Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990 Pasal 3


Ayat 2, disebutkan bahwa pendidikan kejuruan mengutamakan
persiapan siswa untuk memenuhi lapangan kerja serta mengembangkan
sikap profesional. Untuk menindak lanjuti PP tersebut, maka siswa SMK
Bhakti Kudus diwajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) supaya siswa dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman
dan keterampilan.
Prakerin adalah sebuah pelatihan dan pembelajaran yang
dilaksanakan di Dunia Usaha atau Dunia Industri yang relevan dengan
kompetensi keahlian yang dimilikinya masing-masing, dalam upaya
meningkatkan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan juga
menambah bekal untuk masa-masa mendatang guna memasuki dunia
kerja yang semakin banyak serta ketat dalam persaingannya seperti saat
ini. Selain itu, dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, banyak peralatan baru yang diciptakan guna menunjang
banyaknya permintaan produksi barang atau jasa yang menimbulkan
perubahan mendasar untuk mendapat pekerjaan, sehingga tenaga kerja
dituntut bukan hanya memiliki kemampuan teknis belaka, tetapi juga
harus lebih fleksibel dan berwawasan lebih luas, inovatif serta didukung
dengan keterampilan yang kompeten. Oleh karena itu, dengan adanya
kegiatan prakerin, siswa dapat mengasah dan juga mengimplementasi-
kan materi yang didapatkannya di sekolah langsung ke dunia usaha atau
dunia industri yang relevan dengan kemampuannya masing-masing.
Dalam upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi, SMK Bhakti Kudus
melaksanakan berbagai kegiatan demi menjadikan siswa yang siap me-
masuki dunia kerja dan dunia industri (DU/DI). Tentunya hal itu tidak
dapat diraih dengan mudah, tidak hanya dengan belajar berbagai teori
yang berada di sekolah, namun seorang siswa harus belajar mengenai
bagaimana lingkungan yang berada di dunia kerja.

1
B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Industri

Adapun tujuan dari Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini adalah :


1. Mengimplementasikan materi yang selama ini diperolah di sekolah.
2. Membentuk pola pikir yang membangun siswa yang mengikuti
Prakerin.
3. Melatih siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara profesi-
onal di dunia kerja yang sesungguhnya.
4. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa.
5. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh siswa sesuai dengan bidangnya masing-masing.
6. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat
dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia usaha
ataupun dunia industri.
8. Mencapai visi dan misi SMK Bhakti Kudus untuk menghasilkan lulus-
an yang kompeten sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Metode wawancara/interview
Dalam metode ini, penyusun mengadakan wawancara / interview
secara langsung kepada pembimbing dan karyawan yang berada di
Bengkel David motor.

2. Metode observasi
Dalam metode ini, penyusun melakukan pengamatan secara
langsung, kemudian melakukan pencatatan data yang sekiranya
diperlukan.

BAB II
TINJAUAN UMUM

2
A. Sejarah Industri / Perusahaan
Honda didirikan pada 24 September 1948 oleh Soichiro Honda.
Honda merupakan produsen sepeda motor terbesar di dunia sejak tahun
1959, dan juga produsen mesin pembakaran dalam terbesar dengan
produksi lebih dari 14 juta unit tiap tahunnya.
Honda berhasil menggusur Nissan sebagai produsen terbesar
kedua di Jepang pada tahun 2001, dan Honda juga berhasil menggusur
Chrysler untuk menjadi pabrikan mobil terbesar keempat di pasar
Amerika Serikat. Sekarang ini Honda telah menjadi pabrikan mobil
terbesar keenam di dunia. Pada tahun 2004 perusahaan ini mulai
memproduksi motor diesel yang sangat tenang dan tidak memerlukan
penyaring untuk dapat melewati standar polusi udara pada saat itu.
Honda merupakan pabrikan asal Jepang pertama yang
meluncurkan merk mobil mewahnya, menggunakan merk Acura untuk
mobil mewahnya di Amerika utara. Mobil Honda terkenal dengan daya
tahan mesinnya dan jarang sekali mengalami kerusakan. Sementara di
Indonesia Honda terkenal dengan sepeda motornya.

B. Denah Lokasi Bengkel


Bengkel David Motor Kudus yang Beralamatkan di Pasar sunggingan

C. Struktur Organisasi Bengkel


Struktur organisasi adalah susunan unit kerja yang ada di suatu unit
bengkel, dengan adanya struktur organisasi,kita dapat melakukan
pembagian kerja dan bisa mengatur bagaimana suatu kegiatan dapat
dijalankan dengan baik,selain itu kita juga dapat melihat beberapa
spesialisasi pekerjaan,seluruh perintah maupun penyampaian laporan.

Adapun bagan struktur organisasi di Bengkel DAVID MOTOR:

PEMILIK/OWNER

3
PIMPINAN P/C BENGKEL

KEPALA BENGKEL

BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A. Pengertian dan Fungsi CVT

Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan


gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan
pada system transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan
tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis, roda gigi
planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti
halnya pada roda gigi pada transmisi manual.

4
CVT (Continuously Variable Transmission) adalah system trans-
misi daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang
menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley.
Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor tipe skuter
(scooter), meskipun saat ini sudah mulai diterapkan juga pada sepeda
motor tipe cub. Transmisi otomatis yang digunakan yaitu transmisi
otomatis V’Beltatau yang dikenal dengan CVT. CVT tidak lagi mengguna
kan roda-roda gigi untuk melakukan pengaturan rasio transmisi, melain-
kan menggunakan sabuk (V-Belt) dan vully variable untuk memperoleh
perbandingan gigi yang bervariasi.

B. Kelebihan dan Kekurangan CVT

1. Kelebihan transmisi otomatis adalah mudah digunakan bagi


pengemudi pemula, tidak membuat pengemudi cepat lelah karena
hanya menggunakan pedal gas dan rem, selain itu perpindahan gigi
transmisi otomatis bisa diatur langsung dan sangat cocok dibawa
untuk berkendara jarak dekat terutama berkendara di perkotaan.
2. Kelemahan transmisi otomatis yaitu akselerasi yang dihasilkan
kurang baik Ketika dibawa untuk perjalanan jarak jauh, transmisi
otomatis sangat boros bahan bakar, kecepatan yang dihasilkan tidak
secepat kendaraan bertransmisi manual dan kendaraan dengan
transmisi otomatis membutuhkan perawatan yang ekstra.

C. Komponen CVT dan Fungsinya

1. Primary Primer (Fixed Primary Sheave)


Fixed Primary Sheave berfungsi sebagai penahan V-belt. Komponen
ini tidak bergerak, berbentuk piringan. Selain itu, berfungsi untuk
mem perbesar perbandingan rasio, di bagian tepi komponen ini
terdapat kipas pendingin yang berfungsi sebagai pendingin ruang
CVT agar V-belt tidak cepat panas dan aus,

5
2. Pulley Sekunder (Secondary Fixed Sheave)
Pulley Sekunder adalah komponen yang berputar. Bagian ini terbuat
dari bahan yang ringan dengan bagian permukaan yang halus agar
memudahkan belt untuk bergerak.

3. Sliding Primary Sheave


Sliding Primary Sheave berfungsi untuk menekan V-belt dalam putar-
an tinggi, karena sliding sheave ini dapat bergerak ke kanan ataupun
ke kiri. Dinding dalam merupakan komponen pulley yang bergerak
menekan CVT agar diperoleh kecepatan yang diinginkan.

4. Spacer

6
Spacer berfungsi sebagai poros dinding dalam pulley agar dinding
dalam dapat bergerak mulus sewaktu bergeser.

5. Poros Primer (Primary Shaft)


Poros primer berfungsi untuk menghubungkan putaran crank shaft /
krug as dari mesin ke pulley primer. Sebagai poros utama, komponen
ini tersambung dengan crank shaft mesin secara tetap, sehingga
RPM mesin sama dengan RPM pada poros utama, atau RPM mesin
juga sama dengan RPM pulley primer.

6. Roller (Weight Primary Sheave)


Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk
menekan dinding dalam pulley primer sewaktu terjadi putaran tinggi.
Prinsip kerja roller, semakin berat maka dia akan semakin cepat ber
gerak mendorong movable drive face pada drive pulley sehingga bisa
menekan belt keposisi terkecil.

7. Slider
Slider atau tutup rumah roller berfungsi untuk menahan gerakan
dinding dalam agar dapat bergeser ke arah luar sewaktu terdorong
oleh roller.

7
8. V-Belt
V-belt berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary fixed
sheave ke secondary fixed sheave. Besarnya diameter V-belt ber-
variasi tergantung pabrikan motornya. Besarnya diameter V-belt
biasa nya diukur dari dua poros, yaitu poros crank shaft sehingga
tahan ter- hadap gesekan dan panas.

9. Secondary Sliding Sheave


Secondary sliding sheave berfungsi untuk mengatur besar kecilnya
diameter pada pulley sekunder. Secondary sliding sheave
mempunyai bentuk tirus agar pergerakannya dapat mempengaruhi
lebar lilitan pada V-belt.

8
10. Spring
Spring pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi pulley ke
posisi awal yaitu belt terluar. Prinsip kerjanya adalah semakin keras
spring maka belt dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari
driven pulley. Namun kesalahan kombinasi antara roller dan per CVT
dapat menyebabkan keausan bahkan kerusakan pada system CVT.

11. Poros Sekunder (Secondary Shaft)


Poros sekunder (secondary shaft) berfungsi untuk meneruskan putar-
an dari pulley sekunder ke power train dan berikutnya yaitu kopling
sentrifugal.

12. Clutch Carrier (Kopling Sentrifugal)


Kopling sentrifugal / kampas kopling ganda berfungsi untuk menyalur-
kan tenaga dari mesin menuju roda belakang. Kampas kopling ganda
yang sudah mulai aus dapat membuat tenaga yang disalurkan men-
jadi tidak maksimal.

13. Clutch Housing


Clutch housing / rumah kopling berfungsi untuk meneruskan putaran
dari V-belt dan menerima putaran dari kampas kopling yang selanjut-
nya ditransfer ke roda belakang.

9
14. Torsi Cam
Jika mesin membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu jalan yang
menanjak, maka beban di roda belakang meningkat dan kecepatan-
nya menurun. Dalam kondisi seperti ini posisi belt akan kembali
seperti semula, seperti pada keadaan diam.
Drive pulley akan membuka sehingga dudukan belt membesar,
sehingga kecepatan turun, saat inilah torsi cam bekerja. Torsi cam ini
akan menahan pergerakan driven pulley agar tidak langsung
menutup. Jadi kecepatan tidak langsung jatuh.

15. Gigi Reduksi


Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang
diperoleh dari CVT agar dapat melipat gandakan tenaga yang akan
dikirim ke poros roda. Pada gigi reduksi jenis dari roda gigi yang di
gunakan adalah jenis roda gigi helical yang bentuknya miring ter-
hadap poros.

10
D. Kerusakan Komponen CVT dan Cara Mengatasinya

1.kerusakan dari roller


Salah satu roller pecah,salah satu roller kocak,roller mengalami
keausan,Cara mengatasinya diganti.
2.kerusakan dari rumah roller
Terdapat kerak/kotoran,mengalami pecah komponen Cara mengatasinya :
bersihkan atau ganti
3.kerusakan dari mangkok kopling
Terdapat kotoran/kerak,mengalami keausan pada komponen,DLL Cara
mengatasinya : bersihkan atau ganti
4.kerusakan dari kampas kopling sentrifugal
Mengalami keausan/habis,terdapat kotoran,Cara mengatasinya :
ganti/bersihkan kampas kopling
5.kerusakan dari V-belt
Terjadi keretakan pada komponen,terjadi putus,Cara mengatasinya : ganti v-
belt

11
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
CVT (Continuosly Variable Transmission) adalah system transmisi
daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang meng-
hubungkan antara drive pulley dengan driven pulley. Transmisi otomatis
umumnya digunakan pada sepeda motor tipe skuter (scooter), meskipun
saat ini sudah mulai diterapkan juga pada sepeda motor tipe cub.
Transmisi otomatis yang digunakan yaitu transmisi otomatis V-belt atau
yang dikenal dengan CVT. CVT tidak lagi menggunakan roda-roda gigi
untuk melakukan pengaturan rasio transmisi, melainkan menggunakan
sabuk (V-belt) dan vully variable untuk memperoleh perbandingan gigi
yang bervariasi.

B. Saran
Saran untuk para pembaca yaitu, perawatan CVT bisa dilakukan
sendiri. Akan tetapi, karena adanya bagian-bagian penting yang ada di
dalam CVT ini, maka disarankan untuk dipercayakan kepada bengkel
resmi. Langkah awal sebelum menyetel CVT adalah dengan melihat
spesifikasi dari tipe motor. Karena setiap tipe, CVTnya pasti berbeda.
Sebaiknya kita juga bisa melihat kondisi motor apakah sudah ada
perubahan ataupun penambahan parts pendukung seperti knalpot racing
atau lainnya, karena adanya pergantian ini bisa mempengaruhi setelan
pada CVT,

12
DAFTAR PUSTAKA

Assiddiq, Albarra. 2019. Cara Mengatasi Kerusakan Pada Part CVT Motor
Matic. https://fzmotovlog.blogspot.com/2017/07/cara-mengatasi-kerusakan-
pada-part-cvt.html [diakses pada tanggal 5 Januari 2021]

Deltalube, 2020. Ketahui Gejala Kerusakan Komponen CVT Motor Matic.


https://www.deltalube.com/ketahui-gejala-kerusakan-komponen-cvt-motor-
matic/ [diakses pada tanggal 5 Januari 2021]

Firnanda, Bayu. 2019. Sistem CVT pada Motor Vario 125. Makalah

Otoflik. 2018. 15 Komponen CVT Motor Matic 2021 : Cara Kerja dan
Fungsinya. https://www.otoflik.com/komponen-cvt-motor-matic/ [diakses pada
tanggal 5 Januari 2021]

Pinandar, Ipna, 2019. Komponen CVT Motor Matic Beserta Fungsinya.


https://otosigna99.blogspot.com/2019/11/komponen-cvt-motor-matic-
beserta.html [diakses pada tanggal 5 Januari 2021]

13

Anda mungkin juga menyukai