Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


FUNGSI KOPLING

OLEH :
IRFAN SITORUS

KEJURUSAN TEKNIK KENDARAN RINGAN


SMK NEGERI 1 BANGKO
KABUPATEN ROKAN HILIR
TAHUN 2021/2022
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

KETUA JURUSAN GURU PEMBIMBING

SYAFRIZAL, ST SYAFRIZAL, ST

Mengetahui,
KEPALA SEKOLAH
SMK NEGERI 1 BANGKO

ALDI, S.Pd
NIP. 19660723 199003 1 004
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Industri


Pendidikan Sistem Ganda dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
yang profesional di bidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan
dapat menciptakan tenaga kerja yang professional tersebut. Dimana para siswa
yang melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang
didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri. Tanpa diadakannya Pendidikan
Sistem Ganda ini, kita tidak dapat langsung terjun ke dunia industri karena kita
belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja.
Praktik kerja industri (PRAKERIN) adalah salah satu program yang ada di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan di Perusahaan atau Instansi merupakan
salah satu kegiatan yang mengutamakan keahlian dan ketrampilan pada siswa-
siswi. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) pada umumnya di
laksanakan pada dua tempat yaitu di sekolah dan dunia usaha, perusahaan atau
intansi. Kegiatan ini dilaksankan dalam rangka peningkatkan mutu siswa-siswi
Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) agar mengetahui bagaimana cara kerja atau
menangani pekerjaan dengan baik. Harapan utama dari Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) adalah agar siswa dapat mengetahui bagaimana keadaan dunia
kerja. Untuk mengetahui kemampuan siswa di tempat tersebut dalam
melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini disiapkan suatu perangkat
praktek yang di maksud adalah “Buku Jurnal” jurnal ini berfungsi sebagai suatu
bentuk laporan kegiatan siswa-siswi, selama siswa-siswi tersebut melaksanakan
kegiatan Peraktik Kerja Industri (PRAKERIN) di dunia usaha.

B. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Industri


Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai
berikut :
1. Membentuk mental siswa-siawa agar mempunyai jiwa pekerja keras yang
mampu konsisten di bidang yang di pelajari.
2. Menambah wawasan pada siswa-siswi tentang sesuatu yang belum di
dapatkan di sekolah.
3. Meningkatkan pengetahuan peserta Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
pada aspek-aspek usaha yang professional dalam lapangan kerja. Antara
lain job describing dan pertanggungjawaban kerja.
4. Memperkenalkan peserta Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) pada dunia
usaha dalam bidang Teknik Kendaraan Ringan.
5. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap professional yang diperlukan
peserta Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) untuk memasuki dunia usaha.

C. Manfaat Praktek Kerja Industri


Manfaat Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengenalkan kepada siswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya
2. Agar siswa menjadi lebih kreatif dan selalu berfikir positif di dalam
kegiatan dan lingkungan kerja.
3. Menjadikan siswa lebih mandiri dan mau berusaha di dalam dunia kerja
dan industri.
4. Dapat menambah keterampilan dan wawasan dalam dunia usaha yang
professional dan handal.
5. Untuk mengasah keterampilan yang telah diberikan di sekolah.
6. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
pekerjaan.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. URAIAN KERJA
Prakerin (Praktek Kerja Industri) yang telah dilaksanakan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan di Perusahaan atau Instansi, Alhamdulillah
akhirnya dapat berjalan dengan lancar. Dalam penyelenggaraan prakerin ini,
SMK Negeri 1 Bangko bekerjasama dengan Perusahaan atau Instansi.
Materi pertama yang diberikan adalah tentang wawasan dunia otomotif.
Tidak hanya tentang itu beliau juga mengajarkan tentang bagaimana menjadi
seorang wirausaha, mekanik yang baik dan pekerja industri yang handal, tak
hanya sampai disitu ternyata banyak pengalaman-pengalaman dari Bpk.
HUTAGAUL teknisi di bengkel MAYSA SERVICE yang di berikan ke pada
kami untuk memacu semangat kami selama disini agar lebih baik lagi dan bisa
mendapatkan ilmu yang bermanfaat kelak saat memasuki dunia kerja.

Ditunjang dengan peralatan yang dimiliki seperti :


 Kunci Pas, Kunci Ring, Kunci Kombinasi, Kunci L, Kunci Busi,
Kunci Inggris, Kunci Roda, Kunci Socket, Tang, Avometer, Palu,
Gerinda, Bor, Obeng, Dongkrak, Jack Stand, Dan Kompresor
BAB III
URAIAN KHUSUS

A. Pengertian Dan Fungsi Kopling


Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-mobil
bensin, diesel dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil
pembakaran di dalam silinder mesin.
1. Untuk memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros
input transmisi
2. Untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,r)
3. Untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan
gigi perseneling tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan
dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.

B. Jenis-Jenis Kopling
Menurut konstruksi dan cara kerjanya, kopling pada automobile dapat di
bedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1. Kopling Gesek (Fraction Clutch)
Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut:
a. Driven plate
Driven plate (Juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau
friction disc/piringan gesek, atau kanvas kopling). Plat kopling bagian
tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi. Sementara ujung
luarnya dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling.
b. Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya,
Unit ini yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling
hingga terjadi perpindahan tenaga dari mesin ke poros transmisi. untuk
kemampuan menjepitnya, plat tekan didukung oleh pegas kopling. Pegas
kopling paling tidak ada dua macam, yaitu dalam bentuk pegas coil dan
diafragma atau orang umum menyebutnya sebagai matahari.

c. Clutch Release Atau Throwout Bearing


Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan yang bersamaan pada
pressure plate lever dan menghindarkan terjadinya gesekan antara
pengungkit dengan pressure plate lever untuk pegas coil. Sedangkan yang
pakai pegas difragma langsung keujung pegas. Bantalan tekan ini ada tiga
macam.

d. Throwout Lever/Clutch Fork/Plate Lever


Berfungsi untuk menyalurkan tenaga pembebas kopling. Konstruksi di
atas berarti plat tekan bersama rumahnya dipasang menggunakan baut
pada flywheel. Sementara plat kopling dipasang diantara flywheel dengan
pelat tekan, dan bagian tengahnya dihubungkan dengan poros transmisi
dengan sistem sliding. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya kopling
gesek dengan plat tunggal yang banyak digunakan pada kendaraan roda
empat ini.

2. Kopling Gesek Plat Ganda


Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti
sepeda motor dan dalam kerjanya Tercelup di dalam oli mesin.
Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu
plat gesek dan plat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari
logam. Sedangkan plat kopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat
gesek dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat
ditentukan besarnya tenaga yang akan dipindahkan.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh 4
sampai 6 buah pegas kopling. Terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat
kopling yang dijepit oleh plat tekan. Plat kopling dipasang pada rumah yang
disambungkan dengan roda gigi yang berhubungan dengan transmisi.
Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat gesek yang disambungkan
dengan roda gigi primer yang berhubungan dengan poros engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan
menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga
terjadi aliran tenaga dari mesin ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke
plat kopling, dan Keroda gigi yang berhubungan dengan transmisi.

3. Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara
kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran
tinggi dan daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak
dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada
waktu terjadi pembebanan lebih. Penggerak mula tidak akan terkena momen
yang akan melebihi batas kemampuan.

C. Komponen Utama Kopling


1. Roda Penerus (Flywheel)
Selain sebagai penstabil putaran motor, roda penerus juga berfungsi
sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.

2. Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi.
Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan
keeling (rivet).
3. Pelat Tekan (Preasure Plate)
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang. Pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. Salah satu sisinya
(sisi yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan
menekan plat dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.

4. Unit Plat Penekan


Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi
dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan.
Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat
kopling dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan
besar daya yang harus dipindahkan.

D. Cara Kerja Kopling


Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan
luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekanan
pegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda
penerus dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas
kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan
roda penerus dan terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak
kedepan, pelat kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling
kembali ke posisi semula. Selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas
hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,
sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. Perbedaannya adalah pada
sistem hidrolik booster, digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada
pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus
akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluida pada sistem akan
meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit
kopling akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling
terlepas, sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus Cara kerja
sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.

E. Fungsi Dan Cara Kerja Komponen Pengoperasian Unit Kopling


1. Konsep Dasar Fungsi Dan Kerja Komponen Pengoperasian Unit
Kopling
Seperti telah dijelaskan kopling berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk
mengoperasikan fungsi tersebut, pada kendaraan ada dua macam yaitu sistem
mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik untuk memindahkan tenaga kaki
melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit (throwout lever).
Sementara pengoperasian sistem hidolik tenaga disalurkan melalui minyak
rem yang dirangkai sedemikkian rupa sehingga dapat mengoperasikan
kopling.
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang
menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal
kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan
menggerakan tuas pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat
kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan. Saat pedal dilepas, maka pedal
kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal.
Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh pegas
diafragma. Sistem yang kedua adalah pengoperasian secara hidrolis.
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis
minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang
ada pada master silinder dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling.
Tekanan minyak selanjutnya mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan
menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan kopling memutuskan
hubungan antara mesin dengan sistem pemindah tenaga. Posisi saat pedal
kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas
pengembali. Sementara plunger master cylinder akan kembali oleh pegas
plunger yang ada di dalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada,
plunger dan tuas pembebas akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas
pengembali dan pegas diafragma.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak
hidrolisnya (reservoir) terpisah dan dihubungkan menggunakan pipa elastis.
Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa ke master silinder melalui saluran
penghubung (pipe joint). Pada saat handel kopling diinjak, tenaganya
dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunger bergerak kearah kiri.
Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger (return spring) dan menekan
minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk
ke pipa penghubung menuju ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang
khususnya karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk
menjaga agar minyak hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu
penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini diambil dari minyak persediaan
direservoir. Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat pedal kopling
dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem melalui katup check
(check valve).
Dengan demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga
kuantitasnya. Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling
hidrolis akan menyebabkan langkah tekan pedal kopling berkurang, atau
kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan hingga ke tuas pembebas
kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan, berarti
proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke sistem pemindah tenaga
tidak dapat dilaksanak an, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat
diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling
menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan
minyak hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke
silinder kopling (dari ujung sebelah kanan) mendorong piston silinder kopling
dan diteruskan ketuas pembebas kopling melalui push rod.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding (bleeder plug) yang
berfungsi untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui
bila sistem hidrolis kemasukan udara, maka sistem akan terganggu kerjanya.
Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka tekanan tersebut
mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila jumlah udaranya
banyak maka terjadi penekanan dari master silinder, namun piston silnder
kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem
hidrolis. Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet
penutup yang elastis untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet
penutup ini sangat penting mengingat posisi silinder kopling berada dibawah
kendaraan, yang tentunya sangat banyak berbagai kotoran dapat mengenainya.
Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila sampai masuk ke silinder
kopling. Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti bus,
truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapi dengan boster. Boster adalah
unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk
mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakan
kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum yang
dipasang pada sisi belakang alternator.

F. Pembongkaran, Pemeriksaan Dan Pemasangan Kopling


1. Pembongkaran Kopling
a. Lepaskan transmisi dari mesin
b. Lepaskan penutup kopling
 Berikan tanda-tanda pada penutup kopling dan roda gaya
 Kendorkan baut-baut sekali putar secara merata demikian sehingga
pegas penegang menjadi pembebas
 Lepaskan baut-baut pengikat, kemudian penutup kopling dan
koplingnya
Catatan: Jangan Menjatuhkan Pelat Kopling
c. Lepas bantalan pembebas dengan garpu dan karet pelindung debu dari
transmisi
 Lepas klip dan tarik bantalan pembebas dengan hub.
 Lepas pegas penegang.
 Lepas garpu dari karet pelindung debu.

2. Pemeriksaan Kopling
a. Periksa Plat Kopling Dari Keausan Atau Kerusakan
 Menggunakan jangka sorong, ukurlah kedalaman paku keeling.
 Kedalaman kepala paku keeling minimum: 0,3 mm (0,012 in).
 Bila ada kelainan gantilah plat kopling.
b. Periksa Keolengan Plat Kopling
 Menggunakan dial gauge, ukurlah keolengan palat kopling.
 Keolengan maksimum: 0,8 mm (0,031 in).
 Bila keolengan berlebihan, gantilah plat kopling.
c. Periksa Keolengan Roda Gaya (Flywheel)
 Menggunakan dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.
 Keolengan maksimum: 0,1 (0,004 in).
d. Periksa Bantalan Pilot
 Putar bantalan dengan tangan, sambil memberikan tekanan aksial .
Bila bantalan macet atau terasa berat, ganti bantalan pilot.
Catatan: bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan
pembersihan atau pelumasan kembali.

e. Periksa pegas diapragma dari keausan


 Menggunakan jangka sorong, ukur kedalam dan lebar keausan
pegas diapragma.
 Limit : Kedalaman : 0,6 mm (0,024 in).
Lebar : 0,5 mm (0,197 in).
f. Periksa bantalan pembebas
 Putar bantalan dengan tangan, sambil memberikan tekanan aksial.
Bila bantalan macet atau terasa berat, ganti bantalan pembebas.
Catatan : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak
memerlukan pembersihan atau pelumasan kembali.

3. Pemasangan Unit Kopling


a. Pasang plat kopling pada roda gaya.
b. Pasang tutup kopling.
 Tepatkan tanda pada tutup kopling dan roda gaya.
 Kencangkan baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap,
sampai tutup kopling terduduk dengan baik.
 Momen : 195 kg-cm (14 ft-1b, 19 N.m).
c. Periksa kerataan ujung pegas diapragma.
d. Bila perlu setel pegas.
e. Oleskan gemuk molybdenum dishulpide thium base atau gemuk MP.
f. Pasang karet pelindung debu, garpudan bantalan pembebas dengan
hub pada transmisi.
 Pasang karet pelindung debu dan garpu pembebas.
 Pasang pegas penengang.
 Pasang klip pengikat untuk megamankan bantalan dengan hub
pada transmisi.
g. Pasang transmisi.
G. Pemeliharaan Dan Penyetelan Unit Kopling Dan Komponen
Pengoperasian
1. Pemeliharaan Unit Kopling Dan Komponen Pengoperasian
Pemeliharaan atau sering disebut dengan maintenace bertujuan untuk
menjaga kinerja suatu komponen kendaraan tetap baik, dan mencegah
atau menghindari terjadinya kerusakan pada komponen tersebut. Hal ini
tentunya juga diperlukan terhadap unit kopling dan komponen
pengoperasiannya. Hal ini mengingat fungsi dari unit kopling dan
komponen pengoperasiannya sangat penting bagi lajunya kendaraan
bermotor, dan terjadinya kerusakan pada sistem ini akan berpengaruh
terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh. Proses perawatan unit
kopling dan komponen pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit,
yaitu melakukan penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala yang
menunjukkan bahwa unit kopling dan komponen pengoperasiannya
mengalami permasalahan. Penyetelan merupakan prosedur agar suatu
sistem dapat bekerja secara optimal.

2. Proses Perawatan Dan Penyetelan Mekanisme Kopling Sistem


Mekanis.
Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah menyetel
kebebasan pedal kopling, yaitu saat pedal tidak diinjak sampai mulai
menekan. Fungsi kebebasan kopling ini dimaksudkan agar saat pedal
kopling dilepas, unit pengoperasian kopling khususnya bantalan tekan
tidak menyentuh unit kopling yang berputar bersama mesin. Sehingga
akan mengurangi kerja bantalan tekan dan mengurangi kemungkinan
terjadinya gesekan. Setiap kendaraan berbeda-beda, maka sebaiknya
berapa besarnya kebebasan pedal kopling dilihat pada buku manualnya.
Perawatan dan penyetelan yang perlu dilakukan terhadap unit kopling
sistem mekanik adalah memberi pelumasan dan melakukan penyetelan.
Pada bagian kait perlu dilumasan menggunakan greeze, untuk
menghindarkan keausan pada ujung-ujung kabel kopling. Pada bagian-
bagian yang ditujunjuk pada gambar tersebut terjadi penggeseran dengan
pembebanan, sehingga kemungkinan terjadi keausan cukup tinggi.
Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal
kopling. Untuk berapa besar kebebasan pedal kopling, sangat bervariasi
antar merk kendaraan.
Oleh karena Itu, perlu melihat spesifikasi kendaraan yang akan distel,
dalam buku manual. Cara penyetel annya untuk yang sistem mekanik,
adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat yang diperlukan.
b. Ukur kebebasan pedal kopling yang ada.
b. Bandingkan dengan ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
c. Bila tidak cocok, kendorkan mur pengunci pada ujung kabel
kopling.
d. Kendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil atau
keraskan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih Besar dari
spesifikasi.
e. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang
sesuai dengan spesifikasi.
f. Uji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum
baik, ulangi langkah 5, 2 dan 3, hingga diperoleh Hasil yang baik.
g. Bersihkan kendaraan dan alat yang dipergunakan.

3. Proses Perawatan Dan Penyetelan Mekanisme Kopling Sistem


Hidrolis
Unit kopling dan komponen operasional dengan sistem hidrolis
pemeliharaannya agak lebih rumit dibandingkan yang sistem mekanik.
Namun demikian masih tergolong sederhana dan mudah. Dalam
melakukan pemeliharaan, perlu memeriksa kondisi minyak hidrolis baik
kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas terkait dengan berapa lama
minyak tersebut telah digunakan, yaitu dengan melihat jumlah kilometer
perjalanannya atau dapat juga dilihat dari warna minyak hidrolis. Bila
sudah berwarna gelap, berarti minyak sudah waktunya diganti. Ini
merupakan salah satu unsur pemeliharaan berkala. Bila sudah pada waktu
pengantian, maka minyak perlu diganti dengan yang baru.
Prosedur penggantian minyak hidrolis kopling adalah Sebagai berikut:
a. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan minyak hidrolis yang baru,
kunci bleeding, slang elastis kecil, dan Penampung minyak
hidrolis.
b. Kendorkan baut bleeder.
c. Pasang pipa elastis diujung baut bleeder dan ujung lainnya ke
penampung minyak hidrolis.
d. Tekan pedal kopling beberapa kali sampai dengan minyak yang
direservoir habis.
e. Tuangkan minyak hidrolis yang baru.
f. Tekan kembali pedal kopling, hingga minyak yang keluar dari pipa
elastis keluar minyak yang baru. Jaga minyak yang direservoir agar
tidak kehabisan.
g. Saat diketahui yang keluar pada pipa elastis sudah minyak yang
baru, pedal kopling pertahankan pada posisi tertekan.
h. Keraskan baut bleeder, dan pompalah padal kopling.
i. Tunggu beberapa saat, dan coba tekan pedal kopling. Bila ringan
tidak menggerakan tuas pembebas kopling, berarti sistem
kemasukan udara.
j. Maka lakukan pemblidingan terhadap sistem kopling sampai udara
keluar dari sistem.
k. Ulangi langkah 9). Hingga diperoleh penekanan yang baik.
l. Tambahkan minyak hidrolis pada reservoir hingga batas
maksimum, dan pasang tutup reservoir.
m. Bersihkan alat dan perlengkapan yang telah dipergunakan.
Selanjutnya proses penyetelan kopling dengan pengoperasian
sistem hidrolis, dengan langkah sebagai berikut:
 Siapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan.
 Menyetel kebebasan pedal kopling.
 Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.
 Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual.
 Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
 Bila beda lakukan penyetelan pada push rod master silinder.
 Penyetelan kebebasan bantalan tekan.
n. Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.
o. Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual. Bila
sama, tidak perlu dilakukan penyetelan. Bila beda lakukan
penyetelan pada push rod silinder kopling.

F. Gejala Kerusakan Kopling.


1. Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada
rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly).
a. Kopling selip
b. Bergetar
c. Gerakan kendaraan yang mengejut
d. Suara berisik yang tidak lazim
e. Tidak ada gerakan
Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan proses
perawatan atau perbaikannya.
2. Gejala-Gejala Penyebab, Perawatan, Dan Perbaikan
a. Kopling Slip
 Gerak bebas pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal
kopling.
 Terdapat oli pada permukaan disc bongkar dan bersihkan.
 Permukaan disc bergelombang bongkar dan gerinda/ ganti.
 Pegas kopling lemah bongkar dan ganti.
 Kabel kopling berkarat lepas beri oli lepas dan ganti.
 Kapas kopling habis bongkar dan ganti.
b. Kopling bergetar
 Permukaan disc mengkilat perbaiki/ganti.
 Terdapat oli pada plat bongkar dan bersihkan kopling atau
ganti.
 Dreg lager menggeser bongkar dan lumasi atau ganti.
 Pegas kopling lemah bongkar dan ganti.
 Kelingan kampas lepas bongkar dan ganti.
 Kontak permukaan disc bongkar dan gerinda rusak atau ganti.
 Periksa dudukan mesin dan transmisi ganti atau rusak.
c. Gerakan kendaraan yang terlalu kecil
 Kebebasan pedal kopling stel kebebasan pedal kopling
mengejut.
 Keausan pada sambungan periksa dan ganti pengoperasian
kopling.
 Kabel kopling memanjang periksa dan ganti.
 Minyak rem habis periksa dan isi.
d. Suara Berisik
 Dreg lager rusak bongkar dan ganti yang tidak lazim.
 Pilot bearing rusak bongkar dan ganti.
 Kebebasan pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal
kopling.
e. Tidak Ada Gerakan
 Plat kopling habis bongkar dan ganti.
 Kebebasan pedal kopling stel kebebasan pedal kopling.
 Baut pemegang unit rumah bongkar dan keraskan kopling
kendor.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kegiatan Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat
bagi siswa dan siswi, dan dapat mengenal lebih jauh bagaimana cara bekerja
dilapangan sesuai keahlian masing-masing siswa. Sehingga siswa dapat melihat
gambaran mengenai kagiatan bidang usaha dimasa yang akan datang, serta siswa-
siswi mengetahui standar kompetensi yang akan dijadikan peluang kerja dan
kesempatan kerja. Dalam dunia usaha dibutuhkan kedisiplinan yang cukup baik,
instansi-instansi biasanya memerlukan karyawan yang disiplin, terampil, rajin
dan cerdas. Pada praktek kerja Industri ini diperlukan keahlian yang cukup.
Selama penyusun melaksanakan Prakerin (Praktek Kerja Industri) di Bengkel
MAYSA SERVICE, penyusun merasa bangga bisa mendapatkan Ilmu yang
belum pernah penyusun dapatkan sebelumnya serta memperoleh banyak
pengalaman. Tujuan lain Prakerin (Praktek Kerja Industri) adalah menambah
wawasan yang luas bagi siswa dan siswi, terutama dalam bidang yang di
tempatinya. Praktek Kerja Industri telah terlaksana dengan baik, dengan program
keahlian masing-masing tanpa halangan apapun dan penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bpk. HUTAGAUL Pemilik serta Pembimbing di
Bengkel MAYSA SERVICE yang telah bersedia menerima penyusun apa adanya
untuk melaksanakan Prakerin (Praktek Kerja Industri) dan bersedia mendampingi
penyusun selama Prakerin berlangsung. Alhamdulilah penyusun mendapatkan
ilmu yang bermanfaat dan pengalaman yang sangat berharga.
Akhirnya penyusun bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
penyusun telah menyelesaikan Praktek kerja Industri, yang dituangkan kedalam
Laporan ini.
B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan dalam Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
yang telah penyusun laksanakan, penyusun sarankan dan hal-hal sebagai berikut:
1. Membangun sikap saling percaya, saling menghargai, saling bekerjasama
dan saling instropeksi diri memperbaiki kekurangan pribadi masing-masing.
2. Komunikasi antara peserta Prakerin dan guru pendamping lebih di
tingkatkan, agar peserta tidak bingung selama mengikuti kegiatan Prakerin.
3. Melengkapi fasilitas bengkel agar siswa-siswi mampu mengunakan fasilitas
bengkel dengan maksimal.
4. Mengunakan peralatan yang ada di bengkel sesuai dengan SOP (Standard
Operating Procedure).

Anda mungkin juga menyukai