Anda di halaman 1dari 24

BAB II

MESIN BUBUT

2.1 LatarBelakang

Seiring kemajuan dunia industri yang pesat, maka setiap industri – industry yang
ada terutama di bidang manufacture pasti ingin menjadikan usahanya maju dengan
pesat, berdaya saing dunia.Untuk memenuhi kebutuhannya pasti dicari tenaga kerja
yang berkualitas, handal, mandiri dan berdisiplin tinggi. Kemampuan setiap mahasiswa
dalam melakukan kerja praktek di lapangan dengan bersungguh-sungguh dan disiplin
yang tinggi, akan menjadi salah satu prioritas utama untuk mengisi peluang kerja yang
ada.

Praktikum ini bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mengikuti
mata kuliah Praktikum Proses Produksi, disini diajarkan caranya menjalankan mesin -
mesin, memakai peralatan kerja bangku dan alat bantu lainnya, sehingga diharapkan
semua praktikan mengetahui dan memahaminya. Untuk menghasilkan produk bermutu
tinggi dan standard dalam pengerjaan mesin, maka sangat diperlukan tenaga kerja yang
sangat baik dan profesional.

Mesin - mesin yang ada seperti mesin bubut, mesin bor, mesin gerinda, mesin
las dan lain - lain, memang didesain untuk melakukan salah satu jenis pekerjaan sesuai
dengan fungsi dan kapasitasnya. Materi yang diberikan dan harus diselesaikan adalah
cara / teknik pembuatan Benda Kerja.

Teknik untuk pembubutan, pengeboran, penguliran dan pengikiran sangat di


utamakan dalam hal ini. Teknik – teknik ini diperoleh dari materi kuliah yang telah
disampaikan, maka dengan adanya praktikum ini diharapkan setiap mahasiswa dapat
menerapkannya dengan baik, sehingga setelah lulus dari bangku kuliah nanti bisa
langsung siap bekerja dan bersaing dengan calon tenaga kerja lainnya.

7
2.2 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat membuat benda kerja menggunakan mesin bubut.

2. Mahasiswa dapat mengenal dan mengoperasikan mesin bubut, serta peralatan yang
ada dilaboratorium Fakultas Teknik Mesin, sehingga siap bekerja di bengkel yang
sesungguhnya dalam dunia kerja bila sudah lulus dari bangku akademisi.

3. Untuk dapat mengetahui dan membaca sebuah gambar benda kerja, peta kerja dan
arus operasi kerja.

4. Dapat memperkirakan lama waktu bekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan


(job).

5. Dapat mempelajari dan mengetahui bagaimana cara pemecahan masalahnya bila


menemui suatu kendala.

6. Dapat bekerja sama secara teamwork dengan baik dan professional dalam
menyelesaikan suatu tugas di lapangan.

7. Dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
yang ditugaskan, dengan mengindahkan norma K3LH (Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Hidup).

2.3 Dasar Teori

1. PengertianMesinBubut

Mesin bubut (turning machine) adalah mesin yg mempunyai gerak utama


berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara
menyayat benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja berputar sesuai
dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak kekanan, kekiri searah dengan sumbu
mesin menyayat benda kerja.

8
Mesin ini pada operasionalnya mempunyai prinsip satu sumbu putar yang berfungsi
untuk menyayat, membentuk, memotong sebagian benda kerja.

Benda kerja yang akan dikerjakan, dijepit dengan menggunakan cekam yang
terletak pada kepala tetap mesin bubut, kemudian cekam tersebut diputar gearbox yang
dihubungkan dengan motor listrik, setelah benda kerja siap dan pahat bubut telah siap
pada rumah pahat (kencang, center dengan sumbu mesin bubut), selanjutnya benda
kerja disayat dengan pahat mesin bubut dan dikerjakan menurut gambardan job
description yang telah ditentukan.

Gambar 3.1 Mesin Bubut Beserta Bagian – Bagiannya.

Keterangan :

1. Head stock

2. Emergency stop

3. Chuck

4. Chuck protector

5. Bed

6. Tool post

7. Tail stock

9
8. Appron

9. Foot breake

1. Head Stock

Merupakan tempat dimana gear box dan quick change gear box dipasang.
Sedang gear box berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari motor penggerak
dan mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke spindle.

Quick Change GearBox: berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari Gear
Box serta mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke Apron. Gear Box dan Quick
Change Gear Box terletak pada Head Stock.

Pada head stock terdapat beberapa kontrol, berikut kontrol pada head stock :

Gambar 3.2.Kontrol pada Head Stock.

a. Spindle Change Lever

Digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur kecepatan pada speed Gear
Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi handel - handelnya.

b. Left and Right Hand Thread Change Lever

Digunakan untuk meggerakkan carriage kearah horisontal, dan pada proses


pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau ulir kiri.

c. Spindle Speed Table

Tabel yang digunakan untuk mengatur kecepatan spindle.

10
d. Emergency Stop

Tombol emergency.

e. Switch Collant Pump

Untuk menyalakan pompa coolant.

f. Test ButtonTombol
Digunakan untuk menguji putaran chuck.
g. Indicator Lamp

Lampu untuk indikasi mesin sudah menyala atau belum.

h. Pitch and Feed Selector Lever

Untuk menentukan pitch dan thread.

i. Pitch Table

Tabel untuk mengatur pitch.

j. Feed Motion Table

Tabel untuk mengatur feed motion.

2. Emergency Stop

Tombol emergency berfungsi untuk menghentikan putaran mesin bubut apabila


terjadi kesalahan proses ataupun kecelakaan kerja.

3. Chuck

Merupakan bagian mesinbubut yang berfungsi untuk memegang benda kerja


agar tidak goyang pada saat pembubutan.

11
Gambar 3.3. Chuck

4. Chuck Protector

Merupakan penutup chuck yang berfungsi sebagai pelindung pengguna dari


serpihan geram.

5. Bed

Merupakan penompang sebagai tempat relay bertumpu.

6. Tool Post

Merupakan bagian mesin bubut yang digunakan untuk memegang pahat.

7. Tail Stock

Terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan ujung benda


kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang tool pada saat
pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.

8. Appron

Merupakan tempat susunan roda gigi yang menggerakkan Carriage. Berikut


kontrol yang terletak pada appron :

a. Compound Rest Feed Lever

Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.

12
b. Carriage Cross Feed Handwheel

Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual

c. Split Nut Lever

Digunakan untuk menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead
screw.

d. Longitudinal and Cross Power Feed Lever

Digunakan untuk menjalankan pembubutan otomatis dan dapat mengerakkan


carriage dalam arah longitudinal maupun melintang.

e. Spindle Forward – Stop – Reserve Lever

Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.

f. Carriage Longitudinal Feed Handwheel

Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam arah
longitudinal.

9. Foot Breake

Adalah pedal injak yang berfungsi untuk menghentikan mesin dengan memutus
Arus listrik.

2.4 Metode Pengukuran dan Langkah Pengerjaan

1. Mengukur besi yang akan dipotong

2. Besi bahan benda kerja berdiameter 25,5 mm

3. Memotong besi dengan panjang 90 mm

4. Memotong besi menggunakan gerinda

5. Memasang bahan yang akan di kerjakan pada catok mesin bubut

13
2.5 Langkah Pembubutan pada Benda Kerja

Gambar 3.4. Pembubutan Silindris

Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan dimana gerakan pahat bubut


sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan untuk membuat
bentuk dengan diameter seragam (seperti poros lurus).

Langkah pemakanan yang dilakukan adalah :

1) Pasang pahat untuk meratakan ujung / muka dari benda kerja.

2) Perataan kedua sisi permukaan benda kerja yang panjang awalnya 88 mm menjadi
84 mm (dengan memakan masing – masing sisi sampai rata) Ujung

Gambar 3.5.Bagian yang difacing / rata muka.

3) Pemakanan untuk membuat yang panjangnya 27 + 4 = 31 mm dan berdiameter 14


mm.

14
4) Pemakanan dilakukan secara bertahap dari bahan benda kerja yang berdiameter
25,5 mm.

5) Pemakanan pada keduatepi 1 mm dilakukan secara bertahap hingga mencapai


diameter 14 mm sepanjang 31 mm.

Pembuatan ulir

Proses pembuatan ulir bias dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin bubut
konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, Karena pengulangan
pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan
hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses
pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkin membuat
ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi dalam waktu relative cepat dan hasilnya
presisi.

Ulir segitiga tersebut bias berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang
digunakan untuk membuat ulir segitiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya
sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir metris sudut ulir adalah 60o,
sedangkan ulir Whitwoth sudut ulir 55o.Identifikasi ulir biasanya ditentukan
berdasarkan diameter mayor dan kisarulir. Misalnya ulir M5 x 0,8 berarti ulir metris
dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.

Gambar 3.6. Nama – nama bagian ulir.

15
Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir
55o).Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi.
Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625”).
Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa mencegah kebocoran fluida).

Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat.Ulir segi
empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada
dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor,kisar
(pitch), dan sudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah
pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan
pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari
bahan karbida.

Gambar 3.7.Ulir segiempat

1. Pahatulir

Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual pertama -
tama yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. Bentuk pahat ulir metris dan alat
untuk mengecek besarnya sudut (60o), pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS
pahat ulir yang berupa sisi pan ada yang terbuat dari bahan karbida.

16
Gambar 3.8.Pahat ulirmetrisuntukulirluar dan ulirdalam.

Gambar 3.9. Proses pembuatanulirluardenganpahatsisipan.

Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda
kerja.Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahatbubut terhadap
sumbu mesin bubut / sumbu benda kerja.Setelah itu dicek posisi pahat terhadap
permukaan benda kerja, supaya diperolehsudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang
tegak lurus terhadap sumbu bendakerja.

Gambar 3.10. Setting pahatbubutuntuk proses pembuatanulirluar

17
Parameter pemesinanuntuk proses bubutulirberbedadenganbubutrata. Hal
tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar (pitch)
ulir tersebut, sehingga putaran spinde ltidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah
dari putaran spindle untuk proses bubut rata).Perbandingan harga kecepatan potong
untuk proses bubut rata (Stright turning) dan proses bubut ulit (threading) dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.

Tabel 1.1. Kecepatan potong proses bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat HSS.

1. Langkah penyayatanulir

Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu dihindari kedalaman potong
yang relative besar. Walaupun kedalaman ulir kecil (misalnya untuk ulir M10 x 1,5 ,
dalamnya ulir 0,934 mm) proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya
dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali
penyayatan kosong (penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena pahat ulir
melakukan penyayatan berbentuk V. Agar diperoleh hasil yang presisi dengan proses
yang tidak membahayakan operator mesin, maka sebaiknya pahat hanya menyayat pada
satu sisi saja (sisi potong pahat sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong paha
tsebelah kanan untuk ulir kiri). Proses tersebut dilakukan dengan cara memiringkan
eretan atas dengan sudut 29o. Sedang untuk ulir Acme dan ulir cacing dengan sudut

18
29o, eretan atas dimiringkan 14,5o. Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut)
dilakukan oleh eretan atas.

Gambar 3.11.Eretan atas diatu rmenyudut terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan
arah pemakanan pahat bubut.

Proses bubutulirdilakukandengancara :

1. Memajukan pahat pada diameter luar ulir.


2. Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
3. Tarik pahat keluar dari benda kerja, sehingga pahat yang berada diluar benda
kerja terdapat jarak bebas sekitar 10 mm.
4. Atur handel kisar menurut table kisar yang ada di mesin bubut, geser handel
gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.
5. Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
6. Jalankan mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat,
kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
7. Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan kali berulir (screwpitch
gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau
kisar belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.

19
Gambar 3.12.Pengecekan kisar ulir dengan kali berulir.

8. Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindle arah kebalikan, hentikan
setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk
membuat poros lurus).
9. Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan
atas.
10. Langkah dilanjutkan seperti no.7 sampai kedalaman ulir maksimal tercapai.
11. Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang -
ulang agar geram yang tersisa terpotong semuanya.
12. Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicekukuranya
(Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut)

Langkah – langkah pembuatan ulir pada benda kerja :

a. Menyetel picth dan spindel pada mesin bubut untuk pembuatan ulir M14 x 1,5
dengan memperhatikan tabel dibawah ini.

20
Gambar 3.13. Diatas terlihat untuk ulir ukuran 1,5 terletak antara A4 : TII

b. Mengatur pitch dan spindelsesuaidengantabel

Keterangan :

a) Tarik / putar kekanan

b) Putar keangka 4

c) Putar hingga romawi II

d) Putar sampai kehuruf T

21
e) Putar kekiri sampai pada huruf A

f) Setelah penyetelan selesai pasang benda kerja dan pahat pada tempatnya.

g) Melakukan pembubutan sesuai prosedur yang ada.

h) Penguliran dilakukan sepanjang 27 mm.

i) Lakukan pemakanan secara berulang – ulang hingga mencapai ukuran yang telah
ditentukan pada gambar hingga selesai.

1. Cara membuat poros tirus denganmesin bubut Memiringkan Eretan Atas

Eretan atas pada mesin bubut dapat diputar atau dimiringkan dengan mengendorkan
mur pengikat pada eretan tersebut. Penyesuaian sudut kemiringan dapat dilakukan
dengan berpedoman pada skala sudut yang ada pada eretan atas.

Penyesuaian kemiringan menggunakan skala sudut pada eretanatas tersebut


merupakan penyesuaian secara kasar. Untuk penyesuaian kemiringan secara halus, anda
dapat menggunakan alat ukur dial. Metode pembubutan tirus dengan memiringkan
eretan atas merupakan metode yang paling mudah. Membubut tirus dengan metode ini
juga dapat digunakan untuk membuat tirus dengan sudut kemiringan yang besar.
Namun penggunaan eretan atas memiliki keterbatasan.

Membubut tirus dengan eretan atas menghasilkan tirus yang pendek. Selain itu
membubut dengan eretan atas tidak dapat dilakukan secara otomatis.

Gambar 3.15.Membubut Tirus dengan Eretan Atas.

22
Menggeser Tailstock

Tail stock mesin bubut dapat digeser kesamping dengan jarak pergeseran yang
sangat terbatas. Oleh karena itu pembubutan tirus dengan menggeser tail stock hanya
menghasilkan tirus yang ramping (sudut kemiringan tirus tidak besar).

Gambar 3.16.Membubut Tirus dengan Menggeser Tailstock.

Persamaan yang dapat digunaka nuntuk menentukan jarak penggeseran tail stock adalah
sebagai berikut :

SR = Jarak penggeseran tailstock (mm)

D = Diameter besar (mm)

d = Diameter kecil (mm)

Metode pembubutan tirus dengan menggeser tail stock relative sulit. Hal
tersebut karena keterbatasan jarak penggeseran tail stock yang dapat diterapkan.

Batas penggeseran tail stock yaitu sebesar SR : L = 1 : 50. Di mana SR adalah


jarak penggeseran tail stock dan L adalah panjang tirus. Apabila tail stock digeser
secara berlebihan, akan terjadi permasalahan kontak antara lubang center benda kerja
dengan center pada tail stock.

Kelebihan dalam membubut dengan metode penggeseran tailstock adalah :

23
1. Bisa membuat tirus yang ramping dan panjang.
2. Pada saat penyayatan menggunakan eretan memanjang, sehingga dapat
dilakukan penyayatan secara otomatis.

Kelemahan dalam membubut dengan metode penggeseran tail stock adalah :

1. Sudut kemiringan tirus kecil.


2. Timbul getaran.
3. Benda kerja bias melengkung.

Menggunakan Taper Attachment (Taper Guide Bar)

Membubut tirus dengan menggunakan taper attachment tergolong dalam jenis


pembubutan copy. Proses pembubutan tirus dapat terjadi dengan menghubungkan eretan
melintang dengan taper attachment. Taper attachment yang terhubung dengan eretan
melintang mengakibatkan pergeseran secara radial selama proses penyayatan
memanjang (longitudinal). Pergeseran tersebut terjadi sesuai dengan kemiringan dari
taper attachment.Sebelum membubut dengan taper attachment, pastikan baut
penyesuaian pada eretan melintang disesuaikan terlebih dahulu.

Gambar 3.17.Membubut Tirus dengan Taper Attachment.

Metode pembubutan tirus dengan taper attachment memungkinkan kita untuk


membuat tirus dengan rasio 1 : 5 atau dengan besar sudut tirus sekitar 10°.

Proses penyayatan pada metode ini juga menggunakan eretan memanjang,


sehingga proses penyayatannya dapat dilakukan secara otomatis.

24
Menggunakan alat potong berbentuk miring pembubutan tirus juga dapat
dilakukan dengan menggunakan alat potong lebar yang berbentuk miring. Kemiringan
alat potong tersebut harus disesuaikan dengan kemiringan tirus yang akan dibuat.
Pembubutan tirus dengan alat potong miring ini dapat digolongkan dalam pembubutan
bentuk.

Gambar 3.18.Membubut Tirus dengan Alat Potong Berbentuk Miring.

Langkah – langkah pembuatan tirus pada benda kerja :

Gambar 3.19.Bentuk benda kerja.

25
Cara yang kitagunakan adalah dengan cara memiringkan eretan atas.

Eretan atas merupakan bagian dari eretan mesin bubut yang tidak biasa
digerakkan secara otomatis. Oleh karena itu maka kelemahan dari membubut tirus
dengan eretan atas ini adalah proses pembubutannya yang tidak bias dilakukan secara
otomatis, harus manual. Sedangkan kelebihannya adalah mampu membubut tirus
dengan sudut yang besar hamper mendekati 90°.Hal ini karena eretan atas mesin bubut
dapat diputar secara penuh yaitu 360°.

Tidak seperti membubut tirus dengan menggeser tail stock yang tidak biasa
membubut tirus dalam, kelebihan lain dari membubut tirus dengan menggeser eretan
atas ini adalah mampu / bias digunakan untuk membubut tirus dalam /lubang . Untuk
proses penggeseran eretan atas ini pun sangat mudah, tinggal mengenduran baut yang
mengikat eretan atas ini kemudian kita putar sesuai dengan sudut yang kita inginkan.
Jika kita melihat gambar diatas maka disana terdapat dua buah baut yang mengikat
eretan atas. Disana juga terdapat garis -garis yang menunjukkan nilai dari berapa derajat
eretan atas ini kita geser, pada mesin bubut biasanya terdapat angka - angka yang
menunjukkan nilai / besaran sudutnya. Besaran sudut eretan atas ini akan sama dengan
besaran sudut benda kerja yang dibubut.

Sebagai gambaran akan saya jelaskan langkah – langkah untuk membubut tirus dengan
eretan atas ini.

1. Kita asumsikan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan benar pada ragum dan
siap untuk dibubut tirus.

26
2. Pada langkah kedua ini tentunya kita akan menggeser eretan atas, maka matikanlah
mesin dan jauhkan eretan dari ragum untuk memberikan jarak aman.

3. Tentukan sudut yang kita inginkan, yaitu 11°.

4. Ambil kunci yang sesuai dengan baut yang mengikat eretan atas.

5. Kendurkan semua baut yang mengikat eretan atas, biasanya ada dua baut atau empat
baut untuk mesin bubut ukuran besar.

6. Peganghandel eretan atas (atau bagian lainnya) dan putarlah eretan atas sesuai dengan
sudut yang diinginkan (11°).

7. Kencangkan kembali baut pengikat eretan atas dan letakkan kunci pada tempat yang
aman.

8. Cobalah memutar handel eretan atas, jika terasa berat maka bias jadi eretan ini masih
dalam keadaan terkunci. Usahakanlah agar eretan atas ini bias begerak dengan ringan
layaknya eretan lintang.

9. Nyalakan mesin, dekatkan pisau kebenda kerja dan mulailah membubut tirus dengan
eretan atas.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam membubut tirus dengan eretan atas ini agar
mendapatkan hasil yang bagus antara lain :

1. Tingkat ketajaman pisau / pahat bubut.


2. Putaran ragum (chuck) / mesin. Gunakanlah rpm yang ideal, sesuaikan dengan
benda kerja.
3. Berat / ringan pergerakan eretan atas. Jika gerakan eretan atas ini berat tentuakan
mempengaruhi hasil dari bubutannya. Maka usahakan agar eretan ini berjalan
dengan ringan dan lancar.Hal ini bias diatasi dengan memberikan pelumas atau
menyetel baut penyetel eretan atas (tidak semua mesin ada).

27
Pembubutan alur (grooving) pada benda kerja

Grooving adala hsuatu proses untuk membentuk sebuah alur pada suatu benda
kerja dengan menggunakan sebuah mesin bubut maupun. Ada beberapa proses didalam
pengerjaan sebuah grooving, yang pertama pada saat membuat grooving atau sebuah
alur, kita harus menyetel baik – baik kecepatan putar suatu mesin bubut. Hal ini
dikarenakan pada saat kita memulai untuk membuat alur (grooving) pada mesin bubut,
jika kita menggunakan putaran mesin bubut dalam kondisi putaran (rpm) yang kencang
akan menyebabkan kerusakan / gompal pada benda kerja yang sedang kita kerjakan
maupun pahat yang kita gunakan. Karena pada dasarnya system pengerjaan untuk
membuat sebuah alur (grooving) umumnya pahat tersebut membuat alur secara vertical
atau dari depan (in thefront), tapi perlu juga diperhatikan tingkat pemakanan (feeding),
ini bertujuan agar pahat grooving (alur) tidak mudah patah dan aus.Perpaduan antara
tingkat pemakanan (feeding) dengan kecepatan putar suatu mesin bubut sangatlah
penting karena kedua proses inilah yang menjadi factor utama didalam keberhasilan
untuk membuat sebuah grooving.

Langkah – langkah grooving pada benda kerja :

a. Kecepatan putar mesin untuk proses membubut alur ialah 1/3 dari putaran normal.

b. Pahat digerakan maju hingga diameter kecil alur tercapai kemudian dimundurkan.

c. Lalu digeser untuk mencapai lebar alur kemudian digerakan maju lagi hingga ukuran
diameter kecil & lebarnya tercapai.

28
Gambar 3.20.Pembuatan alur (grooving).

Pembubutan lurus pada benda kerja

1. Cara Membubut Lurus dengan Dua Center

Proses membubutlurusdengan dua buah center merupakan proses pengerjaan yang


paling direkomendasikan. Proses ini menggunakan dua buah center yang menahan /
menopang benda kerja. Proses pembubutan lurus dengan dua buah center akan
menghasilkan poros lurus dalam sekali penyayatan. Hal ini berbeda dengan penggunaan
cekam dimana bagian benda kerja yang dijepit tidak dapat disayat sekaligus sehingga
benda kerja perlu dibalik. Poros lurus yang dibuat dalam satu kali penyayatan memiliki
geometri yang lebih sempurna.

Geometri yang lebih sempurna itu terbentuk karena pembubutan dengan dua
buah center akan menghasilkan sumbu penyayatan yang sama (sebagai pembanding
pada pembubutan lurus dengan cekamakan menghasilkan dua buah sumbu penyayatan
karena dilakukan secara bolak - balik).

Berikut ini tahap pembubutan lurus dengan cekam dan center :

1. Siapkanperlengkapan mesin bubut.


2. Pasang dan atur seluruh perlengkapan mesin bubut.
3. Setting alat potong pada toolpost.

29
4. Jepit benda kerja pada cekam.
5. Lakukan bor center pada muka benda kerja.
6. Facing secukupnya pada muka benda kerja yang telah dibor center.
7. Jepit ujung benda kerja yang belum di-facing pada cekam, beri tumpuan pada
ujung benda kerja lain yang telah dibor center dengan tumpuan center kepala
lepas (tailstock).
8. Lakukan proses penyayatan sepanjang mungkin pada benda kerja (hati-hati
jangan sampai pahat menabrak cekam).

Gambar 3.21.
Membubut dengan
Satu Cekam dan
Satu Center

9. Lepas benda kerja dari cekam, lalu balikkan benda kerja dan jepit dengancekam
pada bagian benda kerja yang telah disayat.
10. Sayat pada bagian ujung benda kerja yang belum tersayat (ujung benda kerja
belum tersayat karena sebelumnya terjepit pada cekam ketika proses penyayatan
pertama dilakukan).
11. Setelah diameter benda kerja sesuai yang diinginkan, lepas benda kerja dan beri
tanda pada benda kerja tersebut sesuai panjang yang diinginkan.
12. Pemberian tanda ini dilakukan dengan menggunakan height gauge.Muka yang
telah di-facing menjadi titik nol pengukuran height gauge.
13. Jepit benda kerja pada cekam, facing pada muka yang belum ter-facing. Facing
hingga panjang yang diinginkan sesuai dengan tanda yang telah dibuat
menggunakan height gauge.

30

Anda mungkin juga menyukai