Anda di halaman 1dari 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang mengalami

kemajuan, kondisi ini dapat terlihat dari hasil karya manusia dalam rangka

memenuhi tuntutan kebutuhan untuk mencapai kehidupan yang layak. Kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi ini biasanya berjalan selaras dengan kemajuan-

kemajuan dibidangnya. Otomotif merupakan salah satu bidang yang mengalami

kemajuan, hal ini dapat dilihat dari cakupan bidang otomotif yang semakin luas,

mulai dari bidang industri, pertanian, olahraga, dan lain sebagainya walaupun

bidang transportasi tetap menjadi garapan utama dari industri otomotif.

Bermacam-macam terobosan baru telah terjadi dalam dunia otomotif, dapat dilihat

dengan semakin bervariasinya model dan bentuk kendaraan bermotor, baik itu

kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

Kendaraan roda empat atau yang lebih dikenal dengan sebutan mobil itu

merupakan alat transportasi darat yang sangat penting, yang memiliki fungsi

untuk memindahkan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain

sehingga dapat meringankan pekerjaan dan mempersingkat waktu. Dalam

menjalankan fungsinya, mobil ini terdiri dari beberapa sistem yang saling

berkaitan satu sama lainnya, sistem-sistem tersebut diantaranya sistem engine,

sistem pemindah daya, chasis, body dan sistem kelistrikan. Pengunaan kendaraan
2

yang sudah cukup lama, adakalanya memerlukan perawatan dan perbaikan pada

bagian-bagian tertentu, salah satu nya pada bagian sistem pemindah daya.

Sistem pemindah daya berfungsi sebagai pemindah daya yang dihasilkan

oleh engine untuk diteruskan ke roda penggerak. Oleh karena itu, sistem ini harus

dapat bekerja dengan baik supaya dapat meneruskan perpindahan daya dengan

sempurna. Salah satu sistem pemindah daya yang harus bekerja dengan baik

tersebut diantaranya yaitu kopling. Kopling ini berfungsi untuk memutus dan

menghubungkan daya putar dari engine ke transmisi secara perlahan-lahan agar

tidak terjadi hentakan atau getaran, sehingga gerakan awal jalannya mobil dapat

berlangsung dengan lembut, enak dan nyaman. Apabila sistem kopling ini tidak

bekerja dengan baik, maka akan menimbulkan banyak gangguan/ masalah pada

mobil tersebut. Kopling pada kendaraan umumnya mempunyai standarisasi,

bentuk, dimensi dan kekuatan sesuai dengan standart pabrik.

Berdasarkan pengalaman selama praktek industry, penulis mengamati

sering terjadi keluhan/masalah pada kopling dalam hal ini pada kendaraan Toyota

avanza, diantaranya:

1. Cluth kasar/gemertak

2. Pedal kopling kempos

3. Kopling berisik/bunyi

4. Kopling slip

5. Kopling tidak dapat dilepas


3

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul

laporan praktek industri, mengenai “ANALISIS GANGGUAN KOPLING

TOYOTA AVANZA 1.3 G TAHUN 2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalahnya

yaitu:

1. Bagaimana cara perbaikan jika terjadi gangguan pada kopling Toyota

Avanza tahun 2011?

2. Berapa besar gaya gesek yang terjadi pada pelat kopling Toyota Avanza

tahun 2011?

C. Batasan Masalah

Agar penulisan laporan praktek industri ini lebih terarah, penulis dalam hal

ini membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu mengenai:

1. Kopling yang dianalisis adalah kopling tipe pelat tunggal (kering) pada

kendaraan Toyota Avanza tahun 2011.

2. Permasalahan yang dibahas meliputi pada kopling selip.

3. Perhitungan mencari gaya gesek pada pelat kopling.


4

D. Tujuan Pemecahan Masalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan praktek

industri ini adalah :

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap fungsi,

mekanisme, komponen dan prinsip kerja pada kopling.

2. Melakukan analisi gangguan yang sering terjadi pada kopling serta cara

memperbaikinya.

3. Mengetahui besarnya gaya gesek yang terjadi pada pelat kopling.

E. Manfaat Pemecahan Masalah

Manfaat dari penulisan laporan praktek industri, yaitu :

1. Memperdalam dan mengembangkan pengetahuan penulis dalam bidang

otomotif khususnya pada sistem kopling tipe pegas diaphragma.

2. Menambah pengetahuan mengenai komponen-komponen kopling, fungsi,

cara kerja.

3. Meningkatkan dan memantapkan keterampilan dalam melakukan

pemeriksaan, perbaikan, dan pergantian komponen pada kopling.

F. Sistematika Penulisan Laporan

Penyusunan laporan praktek industri ini mengacu pada buku pedoman

yang dikeluarkan oleh pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.

Adapun sistematikanya sebagai berikut:


5

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan pemecahan masalah, manfaat pemecahan

masalah, dan sistematika penulisan laporan

BAB II LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

Bab ini berisi tentang sejarah dan perkembangan perusahaan, visi dan misi

Perusahaan, Struktur Organisasi, Bidang kegiatan Usaha, Tata letak

perusahaan, Proses pelayanan jasa, dan kegiatan praktek.

BAB III ANALISIS KASUS

Bab ini mengungkapkan permasalahan yang relevan dengan bidang

otomotif, landasan teoritis yaitu: pengertian, prinsip, jenis, komponen,

gangguan, mencari penyebab gangguan, cara pembongkaran, pemeriksaan

dan pemasangan dari kopling dan pembahasan dalam pemecahan masalah.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat setelah penulisan laporan

praktek industry dan memberikan saran kepada pihak-pihak terkait.


6

BAB II

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI

A. Sejarah PT. Astra International dan Auto 2000

Keberadan dari PT. Astra International melalui beberapa tahapan periode

sesuai dengan perkembangan perusahan. Adapun tahapan-tahapan periode

tersebut sebagai berikut:

1970 : PT. Astra International inc (Motor VehicleDivision)

1975 : PT. Astra Motor Sales (AMS)

1989 : Astra International (Toyota Sales Operation)


Know as AUTO 2000

2000 PT. Astra International Tbk – TOYOTA

Bagan 2.1 Tahapan periode PT. Astra International Auto 2000

1. Periode Tahun 1960

Pada tanggal 20 Februari 1957 William Suryajaya (Tjia Kian Liong)

beserta adiknya Drs. Tjia Kian Tie (Alm) Sepakat untuk membuka suatu bidang

usaha, yang dikenal PT. Astra International di Bandung pada awalnya perusahaan

bergerak di bidang perdagangan umum yaitu dengan menjual minuman ber-merk

prem club, mengekspor hasil bumi seperti minyak sereh, kopra, karet serta
7

menjadi salah satu penyalur alat-alat kereta api yang pada saat itu perusahaan

masih berstatus perjan. Selain itu PT. Astra International menjadi salah satu

pemasok bahan bangunan untuk proyek Pembangkit Tenaga Listrik Air (PLTA)

untuk kawasan jati luhur dan pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU).

2. Periode Tahun 1960-1970

Sejalan dengan perkembangan perusahaan maka pada tahun 1965, PT.

Astra International mengalihkan usahanya dari perdangan dalam negeri dan

mengekspor hasil bumi menjadi suatu perusahaan yang mengimpor kerndaraan

bermotor, alat-alat berat dan alat-alat teknik yang dapat menunjang kebutuhan

pembangunan nasional. Kemudian pada tanggal 1 juli 1969, PT. Astra

International mendapat pengakuan dari pemerintah Indonesia agen tunggal

kendaraan mobil ber-merk Toyota untuk seluruh wilayah Indonesia. Sebagai agen

tunggal, PT. Astra International hanya mengimpor dan memproduksi kendaraan

Toyota, tetapi tidak memasarkan langsung kepada konsumen. Oleh karena itu,

pada pertengahan tahun 1970 dibentuk ‘Toyota Divison” yang berfungsi untuk

menangani masalah distribusi dan pemsaran kendaraan Toyota pada tahun yang

sama PT. Astra International ditujukan sebagai agen sepeda motor Honda. Dengan

semakin luasnya usaha yang dilakukan oleh PT. Astra Inernational maka pada

tahun 1970, tempat kedudukanya PT, Astra International dipindahkan ke Jakarta

sebagai kantor pusatnya, sedangkan di Bandung dijadikan kantor cabang.


8

3. Pada Tahun 1970-1980

Pada periode ini, yaitu tepatnya 12 April 1971 didirikan perusahaan bari

yang diberi nama PT. Toyota Astra Motor (TAM), dimana modal usaha nya

berawal dari dua perusahaan antara PT. Astra International dan Toyota motor

company (TMC) dengan komposisi saham 49% milik PT. Astra International dan

51% dimiliki oleh TMC. PT. TAM hanya bertugas dalam memproduksi dan tidak

menjual langsung kepada konsumen. Sedangkan kendaraan Toyota tetap dipegang

PT. Astra International melalui Toyota division sebagai penyalur utama (Main

deler), dengan bantuan kerjasama PT.TAM, selanjutnya pada tahun 1973, PT.

Astra International ditunjuk sebagai agen tunggal untuk produk-produk Daihatsu.

Pada tanggal 1 september 1973 status Toyota Division diubah menjadi Motor

Vehicle Division (MVD). Akibat terjadinya peningkatan kendaraan Toyota, maka

pada tanggal 1 januari 1974 dibentuklah Astra Motor Sales (AMS), atas dasar

Akta Notaris Kartini Mulyadi, S.H No. 195 tanggal 30 Juli 1975 dan No. 52

Tanggal 10 Oktober 1975. AMS inilah yang dikenal menjadi penyalur utama

kendaraan merk Toyota hampir diseluruh wilayah Indonesia kecuali Jawa Tengah.

Hal ini dikarenakan penyaluranya dipegang oleh PT. NEW Ratna Motor

semarang, riau dan pecan baru oleh PT.Agung Concern, selawesi Utara dan

sekitarnya termasuk Irian Jaya dipegang oleh Daihatsu.

4. Periode tahun 1980-1990

Pada periode ini cabang soekarno hatta didirikan yaitu tepatnya pada bulan

desember 1982. Pada periode ini pula kendaraan yang bermerk peugeut dan
9

Renault ikut bergabung dengan PT. Astra International, disamping kendaraan-

kendaraan bermerk lainnya sepertinya BMW, Isuzu, dan Flat. Kemudian TAM

melakukan kerjsama dengan Multi Astra dan Toyota Engine Indonesia, sehingga

kini TAM merupakan gabungan dari empat perusahaan, dengan komposisi saham

menjadi 51% dipegang oleh PT.Astra International dan 49% dipegang oleh TMC.

Dalam rangka persiapan Go Public, maka pada bulan september 1989 PT. Astra

International mengadakan restrukturisasi perusaahaan dalam Astra Group

tersebut. AMS digabungkan kembali pada PT. Astra international dan

terbentuklah Astra International Division dan untuk menyederhanakan nama maka

pada bulan April 1990 namanya diganti menjadi AUTO 2000.

AUTO 2000 ini merupakan tempat penjulan resmi Autorized Main Dealer

bagi kendaraan bermotor merek Toyota yang berkantor PUSAT DI Jl. Gaya

Motor No. 3 Sunter Jakarta Utara 14330.

AUTO 2000 bergerak dalam bidang usaha jasa yang meliputi penjulana

kendaraan bermerek Toyota, penjualan suku cadang aslin dan kegiatan purna jual

dilakukan pada bengkel-bengkel yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan pelanggan, Auto 2000 juga melakukan

bantuan pengelolaan atas PT. Serasi Auto Raga (Toyota Rent A Car/ TRAC) yang

menangani penyewaan kendaraan bermotor, dan PT. Arya Kharisma (Mobil88)

yang melayani pembeliaan dan penulalan kendaraan berkas terutama merek

Toyota, TRAC dan Mobil 88 bergabung dalam AUTO 2000 Group.


10

B. Visi dan Misi Perusahaan


1. Visi Perusahaan
Visi PT. Astra International Tbk. TSO AUTO 2000 adalah menjadi dealer

otomotif terbaik di Indonesia dengan proses dan pelayanan kelas dunia yang dapat

meningkatkan nilai-nilai value dan profit bagi perusahaan.

2. Misi Perusahaan

Misi PT. Astra International Tbk. TSO AUTO 2000 adalah:

a. Memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan

b. Mencapai pangsa pasar nomor satu untuk TOYOTA

c. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan

d. Menciptakan nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham.

C. Nilai- Nilai AUTO 2000

Nilai-nilai pelayanan yang diberikan oleh AUTO 2000 kepada pelanggan

adalah suatu bentuk bussines process yang memperlihatkan standar pelayanan

yang harus diberikan kepada pelanggan disaat berinteraksi dengan pelanggan baik

langsung maupun tidak langsung guna mencapai kepuasan pelanggan.

Adapun nilai-nilai yang harus dapat diterima dan dirasakan pelanggan saat

berinterkasi dengan AUTO 200 adalah mudah, akrab dan handal.

D. Nilai- Nilai Kepuasan Pelanggan

Nilai-nilai yang harus diberikan guna tercapainya kepuasan/ harapan

pelanggan, yang diterapkan di AUTO 2000, adalah :

a. Mengutamakan pelangaan.
11

b. Berintegrasi, jujur dan menjaga etika bisnis.

c. Keja keras dan perbaikan yang berkesinambungan (PDCA).

d. Saling percaya, terbuka dan adil.

e. Mempunyai tanggung jawab sosial.

E. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT. Astra International Auto

2000

Struktur organisasi perusahaan dibuat untuk mempermudah setiap anggota

organisasi untuk mengetahui tugasnya. Struktur organisasi yang baik harus dapat

menciptakan koordinasi yang baik diantara pegawai, sehingga menciptakan

suasana kerja yang dapat mendukung perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Adapun struktur organisasi PT. Astra International Auto 2000 antara lain:

1. Kepala Cabang

a. Mewakili Direksi Pusat menjalankan perusahaan di cabang itu

b. Memberikan laporan kemajuan cabang kepada Direksi Pusat termasuk

keuangannya.

c. Mengambil semua tindakan yang diperlukan agar cabang berjalan lancar

d. Menjalankan program perusahaan untuk cabang itu/mengejar target.

e. Berhak atas promosi dan bonus jika cabang maju melebihi target

Perusahaan.
12

2. CRC (Costumer Relation Coordinator)

a. Menangani keluhan pelanggan.

b. Penanganan keluhan pelanggan setelah eskalas atau return job.

c. Performance internal monitoring berhubungan dengan monitoring fasilitas

dealer, hubungan semasa rekan kerja.

3. Kepala Bengkel

a. Sebagai penanggung jawab tertinggi atas keseluruhan kegiatan service

department.

b. Mempertanggung jawabkan manajement service terhadap pimpinan.

c. Menentukan program kerja, system kerja dan mengatur penempatan

karyawan.

d. Mengatur kelancaran operasional sehari-hari.

e. Mengesahkan / memeriksa laporan administrasi workshop.

f. Mengevaluasi kegiatan workshop.

g. Mengadakan kordinasi kerja yang baik, keluar maupun ke dalam.

4. Instruktur

a. Sebagai guru/ pembimbing para mekanik

b. Menerangkan/ mengiformasikan ke bengkel jika ada perkembangan

teknologi terbaru

5. THS (Toyota Home Service)

a. Mengkoordinir keinginan costumer yang ingin service dirumah atau

ditempat kerja/ kantor sendiri.

b. Menangani keluhan pelanggan yang tidak bisa ke bengkel.


13

6. Service Advisor

a. Service Advisor harus menghormati pelanggan dan bersikap sopan.

b. Mereka adalah “public face” dari dealer dan terutama bertanggung jawab

untuk menjaga citra dealer.

c. Service Advisor harus menemukan harapan pelanggan dengan memiliki

pengetahuan produk dan pelayanan pelanggan..

d. Mencatat keluhan-keluhan pelanggan / customers.

e. Menganalisa keluhan-keluhan pelanggan / customers.

f. Estimasi untuk jasa parts, bahan yang harus dibayar oleh pelanggan /

customers.

7. Foreman

a. Orang yang bertugas menkoordinir mekanik.

b. Bertanggung jawab kepada service advisor.

8. Mekanik

a. Menjamin semua kendaraan yang diperbaiki pada waktu yang telah

ditetapkan.

b. Menjamin sarana penyimpanan kendaraan yang layak dan memastikan

bahwa simpanan barang selalu lengkap sehingga peralatan dan perbaikan

kendaraan dapat dikerjakan tanpa ada hambatan.

c. Bertanggung jawab kepada foreman.

9. Part Counter

a. Petugas jaga yang berada dibagian spare part.

b. Member barang yang dipesan bengkel.


14

c. Mengkoordinir part yang dibutuhkan bengkel misal pemesanan part.

10. Part man

a. Petugas yang mengatur laju spare part/ keluar masuk spare part.

b. Bertanggung jawab menjaga, memelihara serta mengawasi alat-alat yang

ada digudang peralatan.

c. Bertugas untuk melayani mekanik yang membutuhkan peralatan dari

gudang alat.

11. PDI (Pree Delivery Inspection)

a. Orang yang bertugas mobil memeriksa mobil baru yang akan siap pesta/

diberikan ke costumer/pelanggan.

12. Sales Manager

a. Menetapkan kebijakan atau ketentuan-ketentuan pokok dalam bidang

penjualan.

b. Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada hubungannya

dengan penjualan.

c. Menyusun dan menetapkan target penjualan.

d. Mengusahakan agar target penjualan tercapai.

13. Sales Counter

a. Petugas yang berjaga di area penjualan unit baru

b. Menjelaskan dan menerangkan kualitas produk mobil Toyota.

c. Berusaha menjalankan target yang telah ditentukan oleh sales manager.

d. Bertanggung jawab kepada sales manager.

e. Mengurus adminstrasi , misal : pembayaran Dp, lising dll.


15

14. GSO (Government sales Operation)

a. Petugas (sales) petugas penjualan yang bertugas di lapangan.

15. Kepala Adminitrasi (Accounting Manager)

a. Mengkoordinasi semua kegiatan yang berkaitan dengan perusahaan.

b. Membuat laporan bulanan dan tahunan dari seluruh aktifitas keuangan

perusahaan.

16. Kasir

a. Menerima faktur tagihan pembuatan billing disertai kunci kenaraan

b. Memanggil customer pemilik kendaraan untuk melakukan pembayaran

c. Menerima pembayaran dari customer sesuai jumlah tagihan faktur

d. Menyetorkan pemasukan beserta laporan harian kebagian accounting

17. Administrasi Sales

a. Petugas yang mengurusi administrasi penjualan.

18. Administrasi Bengkel

a. Petugas yang mengurusi administrasi bengkel/servis.

19. Administrasi Gudang

a. Petugas yang mengurus kebutuhan bengkel, material/bahan.

20. Kolektor

a. Petugas yang mengurus penagihan administrasi sales bengkel gudang atau

vendor yang bekerja sama dengan perusahaan.

21. Security

a. Petugas yang memonitor keamanan area perusahaan.

b. Memonitor keluar-masuk kendaraan baru dan kendaraan costumer.


16

22. Ekspedisi
a. Driver/ sopir yang bertugas mengirim unit baru ke cabang atau ke
costumer.
17

STRUKTUR ORGANISASI
PT. ASTRA INTERNATIONAL TSO BANDUNG SH
JL. SOEKARNO HATTA 145 BNDUNG
TELEPONE : 022-6022000 Kepala Cabang
FAX : 022-60315

CRC

Sales Manager Kepala Administrasi


Kepala Bengkel

Instruktur Counter GSO GSO Kasir Security

Toyota Home Service ADM Sales Ekspedisi


Part Counter

ADM Bengkel

Service Advisor Partman

ADM Gudang/Mat

Foreman PDI KOLEKTOR

Tekhnikal

Bagan 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan


18

F. Produk dan Jasa yang Ditawarkan di AUTO 2000 Cabang Soekarno

Hatta Bandung.

PT. Astra International, Tbk, TSO AUTO 2000 Cabang Soekarno Hatta

merupakan autorizzed distributor bagi PT. Astra International, Tbk. Pusat Jakarta.

Adapun produk dan jasa yang ditawarkan adalah:

1. PT. Astra International, Tbk TSO AUTO 2000 cabang Soekarno Hatta

menjual kendaraan bermotor dengan merek dagang TOYOTA. Penjualan

kendaraan bermotor tersebut merupakan bidang usaha utama yang dijalankan

selain dari penjualan spare part dan melayani jasa perbaikan mobil (bengkel).

Dibawah ini adalah beberapa jenis kendaraan bermotor yang dijual di AUTO

2000 Cabang Soekarno Hatta.

a. Passanger Car.
 Mini class : Vios
 Small class : Corolla
 Medium high class : Camry
 Luxury class : Crown
b. Commercial Vehicle.
 1 Ton : Kijang, Avanza
 2 Ton : Dyna
 2 Ton : Rush

2. PT. Astra International, Tbk TSO AUTO 2000 Cabang Soekareno Hatta

menjual spare part. Dan accesories

3. PT. Astra International, Tbk TSO AUTO 2000 Cabang Soekareno Hatta

melayani jasa perbaikan kendaraan bermotor (khususnya mobil bermerek

Toyota).
19

G. Unit Perbengkelan (service)

Unit perbengkelan adalah faktor yang utama dalam pelayanan purna jual

(after sales service) suatu kendaraan. Unit perbengkelan ini memberikan dua

keuntungan bagi perusahaan, yaitu memperoleh keuntungan dari kegiatan usaha

penjualan yang dijalankan perusahaan, unit bengkel ini menerima service untuk

pelanggan maupun konsumen luar.

Ruang lingkup pekerjaan di unit perbengkelan diantaranya adalah:

1. Pelayanan Ekspres Maintenance (EM) yaitu servis yang betujuan untuk

pengerjaan servis dengan waktu yang relaif cepat, servis yang dilayani

hanya servis berkala dan tidak melayani keluhan.

2. Pelayanan Support, yaitu pelayanan servis yang melayani kendaraan yang

mempunyai keluhan setelah beres dari EM.

3. SBI (Servis Berkala Internal) yaitu pelayanan servis untuk kendaraan yang

masih memiliki layanan servis gratis seperti ch 1000 km.

4. SBE (Servis Berkala Ekternal) yaitu pelayanan sevis yang ditujukan untuk

kendaraan-kendaraan yang sudah tidak memliki layanan servis gratis.

5. GR (General Reapair) yaitu pelayanan servis yang melayani pekerjaan

servis yang berat-berat seperti, OH Cilinder Head, dan keluhan-keluahn

lainya.

6. Spooring dan balancing yaitu pelayanan servis yang melayani spooring

dan balancing.
20

H. Alur Servis di PT. Astra International Auto 2000

Gambar 2.1 Pengoprasian servis dasar


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 1)

1. Pola Pikir Tugas Service

Memahami bagaimana kerja tim diantara staff service department adalah

penting untuk menghasilkan pelayanan berkualitas guna mendapatkan kepuasan

pelanggan, kesetiaan pelanggan dan keuntungan yang stabil. Memberikan

pelayanan dan pelaksanaan perbaikan dengan harga yang bersaing oleh teknisi

yang handal, kepercayaan pelanggan dapat diraih. Dengan memahami aturan kerja

masing-masing, service advisor, pengontrol/foreman, kepala teknisi dan teknisi

yang bekerja dalam satu tim dapat bekerja guna meraih kepuasan pelanggan No.1.

 Pengontrol/Foreman
Mengalokasikan pekerjaan untuk teknisi dan memonitor perkembangan
setiap pekerjaan.
 Teknisi
Pekerjaan perawatan dan perbaikan.
 Kepala Teknisi
Melaksanakan pekerjaan servis dan perbaikan dan memeriksa kualitas
setiap pekerjaan.
21

 Service Advisor
Menentukan kebutuhan pelanggan dan memberikan saran.

2. Pengoperasian Service Dasar

Gambar 2.2 Pengoperasian service dasar


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 1)

a. Perjanjian

Gambar 2.3 Perjanjian


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 2)
22

Penjelasan gambar :
Service advisor
A. •Mendengarkan permintaan servis pelanggan dan mencatat tipe

/Tanggal/Waktu/ Perkiraan biaya servis.

• Mengkonfirmasikan kembali perjanjian sehari sebelumnya.

• Mengatur perjanjian dan memberitahukannya kepada pengontrol & parts

dept.

B. • Mengatur jadwal kerja untuk hari berikutnya dengan pengontrol/foreman

& parts dept.

Pengontrol/Foreman

C • Mengatur jadwal kerja dengan service advisor & parts

b. Penerimaan

Gambar 2.4 Penerimaan


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 3)

Penjelasan gambar :
Service Advisor
A. • Menyambut kedatangan pelanggan.
23

• Menjelaskan pekerjaan kepada pelanggan khususnya waktu dan biaya

yang dibutuhkan.

• Mendapatkan persetujuan dari pelanggan.

B • Mengisi repair order, menulis permintaan pelanggan.

• Memeriksa sejarah service.

C • Melakukan pemeriksaan mengitari kendaraan.

D • Mengirim repair order ke pengontrol/foreman untuk dibagikan kepada


teknisi.
Pengontrol/Foreman
E • Melakukan diagnosa berdasarkan permintaan service advisor/pelanggan.

(bila perlu).

c. Pembagian Kerja

Gambar 2.5 Distribusi Pekerjaan


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 4)

Penjelasan gambar :
Pengontrol/Foreman
A • Pengontrol/Foreman mengalokasikan pekerjaan berdasarkan waktu dan

tingkat keahlian untuk menyelesaikan pekerjaan.


24

d. Servis

Gambar 2.6 Servis


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 5)

Penjelasan gambar :

Teknisi

A • Menerima/Memeriksa repair order.

• Menerima part-part yang dipesan yang diperlukan untuk pekerjaan.

B • Bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan.

C • Mengkonfirmasikan pekerjaan yang telah selesai kepada kepala teknisi.

Kepala teknisi

D • Melakukan pekerjaan yang secara teknis lebih sulit dan memberikan

pengawasan atau bantuan kepada teknisi.


25

e. Pemeriksaan akhir/ final check

Gambar 2.7 Pemeriksaan akhir


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 6)

Penjelasan gambar :
Kepala Teknisi

A. • Melakukan pemeriksaan akhir.

B. •Mengkonfirmasikan pekerjaan yang telah selesai kepada

pengontrol/foreman.

Pengontrol/Foreman

C • Mengkonfirmasikan pekerjaan kepada service advisor.

Untuk pekerjaan yang terhenti/tertunda

D • Menentukan cara terefisien untuk mengatasi pekerjaan yang tertunda dan

memberitahukan pada service advisor.


26

f. Serah terima kendaraan

Gambar 2.8 penyerahan kendaraan


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 7)

Penjelasan gambar :

Service advisor

A. • Menyiapkan part yang diganti untuk diperlihatkan.

• Menyiapkan tagihan untuk seluruh biaya.

B. • Memeriksa bahwa kendaraan bersih, memeriksa kualitas dan memeriksa

bahwa penutup tempat duduk, alas kaki, penutup kemudi, penutup

fender telah dilepas.

C. • Menelepon pelanggan untuk mengkonfirmasikan bahwa kendaraan siap

diserah terimakan.

• Menjelaskan pekerjaan kepada pelanggan.

- Mengkonfirmasi bahwa pekerjaan telah selesai.

- Menunjukkan part yang diganti.


27

- Menjelaskan pekerjaan dan manfaatnya.

- Menyiapkan rincian biaya yang menunjukkan: biaya part, jasa dan

pelumas.

Pengontrol/Foreman

D • Memberikan penjelasan teknis atau saran bila dibutuhkan

oleh service advisor/pelanggan.

g. Tindak lanjut setelah servis

Gambar 2.9 Tindak lanjut servis


(Sumber: CD Toyota Technician 2002: 8)

Penjelasan gambar :
Service advisor

A. • Mengkonfirmasikan bahwa pelanggan benar-benar puas dengan pekerjaan

yang telah dilakukan.

• Mengkonfirmasikan kembali waktu service berikutnya.


28

I. Kebijakan Lingkungan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Keamanan

PT. Astra Interntional Tbk-Toyota Sales Opertion (AUTO 2000) sebagai

perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif yang meliputi ditribusi dan

layanan purna jual, bertekad untuk mengelola lingkungan hidup, keselamatan,

kesehatan kerja dan keamanan dalam setiap kegiatan dan bidang usaha.

a. Memenuhi peratuan perundangan lingkungan hidup, keselamatan,

kesehatan kerja dan keamanan serta ketentuan yang berlaku.

b. Mengutamakan keselamatan, kesehatan kerja dan keamanan.

c. Mencegah timbulnya bahaya kebakaran, penyakit akibat kerja,

kecelakaaan kerja dan tindak kejahatan.

d. Menanggulangi pencemaran lingkungan serta menjaga ekosistem dan

kelestarian lingkungan.

e. Meningkatkan keamanan untuk personil, asset serta lingkungan

perusahaan sehingga proses bisnis perusahaan dapat berjalan dengan aman

tertib dan lancer.

f. Melakukan pembinaan dan meningaktkan security awareness kepada

seluruh karyawan.

g. Merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengembangkan kinerja

lingkungan hidup, keselamatan, kesehatan kerja dan keamanan secara terus

menerus.
29

J. Layout Perusahaan.

Gambar 2.10 Layout Perusahaan


(Sumber: Dokumentasi, 30 Maret 2012)
30

BAB III

ANALISIS KASUS

A. Permasalahan Yang Terjadi

Berdasarkan pengalaman selama praktek industry, penulis diikutsertakan

langsung dalam mekanisme bengkel yaitu terjun langsung dalam menangani

keluhan-keluhan pada kendaraan costumer. pelayanan pada kendaraan costumer

itu bermacam-macam mulai dari servis berkala (1.000 km, 10.000km, 20.000 km

dst), adapaun keluhan yang biasa terjadi diantarnya : kebocoran Shock absorber,

rem bunyi, rem bergetar, black smoke, keluhan pada kopling, over haul kopling,

overheating dll. Dari seluruh kegiatan perbengkelan, yang paling sering dilakukan

yaitu menangani permasalahan yang bersangkutan dengan kopling, baik itu

penyetelan pedal kopling, pemeriksaan plat kopling, pemeriksaan flywheel,

sampai pergantian pelat kopling dan pegas diafragma.

Permasalahan yang diamati penulis merupakan salah satu kasus yang

berasal dari banyaknya atau seringnya keluhan costumer pada kendaraanya yaitu

pada bagian kopling dan komponennya yaitu kopling terjadi slip, kopling terjadi

gemertak/getar, kopling terjadi bunyi pada saat di injak, fork kopling bunyi,

kopling sulit dilepas, susah masuk gigi. Untuk mempermudah dalam mencari

penyebab masalah yang sering terjadi bisa dilihat pada tabel gejala problem

dibawah ini.
31

Tabel 3.1 Tabel gejala problem pada kopling

TABEL GEJALA PROBLEM


Gejala Area yang Dicurigai keterangan
1. Engine mounting (kendor) -
Ganti clutch disc
2. Clutch disc (Runout berlebihan)
assembly
3. Clutch disc (Berminyak) perbaiki
Periksa jika
berlebih ganti
4. Clutch disc (Aus)
Kopling kasar / clutch disk
assembly
gemertak
Ganti clutch disk
5. Clutch disc torsion spring (Rusak)
assembly
Periksa jika perlu
6. Clutch disc (Mengkilat) ganti clutch disk
assembly
7. Diaphragm spring (Ujungnya tidak Ganti diaphragma
lurus)
1. Saluran kopling (Udara dalam
Pedal kopling -
saluran)
kempos
2. Release cylinder cup (Rusak) -

1. Clutch release bearing (Aus, kotor Periksa jika perlu


ganti clutch release
atau rusak)
Kopling berisik bearing
Ganti clutch disk
2. Clutch disc torsion spring (Rusak)
assembly
1. Pedal kopling (Free play tidak sesuai Stel free play
setelan) kopling
Bongkar dan
2. Clutch disc (Berminyak)
bersihkan
Periksa jika
berlebih ganti
3. Clutch disc (Aus)
clutch disk
Kopling selip assembly
Ganti diaphragm
4. Diaphragm spring (Rusak)
spring
32

5. Pressure plate (Melengkung) Ganti


Diperbaiki dengan
cara bubut jika
6. Flywheel (Melengkung)
perlu ganti
flywheel assembly
1. Pedal kopling (Free play tidak sesuai Stel free play
setelan) kopling
2. Saluran kopling (Udara dalam
-
saluran)
3. Release cylinder cup (Rusak) -
Ganti clutch disc
4. Clutch disc (Keluar jalur)
assembly
Ganti clutch disc
5. Clutch disc (Runout berlebihan)
Kopling tidak assembly
dapat dilepas 6. Cluth disc assembly (Lining pecah) Ganti
Bersihkan jika
7. Clutch disc (Kotor atau terbakar) perlu ganti clutch
disc assembly
Bongkar dan
8. Clutch disc (Berminyak)
bersihkan
9. Clutch disc (Alurnya kurang gemuk ) Ganti
(Sumber : CD repair manual avanza )

Tabel gejala problem pada kopling avanza diatas berdasarkan Cd Repair

manual avanza. Untuk bahan analisis selanjutnya penulis akan melampirkan salah

satu PKB (Perintah Kerja Bengkel) untuk kendaraan costumer yang mengalami

permasalahan yang bersangkutan dengan kopling. PKB dapat dilihat dibawah ini :
33
DATA KENDARAAN DATA PEMILIK
No. Polisi : D 1321 VR Nama : WANDI
No. Rangka : MHFM1BA3JBK333362 Alamat : KOMP.GBI BLOK B-2 NO.4 C
No. Mesin : K3 DH79292 BUAHBATU
Tipe : AVANZA 1.3 G M/T MET BANDUNG
Tahun Produksi : 2011 Telepon : 022-7533729

TANGGAL NO PKB CABANG KM S/A

14.10.2011 102510454627 T251 - Toyota - BDG Soekarno Hatta Br


PENGGANTIAN BAHAN:
YG624-06542 GASKET PLUG CARTER 1,000 PCE 2.500
VG822-14322 NULON FOAMING AIR INTAKE CLEANER 150GR 1,000 KLG 80.000
VG823-14322 NULON BRAKE CLEANER 1,000 KLG 53.000
TOTAL: 1.023.200

Program: ZPYGLOP_SMR_HISTORY PT ASTRA INTERNATIONAL TBK Page: 4


Client: P99(300) Toyota Sales Operation 28.03.2012
User: RUSLAN005563 HISTORIS KENDARAAN UNTUK CUSTOMER 19:55

DATA KENDARAAN DATA PEMILIK


No. Polisi : D 1321 VR Nama : WANDI
No. Rangka : MHFM1BA3JBK333362 Alamat : KOMP.GBI BLOK B-2 NO.4 C
No. Mesin : K3 DH79292 BUAHBATU
Tipe : AVANZA 1.3 G M/T MET BANDUNG
Tahun Produksi : 2011 Telepon : 022-7533729

TANGGAL NO PKB CABANG KM S/A

15.08.2011 102520465505 T252 - Toyota - BDG Pasteur Branch 10.651 NUROHI008550


KELUHAN:
D1784TF:OH KOPLING
SARAN SERVICE 10.000 KM
34

======TWC=======
JASA PERBAIKAN:
OH KOPLING 167.200
PENGGANTIAN SUKU CADANG:
31230-97502 BEARING, CLUTCH, NSK 1,000 PCE 295.000
31210-BZ020 COVER A/S, CLUTCH 1,000 PCE 370.00
31250-BZ130 DISC A/S, CLUTCH 1,000 PCE 410.000
TOTAL: 1.242.200

12.08.2011 102520465422 T252 - Toyota - BDG Pasteur Branch 10.649 NUROHI008550


KELUHAN:
d1321vr:ch kopling
keluhan :saat mesin hidup mesin bunyi sreeeeeek,kopling slip, saat pedal kopling
diinjak bunyi hilang,dan saat kopling diangkat pedal kopling bergetar
========proses ntwc======
SARAN:
HARUS OH KOPLING, GANTI KOPLING SET

12.08.2011 10252046542 T252 - Toyota - BDG Pasteur Branch 10.647 NUROHI008550


0
KELUHAN:
understel tek ban
rotasi ban balancing 4 roda
ganti oli mesin+of(TGMO)
stel bersihkan rem (BC)
engine tune up(NFAIC)
SAAT ANGKAT KOPLING GETAR
>CH KOPLING SAAT TIDAK DIINJAK BUNYI SEK-SEK-SEK,SAAT DIINJAK HILANG,DAN
D1321VR:CH 10.000 KM
JASA PERBAIKAN:
Free Service 10.000 KM 394.900
BALANCING 4 RODA 14.000
PENGGANTIAN SUKU CADANG:
08880-83221 TGMO SYN 10W-40SM 4L 1,000 PCE 240.000
90430-12031 GASKET 1,000 PCE 5.200
35

15601-BZ010 ELEMENT S/A,OIL FIL 1,000 PCE 35.000


VG637-12142 MATERIAL /BALANCING 4,000 PCE 51.999
PENGGANTIAN BAHAN:
VG822-14322 NULON FOAMING AIR INTAKE CLEANER 150GR 1,000 KLG 80.000
VG823-14322 NULON BRAKE CLEANER 400GR 1,000 KLG 53.000
TOTAL: 874.099
SARAN:
harus ganti kopling set

Program: ZPYGLOP_SMR_HISTORY PT ASTRA INTERNATIONAL TBK Page: 5


Client: P99(300) Toyota Sales Operation 28.03.2012
User: RUSLAN005563 HISTORIS KENDARAAN UNTUK CUSTOMER 19:55

DATA KENDARAAN DATA PEMILIK


No. Polisi : D 1321 VR Nama : WANDI
No. Rangka : MHFM1BA3JBK333362 Alamat : KOMP.GBI BLOK B-2 NO.4 C
No. Mesin : K3 DH79292 BUAHBATU
Tipe : AVANZA 1.3 G M/T MET BANDUNG
Tahun Produksi : 2011 Telepon : 022-7533729

TANGGAL NO PKB CABANG KM S/A

02.08.2011 102520464497 T252 - Toyota - BDG Pasteur Branch 7.784 ASEPDI006963


KELUHAN:
D1321VR: C/P FREE PLAY PEDAL KOPLING
C/P STEER MIRING KIRI EX TWC BAUT CHAMBER THS
PENYETELAN KOPLING YANG KE 2 KALINYA DR BARU

05.07.2011 102520462413 T252 - Toyota - BDG Pasteur Branch 934 GIRIPU005197


KELUHAN:
043283-0,9
SPOORING
D1812MC/BD:STEER NARIK KIRI KEC 60 KM/JAM
JASA PERBAIKAN:
36

STEER NARIK KIRI KEC 60 KM/JAM 79.200


SPOORING 82.500
PENGGANTIAN SUKU CADANG:
44329-B0010 BOLT SET 1,000 PCE 91.000
TOTAL: 252.700

05.07.2011 102520461863 T252 - Toyota - BDG Pasteur Branch 934 GIRIPU005197


KELUHAN:
D1812MC/BD; CH 1000 KM
CH KOPLING BUNYI SAAT START
STEL KOPLING
JASA PERBAIKAN:
Service 1000 Kilometer
37

B. Landasan Teori
1. Pengertian Kopling

Kopling (clutch) merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari

sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memindahkan tenaga dari sumber

tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga). Pemindahan

tenaga dari mesin ke sistem penggerak pada kendaraan, tentunya diperlukan suatu

proses yang halus tanpa adanya kejutan, yang menyebabkan ketidak nyamanan

bagi pengendara dan penumpang.

Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari Unit kopling,

transmisi, defrensial, poros dan roda kendaraan. Sementara Posisi unit kopling

dan komponennya (Clutch Assembly), terletak pada ujung paling depan dari

sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk

memutus dan menghubungkan tenaga dari mesin ke transmisi melalui kerja

pedal selama perkaitan roda gigi. Kopling harus dapat memindahkan tenaga

secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-roda pergerakan (drive wheel) agar

gerak mula kendaraan dapat berlangsung dengan lembut dan perpindahaan roda-

roda gigi transmisi dapat lembut sesuai dengan kondisi jalannya kendaraan. Posisi

unit kopling pada kendaraan terletak diantara mesin dan transmisi.

Gambar 3.1 Konstruksi letak unit kopling pada kendaraan


(Sumber: Modul perbaikan kopling dan komponennya 2004: 8)
38

Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat- syarat

minimal sebagai berikut :

a. Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi

dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan

dan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut

b. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip jika kopling

sudah menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat koping tidak

boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan.

c. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.

2. Jenis-jenis Kopling

Menurut konstruksi dan cara kerjanya, kopling pada automobile dapat

dibedakan menjadi beberapa macam, antar lain:

a. Kopling gesek

Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah

dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek.

1) Kopling gesek plat tunggal

Adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu,

Pressure Plate yang menjadi satu dengan cluth cover dibautkan pada roda

penerus. Disc clutch dipasangkan pada alur infut shaft dan dijepit

diantara roda penerusdan plat penekan (pressure plate) oleh pegas

kopling.
39

Gambar 3.2 Konstruksi Kopling Plat tunggal


(Sumber: Modul perbaikan kopling dan komponennya 2004: 9)

2) Kopling gesek plat ganda

Adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu, dimana plat

penggeraknya dipasang pada alur yang terdapat pada clutch drum

dihubungkan dan berputar bersama-sama dengan roda penerus.

Kopling model ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a) Kopling basah, dimana bekerjanya direndam di dalam minyak dan

dilengkapi pada automatic transmission.

b) Kopling kering, dimana bekerjanya tidak direndam di dalam minyak.

Gambar 3.3 Konstruksi Kopling Plat ganda


(Sumber: Modul pemeliharaan servis kopling dan komponen-komponen sistem
pengoprasian 2004: 24)
40

Gambar 3.4 Plat kopling pada unit kopling plat banyak


(Sumber: Modul perbaikan kopling dan komponennya 2004: 10)

b. Kopling hidraulic

Kopling hydraulic biasanya digunakan pada automatic transmission, yang

bekerjanya berdasarkan adanya tekanan fluida minyak yang diatur sesuai

dengan membukanya trothle valve, kecepatan putaran, beban mesin dan

keceparan kendaraan.

Gambar 3.5 konstruksi kopling hydraulic


(Sumber: Modul perbaikan kopling dan komponennya 2004: 18)

Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump impeller,

turbin runner dan stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa

yang membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida. Turbin runner adalah

mekanisme penangkap tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump

impeller. Stator adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak
41

terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan

sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi.

3. Konstruksi Kopling

Gambar 3. 6 Konstruksi kopling


(Sumber: CD Toyota Technician 2002)

Keterangan : Part-part kopling


Karet pelindung
Garpu pembebas
Klip
Bantalan pembebas
Penutup kopling
Piringan kopling
Fly wheel
Pegas diaphragm
Plat penekan

Adapun bagian-bagian pada kopling, yaitu

c. Tutup Kopling (cover clutch)

Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas

penekan dan rumah kopling. Tutup kopling terikat pada roda penerus
42

(Flywheel) mesin dan berputar bersama-sama dengan putaran mesin, mesin

harus dalam keadaan seimbang untuk menghasilkan putaran yang balance,

selain itu harus mempunyai kemampuan memindahkan panas dari hubungan

kopling. Tutup kopling ada 2 tipe dan ini tergantung pada tipe pegas yang

digunakan untuk menekan pelat penekan (pressure plate) terhadap pelat

kopling (clutch disc): dengan menggunakan pegas coil dan tipe diafragma.

 Tipe pegas coil

Gambar 3. 7 Tutup kopling pegas coil


(Sumber: New step 1 training manual 1995: 4-3)

Tipe pegas coil mempunyai keuntungan yaitu penekanan terhadap plat

kopling lebih kuat. Sedangkan kekuranganya yaitu: membutuhkan tenaga

yang besar untuk menekan pedal kopling, kontruksi rumit sehingga

harganya mahal.

 Tipe diafragma

Gambar 3. 8 Tutup Kopling tipe diafragma


(Sumber: New step 1 training manual 1995: 4-3)
43

Tipe kopling pegas diaphragma mempunyai keuntungan sebagai berikut:

 Tenaga yang dibutuhkan untuk mengoprasikanpedal kopling diusahakan

sekecil mungkin

 Pegas diafragma menekan pelat penekan lebih merata dibanding dengan

pegas coil.

 Bila terjadi keausan pada pelat kopling tidak mengurangi pekanan pada

pelat penekan.

 Selama sekeliling permukaanya rata, maka kopling akan tetap seimbang

 Tidak seperti kopling tipe coil yang mana tenaga pegas akan berkurang

pada kecepatan tinggi karena gaya sentrifugal.

 Pegas diafragma memerlukan ruang arah axial yang cukup kecil,

sehingga sirip-sirip pendingin dapat diletakan pada pelat penekan.

 Jumlah bagian-bagiannya lebih sedikit dari pada tipe pegas coil.

b. Plat Kopling (Disc clutch)

Plat kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin ke transmisi

dengan lembut tanpa terjadi slip. Plat kopling terdiri dari facing yang

berfungsi sebagai bidang gesek yang dikeling pada cushion plate yang

berfungsi untuk memperlembut saat kopling berhubungan dengan cushion

plate dikeling pada disc plate.


44

Gambar 3. 9 Pelat Kopling


(Sumber: New step 1 training manual 1995: 4-4)

Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan baik dalam bentuk

pegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial, hingga disebut dengan

pegas radial. Pegas radial berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat

kopling terhubung sehingga diperoleh proses penyambungan yang halus,

dan juga getaran atau kejutan selama menghubungkan/bekerja. Untuk itu

maka pegas radial harus mampu menerima gaya radial yang terjadi pada plat

kopling memiliki elastisitas yang baik. Namun demikian karena penggunaan

yang terus menerus, maka pegas radial dapat mengalami kerusakan.

Pelat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :

 Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi

gesekan yang memang direncanakan saat kopling akan dihubungkan.

 Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan

menyebabkan panas dan kotoran debu bahan yang aus. Kanvas

kopling dilengkapi dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi dan

menampung dan membuang debu yang terjadi


45

 Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncanakan untuk

bergesekan, maka perlu dibuat tahan terhadap keausan akibat

gesekan.

 Dapat mencengkeram dengan baik.

c. Pelat penekan (pressure plate)

Pelat penekan terbuat dari cast iron dan mempunyai bidang gesek yang rata

dan halus serta memiliki putaran yang seimbang. Pelat penekan berfungsi

untuk menekan pelat kopling pada permukaan flywheel dengan adanya

tegangan dari pegas diaphragama. Pelat penekan harus tahan terhadap panas

dan aus.

Gambar 3. 10 Pelat penekan (pressure plate)


(Sumber: Dokumentasi 29 maret 2012)

d. Bantalan Pembebas (Release Bearing)

Realese bearing bergerak maju mundur didalam rumah kopling (clutch

housing) dengan bantuan garpu pembebas. Bantalan pembebas (realease

bearing) memudahkan garpu pembebas bergerak maju dan mundur

sepanjang penopang bantalan depan transmisi untuk menekan putaran pegas

diaphragma dan membebaskan kopling.


46

Gambar 3. 11 Bantalan Pembebas (release bearing)


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

e. Garpu Pembebas (Release Fork)

Release fork berfungsi untuk meneruskan gaya tekan atau dorong dari pedal

ke release bearing serta menggerakan release bearing maju mundur.

Gambar 3. 12 Garpu Pembebas (Release Fork)


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

f. Input Shaft

Berfungsi untuk meneruskan putaran poros engkol ke gigi-gigi transmisi.

Input shaft merupakan dudukan clutch disc dan release bearing secara

bebas.
47

Gambar 3. 13 Input Shaft


( Sumber : CD Repair Manual Avanza 2006)

g. Pedal kopling

Pedal kopling berfungsi untuk meneruskan tenaga tekan dari kaki

pengemudi ke release bearing.

Gambar 3. 14 Pedal kopling


( Sumber : CD Repair Manual Avanza 2006)

4. Mekanisme Penggerak Kopling

Mekanisme penggerak kopling dibedakan menjadi 2, yaitu : tipe

penggerak mekanis (menggunakan kabel) dan tipe penggerak hidrolis.

a. Tipe Kopling mekanis

Kolping mekanis (mechanical Clutch) terdiri dari beberapa bagian- bagian

perpindahan pedal kopling diteruskan ke bodi kopling secara langsung

oleh kabel.
48

Gambar 3.15 mekanisme penggerak kopling mekanis


(Sumber: New step 1 training manual 1995: 4-4)

Pada sistem ini, tenaga penginjak pedal untuk membebaskan kopling

diteruskan ke realese fork melalui realese cable (kabel pembebas),

sehingga konstruksinya lebih sederhana, akan tetapi sistem ini kurang kuat

bila dipergunakan untuk beban yang besar. Karena itu, sistem ini hanya

digunakan untuk kendaraan-kendaraan kecil saja.

b. Tipe Kopling Hidraulis

Pengoperasian kopling tipe hidrolik adalah merupakan sistem pemindahan

tenaga melalui fluida cair/ minyak. Prinsip yang digunakan pada sistem

hidrolik ini adalah pengaplikasian hukum Pascal, dimana jika ada fluida

dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan

ke segala arah dengan sama besar. pergerakkan pedal kopling dirubah

oleh master silinder menjadi tekanan hidraulis kemudian diteruskan ke

garpu pembebas kopling (clutch release fork) melalui selinder pembebas

(release cylinder) .
49

Gambar 3. 16 Mekanisme penggerak kopling hidraulis


(Sumber: New step 1 training manual 1995: 4-5)

Keuntungannya :

 Kehilangan tenaga karena gesekan lebih kecil sehingga penekanan

pedal kopling lebih ringan.

 Pemindahan tenaga pedal kopling lebih cepat sehingga kerja dari

kopling lebih baik.

 Penempatan dari pedal kopling dan master silinder mudah dapat

ditempatkan sesuai dengan keadaan.

Kelemahanya :

 Konstruksinya rumit.

 Kerja daripada kopling tidak akan baik apalbila terjadi kebocoran

atau terdapat udara pada sistem hidraulisnya.

Komponen utama dari sistem hidraulis ini adalah master silinder dan

release cylinder.
50

5. Cara Kerja Kopling

Cara kerja kopling dengan mekanisme tipe penggerak mekanik yaitu

menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas

pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling

yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas kearah menekan pegas

kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan.

Saat pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi

semula oleh pegas pengendali pedal. Sementara tuas kopling akan kembali pada

posisi semula oleh pegas diafragma.

6. Perhitungan Pada Kopling

Perhitungan pada pelat kopling yang di ambil penulis hanya pada

perhitungan mencari gaya gesek yang terjadi pada kopling. Untuk mengetahui

gaya gesek pelat kopling pada toyota avanza dapat dihitung dengan menggunakan

rumus-rumus dibawah ini :

Gaya gesek pada pelat kopling

FT = μ . p . π. ¼ ( D2 – d2 ) ………………………………………. (1)

(sularso dan kiyokatsu suga, 1978: 62)

Dimana : FT = gaya gesek (gaya tangensial) pada bidang gesek (kg).

μ = koefisien gesek pelat kopling

p = daya tekan bidang

D = diameter luar bidang gesek

d = diamter dalam bidang gesek


51

Tabel 3.2 Harga µ (Koefisien gesek) dan Pa


µ
Bahan Permukaan Kontak Pa (Kg/mm2)
Kering Dilumasi
Besi cord dan besi cor 0,10-0,20 0,08-0,12 0,09-0,17
Besi cor dan perungu 0,10-0,20 0,10-0,20 0,05-0,08
Besi cor dan asbes 0,35-0,65 - 0,007-0,07
Besi cor dan Serat 0,05-0,10 0,05-0,10 0,005-0,03
Besi cor dan kayu - 0,10-0,35 0,02-0,03
(Sumber : Sularso dan kiyokatsu suga. Hal 63)

Untuk mencari Gaya gesek pada pelat kopling diperlukan perhitungan-

perhitungan penunjang seperti mencari luas permukaan bidang gesek (A), tekanan

rata-rata bidang gesek (p) dan gaya tekan pada bidang gesek (Fa). Perhitungan

diatas dapat dihitung dengan rumus-rumus dibawah ini:

Untuk mencari luas penampang bidang gesek, dapat dihitung dengan

persamaan dibawah ini:

Luas penampang bidang gesek

A = ¼ π (D2 – d2) ………………………………………………...... (2)


(sularso dan kiyokatsu suga, 1978: 59)

Dimana : π = Konstanta (3,14)

A = Luas penampang bidang gesek (cm2).

D = Diameter luas bidang gesek (cm).

d = Diameter dalam bidang gesek (cm).


52

Untuk luas penampang bidang gesek total tinggal dikalikan dua, karena

permukaan bidang gesek pelat kopling terdiri dari dua permukaan.

Atot = A.2

Tekanan rata-rata pada bidang gesek (tekanan bidang)


Fc
P= ………………………………………………. (3)
A
(sularso dan kiyokatsu suga, 1978: 62)

Dimana : Fc = Gaya tekan yang diberikan clutch cover (kg).

Gaya yang menimbulkan tekanan pada pelat kopling

Untuk mencari gaya tekan pada bidang gesek dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan dibawah ini:

Fa = ¼ π (D2 – d2). p ………………………………………….......... (4)


(sularso dan kiyokatsu suga, 1978: 62)

Dimana : Fa = gaya tekan pada bidang gesek (kg).

P = tekanan rata-rata pada bidang gesek (kg/cm2)

C. Pembahasan masalah

1. Spesifikasi Komponen Kopling Pada Toyota Avanza

Tabel 3.3 Spesifikasi kopling Toyota Avanza

Clutch disc
Tipe Kering, pelat tunggal
Peredam Getaran Rubber (karet)
Jumlah pegas peredam pada hub 4 buah
Limit kedalaman rivet 0,4 mm (0.016 in)
Run out Pelat Kopling 1.0 mm (0.039 in)
Jumlah spline hub 20 gigi
Diameter Luar ҳ Diameter dalam 189,10 X 132,0 mm
53

Tebal 7,8 mm
Ukuran baru : 8,0 – 8,5 mm
Bahan facing Woven asbestos
Clutch cover
Jenis Diaphragm spring type
Keausan clutch cover Minimum : kedalaman : 0,5 mm
Diameter luar pelat penekan 193,0 mm
Diameter dalam plat penekan 129,7 mm
Daya tekanan clutch cover 410,5 kg.cm
Kekencangan baut ke flywhee 195 kgf*cm
Flywheel
Run-out maksimum 0,1 mm (0.004 in)
(Sumber : CD repair manual avanza )

2. Pemecahan masalah

Pemeriksaan terhadap part yang berkaitan sangat diperlukan untuk

menentukan penyebab dengan cepat dan tepat. Sebelum melangkah lebih jauh

alangkah baiknya melakukan troubleshooting terlebih dahulu, tujuannya

untuk mencari penyebab terjadinya gangguan pada kopling, dapat dilihat dari

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Kopling kasar/gemertak

Berminyak atau keras


Periksa Pelat Kopling Ganti

Torsion damper putus


Ganti
OK
Paku keeling lepas Ganti

Periksa Pegas Diafragma Tidak sama lagi


Stel/Ganti
Kopling
aus
Ganti

Bagan 3.1 Kopling gemertak


(Sumber : Training manual vol 7 : hal 6-9)
54

b. Kopling Berisik/Bunyi

Part kendor Perbaiki/Ganti


Periksa Perputaran dan gesekan Part

Rusak/kotor
Periksa Perputaran dan gesekan Part Perbaiki/Ganti

aus
Periksa Pelat pilot bearing Ganti

Periksa clutch disc torsion rusak


Ganti
spring

Periksa tuas pembebas, garpu Macet (kurang grease)


Ganti
pembebas

Bagan 3.2 Kopling berisik/bunyi


(Sumber : Training manual vol 7 : hal 6-9)

c. Kopling slip

Kecil/tidak ada stel


Periksa kebebasan pedal kopling

Berminyak/aus
Periksa permukaan pelat kopling bersihkan/Ganti

Aus/rusak
Periksa diafragma spring Ganti

Periksa pressure plate Rusak/melengkung


Ganti

Periksa flywheel Cacat/aus


Perbaiki/Ganti

Bagan 3.3 Kopling slip


(Sumber : Training manual vol 7 : hal 6-9)
55

d. Kopling Sulit Dilepas

Kurang tinggi stel


Periksa Tinggi pedal kopling

Terlalu besar/sedikit
Periksa kebebasan plat kopling Stel kebebasan

Keluar jalur,aus
Periksa clutch disc Perbaiki/ganti

Kotor/.berminyak bersihkan
Periksa Clutch disc

Bagan 3.4 Kopling sulit dilepas


(Sumber: Training manual vol 7 : hal 6-9)

Bagan-bagan diatas merupakan troubleshooting dalam menentukan letak

penyebab kesalahan/malfungsi pada unit kopling. Gangguan yang sering terjadi

pada kopling diantaranya kopling gemertak, kopling bunyi/berisik, kopling slip

dan kopling sulit dilepas. Untuk lebih jelas dapat dilihat di tabel 3.1 gejala

problem pada kopling di atas.

Setelah diketahui penyebab terjadinya masalah pada kopling, dalam hal ini

penulis ambil satu contoh pada permasalahan kopling slip. Berdasarkan bagan

diatas penyebab terjadinya kopling selip yaitu:

1. Kebebasan pedal kopling kurang tinggi.

2. Permukaan pelat kopling berminyak/aus.

3. Diafragma spring rusak/aus.

4. Pressure palte rusak/melengkung.

5. Flywheel cacat/aus.
56

Setelah diketahui penyebabnya, langkah selanjutnya yaitu langkah

pemeriksaan pada komponen yang diperkirakan mengalami gangguan/masalah,

sebelum melakukan pemeriksaan, langkah pertama lepas unit kopling pada

kendaraan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Melepas Unit Kopling

Konstruksi Unit Kopling

Gambar 3. 17 Konstruksi unit kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

Sebelum melakukan pemeriksaan atau penggantian unit kopling, terlebih

dahulu unit kopling harus dilepas dari kendaraan, adapun susunannya harus

melepas unit trasmisi, melepas unit kopling, melaksanakan pemeriksaan pada

kopling, pemasangan unit kopling dan diakhiri dengan pemasangan unit transmisi,

agar lebih jelas dapat dilakukan dengan langkah –langkah sebagai berikut :
57

Melepas Unit Transmisi


1) Kabel dari negative baterai dilepas.
2) Propeller shaft assembly dilepas
3) Frame crossmember sub-assembly no 2 dilepas
4 baut, 2 mur dan crossmember no 2 dilepas

Gambar 3. 18 Melepas propeller


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

4) Melepaskan kabel Kontrol Transmisi


Melepaskan 2 klip dari bracket kabel transmisi

Gambar 3. 19 Melepaskan kabel control transmisi


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

Melepas 2 klip dan washer dan pisahkan 2 kontrol transmisi

Gambar 3. 20 Melepas klip


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)
58

5) Melepaskan kabel penggerak speedometer assembly

Gambar 3. 21 Melepas kabel penggerak speedometer.


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

6) Melepaskan Konektor
Melepaskan konektor switch lampu back-up dal klem wire harness

Gambar 3.22 Melepas konektor switch Lampu


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

7) Support Transmisi Manual assembly


Manual transmisi ditopang dengan dongkrak transmisi

Gambar 3.23 Menahan transmisi manual


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

8) Melepas member support belakang mesin sub-assembly


Melepaskan 6 baut, 2 mur dan member support belakang mesin
59

Gambar 3. 24 Melepas member support belakang


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

9) Melepas Oil level gauge sub assembly


 Melepaskan wire harness dari bracket oil level gauge guide
 Melepaskan 2 baut dan oil level gauge guide
 Melepaskan O ring

Gambar 3. 25 Melepas Oil lever gauge


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

10) Melepas Stater Assembly


 Melepaskan konektor stater
 Melepas mur, kemudian lepas kabel mesin
 Melepas klem pada switch lampu back-up
 Menahan trasmisi
 Melepaskan 6 baut dan pisahkan bagian support bagian belakang
60

Gambar 3. 26 Melepaskan Support belakang


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

 Melepaskan 2 baut dan stater dari tranmisi inclined

Gambar 3.27 Melepas motor stater


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

11) Melepas tranmisi manual assembly


 Menunggingkan transmisi manual hingga bautnya dapat dilihat dan
secara bertahap rendahkan dongkrak transmisi.
 Melepaskan 9 baut, under cover dan transmisi manual.

Gambar 3.28 Melepas transmisi


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)
61

12) Melepas Bracket kabel control transmisi


Melepaskan 2 baut dan bracket kabel control transmisi

Gambar 3.29 Melepas bracket kabel control transmisi


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

13) Melepas insulator mounting mesin belakang


Melepaskan 2 baut dan insulator moaunting mesin belakang

Gambar 3.30 Melepas insulator mounting


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

14) Melepas Bracket mounting mesin belakang


Melepaskan 3 baut dan bracket mounting mesin belakang

Gambar 3.31 Melepas bracket mounting mesin belakang


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)
62

Melepas Unit Kopling


1) Melepas Transmisi manual assembly (sudah dilepas)
2) Melepas clutch release fork sub-assembly
Melepas clutch release fork bersam-sama dengan clutch release bearing dari
transmisi assembly.
3) Melepas Clutch release bearing assembly dari clutch release fork
4) Melepas release fork support dari transmisi assembly
5) Melepas release bearing hub clip
6) Melepas clutch cover assembly
 Tanda ketepatan pada clutch cover assembly diluruskan dengan tanda
pada flywheel sub assembly.
 Mengendorkan tiap baut set sekali putar hingga pegas tekan terbebas.
 Melepaskan 6 baut dan clutch cover assembly.
Perhatikan : jangan menjatuhkan cltch disc assembly

Gambar 3.32 Melepas clutch cover


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

7) Melepas Clutch disc assembly.


Perhatikan : jagalah kanvas dari clutch disc assembly, pressure palte
dan permukaan flywheel bebas dari oli dan benda asing.

Setelah Unit kopling dilepas maka langkah selanjutnya langkah


pemeriksaan, sesuai dengan komponen yang diperkirakan mengalami masalah,
pemeriksaan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
63

b. Pemeriksaan Pada Unit Kopling

1) Pemeriksaan clutch disc assembly


 Menggunakan jangka caliper, ukur kedalaman kepala kelingan.
Maximum kedalaman kelingan: 0,4 mm (0,406 mm.)
Jika diperlukan, ganti clutch disc assembly

Gambar 3. 33 Pemeriksaan clutch disc


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

 Menggunakan dial indicator, periksa keausan clutch disc assembly.


Keausan maksimum: 1,0 mm (0,991 mm.)
Jika diperlukan, ganti clutch disc assembly.

Gambar 3.34 pemeriksaan keausan clutch


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

2) Pemeriksaan Clutch cover assembly


Menggunakan jangka sorong, periksa lebar dan kedalaman keausan
diaphragm spring.
Minimum: A (Kedalaman): 0,5 mm (0,020 in.)
B (Lebar): 6.0 mm (0,236 in.)
64

Jika diperlukan, ganti clutch cover assembly.

Gambar 3.35 pemeriksaan clutch cover


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

3) Pemeriksaan Flywheel Sub Assembly.


Menggunakan dial indicator, periksa keausan flywheel sub-assembly.
Keausan maksimum: 0,1 mm (0,102 mm.)
Jika diperlukan, ganti flywheel sub-assembly.

Gambar 3.36 pemeriksaan flywheel


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

4) Pemeriksaan Clutch Release Bearing Assembly


Putar release bearing dengan tangan selagi menggunakan kekuatan pada
axial direction.

Gambar 3.37 Pemeriksaan clutch release bearing


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)
65

Setelah dilakukan pemeriksaan pada komponen yang diperkirakan

bermasalah seperti :

1. Kebebasan pedal kopling kurang tinggi.

2. Permukaan pelat kopling berminyak/aus dengan keausan maksimum

1.0 mm, jika terdapat kotoran/ goresan yang sedikit dapat dibersihkan

dengan kertas hamplas yang halus.

3. Diafragma spring rusak/aus dengan A (Kedalaman): 0,5 mm (0,020 in.) B

(Lebar): 6.0 mm (0,236 in.)

4. Pressure plate rusak/melengkung.

5. Flywheel cacat/aus dengan keausan maksimum 1.0 mm, jika terjadi

permukaan kotor dapat dibersihkan dengan hamplas halus.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada unit kopling dan komponennya,

ketika ditemukan hasil yang sudah tidak sesuai dengan batas ukuran maksimum

maka komponen tersebut harus diganti dan ketika hasil pengukuran menunjukan

masih dalam batas minimum maka unit tersebut masih dapat digunakan, akan

tetapi harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu seperti pembersihan,

penambahan grease dll. Langkah-langkah seperti di atas berlaku jika terjadi

masalah kopling bunyi/berisik. Kopling gemertak, kopling sulit dilepas.

Setelah proses pemeriksaan dan perbaikan selesai maka selanjutnya

langkah pemasangan unit kopling, yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah

dibawah ini:

c. Pemasangan Unit Kopling


1) Masukkan SST pada clutch disc assembly, kemudian masukkan SST
tersebut ke dalam flywheel sub-assembly.
66

Gambar 3.38 pemasangan clutch disc


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

2) Pemasangan clutch cover assembly


 Meluruskan tanda ketepatan pada clutch cover assembly dan flywheel
sub-assembly.
 Mengikuti prosedur seperti ditunjukkan dalam gambar, kencangkan 6
baut, urutannya dimulai pada baut yang terletak dekat knock pin di atas.
Momen: 19 N*m{ 195 kgf*cm , 14 ft.*lbf }
PETUNJUK: Ikuti perintah dalam gambar, kencangkan baut
secara merata. Gerakkan SST ke atas dan ke bawah, ke kanan dan
ke kiri, setelah diperiksa bahwa disc telah center, kemudian
kencangkan baut tersebut.

Gambar 3. 39 pemasangan clutch cover


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

3) Pemeriksaan dan penyetelan clutch cover assembly


Menggunakan dial indicator dengan instrumen roller, pemeriksaan
diaphragma spring tip alignment.
Maksimum non-alignment: 0,5 mm (0,508 mm.)
67

Gambar 3. 40 Pemeriksaan dan penyetelan clutch cover


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

4) Pemasangan release fork support


Pemasangan release fork support pada transmisi assembly.
Momen: 18 N*m{ 184 kgf*cm , 13 ft.*lbf }

Gambar 3. 41 pemasangan release fork support


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

5) Pemasangan release bearing hub klip


6) Pemasangan clutch release fork
Menggunakan gemuk release hub ke release fork dan kontak release
bearing assembly, release fork dan kontak push rod dan release fork pivot
points.
7) Pemasangan clutch release bearing assembly
 Pakai gemuk clutch spline ke input shaft spline.
Sealant: Toyota Genuine Clutch Spline Grease atau yang setara
 Pemasangan bearing pada release fork, dan kemudian dipasangkan pada
transmisi assembly.
68

PERHATIAN: Setelah pemasangan, gerakkan fork ke depan dan ke


belakang guna mengetahui release bearing bisa bergeser dengan lancar.

Gambar 3. 42 pemasangan clutch release bearing


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

Pemasangan Unit Transmisi

1) Pemasangan bracket mounting mesin belakang dengan 3 baut


Momen: 37 N*m{ 375 kgf*cm , 27 ft.*lbf }

Gambar 3. 43 pemasangan bracket mounting


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

2) Pemasangan insulator mounting belakang dengan 2 baut


Momen: 30 N*m{ 310 kgf*cm , 22 ft.*lbf }

Gambar 3. 44 pemasangan insulator mounting


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)
69

3) Pemasangan bracket kabel control transmisi dengan 2 baut


Momen: 37 N*m{ 375 kgf*cm , 27 ft.*lbf }

Gambar 3. 45 pemasangan bracket kabel control transmisi


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

4) Pemasangan transmisi manual assembly


Pemasangan transmisi dan cover bawah dengan 9 baut.

Gambar 3. 46 pemasangan transmisi manual


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

5) Pemasangan stater assembly


 Pemasangan dengan 2 baut sambil memiringkan transmisi.
 konektor stater dihubungkan.
 Pemasangan member support mesin belakang dengan 6 baut

Gambar 3. 47 Pemasangan member support


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)
70

6) Pemasangan oil level gauge guide


 lapisan tipis oli mesin ke O-ring baru dan dipasangkan pada oil level
gauge guide.
 Pemasangan oil level gauge guide dengan 2 baut
 Pemasangan klem wire harness pada oil level gauge guide dari sisi
intake manifold.
7) Pemasangan member support mesin belakang dengan 6 baut dan 2 mur

Gambar 3. 48 pemasangan member support


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

8) Menghubungkan konektor switch lampu back up dan klem wire harness


9) Menghubungkan kabel penggerak speedometer
10) Pemasangan control transmisi
 Menghubungkan 2 kabel dan 2 klip dan washer

Gambar 3. 49 pemasangan klip control transmisi


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)
71

 Pemasangan 2 klip baru pada bracket kabel control

Gambar 3. 50 pemasangan klip pada bracket


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

8) Pemasangan kabel kopling


9) Pemasangan frame crosmember sub assembly no 2 dengan 4 baut dan 2
mur.
10) Pemasangan Fropeller shaft dengan 4 baut

d. Penggantian kabel pembebas kopling assy

Gambar 3. 51 konstruksi kabel pembebas kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)
72

Pelepasan kabel pembebas kopling


1) Ujung kabel pembebas kopling dilepas dari pedal kopling.

Gambar 3. 52 Pelepasan kabel pembebas kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)

2) Kabel pembebas kopling ditarik melalui support pedal


3) Bush kabel pembebas kopling dilepas

Gambar 3. 53 pelepasan bush


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)

4) Kabel pembebas kopling ditarik keluar melalui ruang mesin


5) Bebaskan kebal kopling dari bracket.

Gambar 3. 54 Penarikan kabel pembebas kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)
73

6) Tutup rumah kopling dilepas

Gambar 3. 55 Pelepasan tutup rumah kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)

7) Kabel pembebas kopling dilepas dari kabel pembebas kopling

Gambar 3. 56 Pelepasan kabel pembebas kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)

8) 2 baut dan kabel pembebas kopling dilepas dri rumah kopling

Gambar 3. 57 pelepasan baut pada rumah kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)
74

Pemasangan kabel pembebas kopling


1) Kabel pembebas kopling dipasang pada rumah kopling dengan 2 buat.
Momen: 11N.m (115kgf.cm).

Gambar 3. 58 Pemasangan baut pada rumah kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)

2) Kabel pembebas kopling dipasang pada garpu pembebas kopling

Gambar 3. 59 Pemasagan kabel pada garpu


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)

3) Tutup rumah kopling dipasang pada rumah kopling.


4) Bracket kabel kopling dipasang.
5) Baut bracket kabel kopling dikencangkan
6) Kabel pembebas kopling didorong ke dalam melalui ruang mesin.
75

Gambar 3. 60 Memasukan kabel pembebas


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004)

7) Bush kabel pembebas kopling dipasang.


8) Kabel pembebas kopling dipasang melalui support pedal.
9) Ujung kabel pembebas kopling dihubungkan pada pedal kopling.

Gambar 3. 61 pemasangan kabel ke pedal kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2004
76

e. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling

Gambar 3. 62 konstruksi pedal kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

Pemeriksaan Pedal Kopling Pada Kendaraan

1) Karpet lantai disingkapkan

2) Pemeriksaan ketinggian pedal sudah benar.

 Ket : Ketinggian pedal dari lapisan aspal: 164,1 mm (16,4099 cm.)

3) Penyetalan ketinggian pedal

Mur pengunci dikendorkan dan baut stoper diputar hingga ketinggian menjadi

benar.

Gambar 3. 63 push rod dan titik penyetelan gerak bebas


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)
77

4) Pemeriksaan free play pedal dan push rod play sudah benar.
 Pedal ditekan hingga tahanan kopling mulai terasa.

Free play pedal: 3,0 sampai 20,0 mm (0,1181 sampai 20,0000 mm.)

 ditekan ke bawah secara pelan hingga tahanan mulai meningkat sedikit

Push rod play pada top pedal: 1,0 sampai 8,0 mm (0,039 sampai 8,001

mm.)

5) Penyetelan jarak pedal bebas dan push rod play.


 Mur pengunci dikendorkan dan push rod diputar sampai jarak bebas dan
push rod play menjadi benar.
 Mur pengunci dikencangkan.
 Setelah menyetel jarak pedal bebas,kemudian ketinggian pedal diperiksa.

Gambar 3. 64 jarak pedal bebas


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

6) Pemeriksaan clutch release point.

 Tuas rem parkir ditarik dan roda diganjal.

 Mesin di start.

 Tanpa menekan pedal kopling, shift lever digerakan perlahan ke posisi

reverse sampai terjadi kontak gear.

 Pedal kopling ditekan kebawah secara perlaha dan jarak langkah diukur

dari titik suara gear berhenti (release point) ke posisi akhir langkah

penuh.
78

Jarak standar: 25 mm (24,994 mm.) atau lebih (Dari posisi akhir

pedal ke release point).

Bila jarak tidak dalam spesifikasi lakukan kerja seperti berikut ini.
 Ketinggian pedal diperiksa.
 Push rod play dan jarak pedal bebas diperiksa

Gambar 3. 65 jarak pedal kopling


(Sumber: CD Repair Manual Avanza 2006)

3. Perhitungan Pada Kopling

Dalam melakukan perhitungan untuk mencari besarnya gaya gesek dan

tekanan yang mengakibatkan gesekan, dapat dilakukan perhitungan sebagai

berikut:

Luas permukaan bidang gesek

Dik : D = 18,91 cm
d = 13,20 cm
Jawab:
A = ¼ π ( D2 – d2 )

= ¼ 3,14 [(18,91) 2-(13,20) 2]

= 0,785 (357,58 – 174,24)

= 143,92 cm2

Jadi luas permukaan bidang gesek yang dihasilkan yaitu = 143,92 cm2.
79

Karena bidang gesek pada pelat kopling ini terdapat dua permukaan, maka

luas permukaan total bidang geseknya tersebut harus dikalikan dua, sehingga :

ATot = 2. A

= 2 . 143,92 cm2

= 287,84 cm2

Untuk mencari tekanan rata-rata pada pelat kopling, maka besarnya gaya

tekan yang dihasilkan clutch cover dibagi dengan luas penampang bidang gesek

Dik : Fc = 650 kg

A = 287,84 cm2

Jawab:
𝐹𝑐
𝑝=
𝐴
650
=
287,84

= kg/cm2

Jadi tekanan rata-rata yang dihasilkan pada pelat kopling yaitu = 2.25

Kg/cm2.

Gaya tekan aksial pada bidang gesek.

Dik : D = 18,91 cm

d = 13,20 cm

p = 2.25 kg/cm2
80

Jawab :

FA = ¼ .π ( D2 – d2 ) . p

= ¼ .3,14 [(18,91) 2-(13,20) 2] . 2,25

= 0,785 (357,58 – 174,24) . 2,25

= 324,98 kg

Jadi gaya tekan aksial yang dihasilkan yaitu = 324,98 Kg.

Gaya gesek pada pelat kopling

Dik : μ = 0,5 ( diambil dari tabel 3.2)

Jawab :

FT = ¼. π . μ . p . ( D2 – d2 )

= ¼ . 3,14 . 0,5 . 2,25 [(18,91) 2-(13,20) 2]

= 0,88 (357,58 – 174,24)

= 161,34 kg

Jadi gaya gesek yang dihasilkan yaitu = 161,34 Kg.


81

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas mengenai permasalahan yang terjadi pada

kopling dan cara mengatasinya, maka dari itu penulis mengambil kesimpulan,

yaitu:

a. Gangguan yang terjadi pada kopling itu diakibatkan dari faktor teknis dan

faktor non teknis, faktor teknis diantaranya: terjadi kerusakan pada

komponen-komponen kopling seperti pelat kopling aus, pelat kopling

berminya, pelat penekan sudah lemah, fly wheel aus. Sedangkan faktor

non teknis diakibatkan dari kurangnya pemeriksaan dan perawatan

terhadap komponen-komponen kopling, pemakaian kendaraan yang kasar,

angkutan yang melebihi kapasitas kendaraan sehingga menyebabkan kerja

kopling yang sangat berat.

b. Untuk mengatasi gangguan/ masalah dan cara memperbaikinya yaitu bisa

dilakukan dengan melakukan pemeriksaan, penyetelan pada bagian-bagian

kopling atau mengganti komponen kopling yang rusak.

c. Kerusakan kopling dapat mengakibatkan kenyamanan dan tenaga dari

kendaraan tersebut berkurang.

d. Berdasarkan perhitungan, gaya gesek yang dihasilkan yaitu 161,34 Kg.

Dengan koefisien gesek (μ) = 0,5 karena bahannya terbuat dari asbes

(diambil dari tabel 3.2 Harga µ dan Pa).


82

B. Saran

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran kepada

pihak-pihak yang terkait, diantaranya:

1. Kerjasama yang terjalin selama penyusunan laporan praktek indurstri

antara mahasiswa, dosen dan JPTM FPTK UPI bisa ditingkatkan kembali

guna memperlancar dalam penyusunan.

2. Agar menghindari terjadinya gangguan pada kopling hendaknya

pengendara menjalankan kendaraannya dengan baik dan benar agar

kondisi dari kopling dapat digunakan dengan maksimal.

3. Bagi para pengguna kendaraan Toyota Avanza apabila terjadi

malfungsi/ gangguan pada kopling. kendaraannya diharapkan segera

dibawa ke bengkel resmi Toyota agar mendapatkan pelayanan servis

yang tepat pada kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai