Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Praktik Mesin Bensin dan Diesel
Oleh:
Disusun sebagai tugas mata kuliah Praktik Motor Bensin Dan Diesel
Dosen Pengampu :
1. Bapak Winarno Dwi Rahardjo, M. Pd.
2. Bapak Andri Setiyawan, S.Pd., M.Pd.
1
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Bahan Bakar Mesin Diesel, dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Winarno Dwi Rahardjo,
M. Pd. dan Bapak Andri Setiyawan, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Praktik
Mesin Bensin dan Diesel Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bahan bakar pada mesin diesel. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun Ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar memahami bagaimana perbedaan mendasar antara system bahan
bakar mesin diesel konvensional dan common rail.
2. Agar memahami prinsip kerja antara system bahan bakar mesin diesel
konvensional dan common rail.
3. Mengetahui masing – masing kekurangan dan kelebihan antara system
bahan bakar mesin diesel konvensional dan common rail.
4
BAB 2 PEMBAHASAN
Perbedaan utama antara mesin diesel konvensional dan common rail ada pada
sistem kontrol bahan bakar. Kontrol mesin diesel konvensional masih mengandalkan
gerakan kabel besi penghubung dari pedal gas, putaran komponen yang bisa
menggeser pintu besar atau kecilnya solar, dan lain-lain. Dengan kata lain, system
pengiriman bahan bakar mesin diesel konvensional masih mekanikal. Jadi semakin
dalam pedal gas diinjak, semakin banyak bahan bakar yang dikirimkan. Kalau
common rail, mulai dari injakan pedal gas, rpm mesin, panas mesin, dll diatur oleh
sensor. Itu semua pakai ECU atau komputer untuk menentukan kapan dan berapa
banyak solar yg harus di semprotkan ke dalam ruang bakar. Jadi bahan bakar yang
dipakai atau disemprotkan sesuai dengan kebutuhan mesin.
Jika mesin injection konvensional saat semprot waktunya hanya sekali. Kalau
common rail bisa disemprotkan 3 kali dalam satu pembakaran. Pre-injection untuk
memanaskan suhu mesin. Main injection untuk menciptkan tenaganya. Post injection
ini untuk mengatur emisi gas buang. Dalam satu pembakaran bisa terjadi 3 kali
pembakaran yang berbeda-beda. Jika injection konvensional begitu semprot pada
puncak injection ya segera harus disemprotkan. Setelah lewat masa itu tidak bisa
semprot lagi. Low lagi tekanannya. Common Rail Injector pada mesin generasi baru
menyemprotkan bahan bakar solar langsung ke ruang pembakaran (bukan intake
manifold) dengan tekanan yang sangat tinggi, sehingga menghasilkan uap pengabutan
bahan bakar yang sangat halus. Akibatnya proses pembakaran menjadi jauh lebih
sempurna.
Lebih jelasnya mari kita lihat video penjelasan perbedaan antara mesin diesel
konvensional dan common rail :
https://youtu.be/9nfTPGnyTWQ
5
2.2 Konstruksi motor diesel konvensional dan common rail
(a). Motor diesel yang dibelah (b). Penampang Samping Motor Diesel
(Tipe kondensor)
14 11
11
14
12
2 18
3
15
1 16 6 13
17
12 11
1 10
2
9
3
8
4
5
6 13 7
6
Keterangan :
1 : Saringan udara (air cleaner)
2 : Penyemprot bahan bakar (injector nozzle)
3 : Katup dan Pegas Katup
4 : Tuas penekan katup (rocker arm)
5 : Ruang pembakaran
6 : Torak (piston)
7 : Poros engkol (crank shaft)
8 : Roda gila (fly wheel)
9 : Saluran pengeluaran bahan bakar (drain plug)
10 : Tangki bahan bakar
11 : Tutup tangki bahan bakar
12 : Tangki air pendingin
13 : Batang torak (conecting rod).
14 : Knalpot (muffler)
15 : Pompa Injeksi dan Mekanisme governor
16 : Kepala selinder
17 : Blok selinder
18 Mantel (kantong) air pendingin blok selinder
7
Keterangan :
5. Fuel rail
Fuel rail terletak setelah pompa tekanan tinggi. Fungsi fuel rail adalah untuk
mempertahankan bahan bakar dalam tekanan tinggi setelah dibangkitkan oleh pompa
tekanan tinggi.
6. Injektor
Injector adalah komponen utama sistem bahan bakar diesel yang fungsinya untuk
mengeluarkan solar dari sistem bahan bakar ke dalam mesin dalam bentuk kabutan. Pada
sistem common rail, injector sudah di desain khusus hingga memiliki rangkaian solenoid
yang akan bekerja saat ada arus listrik yang mengalirinya. Saat solenoid bekerja, maka
noozle akan terbuka sehingga bahan bakar bertekanan dari fuel rail akan keluar dalam
bentuk kabutan.
Pada mesin diesel common rail system kerjanya yaitu menggunakan ecu atau elektrik,
sehingga terdapat komponen control.
Bagian kedua dari rangkaian komponen sistem common rail adalah dari sisi kontrol
elektrikal. Beberapa komponen yang termasuk dalam rangkaian sistem electric control
adalah sebagai berikut :
1. Sensor
Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi mendeteksi suatu kondisi pada
mesin atau obyek lainya sebagai acuan untuk menghitung nilai aktuator. Mudahnya,
sensor pada mesin diesel common rail berfungsi mendeteksi beberapa kondisi untuk
menentukan timing dan volume solar yang akan di injeksikan. Sensor yang termasuk pada
sistem common rail antara lain :
8
MAF & IAT. Sensor ini terletak pada area filter udara. Fungsinya untuk mendeteksi
suhu dan massa udara intake.
MAP Sensor. Berfungsi untuk mendeteksi kevakuman pada intake manifold.
CKP & CMP Sensor. Sensor ini akan mendeteksi kecepatan mesin untuk menentukan
timing dan RPM mesin.
Knock Sensor. Berfungsi untuk mendeteksi engine knocking pada mesin.
Fuel rail pressure sensor. Sensor ini terletak di ujung fuel rail. Fungsinya untuk
mendeteksi tekanan fuel rail.
ECT Sensor. Sensor yang berfungsi mendeteksi suhu mesin melalui air pendingin.
App Sensor. Sensor yang terletak pada pedal gas untuk mendeteksi berapa dalam pedal
gas diinjak oleh pengguna.
2. ECM
ECM adalah kependekan dari Engine Control module. Beberapa menyebutnya ECU
(Electronic Control Unit). Fungsinya sebagai processor utama pada mesin untuk
melakukan berbagai perhitungan khususnya menghitung jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan ke dalam mesin sesuai data sensor yang masuk.
3. Solenoid actuator
Soleniod aktuator adalah perangkat yang berfungsi untuk menggerakan noozle didalam
injektor. Bentuk dari solunoid ini berupa coil yang memiliki kemagnetan saat dialiri arus
listrik. Kemagnetan tersebut dimanfaatkan untuk membuka noozle sehingga terbentuk
celah pada ujung injektor sebagai tempat keluarnya solar. Jadi, solenoid ini terletak
didalam injektor yang dikendalikan oleh ECM.
2.3 Kelebihan & kekurangan mesin diesel konvensional dan common rail
9
Kekurangan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain
Biaya perbaikan yang lebih mahal
Biaya pembuatan lebih mahal yang mengakibatkan kendaraan dengan mesin diesel
common rail mempunyai harga jual lebih mahal
Jika terjadi kerusakan perlu ilmu yang memadahi untuk memperbaiki (tidak semua
bengkel diesel dapat memperbaiki mesin diesel dengan teknologi common rail)
2.4 Prinsip dan cara kerja mesin diesel konvensional dan common rail
1) Prinsip dan Cara Kerja Motor Diesel Konvensional 4 Tak
Pembakaran pada motor diesel terjadi karena bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam
selinder terbakar dengan sendirinya akibat tingginya suhu udara kompresi dalam ruang
bakar. Untuk membantu pemahaman tentang prinsip kerja motor diesel penggerak
generator listrik (4 tak), perhatikan dan pahami gambar siklus kerja motor diesel 4 tak
dan diagram kerja katup motor diesel 4 tak berikut ini :
10
Waktu pembukaan katup masuk.
Waktu pembukaan katup buang.
Keterangan :
Prinsip kerja motor diesel dapat dipahami dengan mempelajari urutan langkah kerja
dalam menghasilkan satu usaha untuk memutar poros engkol. Urutan langkah
kerjanya sebagai berikut :
a. Langkah Hisap.
Piston (torak) bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka dan katup buang
tertutup. Udara murni terhisap masuk ke dalam selinder diakibatkan oleh dua hal.
Pertama, karena kevakuman ruang selinder akibat semakin memperbesar volume
karena gerakan torak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB), dan kedua,
karena katup masuk (hisap) yang terbuka.
Gambar 3 (diagram kerja katup motor diesel 4 tak), tanda panah putih
melambangkan derajad pembukaan katup hisap. Katup hisap ternyata mulai
membuka beberapa derajat sebelum torak (piston) mencapai TMA (dalam contoh :
100 sebelum TMA) dan menutup kembali beberapa derajad setelah TMB (dalam
contoh : 490 setelah TMB).
11
a). Langkah Kompresi.
Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat, piston (torak) bergerak dari TMB
ke TMA. Udara murni yang terhisap ke dalam selinder saat langkah hisap, dikompresi
hingga tekanan dan suhunya naik mencapai 35 atm dengan temperatur 500-8000C
(pada perbandingan kompresi 20 : 1).
Gambar 3 menunjukkan katup hisap baru menutup kembali setelah beberapa derajad
setelah TMB (dalam contoh : 490 setelah TMB). Dengan kata lain, langkah kompresi
efektif baru terjadi setelah katup masuk (hisap) benar-benar tertutup.
12
c). Langkah Pembuangan
Katup buang terbuka dan piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena adanya
gaya kelembamam yang dimiliki oleh roda gaya (fly wheel) yang seporos
dengan poros engkol, maka saat langkah usaha berakhir, poros engkol tetap
berputar. Hal tersebut menyebabkan torak bergerak dari TMB ke TMA.
Karena katup buang terbuka, maka gas sisa pembakaran terdorong keluar
oleh gerakan torak dari TMB ke TMA. Setelah langkah ini berakhir, langkah
kerja motor diesel 4 langkah (4 tak) akan kembali lagi ke langkah hisap.
Proses yang berulang-ulang tersebut diatas disebut dengan siklus diesel.
Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 2 (siklus kerja motor diesel 4 tak)
dan Gambar 3 (diagram kerja katup motor diesel 4 tak).
Pada mesin diesel konvensional bahan bakar akan keluar dari injektor dan masuk
ke ruang bakar ketika injektor membuka, injektor membuka karena ada tekanan
dari pompa bahan bakar dan menutup jika tidak ada tekanan
Nah, pada mesin diesel common rail, pompa bahan bakar akan menekan bahan
bakar secara terus menerus (selama mesin hidup), Injector / nozzle akan
membuka ketika injector mendapat sinyal berupa arus listrik dari ECU / Otak
dari sistim common rail.
Pada mesin diesel common rail, jumlah bahan bakar dan kapan bahan bakar di
injeksikan ditentukan oleh ECU secara komputerisasi berdarkan beberapa data
dari sensor seperti suhu mesin, bukaan pedal gas, kecepatan / RPM mesin dll
Setelah sebelumnya kita belajar tentang prinsip dasar kerja mesin
diesel Common Rail, Kali ini kita akan membahas komponen berserta fungsinya
secara lebih mendalam
13
Perbedaan mekanisme diesel konvensional dan diesel common rail ada pada
metode penginjeksian solar. Dimana pada tipe konvensionak, injekor dibuat agar
tetap terbuka dan tekanan solar yang akan mengontrol. Sementara pada
mekanisme common rail, tekanan solar dibuat tetap stabil dan injektor yang akan
mengontrol.
14
High pressure accumulator atau pipa rel (rail) berfungsi untuk menyimpan bahan
bakar bertekanan sementara pada pipa dan untuk mencegah terjadinya fluktuasi
tekanan bahan bakar.
Pressure control valve pada sistem commonrail berfungsi untuk mengatur dan
menjaga tekanan di dalam pipa rel agar tekanannya tetap konstan dan tidak melebihi
tekanan spesifikasinya.
Rail pressure sensor atau sensor tekanan pipa rel berfungsi untuk mendeteksi dan
mengukur berapa besar tekanan di dalam pipa rel. Data ukuran yang didapat oleh
sensor tekanan ini nantinya akan dikirimkan ke ECU (Electronic Control Unit)
berupa data tegangan signal. Data ini digunakan oleh ECU sebagai dasar atau inputan
untuk mengontrol dan mengatur kinerja dari pressure control valve untuk menjaga
tekanan di dalam pipa rel agar stabil sesuai dengan tekanan spesifikasinya.
Injektor pada sistem commonrail berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke
dalam ruang bakar dengan jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat pula.
Membuka dan menutupnya injektor ini diatur oleh ECU berdasarkan dari data pada
sensor-sensor yang ada pada mesin.
15
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
Motor Diesel merupakan motor pembakaran dalam (Internal Combustion
Engine), dimana motor bakar yang proses pembakarannya terletak didalam motor itu
sendiri. Pembakaran pada motor diesel dihasilkan oleh adanya bahan bakar, udara bersih
serta adanya panas. Panas dihasilkan karena adanya tekanan yang dihasilkan oleh piston
pada langkah kompresi di dalam silinder sehingga mampu meningkatkan suhu pada
ruang bakar hingga mencapai titik nyala, maka bahan bakar akan terbakar dengan
sendirinya.
Perbedaan utama antara mesin diesel konvensional dan common rail ada
pada sistem kontrol bahan bakar. Kontrol mesin diesel konvensional masih
mengandalkan gerakan kabel besi penghubung dari pedal gas, putaran komponen
yang bisa menggeser pintu besar atau kecilnya solar, dan lain-lain. Dengan kata
lain, system pengiriman bahan bakar mesin diesel konvensional masih mekanikal.
Jadi semakin dalam pedal gas diinjak, semakin banyak bahan bakar yang
dikirimkan. Kalau common rail, mulai dari injakan pedal gas, rpm mesin, panas
mesin, dll diatur oleh sensor. Itu semua pakai ECU atau komputer untuk
menentukan kapan dan berapa banyak solar yg harus di semprotkan ke dalam ruang
bakar. Jadi bahan bakar yang dipakai atau disemprotkan sesuai dengan kebutuhan
mesin.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT Toyota – Astra
Motor.
https://www.truckerid.net/2018/04/perbedaan-mesin-diesel-common-rail-
tdi.html
https://www.tribunnews.com/otomotif/2018/01/17/bedanya-mesin-diesel-konvensional-
versus-common-rail
17