Anda di halaman 1dari 20

PERBAIKAN &PEMELIHARAAN SISTEM KOPLING TERBARU!!!!

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Program pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus memiliki
kesesuaian dengan dunia usaha dan industri. Pihak sekolah menyelenggarakan
program pendidikan bekerjasama dengan dunia industri. Dalam hal ini untuk
meningkatkan kesesuaian program pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja,
bentuk kerjasama tersebut yaitu Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam jangka
waktu tertentu siswa terlibat langsung di dunia usaha dan industri.
Program keahlian Teknik Mekanik Otomotif melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di dunia perbengkelan. Bidang pekerjaan tersebut memberikan
pelayanan jasa perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor. Praktek Kerja
Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk penyelenggaraan keahlian professional
yang memadukan secara sistematis dan sinkron pada pendidikan disekolah dan
dunia usaha.
SMK PGRI Cimalaka Sumedang melaksanakan program Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di bengkel-bengkel terdekat. Bengkel tersebut, memiliki sarana
dan prasarana yang memadai. Sehingga memberikan pengamalan kerja bagi siswa
peserta PKL.
Di akhir program Praktek Kerja Lapangan (PKL) siswa memberikan
laporan kegiatan selama di dunia usaha dan industri. Pengalaman-pengalaman
disusun dalam bentuk laporan tertulis disertai data-datapenilaian dari pihak dunia
usaha danindustri. Dengan dilatarbelakangi hal diatas maka penulis mengambil
judul laporan “Pemeliharaan dan Perbaikan Jenis Kendaraan Mitsubishi T.120ss”.
Dan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di bengkel Aneka Motor
Service.
1.2. Pembatasan Masalah
Laporan Praktek Kerja Laporan (PKL) yang telah dilakukan selama 3
bulan, adapun pembatasan masalah yang akan saya bahas adalah:
1. Perbaikan pengenalan dan pemeliharaan sistem Kopling

1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Penyelenggaraan praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk:
a) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai
dengan tentuan lapangan kerja.
b) Memperkokoh Link and Match antara sekolah dan dunia kerja.
c) Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas dan professional.
d) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian
dari proses pendidikan.

1.4. Tujuan Pembuatan Laporan


Tujuan pembuatan laporan ini antara lain:
a) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam menyelesaikan praktek kerja
lapangan di bengkel Aneka Motor Service.
b) Sebagai alat untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
c) Memberikan gambaran dunia kerja tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL).

1.5. Sistematika Penulisan


Laporan Praktek Kerja Lapangan ini terbagi dalam 4 Bab yaitu Bab I
Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan PKL,
Tujuan Pembuatan Laporan, & Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Umum
Perusahaan, Bab III Judul Laporan berdasarkan Pembatasan Masalah, Bab IV
Pembongkaran, Pemeriksaan Dan Pemasangan Kopling Simpulan dan Saran-
saran. BAB V Pemeliharaan Dan Penyetelan Unit Kopling Dan Komponen
Pengoperasian, BAB VI Kesimpulan dan saran-saran.

BAB II
RUANG LINGKUP OBJEK

2.1.Sejarah Singkat Bengkel Aneka Motor Service


Perusahaan didirikan tahun 1982, yang diberi nama Aneka Motor Service
tepatnya di jalan Payungsari Kabupaten Ciamis, yang didirikan oleh Bapak Ujang
sebagai pemilik Perusahaan sekaligus pengusaha.
Awalnya bengkel tersebut masih sepi dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun kemudian, pada tahun 1984 bengkel tersebut mulai ramai di
kunjungi pelanggan kemudian merekrut beberapa orang montir dan sampai
sekarang bengkel tersebut makin banyak pelanggannya.

2.2.Struktur Organisasi Perusahaan


Pemilik bengkel : Ujang (Amir Saripudin)
Montir : Fredi
Montir : Derajat
Montir : Asep Ruhli
Montir : Rahmat

2.3.Jenis Proses Pelayanan Jasa dalam Bidang Otomotif


Pada dasarnya bengkel “Aneka Motor Service” bergerak pada pelayanan
jasa:
1. Service mesin (OH Engine)
2. Tune Up
3. Las dan Ketok Body
4. Jok dan Kursi
5. Pendempulan dan Pengecatan.
2.4.Kebijakan Pelayanan Jasa dan Keselamatan Kerja
1. Disediakannya toilet dan ruang tunggu
2. Mengutamakan kepuasan pelanggan
3. Keselamatan kerjanya : memakai pakaian kerja, menggunakan alat sesuai dengan
fungsinya.
BAB III
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Dan Fungsi Kopling


Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-mobil
bensin, diesel dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya di peroleh dari
hasil pembakaran di dalam silinder mesin.
B. Fungsi Kopling
1. Untuk memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros
input transmisi
2. Untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,r)
3. Untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup
dan gigi perseneling tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
a. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
b. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan
dari elemen lain.
c. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
d. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
C. Jenis-Jenis Kopling
Menurut konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile dapat
di bedakan menjadi beberapa macam antara lain:

1. Koplling Gesek (Fraction Clutch)


a. Kopling Gesek Plat Tunggal (Single Plate Clutch)

Gambar 1. Clutch Assembly


Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut:
b. Driven plate
(Juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau
friction disc /piringan gesek, atau kanvas kopling). Plat kopling bagian
tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi. Sementara ujung
luarnya dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling.

Gambar 2. Plat kopling tunggal.

c. Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya,


Unit ini yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas
kopling hingga terjadi perpindahan tenaga dari mesin ke poros
transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan didukung oleh
pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada dua macam, yaitu dalam
bentuk pegas coil dan diafragma atau orang umum menyebutnya
sebagai matahari. Kontruksinya seperti terlihat pada berikut ini.

Gambar 3. Clutch Asembly Dengan Pegas Diafragma


Gambar 4. Pegas diafragma/matahari dan pegas coil.

d. Clutch Release Atau Throwout Bearing


Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan yang
bersamaan pada pressure plate lever dan menghindarkan terjadinya
gesekan antara pengungkit dengan pressure plate lever untuk pegas coil.
Sedangkan yang pakai pegas difragma langsung keujung pegas.
Bantalan tekan ini ada tiga macam.

Gambar 5. Macam-Macam Bantalan Tekan Kopling

e. Throwout Lever/Clutch Fork/Plate Lever


Berfungsi untuk menyalurkan tenaga pembebas kopling.
Konstruksi di atas berarti plat tekan bersama rumahnya dipasang
menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat kopling dipasang
diantara fly wheel dengan pelat tekan, dan bagian tengahnya
dihubungkan dengan poros transmisi dengan sistem sliding. Dengan
demikian prinsip dasar bekerjanya kopling gesek dengan plat tunggal
yang banyak digunakan pada kendaraan roda empat ini.

Gambar 6 .Prinsip Kerja Kopling Plat Tunggal

2. Kopling Gesek Plat Ganda

Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan


seperti sepeda motor dan dalam kerjanya Tercelup di dalam oli mesin.

Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat,


yaitu plat gesek dan plat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas,
seluruhnya dari logam. Sedangkan plat kopling pada bagian yang
bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya.
Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan besarnya tenaga yang akan
dipindahkan.

Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan
oleh 4 sampai 6 buah pegas kopling.terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah
plat kopling yang dijepit oleh plat tekan. Plat kopling dipasang pada rumah
yang disambungkan dengan roda gigi yang berhubungan dengan
transmissi. Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat gesek yang
disambungkan dengan roda gigi primer yang berhubungan dengan poros
engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan
menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga
terjadi aliran tenaga dari mesin ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah
ke plat kopling, dan Keroda gigi yang berhubungan dengan transmisi.

3. Kopling Fluida

Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan


antara kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan
putaran tinggi dan daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari
sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan.
Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih. Penggerak mula
tidak akan terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.
D. Komponen Utama Kopling
1. Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi
sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.
2. Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas
tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki
koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling
dengan menggunakan keeling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk
bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah
satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi
ini akan menekan plat yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat
halus, sisi ini akan menekan plat dengan kebutuhan penempatan
komponen kopling lainnya.
4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi
dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas
penekan. Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat
tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan)
disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.
E. Cara Kerja Kopling
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong
bantalan luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan
melawan tekananpegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda
penerus dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas,
pegas kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling
dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan
bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal
kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme
pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara
umum, sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya
adalah pada sistem hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil
daya tekan pada pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan
dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang
penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada
sistem akan meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston
silinder unit kopling akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik,
pelat kopling terlepas, sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi
terputus Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem
rem.
F. Fungsi Dan Cara Kerja Komponen Pengoperasian Unit Kopling
1. Konsep Dasar Fungsi Dan Kerja Komponen Pengoperasian Unit Kopling
Seperti telah dijelaskan kopling berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk
mengoperasikan fungsi tersebut, pada kendaraan ada dua macam yaitu
sistem mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik untuk memindahkan
tenaga kaki melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit
(throwout lever). Sementara pengoperasian sistem hidolik tenaga
disalurkan melalui minyak rem yang dirangkai sedemikkian rupa sehingga
dapat mengoperasikan kopling.

.
Gambar 7. Pedal Kopling Sistem Mekanik
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel
baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling.
Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang
diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas kearah menekan pegas
kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan. Saat
pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula
oleh pegas pengendali pedal (8). Sementara tuas kopling akan kembali
pada posisi semula oleh pegas diafragma. Sistem yang kedua adalah
pengoperasian secara hidrolis.

Gambar. 8 Pedal Kopling Sistem Hidrolis.


Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan
hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan
minyak yang ada pada master silinder dan selanjutnya disalurkan
kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong tuas
pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini
menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem
pemindah tenaga. Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan
dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara plunger
master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di dalam master
silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan
dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan pegas
diafragma.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung
minyak hidrolisnya (reservoir) terpisah dan dihubungkan menggunakan
pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa ke master silinder
melalui saluran penghubung (pipe joint). Pada saat handel kopling diinjak,
tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak
kearah kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger (return
spring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui
ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju Ke silinder
kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan
berkurang khususnya karena kebocoran atau katup check kotor atau macet.
Untuk menjaga agar minyak hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka
perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini diambil dari minyak
persediaan direservoir. Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat
pedal kopling dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem
melalui katup check ( check valve ).
Dengan demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga
kuantitasnya. Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional
kopling hidrolis akan menyebabkan langkah tekan pedal kopling
berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan hingga ke
tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat
dilaksanakan, berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke
sistem pemindah tenaga tidak dapat dilaksanak an, dan tenaga mesin akan
selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis
pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas
pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis dari master silinder
diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari ujung sebelah
kanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas
kopling melalui push rod .

Gambar 9. Silinder kopling sistem hidrolis.

Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding ( bleeder


plug ) yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis.
Seperti diketahui bila sistem hidrolis kemasukan udara, maka sistem akan
terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka tekanan
tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila
jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master silinder,
namun piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus
dikeluarkan dari sistem hidrolis. Pada silinder kopling juga dilengkapi
dengan boot, yaitu karet penutup yang elastis untuk mencegah kotoran
masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting mengingat
posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat
banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan
menyebabkan kerusakan, bila sampai masuk kesilinder kopling. Sistem
pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti bus, truk, atau alat
berat lainnya, sering dilengkapi dengan boster. Boster adalah unit
perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk
mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakan
kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum yang
dipasang pada sisi belakang alternator.
BAB IV

PEMBONGKARAN, PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING

A. Pembongkaran Kopling
1. Lepaskan transmisi dari mesin
2. Lepaskan penutup kopling
3. Berikan tanda-tanda pada penutup kopling dan roda gaya
4. Kendorkan baut-baut sekali putar secara merata demikian sehingga pegas
penegang menjadi pembebas
5. Lepaskan baut-baut pengikat ,kemudian penutup kopling dan koplingnya
6. Catatan: Jangan Menjatuhkan Pelat Kopling
7. lepas bantalan pembebas dengan hub.garpu dan karet pelindung debu dari
transmisi
8. Lepas klip dan tarik bantalan pembebas dengan hub
9. Lepas pegas penegang
10. Lepas garpu dari karet pelindung debu
B. Pemeriksaan Kopling
1. Periksa Plat Kopling Dari Keausan Atau Kerusakan
a. Menggunakan jangka sorong, ukurlah kedalaman paku keeling.
b. Kedalaman kepala paku keeling minimum: 0,3 mm (0,012 in)
c. Bila ada kelainan gantilah plat kopling.
2. Periksa Keolengan Plat Kopling
a. Menggunakan dial gauge , ukurlah keolengan palat kopling
b. Keolengan maksimum: 0,8 mm (0,031 inc)
c. Bila keolengan berlebihan, gantilah plat kopling.
3. Periksa Keolengan Roda Gaya (Flywheel)
a. Menggunakan dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.
b. Keolengan maksimum: 0,1 (0,004 in)
4. Periksa Bantalan Pilot
Putar bantalan dengan tangan, sambil memberikan tekanan aksial .
Bila bantalan macet atau terasa berat, ganti bantalan pilot.
Catatan: bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan
pembersihan atau pelumasan kembali.

5. Bila pelu ganti bantalan pilot


6. Periksa pegas diapragma dari keausan
7. Menggunakan jangka sorong ,ukur kedalam dan lebar keausan pegas
diapragma .

Limit: Kedalaman : 0,6 mm (0,024 in)


Lebar : 0,5mm (0,197 in)
5. Periksa bantalan pembebas
a. Putar bantalan dengan tangan, sambil memberikan tekanan aksial. Bila
bantalan macet atau terasa berat, ganti bantalan pembebas.
CATATAN: bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan
pembersihan atau pelumasan kembali.
C. Pemasangan Unit Kopling
1. Pasang plat kopling pada roda gaya
2. Pasang tutup kopling
a. tepatkan tanda pada tutup kopling dan roda gaya
b. kencangkan baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap ,sampai
tutup kopling terduduk dengan baik
c. Momen : 195 kg-cm (14 ft-1b ,19 N.m)
3. Periksa kerataan ujung pegas diapragma
4. Bila perlu <setel pegas
5. Oleskan gemuk molybdenum dishulpide thium base atau gemuk MP
6. Pasang karet pelindung debu ,garpudan bantalan pembebas dengan hub
pada transmisi
a. Pasang karet pelindung debu dan garpu pembebas
b. Pasang pegas penengang
c. Pasang klip pengikat untuk megamankan bantalan dengan hub pada
transmisi.
7. Pasang transmisi
D. Gejala kerusakan kopling.
Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada
rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly)
1. Kopling selip
2. Bergetar
3. Gerakan kendaraan yang mengejut
4. Suara berisik yang tidak lazim
5. Tidak ada gerakan
Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan proses
perawatan atau perbaikannya.

E. Gejala-Gejala Penyebab, Perawatan, Dan Perbaikan


1. Kopling Slip
a. Gerak bebas pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal kopling
b. Terdapat oli pada permukaan disc bongkar dan bersihkan
c. Permukaan disc bergelombang bongkar dan gerinda/ ganti
d. Pegas kopling lemah bongkar dan ganti
e. Kabel kopling berkarat lepas beri oli lepas dan ganti
f. Kapas kopling habis bongkar dan ganti
2. Kopling bergetar
a. Permukaan disc mengkilat perbaiki/ganti
b. Terdapat oli pada plat bongkar dan bersihkan kopling atau ganti
c. Dreg lager menggeser bongkar dan lumasi atau ganti
d. Pegas kopling lemah bongkar dan ganti
e. Kelingan kampas lepas bongkar dan ganti
f. Kontak permukaan disc bongkar dan gerinda rusak atau ganti
g. Periksa dudukan mesin dan transmisi ganti atau rusak
3. Gerakan Kendaraan Yang Terlalu Kecil
a. Kebebasan pedal kopling stel kebebasan pedal kopling mengejut
b. Keausan pada sambungan periksa dan ganti pengoperasian kopling
c. Kabel kopling memanjang periksa dan ganti
d. Minyak rem habis periksa dan isi
4. Suara Berisik
a. Dreg lager rusak bongkar dan ganti yang tidak lazim
b. Pilot bearing rusak bongkar dan ganti
c. Kebebasan pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal kopling
5. Tidak Ada Gerakan
a. Plat kopling habis bongkar dan ganti
b. Kebebasan Pedal Kopling Stel Kebebasan Pedal Kopling
c. Baut pemegang unit rumah bongkar dan keraskan kopling kendor
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari
sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi untuk memutus
danmenghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/penggunaan tenaga). Secara garis besar terdiri dari unit kopling,
transmisi, differensial, poros dan roda kendaraan. Sementara posisi unit
kopling dan komponennya (clutch assembly), terletak pada ujung paling
depan dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Rangkaian
pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga (engine) kesistem
pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (clutch) diteruskan
ketransmisi (gear box) ke propeller shaft dan keroda melalui defrensial
(final drive).komponen utama dari kopling mulai dari roda gila (flywheel)
adalah driven plate, pressure plate , pressure plate lever , clutch release
atau throwout bearing , throwout lever. Terdapat dua macam kopling
gesek yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat ganda. Kopling gesek
plat tunggal banyak dipergunakan pada kendaraan roda empat. Sedangkan
koplinggesek plat ganda banyak dipergunakan pada sepeda motor. Ukuran
kopling sangat ditentukan oleh besarnya tenaga mesin yang akan
disalurkan melalui kopling.
Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian
fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian
kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan
menghubungkan kopling sesuai dengan yang diinginkan. Terdapat dua
macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik dan sistem
hidrolis. Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah pedal
kopling , kabel kopling, batang ulir pada ujung kabel kopling yang
berhubungan dengan tuas pembebas, pegas pengendali pedal kopling.
Sedangkan komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah master
silinder kopling, pipa hidrolis, silinder kopling, boster kopling .
B. Saran
Didalam memakai mekanisme kopling hidrolik haruslah dilakukan
perawatan yang rutin, seperti mengisi minyak rem jika habis dan men cek
tidak ada kebocoran pada pipa. dan gunakan minyak rem yang sesuai
dengan standar kendaraannya.

Anda mungkin juga menyukai