keadaan selama terjadi
pendinginan bahan bakar telah mencapai suhu tertentu sehingga
terjadi pembentukan kristal yang sangat tipis dalam phase cairan.

83
Spesifikasi Titik embun bahan bakar Diesel ditentukan berdasarkan
keadaan cuaca daerah atau negara yang hendak menggunakan bahan
bakar tersebut.

ix.KANDUNGAN ABU (ASH CONTENT).


Kandungan Abu di dalam bahan bakar minyak biasanya berasal dari :
1. Produk-produk mineral yang secara tidak senngaja tercampur
dengan bahan bakar.
2. Logam sabun yang dapat larut, sebagai akibat netralisasi asam
organik sewaktu diadakan Alkali Treatment.
Abu sebagian besar keluar melalui ruang bakar dan sebagian lagi
tinggal dalam dinding-dinding silinder dan permukaan silinder
Di Indonesia “ Ash Content” maksimum sebesar 0,01 % berat minyak.

x.RESIDU KARBON.

Residu karbon terjadi akibat kadar kandungan fraksi-fraksi yang


mempunyai titik didih tinggi tidak terbakar dengan sempurna pada
kondisi kerja mesin normal
Batas maksimal Residu Karbon dalam bahan bakar adalah 0,05 %
berat bahan bakar.

xi.ANGKA CETAN.

Angka Cetan adalah karakteristik bahan bakar untuk menyala dengan


sendirinya pada tekanan dan temperatur tertentu di dalam ruang bakar.
Angka Cetan yang tinggi menggambarkan penyalaan sendiri yang
cepat dari bahan bakar tersebut.
Penyalaan sendiri (Auto Ignition) adalah kemampuan bahan bakar
untuk menyala dengan sendirinya pada tekanan dan temperatur
tertentu.
DETONASI terjadi akibat panjangnya tundaan nyala pada bahan
bakar Diesel.

84
Panjang pendeknya tundaan nyala diukur dengan angka cetan, untuk
mendapatkan tundaan nyala yang pendek maka bahan bakar harus
mempunyai angka cetan yang cukup tinggi.

5.3.2 DIAGRAM & PERALATAN SISTEM BAHAN BAKAR.

DIAGRAM SISTEM BAHAN BAKAR

Tangki bahan bakar

Pompa Supply.1

Saringan bahan bakar


1

Tangki Harian

Pompa Supply.2
Over Flow

Saringan bahan bakar


2

Pompa Injeksi

Injektor

85
PERALATAN SISTEM BAHAN BAKAR
( Fungsi dan Prinsip Kerja )

A. Tangki bahan bakar.

Fungsi :

Menampung bahan bakar yang akan digunakan untuk jangka waktu yang lama
(Tangki Bulanan) kapasitas besar dan untuk pemakaian sehari-hari (Tangki
Harian) kapasiatas kecil serta kulitas bahan bakar lebih bersih agar
kontinounitas operasi pembangkit dapat berjalan normal.

Prinsip Kerja :

Tangki Bulanan mempunyai kapasitas penampungna yang besar dan menerima


pengisian bahan bakar dari pemasok bahan bakar, Tangki Harian kapsitas
penampungan yang kecil untuk pemakaian langsung dan menerima pasokan
dari Tangki Bulanan serta bahan bakar lebih (Over Flow) dari Pompa Injeksi
dan Injektor.

86
B. Pompa Supply 1.

a. Pompa Sentrifugal.

Fungsi :

Memompakan bahan bakar dari tangki bulanan melalui saringan awal (1) ke
tangki harian, dan dari tangki harian ke pompa injeksi tetapi pompa ini
mempunyai tekanan pemompaan yang rendah..

Prinsip Kerja :

Pompa ini bekerja berdasarkan gaya sentripental dan pompa ini mempunyai
tekanan yang rendah, tetapi putaran pompa cukup tinggi dan konstan pada arah
putaran sesuai bentuk sudu pompa (Rotor Blade).
Jenis pompa ini digerakkan dengan menggunakan motor listrik dan
kemampuan pengisian atau debit bervariasi dari kapasitas yang kecil hingga
besar.

b. Pompa torak.

87
Prinsip Kerja :

Pompa ini bekerja berdasarkan gerakkan torak dan pompa ini mempunyai
tekanan yang tinggi, putaran pompa dari putaran rendah hingga putaran sedang
pompa digerakkan oleh nok dan volume pemompaan mengikuti putaran
penggerak pompa (Pompa plunyer).

C. Saringan bahan bakar.

Fungsi :

Menyaring bahan bakar yang mengalir dari tangki penampung agar partikel-
partikel dan kotoran lain tidak masuk kedalam pompa injeksi dan injektor.

Prinsip Kerja :

Bahan bakar yang tersimpan dalam tangki penampung dipompakan ke


Saringan, dan kotoran yang diameternya lebih besar dari pori-pori saringan
akan tertahan dan yang masuk ke pompa Injeksi adalah bahan bakar yang
sudah bersih.

88
Bahan elemen saringan bahan bakar :

1. Kertas. 3. Kawat kasa.


2. Kain. 4. Logam.

Jenis saringan bahan bakar :

1. Saringan Tunggal.
2. Saringan Ganda (Duflex).
3. Saringan putar (Purifier).

D. Pompa Injeksi (Injection Pump).

89
Pompa Injeksi tipe Majemuk.

Digunakan pada mesin Diesel Kecil dan menengah.

Fungsi :

Mengatur waktu pengabutan (Timing Injection), mengatur volume pengabutan


bahan bakar, pemompaan bahan bakar disesuaikan dengan Firing Order mesin.
Pompa Injeksi terpasang pada 1 (satu) rumah pompa injeksi untuk seluruh
silinder.

90
Pompa Injeksi tipe Tunggal.

Digunakan pada mesin Diesel besar.

Fungsi :

Mengatur waktu pengabutan (Timing Injection), mengatur volume pengabutan


bahan bakar, pemompaan bahan bakar disesuaikan dengan Firing Order mesin.
Pompa Injeksi terpasang pada 1 (satu) rumah pompa injeksi untuk 1 (satu)
silinder.

91
Pompa Injeksi tipe Tunggal langsung Injektor.

Digunakan pada mesin Diesel Kecil dan menengah.

Fungsi :

Mengatur waktu pengabutan (Timing Injection), mengatur volume pengabutan


bahan bakar, pemompaan bahan bakar disesuaikan dengan Firing Order mesin.
Pompa Injeksi terpasang pada 1 (satu) rumah pompa injeksi dan dilengkapi
nozzleuntuk 1 (satu) silinder.

92
Prinsip Kerja :

Pompa bahan bakar ini disebut Pompa Plunyer, dan rumah Pompa Plunyer
disebut Barrel.
Pengaturan pompa dengan menggunakan gigi (gear) yang dihubungkan dengan
setang yang mempunyai alur seperti gigi pada plunyer disebut Rack.
Pada Barrel mempunyai lubang dan lubang keluar masuk bahan bakar (Over
Flow).
Pada Plunyer ada alur pengatur volume bahan bakar yang disebut Helix.
Pengaturan volume bahan bakar ditentukan oleh posisi lubang Over Flow
dengan dengan posisi Helix (Lihat gambar diatas).
Plunyer mempunyai langkah plunyer dan langkah pemompaan bahan bakar.

93
Katup satu arah pada pompa injeksi

Fungsi :

Menjaga agar aliran bahan bakar dari pompa injeksi tidak kembali ke pompa
injeksi dan dalam pipa tekanan tinggi yang menuju Injektor tetap terisi bahan
bakar yang mempunyai tekanan sedikit dibawah tekanan pengabutan (tekanan
pengabutan injektor).
Jika terjadi kebocoran akan mempengaruhi waktu pengabutan pada injektor
pada saat mesin di Start, sehingga mesin sering sulit di hidupkan.

94
E. Pengabut (Injektor).

Fungsi :

Mengabutkan bahan bakar di dalam ruang bakar agar mudah terbakar.

Prinsip Kerja :

Pompa bahan bakar memompakan bahan bakar dengan tekanan tinggi dan
pada tekanan yang telah ditentukan pada injektor, maka bahan bakar yang
mempunyai tekanan tinggi akan mengangkat jarum nosel sehingga bahan bakat
tersebut keluar dari lubang nosel dan mengabut sesuai dengan tekanan
pengabutan pada injektor.

95
5.3.3 PROSEDUR PENGOPERASIAN
SISTEM BAHAN BAKAR.

Prosedur pengoperasian sistem bahan bakar merupakan langkah-langkah kerja


yang mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuat mesin agar
pengoperasian mesin dapat berjalan normal, umur pemakaian serta daya yang
dihasilkan dapat maksimal dengan pemakaian bahan bakar yang minimal.

Pengoperasian sistem bahan bakar pada mesin Diesel yang mempunyai pompa
injeksi majemuk tidak sama persis dengan mesin Diesel yang menggunakan
pompa injeksi tunggal.

Perbedaannya terletak pada pengaturan posisi Rack pada batang penggerak


utama pengatur volume pemompaan bahan bakar yang akan di kabutkan dalam
ruang bakar.

Pada mesin Diesel yang menggunakan pompa bahan bakar tunggal pengaturan
volume bahan bakar yang akan dikabutkan dapat disetel dari luar pompa.

5.3.4 SISTEM UDARA MASUK & GAS BUANG.

Sistem Udara Masuk & Gas Buang merupakan saluran yang mengarahkan aliran
udara masuk kedalam masing-masing silinder dan sisa hasil pembakaran dari masing-
masing silinder agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Kelancaran, distribusi udara masuk dan gas buang sangat menentukan hasil
pembakaran yang secara langsung akan mempengaruhi kemampuan mesin untuk
memikul beban yang berubah-rubah.

96
Yang termonitor pada sistem udara masuk dan gas buang adalah :

1. Temperatur udara masuk.


2. Temperatur gas buang.

Peralatan pada sistem udara masuk & gas buang :

1. Saringan udara masuk (Air Filter).


2. Pendingin Udara Masuk (Inter Cooler).
3. Turbo Charger
4. Peredam Gas Buang (Selencer).

DIAGRAM ALIRAN UDARA MASUK DAN GAS BUANG

97
SIRKULASI UDARA MASUK DAN GAS BUANG

1. Saringan udara masuk (Air Filter).

98
2. Pendingin udara masuk (Inter Cooler).

3. Turbo Charger

99
4. Peredam Gas Buang (Selencer).

PERHATIKAN KONDISI

Penyambungan dari mesin sampai ke


ujung Selencer.
Flexible Joint.
3. peredama gas
Kemampua n
n buang.

5.4 SISTEM START.

Sistem start mesin merupakan peralatan bantu yang digunakan sebagai


penggerak mula untuk menghidupkan suatu mesin atau motor bakar.
Pemahaman sistem start mesin akan memudahkan menganalisa,
mengamati, memelihara dan mengoperasikan sistem start tersebut.
Beragam model peralatan start mesin dibuat dan telah digunakan.pada
bermacam-macam tipe mesin, tetapi yang umum dipakai yaitu :

5.4.1 Sistem start elektrikal.


5.4.2 Sistem start udara.

Pada sistem start elektrkal, melakukan start mesin berulang-ulang pada


waktu menghidupkan mesin akan mempercepat kerusakan kerusakan motor start,
dan memperpendek umur pemakaian Accu.

100
5.4.1 JENIS SISTEM START.

Jenis sistem start untuk mesin banyak macam dan tujuan utamanya
adalah menggerakkan poros engkol agar torak bergerak dengan kecepatan
tertentu, agar terjadi kenaikan temperatur dan tekanan dalam ruang bakar.
Kecepatan putar dari peralatan start akan menentukan tingkat kemudahan
mesin tersebut dapat hidup.
Kecepatan putar ini memberikan pengaruh terhadap temperatur dan tekanan
kompresi, sehingga bahan bakar mudah terbakar.

Jenis Sistem Start :

a. Engkol (Slenger).
b. Motor Listrik (Electrical).
c. Motor Bantu (Motor Bensin).
d. Pegas (Spring).
e. Udara (Pneumatic)

Untuk yang umum digunakan sistem :

a. Sistem Engkol.
b. Sistem Elektrikal
c. Sistem Udara.

Penggunaan Jenis Sistem Start.

a. Sistem Start Engkol (Slenger).

1. Sepeda Motor.
2. Mesin Diesel daya kecil (5-10HP) dengan 1 s/d 2 silinder.
3. Mesin Bensin daya kecil (5-10 HP).

101
b. Sistem Start Elektrikal (Battery, Accu).
Digunakan pada
1. Sepeda Motor.
2. Mesin Diesel daya kecil s/d menengah.
3. Mesin Bensin daya kecil s/d menengah.

DIAGRAM KELISTRIKAN START BATTTERY

102
c. Sistem Start Udara (Pneumatic).
Digunakan pada Mesin Diesel daya menengah s/d besar.

DIAGRAM ALIRAN UDARA START

Kecepatan Putaran Start

Sistem start menggunakan kemampuan putarnya untuk memudahkan mesin


hidup.

103
Kecepatan putar sistem start ditentukan oleh :

104
1. Sistem Start Elektrikal (Battery, Accu).

Kondisi arus yang tersedia dalam Battery tersebut, pada


tegangan 12 V maupun 24 V.
Besarnya Ah pada Battery yang digunakan.

2. Sistem Start Udara (Pneumatic).

Kondisi tekanan udara yang tersedia dalam botol udara


tersebut, pada tekanan ideal yang harus disediakan dalam
botol angin adalah 30 bar
Besarnya volume udara pada botol udara yang dapat
disimpan akan menentukan waktu pemakain selama
dilakukan start mesin.

Kecepatan putaran mesin pada saat di Start agar mesin mudah hidup
berkisar :
150 d 200 Rpm

5.4.2 FUNGSI SISTEM START.

Fungsi sistem start mesin :

Menghidupkan mesin sebelum bahan bakar terbakar dan bahan bakar


yang menggerakkan mesin tersebut.

105
1. Sistem start dengan Battery terdiri dari :

A. Selenoid.

Fungsi :

a. Sebagai kontak listrik untuk menggerakkan Poros Luncur (Rotor) yang


akan memutar Roda Gila mesin, untuk motor stater yang gigi pinion
menyatu dengan rotor.
b. Sebagai tuas penggerak kopling gigi Pinion yang terletak satu poros
dengan Rotor, agar menempel pada gigi yang terletak pada Roda Gila
(Fly Wheel), posisi rotor tetap dan yang bergerak maju hanya gigi
pinion.

B. Motor Stater.

106
Fungsi :

a. Sebagai penggerak Roda Gila (Fly Wheel) yang akan menggerakan


torak agar bahan bakar dapat terbakar sesuai dengan arah putaran mesin.

2. Sistem start dengan Udara terdiri dari :

A. Starting Valve.

107
i. PROSEDUR PENGOPERASIAN SISTEM START.
START MESIN DENGAN BATTERY
Sebelum mesin dihidupkan lakukan :
1. Periksa kondisi dan level air Accu.
2. Periksa sambungan-sambungan dan klem.
3. Periksa kondisi dan posisi pengaturan bahan bakar (Rack).
4. Jika normal, start mesin.
5. Pada waktu melakukan start jangan lakukan start terlalu lama karena motor
stater cepat panas.
6. Apabila pada waktu start mesin tidak langsung hidup, beri waktu sesaat untuk
melakukan start ulang agar motor stater tidak terlampau panas.
7. Jika Battery sudah lemah dan motor stater berputar lambat, jangan lakukan
start berulang-ulang agar kontak pada selenoid tidak cepat aus.

108
START MESIN DENGAN UDARA.

Sebelum mesin dihidupkan lakukan :

1. Periksa kondisi tekanan botol angin dan usahakan pada tekanan maksimal
yang diijinkan.
2. Periksa sambungan-sambungan, mur dan baut pengikat yang berhubungan
dengan mesin.
3. Periksa kondisi pengaturan bahan bakar (Rack), dan posisikan Rack pada
posisi Off.
4. Lakukan pelumasan awal, untuk meyakinkan bahwa pada poros engkol sudah
terlumasi.
5. Buka Kran Indikator untuk melakukan pembilasan ruang bakar
dan menggerakan poros engkol.
6. Lakukan start mesin dengan kondisi Kran Indikator terbuka, amati udara yang
keluar dari Kran Indikator.
7. Apabila kondisi aman, tutup kembali Kran Indikator.
8. Posisikan pengaturan Rack pada posisi minimal agar mesin tidak over speed
dan siap untuk melakukan Start mesin.
9. Urutan aliran udara start dari distributor udara start.

109
DAFTAR PUSTAKA

https://mesin.ulm.ac.id/assets/dist/bahan/Motor_Diesel_Full_compressed.pdf (di akses


3 Sepetember 2019)

https://www.bisaotomotif.com/2019/01/jenis-jenis-ruang-bakar-mesin-diesel.html (di akses


3 Sepetember 2019)

Aris Munandar, Winarto, 1979 Motor Diesel Putaran Tinggi, Bandung Pradiya
Paramitha. 2002. Motor Bakar Torak : ITB Bandung

Ganesa, V., 1996., Internal Combustion Engine : Mc. Grow Hill. Inc

Anda mungkin juga menyukai