Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Pendidikan tingkat menengah yang mempunyai tugas
mempersiapkan dan membekali lulusannya penguasaan ilmu pengetahuan
dan keterampilan di bidang teknologi . Tuntutan ini maka dalam
penyelenggaraan pedidikan selalu diupayakan adanya peningkatan dan
penyempurnaan segala perangkat pendidikannya baik mengenai teori
kurikulum , saran fisik , bangunan , peralatan , dan perlengkapan yang
memadai , tenaga guru yang berkualitas serta manajemen yang baik dan
sehat. Disamping itu untuk memperdalam dan memperluas kemampuan
professional dan mengkhayati iklim kerja dalam situasi yang sebenarnya
, maka sebelum menyelesaikan pendidikannya , siswa diwajibkan
melaksanakan program (PKL).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada dasarnya merupakan
kegiatan intrakrikuler yaitu perpaduan kegiatan di sekolah dan kegiatan
di industri atau dunia usaha dalam suatu kesatuan sistem untuk mencapai
tingkat keahlian professional tertentu disamping itu setelah
menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dituntut adanya laporan
PKL , laporan tersebut akan diuji dengan maksud agar siswa mampu
mempertanggung jawabkan pelaksanaan PKL dan memberi masukan
(Timbal Balik) bagi sekolah dari dunia usaha atau Industri , untuk
kemantapan dan pengembangan program pendidikannya .

B. Tujuan PKL
Secara umum tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Industri
adalah agar para siswa dapat menerapkan , membandingkan antara
pengetahuan teori maupun praktik yang didapat selama di sekolah
dengan pekerjaan sebenarnya yang ada di lingkungan dunia usaha atau
industri.
Selain itu dari kegiatan Praktik Kerja Industri diharapkan dapat
membekali para siswa untuk lebih meningkatkan pengalaman dan
pengetahuan keterampilan secara professional sesuai dengan tuntutan

1
dunia kerja dan perkembangan teknologi yang berkembang di
masyarakat.
Melalui kegiatan PKL diharapkan secara tidak langsung sekolah
akan mendapat umpan balik dari dunia usaha industri dalam
meningkatkan mutu tamatan. Adapun tujuan PKL secara khusus tentang
kegiatan PKL bagi para siswa , setelah selesai melaksanakan kegiatan
Praktik Kerja Industri , diharapkan siswa dapat :
1. Memiliki wawasan yang luas tentang kegiatan lingkungan kerja di
lini industri.
2. Memiliki kemampuan bekerja yang sesuai dengan standar kerja
dunia usaha / Industri.
3. Memiliki disiplin dan inisiatif kerja yang tinggi sesuai dengan
tuntutan dunia usaha / Industri.
4. Memiliki kreatifitas dan motivasi kerja dalam mengembangkan
keahliannya sesuai dengan profesi yang digelutinya.
5. Memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja.
6. Memperhatikan kualitas dan tanggung jawab pekerjaan sesuai
dengan tuntutan profesi.

C. Manfaat
Tujuannya:
1. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan kemampuan serta menambah
wawasan siswa yang berkaitan dengan pelajaran yang telah diterima di
sekolah.
2. Melatih kerja dan pengamatan teknik-teknik yang diterapkan di tempat
Peraktek Kerja Lapangan (PKL) sesuai di bidang keahlian yang dimiliki.
3. Untuk mencari pengalaman dalam Prakerin di dunai usaha/industri.
4. Untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan di sekolah.
5. Untuk menambah bekal hidup di masa depan.
6. Memperkokoh Link and Match kesesuaian, kecocokan antara Program
Sekolah dengan tuntutan dunia kerja.

2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Nama Dunia Industri : BENGKEL RIZQI JAYA


Alamat : Jl.raya Kudus-Pati KM 7,Trenggeles,Kudus Jawa Tenggah
Tanggal Mulai Prakerin : 09 Januari 2023
Tanggal Selesai Prakerin : 09April 2023
Jumlah Hari Kerja : 90 hari
Dilaksanakan : 07.30-15.00 WIB

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Peralatan yang di gunakan dibengkel Rizqi Jaya


1. MESIN BUBUT

a. Pengertian Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan
putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir
dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan
poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi
penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan
jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir
metrik ke ulir inci.
b. Prinsip Kerja Mesin Bubut

4
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan
pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda
gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak
translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
c. Bagian-Bagian Mesin Bubut
1) Gear Box dan Quick Change Gear Box
Adalah bagian dari system transmisi pada mesin bubut, berupa
susunan roda gigi yang berfungsi untuk memindahkan daya dan
putaran dari motor penggerak dan mengatur kecepatannya sebelum
diteruskan ke spindle. Quick Change Gear Box atau sering juga
disebut dengan feed box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan
putaran dari gear box sebelum diteruskan ke mekanisme
pamakanan/apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak
pada Head Stock.
2) Apron
Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang menggerakkan Carriage.
3) Carriage
Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.
4) Chuck
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi umemegang benda kerja agar
tidak bergoyang saat pembubutan.
5) Tailstock
Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan ujung
benda kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk
memegang tool pada saat pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.
6) Tool Post
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
7) Compound rest
Digunakan untuk menopang tool post pada bermacam-macam posisi.

Kontrol utama mesin bubut berupa :


5
1. Spindle Change Switch
2. Spindle Change Lever A
3. Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur kecepatan
pada speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah
posisi handle-handlenya.
4. Left and Right Thread Change Lever
Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur
pembuatan ulir kanan atau kiri.
5. Pitch and Feed Selector Lever
6. Pitch and Feed Selector Lever
7. Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.
8. Coolant Pump Switch
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
9. Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
10. Compound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam arah
longitudinal.
12. Split Nut Lever
Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.
13. Saddle Lock Screw
Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.
14. Longitudinal and Crosws Power Feed Lever
Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan carriage dalam arah
longitudinal maupun melintang.
15. Tailstock Set Over Screw
Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada pembubutan
tirus.
16. Tailstock Quick Transverse Handwheel
Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.

6
17. Tailstock Eccentric Locking Lever
18. Tailstock Quil Clamping Lever
19. Tailstock Locking Nut
No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
20. Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.
d. Dimensi dan Jenis-Jenis Mesin Bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam
diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya
sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa
mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang
diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa
pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua
pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam
panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi
dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis
produksi atau jenis benda kerja.
Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis
yaitu mesin bubut manual dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual
adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual
dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis
adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda
kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan
sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan
komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool
magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara
berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut
otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical
Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol
numerik),
e. Operasi Pada Mesin Bubut
Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam antara lain :
• Pembubutan
• Pengeboran

7
• Pengerjaan tepi
• Penguliran
• Pembubutan tirus
• Penggurdian
• Meluaskan lubang
a. Pembubutan Silindris
Benda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada
bentuk benda yang akan dibubut.
b. Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada
pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam
pencekam seperti gambar 2B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan
dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus
terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku
pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
c. Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial.
Penggolongan berikut yang umum digunakan :
· Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut.
Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
· Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417
mm/mm (4,166%).
· Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan
penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm
(5,000%),tetapi diameternya berbeda.
· Pena tirus, digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
d. Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya
sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir
didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan
menggunakan gage atau plat pola. Gambar 7. memperlihatkan sebuah pahat
untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa
sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai

8
gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga
digunakan untuk memotong ulir.

2. LAS LISTRIK

a. Pengertian Las Listrik

Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu
cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik
yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada
bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga
elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya
dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari
sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari
kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup
besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur
listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi
sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus

9
listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan
oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda.
Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan
diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-
mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi
aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur.
Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda
fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas
penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya
digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan
dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks
membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang
tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling
banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil
Ada dua cara proses pengelasan yang dapat dilakukan mencakup
pengelasan listrik dan pengelasan gas. Prinsip kedua proses ini pada
dasarnya sama yaitu dengan prinsip pencairan logam. Hanya saja pada
las gas menggunakan panas yang di hasilkan dari nyala api hasil
pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam atau oksigen sebagai
energi nya. Sedangkan pada las listrik pencairan logam dalam hal ini
adalah elektroda dilakukan setelah pertemuan antara terminal negative
(-) dengan terminal positif (+).

b. Klasifikasi cara-cara pengelasan


Secara konvensional cara-cara pengklasifikasian pengelasan dapat
di bagi dalam dua golongan yaitu, klasifikasi berdasarkan cara kerja dan
energi yang digunakan. Namun, yang paling sering di gunakan adalah
cara-cara pengelasan klasifikasi berdasarkan cara kerja. Jika dilihat dari
klasifikasi berdasarkan cara kerja maka, di bagi menjadi tiga kelas utama
yaitu :

10
1. Pengelasan cair yaitu, cara pengelasan dimana sambungan di panaskan
sampai mencair dengn sumber panas dari busur listrik atau semburan api
gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan di mana sambungan di panaskan dan
kemudian ditekan sehingga menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan di mana sambungan diikat dan di satukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Pada cara ini, logam induk tidak turut mencair.

c. Alat-alat Keselamatan (APD) Praktek Las Listrik


1. Topeng Las (Welding Mask)
Pelindung mata dan wajah pada las listrik berbeda dengan
pelindung mata dana wajah pada las gas, biasanya pelindung mata dan
wajah pada las listrik lebih tebal atau lebih gelap. Supaya juru las dapat
melihat busur nyala dan arah pengelasan tanpa merusak mata, maka
pada tameng dipasang kaca bewarna disebalah dalam kaca dan kaca
jernih sebelah luar.
2. Apron Dada dan Lengan
Digunakan pada badan dan lengan, fungsinya untuk melindungi
dada dan lengan dari panas/percikan api pada saat melakukan proses
pengelasan, biasanya apron ini terbuat dari bahan yang tidah mudah
terbakar contohnya kulit, kain asbes dan sebagainya. Pemeliharaan:
Lipat dan tempatkanlah pakaian las (apron) dengan baik pada
tempatnya, bila tidak dipakai.
3. Sarung Tangan (Gloves)
Digunakan pada saat pengelasan,gunanya sama dengan afron
dada dan afron lengan yaitu untuk melindungi sipengelas dari
panas,dari sinar-sinar las maupun percikan-percikan logam. Bahan
sarung tangan terbuat dari kulit, terpal yang dicat dengan cairan
alumunium dan sebagainya. Sebaiknya sarung tangan bersifat
fleksible(lemas), sukar terbakar, bukan pengantar arus (besifat isolasi),
dan kuat.
4. Overalls

11
Overaals atau baju bengkel digunakan untuk melindungi seluruh
bagian tubuh dari percikan atau terak yang bisa saja terpental kearah
badan.

d. Alat-alat pengelasan las listrik dan alat bantunya


1. Mesin las listrik
Mesin las listrik berbeda-beda bentuknya, besar kecilnya mesin
tergantung dari tegangan yang akan kita perlukan. Mesin las listrik ini
ada yang langsung menggunakan listrik tetapi ada juga yang
menggunakan mesin diesel contohnya adalah mesin las listrik untuk
membangun jembatan biasanya menggunakan mesin diesel dan
dynamo untuk mendapatkan listrik. Tetapi di bengkel kita
menggunakan mesin las, yang listriknya langsung kita ambil dari
rumah listrik pada dinding bengkel.
2. Palu terak
Palu terak di gunakan untuk melepaskan terak dari benda kerja
setelah melakukan pengelasan, bentuk dan ukuran palu terak berbeda-
beda tergantung dari penggungaan di bengkel pada saat mengelas.
3. Alat penjepit (Tang)
Digunakan pada saat memindahkan atau untuk merubah posisi
benda kerja pada saat pengelasan agar terhindar dari panas atau
memudahkan proses pemindahan benda kerja.
4. Elektroda
Elektroda untuk pengelasan las listrik memiliki ukuran yang
berbeda-beda. Elektroda harus di simpan pada suhu kamar yang pas
agar tidak lembab, pada saat pengelasan pililah elektroda yang sesuai
dengan benda kerja yang akan kita las.
5. Tabung/wadah elektroda
Digunakan untuk meletakan elektroda pada saat melakukan pengelasa, tabung
elektroda tidak boleh di gunakan untuk menyimpan tetapi hanya untuk
meletakan elektroda pada saat pengelasan.
6. Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk membersihkan sisa terak dan
bekas las yang masih menempel pada benda kerja.

12
3. MESIN BOR

a. Pengertian Bor Dan Fungsi Mesin Bor


Pengertian BorBor adalah salah satu mesin perkakas, yang secara
umum digunakan untuk mengebor suatubenda kerja. Pada mesin ini juga
dapat dilakukan pekerjaan-pekerjaan yang lainnya seperti,memperluas
lubang,pengeboran untuk tirus pada bagian suatu lubang atau
pembenaman. Dalampelaksanaannya pengeboran sesungguhnya adalah
suatu poros yang berputar, dimana padabagian ujungnya (bagian bawah)
disambungkan mata bor yang dapat mengebor terhadap bendakerja yang di
jepit pada meja mesin bor.Jadi secara umum dalam pelaksanaan
pengeboran suatu lubang pada benda kerja diperlukansuatu mesin bor yang
bekerja baik dan teliti. mesin Dapat mengebor benda kerja secara
terusmenerus dan mempunyai kecepatan poros yang dapat disetel menurut
kebutuhannya dan dapatdilakukan bermacam-macam pengeboran yang sesuai
kebutuhan.
b. Bagian Utama Mesin Bor1. Spindel pada mesin bor berfungsi
menggerakkan mata bor2. Drill head pada mesin bor berfungsi menopang
mekanisme penggerak pisau potong danmenghantarkan ke benda kerja.3.
Lengan Radial, bagian dari mesin bor radial yang dapat bergerak naik
turun maupun berputardimana motor penggerak dan drill head terpasang
kuat.4. Meja, bagian yang menopang seluruh bagian mesin bor dimana

13
meja terbuat dari material besicor dengan kekuatan yang tinggi dan
stabilitas yang mantap.
c. Jenis– jenis Mesin Bor
1) Mesin Bor MejaMesin bor meja digunakan untuk proses bor
sederhana (aplikasi ringan) dimana dalampengoperasiannya
(di)menggunakan penekanan tangan pada hand feed lever atau
otomatik untuk menurunkan mata bor menuju benda kerja yang
dilubangi.
2) Mesin Bor Tegak Mesin bor tegak merupakan jenis mesin bor meja
dengan kemampuan mengerjakan benda kerjaukuran yang lebih besar
dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan
secaraotomatis naik turun.
3) Mesin Bor RadialMesin bor radial mampu digunakan untuk benda
kerja dengan dimensi yang relatif besar denganpisau potong (mata
bor) yang juga besar.4. Mesin Bor GangMesin bor gang mempunyai
lebih dari satu spindel, biasanya empat spindel dengan satu buahmeja.
Mesin in digunakan untuk melakukan beberapa operasi sekaligus
sehingga lebih cepat.
d. Pengerjaan PengeboranJenis cutting tool
(mata bor) yang digunakan dalam proses pengeboran antara lain:
1) Drilling
Proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda kerja yang solid.
2) Step drill
Proses yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan diameter bertingkat.
3) Reaming Reaming
adalah caraakurat pengepasan dan finishing lubang yang sudah ada sebelumnya.
4) Boring
Proses memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu titik pahat. Boring
lebih disukaikarena kita dapat memperbaiki ukuran lubang, atau
keselarasan dan dapat menghasilkan lubangyang halus.
5) Counter Bore
Operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan pemotongan.
Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang yang telah dibuat
dengan kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut.

14
6) Countersink
(bor benam)Khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir lubang
untuk mengakomodasi sekrupversink. Kerucut sudut 60 °, 82 °, 90 °,
100 °, 110 °, 120 °
7) Tapping
Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini dilakukan baik
tangan maupun mesin.

15
4. MESIN FRAIS

Pengertian Mesin Frais


Mesin frais adalah sejenis mesin perkakas yang mempunyai gerak
utama memutar pada bagian alat potong yang dipakai untuk menyayat
maupun memotong suatu benda kerja sehingga menjadi wujud baru.

Fungsi Mesin Frais


Fungsi utama mesin frais adalah untuk menghilangkan logam dari
suatu benda kerja dengan menggunakan bantuan pemotong berputar.

Mesin yang penting untuk dunia industri ini bisa dipakai pada
permukaan datar, tidak teratur maupun kasar.

Bahkan mesin ini juga dikenal sebagai mesin serbaguna untuk


menggiling dan memutar material.

Jelasnya, dengan menggunakan mesin ini maka siapa saja bisa


terbantu menyelesaikan pekerjaannya secara mudah.

16
Jenis Jenis Mesin Frais
1. Hand Milling Machine
2. Horizontal Milling Machine
3. Vertical Milling Machine
4. Universal Milling Machine
5. Omniversal Milling Machine
6. Fixed Bed Milling Machine
7. Planer Milling Machine
8. Rotary Table
9. Drum Milling Machine
10. Planetary Milling Machine
11. Pantograph Milling Machine
12. Tracer Controlled Milling Machine
13. CNC Milling Machine

Prinsip Kerja Mesin


Frais
Prinsip kerja yang dimiliki mesin frais sangat mudah dipahami.
Bahkan untuk pengguna pemula sekalipun. Gerak putaran yang
terdapat pada mesin frais ini bermanfaat untuk memutar alat potong.

Maka dari itu, tidak heran jika alat ini juga familiar dengan sebutan
pisau frais. Menggunakan mesin frais secara berputar, maka siapa saja
bisa menggerakkan benda kerja sampai mendekati pisau frais.

Hal tersebut agar benda kerja bisa tersayat atau terpotong. Lakukan hal
ini secara kontinyu sampai berhasil menjadi bentuk operator yang
diinginkan.

17
Bagian-Bagian Mesin
Frais
Mesin frais adalah jenis mesin yang biasa dipakai untuk memudahkan
segala pekerjaan di bidang industri.

Sebagai alat penyayat dan pemotong yang canggih, mesin frais


ternyata terdiri atas banyak komponen penyusunnya. Komponen
tersebut terbagi menjadi bagian-bagian dan perlengkapan lainnya.

Beberapa bagian dari mesin ini diantaranya:

Kolom Mesin

Kolom mesin yaitu penopang maupun bagian yang menjadi tempat


kedudukan bagi bagian-bagian mesin lainnya. Kolom mesin sering
disebut sebagai badan mesin.

Alat Mesin / Base

Alat mesin atau base yakni pondasi bagi mesin milling serta dijadikan
sebagai tempat untuk pembuangan coolant yang sudah digunakan.

Lutut / Knee

Lutut atau knee merupakan bagian penting mesin frais yang


mempunyai dua alur ekor burung dengan posisi saling tegak lurus.

Meja Mesin / Table

Meja mesin atau table merupakan tempat untuk mengikat suatu benda
kerja dalam proses pengefraisan.

Sadel / Dudukan

Sadel atau dudukan meja adalah bagian yang berada di antara meja
mesin frais dengan lutut.

18
Lengan / arm

Lengan atau arm menjadi bagian penting mesin frais yang ada pada
bagian atas kolom mesin universal dan horizontal.

Spindle

Spindle adalah tempat penahan alat potong yang terdapat pada mesin
frais vertikal serta sebagai tempat arbor pada mesin tersebut.

Arbor

Arbor merupakan ekstensi spindle pada mesin frais secara horizontal.

Handle

Handle adalah penggerak meja mesin yang berfungsi secara manual,


baik secara horizontal maupun vertikal.

Motor Penggerak

Motor penggerak berguna untuk mengubah energi listrik menjadi


energi mekanik maupun memberikan mesin tenaga agar bisa bergerak
dengan baik.

Ram

Ram merupakan lengan yang terletak menjorok pada bagian mesin


frais vertikal.

Milling Head

Milling head adalah bagian mesin frais yang terdapat pada bagian
paling atas dari mesin frais vertikal.

Support Arbor

Support arbor merupakan bagian yang berfungsi mendukung arbor


sehingga gerakan arbor bisa stabil.

19
Perlengkapan Mesin
Frais
Bukan hanya terdiri dari sejumlah bagian-bagian penting saja. Akan
tetapi, mesin frais juga disusun dari sejumlah kelengkapan seperti:

 Stub arbor yaitu bagian dudukan maupun pengikat pisau rais.


 Adaptor yaitu bagian yang berfungsi sama dengan cekam kolet sebagai
dudukan maupun tempat alat potong pada suatu mesin frais.
 Cekam kolet yakni bagian yang berguna untuk pengikat alat potong frais.
 Pembesar lubang atau yang sering disebut dengan boring head merupakan
pengikat alat potong guna memperbesar lubang.
 Ragum mesin yaitu bagian yang dipakai untuk menjepit maupun memegang
benda kerja secara kuat saat proses pengefraisan.
 Meja putar atau rotary table yaitu bagian yang berguna untuk
membentuk lingkaran atau radius, membagi bidang segi banyak
beraturan, membagi jarak lubang serta alur.
 Kepala pembagi atau yang familiar dengan sebutan dividing head yakni
perlengkapan mesin frais yang mempunyai fungsi sama dengan rotary table.
 Penjepit atau klem mesin berguna untuk menjepit benda kerja.
 Kepala lepas atau tailstock merupakan penyangga benda kerja.

Pisau Mesin Frais


Mesin frais adalah jenis mesin kerja untuk bidang industri yang
mempunyai banyak pilihan jenis. Jenis-jenis mesin frais diantaranya:

1. Pisau frais mantel yaitu mesin untuk mengefrais bidang rata dan cenderung
melebar.
2. Pisau frais sudut yaitu mesin dengan kelipatan sudut 15 derajat untuk
membuat alur dengan sudut sesuai sudut pisau yang dipakai.
3. Pisau ekor yaitu mesin untuk membuat profil menyerupai ekor burung.
4. Pisau frais alur melingkar yaitu mesin guna mengefrais alur pasak pada
bagian poros.

20
5. Pisau frais sisi dan muka yakni mesin untuk mengefrais alur pada bagian
permukaan benda kerja.
6. Pisau frais bentuk yaitu mesin untuk membuat permukaan bidang pada
bagian luar berbentuk radius.
7. Pisau frais alur T yakni mesin untuk membentuk alur T.
8. Pisau frais haru yakni mesin untuk membuat alur tembus maupun
bertingkat serta mengefrais rata guna bidang yang lebarnya kecil.
9. Pisau frais jari radius yakni mesin untuk membuat alur pada bagian
permukaan bidang ke dalam cekung.
10. Pisau frais modul roda gigi yakni mesin yang dipakai untuk membuat roda
gigi.
Mesin frais adalah jenis mesin yang sangat ideal dipakai untuk
keperluan industri. Tanpa mesin frais tentu segala pekerjaan akan
terasa jauh lebih lambat.

5.MESIN GERGAJI DUDUK

Fungsi Gergaji Mesin Secara umum fungsi gergaji ini untuk memotong tetapi juga
bisa digunakan untuk membelah kayu. Bahkan di sisi lain, gergaji juga bisa
digunakan untuk memotong bentuk-bentuk yang tidak beraturan. Fungsi dari
gergaji jenis sering dimanfaatkan kehidupan sehari-hari ketika akan melakukan
suatu tindakan terhadap bahan material seperti triplek kayu pipa dan yang lainnya.
Fungsi dari gergaji ini sangat membantu terutama dalam dunia perdagangan
maupun reparasi karena akan mempercepat pekerjaan sehingga terasa lebih efektif

21
efisien dan hemat waktu (Achmadi, 2019). Adapun macam-macam dan jenis
Gergaji mesin sebagai berikut

: a. Scroll saw Gergaji yang berupa meja datar serta terdapat motor dengan
kecepatan tinggi akan ditemukan pada bagian bawahnya. Adanya bilah kecil yang
muncul pada bagian bawah meja, biasanya berguna untuk mengatur kedalaman
saat pemotongan. Gergaji jenis ini biasanya digunakan pekerjaan yang lumayan
rumit

. b. Jigsaw Gergaji yang mempunyai ciri-ciri gigi halus serta bila yang pendek.
Kecepatan dari bilah ini dapat disesuaikan. Motor gergajinya bisa dibolak-balik
dan bergerak naik turun. Bentuknya lumayan kecil dan dapat digunakan maupun
dipegang menggunakan tangan. Gergaji ini akan bergerak ke berbagai arah seperti
ke kiri, ke kanan, melingkar dan juga zig zag. Buah yang dijadikan alasan
mengapa gergaji jenis ini dapat digunakan untuk memotong berbagai macam
sudut seperti melengkung kurva maupun lurus. 5 6

c. Gergaji Rantai (Chainsaw) Chainsaw atau gergaji rantai adalah gergaji yang
biasa digunakan untuk menebang pohon atau dahan-dahan pohon, baik itu yang
berukuran besar ataupun kecil. Di Indonesia gergaji jenis ini sering disebut gergaji
mesin. Gergaji ini memiliki rantai atau gigi ripping yang dengan tenaga mesin
akan berputar seperti putaran rantai pada kendaraan roda 2. Gergaji mesin
mempunyai suara gaduh yang khas, apalagi ketika bergesekan dengan objek
benda atau kayu pohon.

d. Miter saw Gergaji yang membantu pekerjaan bahan yang akan dipotong secara
sudut supaya memiliki presisi yang pas. Gergaji jenis ini akan diberikan hingga
mencapai sudut 45 derajat.

e. Circular saw Jenis gergaji yang berupa piringan dengan gergajinya


mengelilingi piringan tersebut dan bisa bergerak serta berputar dengan kecepatan
yang disesuaikan kecepatan ini akan mempengaruhi proses pemotongan.

f. Flooring saw Jenis gergaji yang diletakkan di atas lantai. Gergaji jenis ini
biasanya digunakan untuk memotong berbagai jenis bahan bangunan seperti
keramik. Para penggunanya tidak perlu lagi kerepotan Untuk memindahkan
gergaji ini karena sudah langsung terletak di lantai.

g. Veener saw Gergaji yang mempunyai bilah potongan pendek berkaki ini
mempunyai 13 gigi serta dua mata potong. Pada umumnya, gergaji ini akan
digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan yang membutuhkan presisi yang pas.

22
BAB III
PEMBAHASAN

A.Chrome

MESIN CHROME HASIL BENDA KERJA

a. Latar belakang masalah/ tujuan


Menerangkan tujuan chrome.
b.pembahasan
1.keterangan bahan-bahan:
-tabung hidrolik
c.Alat-alat:
1.cairan chrome 4.bensin
2.mesin chrome 5.air
3.katrol 6.kertas pembungkus (kardus)

d.proses pembuatan

1.masukan cairan untuk chrome ke dalam tangki chrome

23
2.pastikan benda kerja yang akan di chrome ke dalam tangki chrome sudah di amplas
hingga halus lalu bersihkan

3.masukan benda kerja ke dalamtabung chrome menggunakan katrol lalu bersihkan

4.tunggu sampai 2 hari

5.setelah 2 hari angkat benda kerja menggunakan katrol

6.lalu bersihkan menggunakan bensin lalu bias dengan air

7.bungkus benda kerja menggunakan kertas pembungkus

B.Pembuatan shock alumunium

Shock alumunium

a. Latar belakang masalah/ tujuan

Menerangkan pembuatan shock alumunium


b.pembahasan
1.keterangan bahan-bahan:
-alumunium
c.Alat-alat:
1.mesin bubut 3.senter bubut
2.pahat 4.bor
d.proses pembuatan

1.pertama kita menyeting dulu mesin bubut dan pasang aluunium ke cekam dan senter

2.satu persatu kencangkan alat cekam dan pasang senter dan pahat

3.bubut dengan ukuran pamjang 717mm dan Ø90mm

24
4.bubut Ø90mm dengan panjang 568mm di sisi kiri dan Ø40mm disiskanan dengan
panjang 149mm

5.buat tirus dengan sudut 45° dan panjang 8mm

6.lalu bubut bertingkat kedalam di sisi kiri dengan Ø 77mm panjang 65mm ,kemudian Ø
45mm panjang 20mm,kemudian Ø40mm panjang 100mm,kemudian Ø25 panjang 50mm.

7.setelahbubut bertingkat kedalam,pasang bor dengan ukuran 14mm lalu bor di sisi kanan
sampai tembus di sisi kiri

8.lalu sisi luar haluskan dengan amplas

3.Live conus cyl guowel 1000 con 100

Benda kerja gambar

a.Latar belakang masalah/tujuan


1. Menerangkan tujuan pembuatan live conus cyl guowel 1000 con 100
b.pembahasan
1.keterangan bahan-bahan:
-besi
c.alat-alat:
1.Bubut 4.bor
2.pahat 5.amplas
3.alat penyenter
d.proses pembuatan:
1.pertama seting kita menyeting dulu mesin bubut dan pasang besi ke cekam
2.bubut Ø104mm dan panjang 50mm

25
3.pasang bor lalu lubangi
4.bubut bagian yang dibor dengan ukuran Ø71mm dan panjang 50mm
5.buat tirus dengan sudut10°
6.setelah itu haluskan menggunakan amplas

4.AS CYL GUOWEL 1000 CON 100

a.latar belakang masalah/tujuan


1.menerangkan pembuatan AS CYL GUOWEL 1000 CON 100
b.pembahsan:
keterangan bahan-bahan:
-besi
c.alat-alat:
1.pahat
2.bubut
3.senter bubut
d.proses pembuatan:
1.pertama kita meyeting dulu mesin bubut dan memasang besi ke cekam dan
Senter
2.satupersatu kencangkan cekam dan pasang pahat
3.bubut dengan ukuran panjang 1590mm dan Ø100mm
4.setelah itu bubut bertingkat disisi kiri dengan ukuran Ø45mm panjang 65mm
Kemudian Ø50mm dan panjang 100mm kemudian Ø65mm dan panjang 70mm
5.kemudian buat drat dengan ukuaran M70x2(km14) panjang 55mm

26
6.setelah buat drat,bubut bertingkat dengan ukuran Ø65mm panjang 5mm
Kemudian Ø71mm panjang 75mm kemudian Ø65mm panjang 350mm kemudian
Ø71mm panjang 97mm kemudian Ø100mm panjang 25mm
7.setelah itu buat setengah tirus dengan sudut 45° panjang 5mm
8.setelah itu bubut bertingkat dengan ukuran diameter 65mm panjang 78mm
kemudian Ø65mm pamjang 78mm kemudian Ø50mm panjang 100mm kemudian
Ø45panjang 65mm

5.Memotong besi

a.latar belakang masalah/tujuan

1.menerangkan cara mengorasikan mesin gergaji duduk

b.pembahasan

1.keterangan bahan-bahan:

-besi yang akan dipotong

c.alat-alat:

1.mesin gergaji 2.alat ukur

d.proses pembuatan

1.ukur besi yang mau dipotong

2.pasang ke mesin gergaji lalu kencangkan pencekam

3.hidupkan mesin gegaji dan juga airnya

4.turunkan hidrolik dan tunggu sampai seesai

5.setelah selesai matikan mesin gergaji

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kegiatan PRAKERIN sangatlah berguna untuk menambah wawasan
dan pengalaman dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja yang
sesungguhnya.
2. Dengan PRAKERIN dapat melatih siswa bekerjasama menetapkan
langkah-langkah daalam suatu pekerjaan.
3. Berinteraksi atau menggeluti dunia usaha bukanlah hal yang mudah ,
ada banyak hal yang perlu dilakukan agar orang yang akan
melakukan hubungan kerja dengan kita dapat terkesima akan apa
yang kita lakukan atau kerjakan.
4. Pembelajaran di dunia kerja melalui PRAKERIN adalah suatu strategi
yang memberi kepada siswa untuk mengalami proses belajar melalui
bekerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya sehingga tidak
kaget lagi saat benar-benar terjun ke dunia Industri.

B. Saran
1. Saran Untuk Sekolah
a. Menambah dan mengefektifkan proses prakek produktif.
b. Perbanyak pemantauan kepada siswa agar dapat mengetahui sejauh
mana perkembangan siswa di industri.
c. Meningkatkan sosialisasi ke dunia industri untuk lebih mengetahui
perkembangan teknologi masa kini.
d. Melakukan survey terlebih dahulu ke industri yang disarankan ,
sehingga tidak terjadi salah informasi yang diterima oleh siswanya
ketika mencari industri untuk melakukan PKL.
2. Saran Untuk Industri
a. Meningkatkan keselamatan kerja yang ada di bengkel.
b. Meningkatkan kualitas kerja .
c. Menambah alat-alat keselamatan kerja.

28
d. Mengawasi tindakan siswa yang sedang melakukan PKL.
e. Mengefektifkan penggunaan seluruh mesin produksi.
f. Membuat aturan kerja yang jelas yang harus dipatuhi oleh seluruh
direksi dan karyawan sehingga proses produksi berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

- Tim Kelompok Kerja Pendidikan Sistem Ganda SMK Negeri 4 Pati


- Buku Pedoman PKL
- Tim prakerin SMK NEGERI 4 PATI
- www.google.com/laporan prakerin

ARSIP FOTO PRAKTIK KERJA LAPANGAN

29
30

Anda mungkin juga menyukai