KAJIAN TEORITIS
A. Pelumasan
Pelumas atau yang disebut dengan oli merupakan bagian tak terpisahkan
dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan
tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat
menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri.
Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan
tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan
pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan
sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling
sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang
bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah
“memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan
dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya.
Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara
menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi
untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen
logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain
dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan
kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar
pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan
tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan
biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin
industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan
formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk
mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut.
Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi,
perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut
kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan
tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih
kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian
pelumas yang lebih lama.
a. Fungsi Pelumas :
- Mengendalikan gesekan
- Mencegah keausan
- Mendinginkan mesin
- Mencegah korosi
- Memelihara mesin tetap bersih
- Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan
b. Gesekan dan Keausan :
- Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang
saling berkontak dan bergerak relative.
- Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara
(bunyi)
- Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua
permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
- Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja
mesin
c. Bahan dasar dan Aditif
Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil
(minyak mentah). Tapi tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base oil.
Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan base oil
untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini sangat
terbatas kandungannya di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan mesin, ke dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan
senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi tertentu
yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai
spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar
80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan
mesin, mengurangi gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat,
meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap mudah
mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang
baik sudah mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak
memerlukan tambahan aditif.
d. Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya saat ini banyak sekali jenis
dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing menawarkan
kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung
memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak
semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya
pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan urusan yang satu ini
kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima
begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-ganti merek
dan jenis pelumas, sesuai saran dan “kepentingan” mekanik. Lalu
bagaimana sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin
kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya
harus disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh
pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas
dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-
mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda
kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin. Karena
itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula yang
dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat
digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin
diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya
SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin
(dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD).
Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut
lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik
otomotif maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat
akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal
yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas
(API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
e. Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American
Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah
sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia,
yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan
huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai
dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas
dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan
SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4
(untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai
dengan pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya.
Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari
SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH,
demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan
API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API
Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan
spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual.
Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang
ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak
disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang
ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
f. Tingkat Kekentalan (SAE)
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di
antara dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung
logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan
yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan.
Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau
kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal.
Kalau kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka
untuk mengukur tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society
of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10,
SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll
2. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-
40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas
kategori ini memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap
perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi
grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas
atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan
temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50
menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah
(W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20.
Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas
bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade
bisa disebut “dingin tidak beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang
fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka
pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi
semua mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil
tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya.
Pada motor bakar,pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada
mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di
sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang
pembakaran.
Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah
untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan
lain dari pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga
tekanan tidak bocor dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian
yang bergerak.
Pada sistem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling
melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
B. Fungsi Pelumasan
1. Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat
komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu
dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan
mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan
panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan
dilapisi oli pelumas (oil film).
2. Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin
menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang
besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan
suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan
meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
3. Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga
mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air
dan terbentuknya karat dapat dihindari.
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan
adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian
Fungsi dari oli pelumas :
1. Mengurangi keausan engine agar minimum.
2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine.
Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang
menarik dan memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-
partikel tersebut masuk kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet
akan dibersihkan ketika melakukan penggantian oli.
Tongkat kedalaman
merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan
untuk menjelaskan jumlah oli engine dengan benar.
Katup pembebas tekanan oli
memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli,
termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan
kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.
saringan oli
dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk
oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine.
Katup By-pass
dipasangkan yang memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine
dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa,
sebagai dipelumas menuju engine.
Pendinginan oli
sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan
memindahkan kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti
pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV))
dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh
pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena
tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli
pada silinder.
3.4 CARA KERJA
Prinsip kerja sistem pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang
digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang diputarkan dengan perputaran poros
engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu
media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ )
lingkar dengan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga
proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau
tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup
pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar
maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rocker Arm
dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung
menembus baud pengatur jarak rocker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian
menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod
dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bawah menuju ke bak charter. Untuk
pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan
melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga
masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)
PEMERIKSAAN
Cara pengukuran minyak pelumas atau oli dapat di lakukan dengan cara
menuangkan oli yang bekas dan baru ke dalam wadah berbeda,lalu lakukan
percobaan dengan menumpah kan oli tersebut ke tempat yang datar.apabila oli
menggumpal berarti oli tersebut masih bagus tingkat kekentalan nya,namun
apabila oli berceceran oli tersebut sudah tidak layak pakai,karena apabila di pakai
dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen yang bergesekan dalam mesin
KESIMPULAN GANGGUAN
1.Mengganti oli
1).Pertama-tama sebelum membuka baud pembuangan sediakan terlebih dahulu
wadah untuk menampung oli yang akan dikeluarkan
2).Buka terlebih dahulu baud pembuangan oli pada panci oli dengan
menggunakan kunci shock 17
3).Setelah oli keluar tunggu beberapa menit agar semua oli keluar yang ada di
dalam mesin
4).Setelah oli keluar semua tutup kembali baut pembungan oli
5).Lalu buka temler/tutup pengisian oli yang ada di kepala silinder
6).Masukkan oli dengan menggunakan corong agar oli masuk dengan rapih
7).Setelah semua tertuang,tutup kembali temler/penutup pengisian oli
2.Pompa Oli
Membongkar:
1).Turunkan terlebih dahulu oli seperti langkah penggantian oli
2).Buka baut yang ada pada panci oli menggunakan kunci letter T 10
3).Setelah terbuka,lepaskan pompa oli yang ada di dalam panci oli dengan
menggunakan kunci letter T 12
Memasang:
1).Pasangkan kembali pompa oli pada blok mesin menggunakan kunci letter T 12
2).sebelum memasangkan panci oli,lapisi terlebih dahulu lapisan panci oli yang
akan menempel pada blok mesin menggunakan threebonds agar tidak terjadi
kebocoran
3).lalu pasangkan panci oli menggunakan kunci letter T 10
3.Saringan oli
Membongkar
1).Lepaskan saringan oli yang menempel pada blok mesin dengan menggunakan
kunci Timing Chain
Memasang
1).Sebelum di pasangkan kembali lihat terlebih dahulu saringan oli bila ada bahan
material yang terdapat di dalam saringan oli
2).Setelah di cek,pasangkan kembali menggunakan kunci Timing Chain
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
SARAN