Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya kemajuan dibidang teknologi industri dewasa ini yang lebih
mengarah pada globalisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ), dan
perdagangan

mengakibatkan

semakin

terbukanya

kesempatan

untuk

mendalami IPTEK itu sendiri. Hal ini menuntut agar seseorang mahasiswa
Teknik Mesin benar-benar menguasai bidang keahliannya agar dapat
mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang didapat serta mampu
mengembangkannya untuk pembangunan masyarakat yang baik.
Praktek industri atau Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa adalah
langkah yang tepat untuk menjawab permasalahan diatas, karena industri
merupakan salah satu tempat perkembangan IPTEK.
Sebagai awal dari laporan ini, penulis mengemukakan alasan pemilihan judul,
maksud dan tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, pembatasan
masalah, metode pengumpulan data penulis dan sistematika laporan.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut :
1

Meningkatkan, memperluas dan menambah pengetahuan serta ketrampilan


agar mahasiswa setelah kembali ke masyarakat dapat mengiplementasikan
Ilmu Pengetahuan yang didapat dibangku kuliah, baik yang bersifat khusus

maupun yang bersifat umum.


Menyerap dan menerapkan ilmu serta pengalaman yang didapat dari

Praktek Kerja Lapangan ( PKL ).


Merupakan salah satu syarat untuk dapat menyusun Tugas Akhir pada
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

1.3 Ruang Lingkup Dan Pembatasan Masalah PKL


Untuk menghindari masalah-masalah yang kabur menelaah laporan ini,
penulis akan membatasi isi dan uraiannya. CV CENTRAL JAYA BAN adalah
perusahaan yang merupakan TOKO MODEL (TOMO) bergerak di bidang
penjualan khusus ban BRIDGESTONE selain melayani penjualan ban, juga
melayani sporing dan balancing.
1.4 Metode Penulisan
Dalam berbagai penulisan sumber data merupakan faktor pendukung yang
sangat penting, demikian juga dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan
( PKL) ini. Metode penulisan yang digunakan dalam pengambilan data adalah
sebagai berikut:
1.4.1 Studi Pustaka
Metode ini digunakan untuk memperoleh dasar penulisan dan referensi
dalam pembuatan perencanaan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
studi pustaka dan sumber literature dapat dilakukan diperpustakaan.
1.4.2 Metode Obserfasi
Metode ini dilakukan dengan cara peninjauan lapangan/lokasi perusahaan,
dan secara langsung melihat proses pengerjaan yang dilakukan perusahaan.

BAB II
TINJAUAN UMUM
CV CENTRAL JAYA BAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1994, awalnya perusahaan ini berawal
dari bengkel resmi sepeda motor salah satu produk japan. namun pada saat itu
cenderung sepi, dan akhirnya pada tahun 1998 di pindah kan menjadi bengkel
mobil yang melayani penjualan ban, servis dll. Sejak saat itu hingga sekarang
respon pengunjung sangat baik, dan sampai menjadi bengkel yang
bersertifikasi TOMO ( TOKO MODEL ) dari salah satu merk ban terkenal di
dunia yaitu BRIDGESTONE.
2.2 Struktur Organisasi
Pimpinan Bengkel

Ka. Bag Operasional

Ka. Bag Keuangan

Penerimaan Order

Operator/ Tukang

Pembantu Operator
Gambar 2.1 : struktur organisasi
3

2.3 Diskripsi Jabatan


Diskripsi jabatan CV CENTRAL JAYA BAN adalah sebagai berikut :
1

2
3

5
6

Pimpinan
Sebagai pengelola perusahaan sekaligus sebagai pengatur dan pengontrol
maju mundurnya perusahaan.
Ka. Bag.operasional
Mengatur dan mengontrol segala operasional dan kinerja di bengkel.
Ka. Bag. Keuangan
Mengatur keluar masuknya uang baik untuk belanja bahan mesin sampai
pada penerimaan pembayaran dari konsumen.
Penerima order
Menerima dan kemudian mencatat segala sesuatu sesuai dengan yang
dipesan oleh konsumen.
Operator / mekanik
Mengerjakan orderan yang telah diminta atau dipesan oleh konsumen.
Pembantu mekanik
Membantu mekanik dalam mengerjakan, agar dapat berjalan dengan
lancar.

2.4 Kegiatan Bengkel


CV CENTRAL JAYA BAN bergerak dibidang pembelian ban dan
perawatan/ service ban. Keseharian dari CV CENTRAL JAYA BAN hanya
melakukan pekerjaan penjualan dan perawatan mobil. Misalnya seperti
spooring, balancing, oli, variasi, penjualan ban. Kegiatan dilakukan dari
mulai jam 08.00 17.00 sore. Kegiatan setiap hari senin s/d sabtu, dan libur
pada hari minggu.
2.5 Nama Karyawan
1
2
3
4
5
6
7
8

Qomar ( teknisi )
Suyadi ( teknisi )
Didid ( teknisi )
Andre fajariansyah ( teknisi )
Wildan agung pras ( teknisi )
Erwin lamuni (teknisi)
Bertince (administrasi & keuangan)
Yuli winasti ( administrasi &keuangan)
4

BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengertian Ban
Ban adalah peranti yang menutupi velg dalam suatu roda. Ban adalah
bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi
getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda
dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan
tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.
Sebagian besar ban

yang sekarang digunakan untuk kendaraan bermotor

diproduksi dari karet sintetik dengan komposisi campuran baja, campuran


baja digunakan untuk menambah akselerasi yang baik dan keamanan pada
waktu kecepatan tinggi.
3.2 Jenis Jenis Ban
Ban ada berbagai macam macam jenis :
1 Ban bias
2 Ban radial
3 Ban tanpa tube (tubeless)
3.2.1 Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari
banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun
dengan cara zig-zag membentuk sudut 400 sampai 6 50 sudut terhadap keliling
lingkaran ban.
3.2.2

Ban Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 900 terhadap

keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam
arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan
langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat
yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit
deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan
tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.
3.2.3

Ban Tubeless
6

Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam.
Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Ban tubeless adalah ban
peneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban peneumatik seperti
biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus menerus dibentuk secara
integral ke dalam manik ban sehingga mereka dipaksa oleh tekanan udara di
dalam ban untuk menutup dengan flensa dari velg roda logam.

3.3 Bagian Bagian Ban


Ban mempunyai bagian bagian dan fungsi masing masing karna dalam stu
detail ban itu mempunyai fungsi yang sangat besar. Bagin bagian ban antara
lain adalah :
3.3.1

Tread
Bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan,

tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola
yang disebut Pattern.
3.3.2

Breaker Dan Belt


Bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil, sedangkan pada

ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara tread dan casing.
Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread
agar tidak langsung diserap oleh Casing.
3.3.3 Casing
Lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang
menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
3.3.4 Bead
Bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi
seperti angkur yang melekat pada velg.

3.4 Dimensi Ukuran Ban


Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut:
205 / 55 / R16 Z
Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut:
-

205
55
R
16
Z

:
:
:
:
:

Lebar telapak ban (mm)


aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban
keterangan lebar velg
diameter velg ( inch )
kode kecepatan ban

3.5 Kode Kecepatan Ban


Setiap jenis ukuran ban mempunyai spek kecepatan yang berbeda-beda. Di
semua merk ban itu harus mencantumkan kode tersebut, karena sangat
penting untuk pengguna agar tahu ban tersebut cocok untuk kendaraan sport,
mpv, niaga. Pada table 3.1 dapat di lihat spek kode kecepatan pada ban.
Contoh table keterangan kode kecepatan :
Tabel 3.1: Kode Kecepatan Ban
Kode[9]

Kecepatan (Km/Jam)

50

60

65

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

210

200

240

270

3.6 Indeks Beban


Setiap jenis ban mempunyai kode beban maksimum yang berbeda-beda.
Di semua merk ban itu harus mencantumkan kode tersebut, karena sangat
penting untuk pengguna agar tahu ban tersebut kuat atau tidaknya untuk di
pakai untuk muatan yang berat atau ringan. Di table 3.2 akan dicantumkan
beberapa spek kode dan beban maksumum pada ban.
Ini adalah contoh table keterangan indeks beban :
Tabel 3.2 : Spek Kode & Indeks Beban
Kode[10]

Beban Maksimum
(Kg)

30

106

31

109

32

112

33

115

34

118

35

121

36

125

37

128

38

132

39

136

40

140

41

145

42

150

43

155

10

44

160

45

165

46

170

47

175

48

180

62

265

63

272

64

280

66

300

68

315

70

335

73

365

75

387

80-89

450-580

90-100 600-800

3.7 Front Wheel Alignment (SPOORING)


Spooring adalah pengaturan roda roda bagian depan dari sebuah mobil
atau kendaraan. Pengecekan sudut roda (spooring) dapat dilakukan setidaknya
setiap 10.000 km, atau setelah mengemudi melewati jalan rusak dengan
banyak lubang besar.
Gejala paling umum adalah :
1 keausan ban yang tidak merata
2 ketika setir miring ketika jalan lurus
3 setir tidak nyaman (menarik ke salah satu sisi).
11

Penyelarasan roda di lakukan dengan penyesuaian mendekati spesifikasi


kondisi jalan dan spesifikasi pabrik. Ketika sudut roda tidak selaras maka
tidak semua ban menyentuh permukaan jalan. Hal ini menyebabkan gesekan
berlebih pada titik tertentu di permukaan ban sehingga menimbulkan keausan
tidak merata atau kondisi setir kurang nyaman. Sebuah mobil dengan kondisi
sudut roda yang baik tentunya tidak akan sulit untuk berjalan lurus stabil dan
dengan keausan ban yang lebih merata tentunya memiliki umur pemakaian
ban yang lebih panjang.

3.7.1 Tujuan Spooring


Adapun tujuan spooring :
1
2
3

Kemudi / stering ringan saat dikendalikan.


Tidak terjadi getaran abnormal pada saat kendaraan berjalan.
Kendaraan berjalan lurus ( tidak menarik ke salah satu sisi) walau

di
4
5
6
7

lepas stir kemudi nya.


Setelah berbelok, roda depan harus segera lurus kembali.
Keausan ban merata.
Komponen suspensi dan ban lebih awet.
Kerusakan suspensi dapat di minimalisir.

12

3.7.2 Faktor-Faktor Front Whell Alignment


Faktor faktor nya adalah :

Camber
Caster
Kingpin inclination
Toe angle
Turning radius

(faktor faktor front whell alignment di atas tergantung dari jenis sistem
suspensi , sistem penggerak roda dan sistem kemudi).
3.7.2.1 Camber
Camber adalah keiringan roda depan terhadap garis vertikal jika dilihat
dari depan kendaraan. pada roda depan terdapat camber sehingga bagian
atas lebih lebar di banding bagian bawah. Salah satu fungsi camber adalah
untuk mencegah roda miring kedalam yang menyebabkan gerak main
kingpin bush atau hub bearing berlebihan atau menyebabkan deformasi
axle karena pembebanan.
Fungsi lain dari camber adalah untuk mencegah roda bergeser dari
posisinya. Camber menghasilkan gaya yang mendorong spindel kedalam
sehingga mencegah roda bergeser keluar dari spindel bahkan jika baut roda
kendor.
Jika direm,roda dipaksa bergerak keluar saat gaya bekerja pada jalan
melalui ban menghalangi ban pada titik dibelakang titik kontak jalan,
sehingga memuntir tie rod. Sebagai tambahan, jika gaya pengereman pada
roda tidak sama akan menyebabkan mobil tertarik ke satu sisi dimana roda
dengan gaya pengereman yang lebih besar. Contoh gambar camber di
bawah ini :

13

Gambar 3.4 : Camber


3.7.2.2 Caster
Caster adalah kemiringan ke depan atau ke belakang dari kingpin
terhadap garis vertikal. Fungsi utama dari caster adalah mengembalikan
roda depan ke posisi lurus. Jika simbol T digunakan untuk
mengidentifikasikan titik dimana garis perpanjangan bagian tengah
kingpin bertemu dengan permukaan jalan. T berada didepan garis tengah
ban pada permukaan jalan. Titik perpotongan yang sama dapat dihasilkan
dari kingpin vertical jika posisinya dipindahkan ke depan tanpa
menyediakan sudut inklinasi.
Sudut caster bervariasi sesuai dengan karekteristik pegas, karena caster
ditentukan saat front axle dipasang ke front spring. Ini berarti sudut caster
dipengaruhi oleh variasi pegas juga dipengaruhi oleh defleksi permanen.
Saat mobil dikendarai pada jalan rusak atau saat beban mobil bervariasi,
sudut caster juga bervariasi karena karekteristik dari front spring berubah
secara konstan saat aksi pemegasan terjadi.
Saat rem diinjak, sudut caster cenderung mengecil karena efek
perlambatan pada roda depan menyebabkan front axle terpuntir ke depan.
Roda pada kereta dorong posisinya selalu di belakang garis tengah shaft
dan mengikuti arah dorongan. Ini karena jarak tertentu disediakan antara
garis tengah shaft dan garis tengah roda. Semakin panjang jarak antara
garis tengah shaft dan roda, dan semakin besar beban yang bekerja pada
14

roda dan kecepatan bergeraknya semakin tinggi, kembalinya roda kemudi


ke posisi lurus semakin baik dan kerja kemudi semakin keras.
Pada kendaraan modern, roda depan memiliki sudut caster yang sangat
kecil atau bahkan sudut caster negatif. Alasannya adalah saat kendaraan
begerak, pusat dari tekanan persinggungan roda di belakang garis tengah
ban dan ini menambah ke sudut caster positif. Oleh karena itu, roda tetap
kembali ke posisi lurus bahkan jika menggunakan sudut caster negatif.
3.7.2.3 King Pin Inclination
King pin inclation adalah kemiringan ke dalam sumbu roda terhadap
garis vertikal saat dilihat dari depan kendaraan.fungsi utama king pin
inclination adalah membawa titik tengah ban bertemu dengan garis
perpanjangan kingpin center seperti efek dari camber. Dengan kingpin
inclination roda tidak perlu camber yang terlalu besar. Sudut kingpin
inclination dikombinasikan dengan sudut caster menghasilkan efek
pengembalian steering wheel ke posisi lurus sedangkan sudut camber
memungkinkan berbelok lembut.

Gambar 3.5. : King Pin

15

3.7.2.4

Toe Angle
Saat roda depan dilihat dari atas, bagian depan roda lebih kecil
dibandingkan bagian belakang roda. Masuknya roda depan disebut dengan
toe in dan perbedaan antara jarak A dan B adalah nilai aktual dari toe
in.
Nilai dari toe in dapat diatur dengan menyetel panjang tie rod. Dengan
toe in roda berusaha tergulir kedalam. Dengan camber, roda depan miring
keluar saat dilihat dari atas sehingga roda berusaha tergulir keluar. Akan
tetapi, titik pusat dimana ban tergulir keluar dipindahkan ke depan dengan
adanya sudut toe in pada roda depan sehingga roda dapat bergulir dengan
lurus.
Salah satu fungsi dari toe in adalah untuk mengimbangi efek miring
keluarnya roda depan (camber), sehingga roda depan dapat bergulir
dengan lurus. Untuk alasan ini, jumlah toe in harus ditentukan dengan hatihati dengan memperhatikan sudut camber.
Karena sudut camber bervariasi dengan sudut caster, toe in harus disetel
setelah penyetelan sudut camber dan caster. Saat kendaraan berjalan lurus,
roda depan cenderung bergulir keluar, tetapi kecenderungan ini diatasi oleh
toe in, dan tie rod bebas dari regangan yang berlebihan. Sedangkan toe out
adalah bagian roda depan bagian depan yang lebih lebar dibanding dengan
roda depan bagian belakang bial dilihat dari atas kendaraan. Di bawah ini
dapat di lihat contoh gambar toe in toe out :

Gambar 3.6 : Toe In & Toe Out


16

3.7.2.5

Turning Radius
Turning Radius adalah radius lingkaran terluar yang dibuat oleh ban
saat kendaraan berbelok penuh dengan steering wheel dibelokkan sampai
mengunci. Ditetapkan oleh standar keamanan bahwa turning radius dari
kendaraan diukur dengan membuat kedua belokan kiri dan kanan harus 12
meter atau kurang. Turning radius diukur dengan metode berikut. Saat
menggunakan turning radius gauge, steering angle diukur dengan
kendaraan dalam kondisi kosong.

Gambar 3.7 : Turning Radius


Jika turning radius gauge tidak tersedia, methode berikut dapat
digunakan untuk mengukur turning radius. Dengan steering wheel diputar
sampai mengunci, buat belokan pada kecepatan rendah dan kemudian ukur
jarak antara titik tengah dan lingkaran terluar yang dibuat oleh ban.

3.8 Balancing
Balancing bisa diartikan penimbang sisi - sisi ban dan velg untuk
mencapai bobot seimbang. Manfaatnya menghindari getaran pada lingkar
kemudi saat mobil berjalan, baik pada kecepatan rendah maupun tinggi,
17

gunanya untuk mengecek putaran atau getaran yang di timbulkan di setiap


putaran roda. Berat semua velg harus sama jika tak sama bisa menimbulkan
getaran pada setir kemudi. Teknisnya adalah sebagai berikut : Ban harus
seimbang, karena pada saat ban berputar akan terjadi gaya sentifugal yang
merata. Namun bila ada salah satu roda yang titik beratnya berbeda, maka
gaya sentrifugal akan cenderung ke arah titik yang lebih berat. Sehingga
akan menimbulkan getaran, getaran tersebut yang pada akhirnya membuat
tidak nyaman. Biasanya getaran tersebut terjadi di stir kemudi. Selain itu
akan memperendek usia suspensi, seperti: ball joint , shock absorber , tie
rod dan bushing bushing akibat adanya getaran tersebut.
Gejala mobil memerlukan balancing adalah :
1.

Getaran pada roda kemudi pada kecepatan tertentu.


2. Getaran pada lantai mobil atau kursi mobil pda kecepatan tertentu
3.
Roda yang aus terpotong potong.
4. Apabila getarannya sangat kuat pada roda kemudi maka masalah
ada pada roda depan.
5. Apabila getaran terjadi pada kursi maka masalah ada di roda
belakang.
Balancing dilakukan begitu terasa getaran pada roda kemudi saat
kendaraan berjalan. namun, terkadang getaran yang di akibatkan oleh
ketidaksamaan berat roda tadi dapat diredam oleh sistem suspensi. Karena
itu ada baiknya balancing dilakukan secara berkala dan pelaksanaan
balancing yang baik dilakukan setiap 5.000 km pada kendaraan yang di
pakai di kondisi jalan yang baik, namun untuk kendaraan yang digunakan
pada kondisi jalan yang kurang baik atau rusak, akan lebih baik jika
balancing dilakukan lebih cepat, karena pastinya beban yang diterima roda
pun lebih besar.

18

BAB IV
PRAKTEK PELAKSANAAN INDUSTRI
SPORING DAN BALANCING
4.1Kegiatan Rutin
Praktek dilakukan setiap hari senin s/d sabtu, dan Mulai pukul 08.00 17.00, jam istirahat pada pukul 12.00 12.30. Selama melaksanakan praktek
di CV CENTRAL JAYA BAN ini, penyusun menjalani banyak kegiatan yang
berkaitan dengan dunia industri otomotif. Khususnya dibidang penjualan ban,
ganti oli, balancing, spooring & servis lain yang biasa dilakukan terhadap
sebuah kendaraan ringan (mobil).
Dalam laporan ini, penyusun khusus membahas mengenai pelaksanaan
spooring dan balancing. hal ini dengan pertimbangan pelaksanaan servis
spooring & balancing di CV CENTRAL JAYA BAN sudah menggunakan
system komputer berbasis 3D yang pastinya sudah merupakan standart
pelaksanaan servis pada zaman sekarang dan hasil yang didapat akan lebih
baik dan presisi.

4.2Standart Operasional Spooring


4.2.1

Alat Spooring
Penyetelan spooring dengan menggunakan Mesin Computer HUNTER
PA100 3D Spooring.

19

Gambar 4.1 : Mesin Spooring


4.2.2

4.2.3

Keselamatan Kerja :
- Bekerja sesuai dengan petunjuk kerja /jobsheet.
- Gunakan pakaian kerja / wearpack.
- Gunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya.
- Konsentrasi pada pekerjaan.
Langkah Kerja :
- Lakukan pemeriksaan dan pemeriksaan baik secara visual mapun
-

dengan tes jalan kendaraan.


Posisikan mobil pada rungan spooring dengan kedua roda depan
berada tepat di atas tapak spooring agar roda depan mobil dapat
berbelok dengan bebas dan mudah saat penyetelan.

20

Gambar 4.2 : Ruang Tempat Spooring


-

Ukur tekanan seluruh ban mobil (untuk mobil suzuki SX4 yang di

periksa adalah ban depan : 32 psi , ban belakang 30 psi).


Pastikan system suspensi mobil dalam keadaan stabil.
Pasang rem tangan (handrem).
Hidupkan mesin computer spooring lalu ikuti langkah selanjutnya
masuk ke Menu Spooring.

Gambar 4.3 : MENU Utama Spooring


-

Pilih mulai aligment.


Setelah klik mulai aligment akan terbuka MENU selanjutnya,

Gambar 4.4 : MENU Edit Identitas Customer

21

Setelah itu klik ok maka akan muncul MENU

jenis merk

kendaraan.

Gambar 4.5 : MENU Pilihan Jenis Merk Mobil Yang Akan Di Spooring
-

Setelah itu klik ok dan akan muncul tampilan gambar di bawah


ini :

Gambar 4.6 : MENU Pilihan Tipe Mobil


-

Setelah itu pilih mobil yang akan di spooring.


Pilih dan klik SX4. Setelah itu akan muncul tampilan gambar :

22

Gambar 4.7 : MENU Pilihan Spesifikasi Mobil SX4

23

Setelah itu klik ok . Dan selanjutnya akan muncul gambar tampilan


berikut ini :

Gambar 4.8 : Spesifikasi Kendaraan


-

Lalu pilih tampilan MENU pengukuran & penyetelan, Tapi


sebelum melakukan pekerjaan selanjutnya kita harus memasang
sensor kendali pada setiap roda mobil.

Gambar 4.9: Sensor Yang Telah Di Pasang Di Roda dan Sudah Di


Waterpass
24

Setelah sensor terpasang lakukan waterpass agar sensor lurus merata,


Setelah itu layar akan berubah menampilkan MENU gambar

kompensasi target .
Dan lalu ikuti tampilan yang ada di layar monitor.

Gambar 4.10 : Kompensasi Target Kendaraan

25

Setelah itu dilakukan akan muncul tampilan gambar di bawah ini :

Gambar 4.11 : Pengukuran dan Penyetelan


-

lalu pilih tampilan MENU ukur caster dan klik lagi tampilan
MENU siap

Gambar 4.12 : Pengukuran Caster dan SAI


26

Ikuti tanda panah tersebut dengan setir kemudi sampai proses ukur

caster selesai.
Setelah proses tersebut selesai akan muncul MENU tampilan,

Gambar 4.13 : Pengukuran dan Penyetelan


-

lalu klik dan pilih MENU tampilkan gambar grafik.

Gambar 4.14 : MENU Gambar Grafik


-

stel dan presisikan tampilan toe, karena dalam sistem suspensi


caster & camber pada kendaraan SX4 itu adalah paten (tidak dapat
di stel) jadi yang akan kita lakukan penyetelan hanya pada
pengukuran toe in toe out .
27

Dengan menyetel bagian suspensi mobil yaitu pada long terot dan
memutar long terot tersebut sampai presisi dengan angka yang
ditetapkan oleh spesifikasi kendaraan tersebut pada layar monitor.
Setiap kendaraan mempunyai spesifikasi nilai toe in & toe out yang
berbeda-beda. Biasanya mobil berpenggerak roda depan nilai toe
Negative antara 0.000 s/d -0.020 dan mobil berpenggerak roda belakang
biasanya nilai toe Positive antara 0.000 s/d 0.020.
-

Setelah nilai spesifikasi kendaraan sesuai .


Tekan esc pada keyboard sebanyak 2x dan menu tampilan berubah ke

MENU awal.
Jangan lupa kencangkan mur terot end yang telah di stel tadi.
Setelah itu lepas sensor kendali yang terpasang di roda mobil tersebut

dan letakkan ditempatnya.


Keluarkan mobil dari tempat spooring.
Lakukan test drive apakah sudah sempurna atau tidak, kalau sudah
sempurna mobil siap di serahkan ke pelanggan (customer).

4.3 Standart Operasional Balancing


4.3.1

Alat Balancing
Alat dan mesin yang digunakan balancing adalah menggunakan
MESIN HOFMAN TYPE 800.

Gambar 4.15 : Mesin Balancing


4.3.2

Keselamatan Kerja :
- Bekerja sesuai dengan petunjuk kerja /jobsheet.
- Gunakan pakaian kerja / wearpack.
28

4.3.3

Gunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya.


Konsentrasi pada pekerjaan.

Langkah Kerja
Langkah kerja :
-

Lepas roda - roda dari mobil.


Setelah itu pasang roda itu ke As BALANCING.

Gambar 4.16 : Velg Yang Telah Di Pasang Di As Balancing


-

Setelah itu stel angka angka sesuai dengan spek velg yang di
kehendaki.

29

Gambar 4.17 : MENU Spesifikasi Diameter Velg

Gambar 4.18 : MENU Spesifikasi Lebar Velg


-

Pilih alu yang sesuai dengan velg. Alu tersebut yang paling sering di
gunakan adalah Alu 2 dengan menggunakan timah tempel dan Alu
normal yang menggunakan timah ketok. Dan kita menggunakan
Alu normal dikarenakan velg yang di gunakan adalah velg standart.

30

Gambar 4.19 : MENU Pemilihan Alu


-

Tutup pelindung roda dan akan berputar secara otomatis roda


tersebut.

Gambar 4.20 : Penutup Roda Otomatis


-

Setelah putaran berhenti lihat angka berapa yang muncul di layar


monitor.

31

Gambar 4.21 : Layar Angka


-

Tempelkan timah sesuai dengan alu yang di pilih tadi menggunakan


alu normal dengan angka timah yang sesuai dengan angka yang ada
di monitor .

Gambar 4.22 : Saat Pemasangan Timah Getok


-

Setelah itu tutup kembali pelindung roda otomatis sehingga roda


akan berputar dan agar mengetahui berapa hasil angka setelah
ditempelkan timah tersebut.

Gambar 4.23 : Layar Angka Balancing


-

Setelah angka di layar monitor masing sisi luar dan sisi dalam

bernilai 0 - 0 , berarti proses balancing selesai.


Lepas roda dari As Balancing.

32

Gambar 4.24 : Saat Melepas Roda


-

Roda siap untuk di pasang di mobil.

33

BAB V
STUDY KASUS
5.1 Masalah
Setiap teknologi mempunyai sifat untuk dirawat, khususnya kendaraan
roda 4, mobil sangat di butuhkan dijaman sekarang, karena mobil merupakan
alat transportasi yang sangat praktis dan nyaman. Namun terkadang seringkali
terdapat permasalahan dikarenakan beberapa faktor yakni jalan, jalan di
indonesia cenderung bergelombang dan berlubang, karena kondisi jalan yang
buruk, mengakibatkan kondisi perawatan dibagian sistem kemudi sangatlah
penting.
Masalah yang sangat sering di alami pengendara mobil adalah :
1. Setir kemudi terasa berat sebelah
2. Ban habis sebelah atau bergerigi
3. Setir kemudi terasa bergetar di kecepatan tertentu

5.2 Pemecahan Masalah


Semua bentuk teknologi memerlukan perawatan, khususnya mobil. Mobil
memiliki roda 4, sehingga kalau salah satu roda tidak presisi maka
mengakibatkan banyak masalah khususnya pada sistem kemudi.
Mengenai masalah yang tercantum diatas. Dapat di analisa bahwa
kecenderungan perawatan dalam spooring yang sangat kurang, kurangnya
pengetahuan tentang spooring menyebabkan banyak pemilik kendaraan
menyepelehkan perawatan tersebut.
Masalah yang sangat sering di alami pengendara mobil adalah :
1. Setir kemudi terasa berat / terasa ringan
2. Ban habis sebelah atau tidak rata
3. Setir kemudi terasa bergetar pada kecepatan tertentu

34

Disini dibahas tentang masalah tersebut dan apa penyebabnya.


1. Bila terjadi masalah setir terasa berat atau terasa ringan itu disebabkan
karena sudut toe in toe out nya kurang presisi, kalau terasa berat itu sudut
toe in toe out nya terlalu membuka yakni pada posisi negatif, namun
apabila setir kemudi terasa ringan, itu berarti posisi toe in toe out nya
terlalu masuk yakni pada posisi positif. Karena batas toe in toe out itu
biasanya adalah 0,000 - 0,020 (untuk mobil berpenggerak roda belakang) dan
0,000 - (-0,0 20 ) (untuk mobil berpenggerak roda depan), dan bisa juga di
akibatkan adanya masalah masalah lain.
2. Bila terjadi ban aus sebelah atau tidak rata itu biasanya posisi camber tidak
pada posisi yang presisi, terdapat kemiringan akibat poros yang bengkok.

Gambar 5.1 : Sudut Camber


Poros yang bengkok terjadi karena pengemudian yang kasar di jalan
yang tidak baik. Posisi camber yang cenderung terlalu masuk miring
kedalam mengakibatkan ban lebih cepat aus disisi bagian dalamnya.
Sedangkan jika posisi camber terlalu miring keluar akan menyebabkan ban
cepat habis di sisi luarnya. Lihat contoh gambar d bawah ini :

35

Gambar 5.2 : Ban Aus Sebelah


Kecenderungan ban habis disalah satu sisinya bukan hanya diakibatkan
posisi camber yang tidak center, namun juga disebabkan posisi toe in toe
out yang kurang presisi.

Gambar 5.3 : Sudut Toe In Toe Out


Bila sudut toe in terlalu masuk maka akan menghabiskan sisi ban di
bagian luar dan stir kemudi cenderung terlalu ringan dan terasa kurang
nyaman kalau dibuat untuk melaju pada kecepatan yang tinggi. Dan bila
sudut toe out terlalu keluar, maka akan menghabiskan ban di bagian dalam
nya dan stir kemudi cenderung terasa sangat berat dan kurang stabil jika
dibuat untuk kecepatan tinggi maupun kecepatan rendah, karena stir
kemudi terasa goyang (tidak bisa tenang). Dan sering lakukan rotasi ban,
36

agar ban juga tidak cepat habis. Ban yang sering cepat habis adalah ban
yang depan daripada yang belakang, karena ban yang depan bergerak lebih
aktif sedangkan ban yang depan cenderung lurus saja.Di beberapa mobil
ada camber yang dapat stel dan ada yang tidak. contoh : TOYOTA
KIJANG LGX , TOYOTA INNOVA dll. itu jenis mobil yang dapat di stel
camber dan caster nya , sementara mobil yang tidak dapat di stel camber
nya. Contoh : TOYOTA AVANZA, HONDA JAZZ, TOYOTA YARIS,
SUZUKI SWIFT dll. Yang terpenting lakukan perawatan spooring setiap
10.000 km (jika tidak terdapat masalah) kalau terdapat masalah segera
lakukan spooring.
3. Bila terjadi setir terasa bergetar dikecepatan tertentu berarti harus
melakukan perawatan balancing.

Gambar 5.4 : Ban Yang Sudah Di Balancing


Fungsi balancing adalah untuk menyeimbangkan antara titik terberat
dan titik teringan dari velg dengan cara menempelkan timah ke titik - titik
yang terdapat tanda di mesin balancing. Biasanya lakukan proses
balancing setiap 5000km (jika tidak terdapat masalah). namun jika
terdapat masalah segera lakukan proses balancing.

37

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN

Mesin spooring(wheel alignment) semakin lama semakin canggih, jika


dulu masih menggunakan sensor dengan di tancapkan langsung ke
rodanya, namun sekarang hanya menggunakan pantulan sinar infra merah.
Jadi setiap perusahaan mempunyai cara yang berbeda beda, namun pada
intinya sama.

Alat mesin spooring hanya sebagai patokan utama sudut sudut roda,
khususnya pada waktu digunakan pada mobil tahun 2004 ke bawah.
Setelah itu kita lakukan uji jalan (test drive). Saat test drive kalau masih
kurang sempurna kita bisa menyempurnakan lagi dengan menyetel toe in
toe out nya (jika stir kemudi masih kurang lurus).

6.2 SARAN

Spooringkan mobil atau kendaraan anda minimal setiap 10.000 km, ini
menjaga supaya ban agar tetap habis rata (tidak aus sebelah).

Balancingkan roda mobil atau kendaraan anda setiap 5.000km.

Sering lakukan rotasi roda, agar ausnya merata.

Untuk teknisi spooring harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar


tidak terjadi ban aus sebelah, karena spooring yang tidak tepat.

Semua pekerjaan mengandung resiko, jadi dalam melakukan praktek kerja


lapangan harus berhati-hati pada waktu menjalankan atau mengoprasikan
alat-alat tersebut
38

Sopan terhadap customer, menjaga mulut agar tidak berkata kotor itu
sangat penting, karena itu merupakan bentuk pelayanan terbaik kepada
customer agar merasa puas terhadap apa yang kita kerjakan.

39

Anda mungkin juga menyukai