Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIKUM MESIN BUBUT

Disusun oleh :

SAFRIZAL AZMAL : 2022330009

PEMBIMBING: FERI FESTIKA ST. MT

POGRAM STUDI : TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS ISKANDAR MUDA BANDA ACEH

2023

1
PRAKTIKUM MESIN BUBUT

Praktikum mesin bubut adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasi
dalam mengerjakan produk yang di buat dengan menggunakan mesin bubut pada
dunia teknik industri. Pekerjaan membubut yaitu membuat konstruksi dengan
menggunakan mesin bubut.

Persyaratan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman seseorang dalam


praktek menggunakan mesin bubut dan pelaksanaanya di tempat kerja yang meliputi
tingkat keterampilan dasar penguasaan mesin bubut, tingkat kesulitan produk yang di
buat, tingkat kepersisian hasil karya. Praktikum ini dapat menerapkan k3 dalam
bekerja serta dapat juga menerapkan dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka
sorong, micrometer sekrup, serta mistar baja.

A. Pengertian mesin bubut

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan


pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi
penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

2
Gambar 2.1. Komponen Hasil Pembubutan

3
Gambar 2.2. Operasi Mesin Bubut

Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang dipasang
dibawah atau disamping mesin, kemudian motor tersebut dihubungkan dengan motor
utama (spindel) dengan sabuk (belt), karena bila motor berputar poros tersebut juga
berputar dan membawa benda kerja ikut berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak
putaran benda kerja, digunakan belt atau susunan roda gigi.

Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis senter
(center) dari kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni sebagai ½ diameter
benda kerja yang bisa dikerjakan sedangkan panjang senter adalah jarak antara kepala
tetap sampai kepala lepas (tail stock) yang merupakan jarak terpanjang dari benda
kerja yang bisa dibubut. Sehingga yang menentukan besarnya sebuah mesin bubut
adalah tinggi senter dan panjang senter.

B. Prinsip kerja mesin bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan di
sampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut di

4
ubah menjadi gerak translasi pada eratan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

C. Elemen dasar permesinan

Untuk mesin bubut dengan putaran motor variable, ataupun dengan system
transmisi variable kecepatan putaran poros utama tidak lagi bertingkat melainkan
kontinyu. Pahat dipasangkan pada kedudukan pahat (tool post) dan kedalaman potong
(a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada
pemutar menunjukan selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak
transmisi bersama-sama dengan kereta dan gerak makannya diatur dengan lengan
pengatur pada rumah roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut
bermacam-macam dan menurut tingkatan yang telah distandarkan, misalnya : ...; 0,1;
0,112; 0,125; 0,14; 0,16; ...[mm/(r)].

Gambar 2.3. Proses Pembubutan

Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus –rumus seperti berikut :

5
Gambar 2.4. Putaran Spindel

n : putaran spindle (rpm)

fn : pemakanan (mm)

ap: kedalaman pemotongan (mm)

1. Kecepatan pemotongan
Dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya, sering juga
disebut dengan kecepatan pada permukaan.

2.
n = putaran benda kerja (rpm)
D = Diameter benda kerja (mm)
Vc = kecepatan pemotongan (m/menit)
2. kecepatan putaran benda kerja (rpm)

Dihitung dari jumlah putaran setiap menitnya, konstanta 1000 adalah


perubahan dari mm ke meter.

6
3. Kebutuhan Daya (Net Power)

perhitungan daya yang dibutuhkan (Pc) dalam kilowatt sebenarnya dapat


dicari secara analitis maupun secara empiris, umumnya didapatkan dengan
mengasumsikan besarnya daya adalah 80 % dari daya motor, sedangkan
proses perhitungan didapatkan dari

dengan kc adalah gaya potong spesifik, Kc dihitung dengan

dengan Y0 adalah sudut chip, dan hm adalah ketebalan chip(mm) perhatikan


gambar berikut, bila menggunakan insert untuk pemotongan bubut, maka
pemilihan parameter sedikit berbeda, meskipun secara pengertian sama persis
apa yang harus dihitung.

Gambar 2.5. Contoh Perhitungan Pada Spindel

7
4. Lama Waktu Pemotongan

dengan lm adalah panjang benda kerja yang dipotong, untuk benda berbentuk
lurus tentunya mudah bukan, namun untuk benda berbentuk tirus, panjang
benda kerja dihitung dengan

Dm1 = diameter terbesar

Dm2=diameter terkecil, semua satuan dalam mm.

Gambar 2.6. Contoh Diameter Pada Benda Kerja

D. Jenis-jenis mesin bubut


1. Mesin bubut ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-
benda kerja yang berukuran kecil.

2. Mesin bubut sedang (medium lathe)

8
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan
peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang
lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk
menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara produksi.

3. Mesin bubut standar (Standard Lathe)

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.

4. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.

E. Jenis – jenis pembubutan


1. Pembubutan Tepi (Facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus


terhadap sumbu benda kerja.

2. Pembubutan Silindris (Turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik


pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong
pahtnya harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk
semua proses pemotongan pada mesin bubut.

9
Gambar 2.7. Operasi pembubutan : (a). Pahat mata tunggal dalam
operasi pembubutan (b). Memotong tepi.

3. Pembubutan Alur (Grooving)

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

4. Pembubutan Tirus (Chempering)

Adapun caranya sebagai berikut :

• Dengan memutar compound rest

• Dengan menggeser sumbu tail stock

• Dengan menggunakan taper attachment.

5. Pembubutan Ulir (Threading)

Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge).

10
Gambar 2.8. Proses Penguliran

6. Pembubutan Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja

7. Pembubutan Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja.

8. Pembubutan Kartel (Knurling)

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang,obeng agar tidak licin.

9. Pembubutan Reaming

Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan

11
tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut
dipergunakan alat Reamer.

F. Bagian – bagian Utama Mesin Bubut


Bagian-bagian utama dari mesin bubut adalah :

1. Alas/Landasan (Bed) Mesin


alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang diatas kerangka
tersebut dan kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun alur ala mesin
(bed) berbentuk V; datar atau rata.

2. Kepala Tetap (Head Stock)


Didalam kepala tetap, spindel utama terpasang dalam bantalan, fungsinya
untuk memindahkan putaran ke benda kerja, spindle harus terpasang kuat
dan terbuat dari baja yang kuat, pada umumnya bagian dalam spindel
dibuat berlubang.

3. Kepala Lepas (Tail Stock)


Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut,
yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang.

4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan
pada benda kerja dengan cara menggerakkan kekiri dan kekanan
sepanjang meja.
G. Mekanik Percepatan

Poros pembuat ulir (leadscrew) hanya dipakai untuk membuat ulir, dari kepala
tetap, leadscrew ini digerakkan melalui kotak roda gigi (gear box) apabila mur

12
setegah (half nut)yang mencekam poros itu dihubungkan oleh tuas penghubung maka
poros berulir menggerakkan eretan dengan arah memanjang.

a = Poros kecepatan (feed shaft)


b = Poros cacing (worm)
c = Susunan roda gigi (gear rack), Z₁ , Z₂, Z₃, Z₄ = roda gigi
d = Tuas penghubung (engagement lever)
L = Posisi gerakan memanjang
O = Posisi netral
P = Posisi gerakan melintang

Mekanisme pengunci digunakan bila mur setengah (half nut) dihubungkan


dengan poros percepatan (feed shaft) memanjang atau melintang secara tidak tepat,
berakibat rusaknya mekanisme, rusaknya mekanisme dapat dicegah dengan
memasang alat pengaman. Poros cacing (b) menggerakkan roda gigi cacing (c) yang
satu as dengan roda gigi Z₁, jika lever (d) dipasang pada posisi L maka roda gigi Z₂,
akan berhubungan dengan roda gigi Z₃ dan karena Z₄ satu as dengan Z₃ maka Z₄
akan berputar dan membawa landasan (apron) berjalan, bila lever (d) berada diposisi
P maka roda gigi Z₂ akan berhubungan dengan roda gigi pada spindle sumbu poros
berulir melintang (cross feed screw) sehingga eretan melintang akan berjalan dengan
otomatis.

Alat – alat kelengkapan mesin bubut adalah :


a. Drive Plate
b. Face Plate
c. Independent Chuck
d. Universal Chuck
e. Collet Drawbar
f. Collet
g. Step Collet

13
h. Lathe Dog
i. Turning Tool Holder
j. Boring Bar
k. Cut of Tool
l. Knurling Tool
m. Support
n. Taper Attachement

H. Komponen Utama Mesin Bubut

Gambar 2.9. Komponen Pada Mesin Bubut:

1. Tail Stock; untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian
ujung yang berseberangan dengan penceka (chuck) pada proses pemesinan
di mesin bubut.

2. Lead Crew; poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar
dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa
dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir
pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

14
3. Feedrod; terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk
menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.

4. Carriage; terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron.


Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat
pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat
dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan
pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan.

5. Tool Post; digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan


menggunakan pemegang pahat.

6. Head Stock; yaitu tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut
yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.

I. Alat Bantu Pada Mesin Bubut


1. Pahat Bubut
a. Pengerjaan Kasar
Dalam pengerjaan kasar pahat-pahat harus memakan material dalam
waktu singkat, karenanya pahat harus berbentuk tegap dan mantap.
Permukaan dapat berbentuk lurus atau lengkung.
b. Pengerjaan Halus
Pengerjaan ini untuk menghasilkan permukaan yang rata. Untuk itu
dapat dipakai pahat lurus dengan tepi potong yang bulat. Atau pahat
hidung persegi.
c. Pengerjaan Permukaan
Untuk pengerjaan permukaan dan untuk mengilangkan sudut-sudut
yang tajam dapat dipergunakan pahat sisi.

15
d. Pengerjaan Bentuk-bentuk Khusus
Untuk pengerjaan bentuk-bentuk tertentu yang sudah distandarkan,
dapat dipakai pahat dengan bentuk tepi potong yang sesuai dengan
hasil yang diinginkan misalnya pahat potong, pahat ulir, pahat bor, dan
lain-lain.

Gambar 2.10. Pahat Bubut

2. Senter
Senter adalah alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan
untuk memikul benda kerja yang akan di bubut.

16
Gambar 2.11. Senter pada Mesin Bubut

3. Pembawa dan Pelat Pembawa


Pembawa adalah alat yang berfungsi membawa benda kerja untuk ikut
berputar sewaktu membubut, alat ini terbuat dari baja tuang dan
mempunyai baut ikat, benda kerja yang akan di bubut dimasukan bagian
ujungnya pada lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut tadi,

Gambar 2.12. Pelat Pembawa


4. Cakra Penjepit (Pelat Genggam)
Cakra penjepit/pelat genggam/ cekam ada dua macam yaitu, cekam yang
mempunyai rahang 4 buah (biasanya tidak otomatis, diputar satu persatu)
yang berfungsi untuk menjepit benda kerja yang berbentuk segi empat,
tidak teratur, bulat atau penjepitan benda kerja tidak harus di tengah-
tengah, pada cekam ini terdapat garis-garis melingkar yang gunanya untuk
memudahkan atau mempercepat pengaturan letak benda kerja ditengah-

17
tengah sehingga titik tengahnya segaris dengan garis senter mesin.
Sedangkan cekam berahang 3 yang memutar sendiri secara otomatis. Alat
ini berbentuk bundar dan mempunyai rahang untuk penjepit benda kerja.
Pada jenis cekam 3 rahang dapat bergerak otomatis atau memusat sendiri
jika salah satu kuncinya di putar. Cekam ini khusus untuk membubut atau
menjepit benda bulat atau bersegi 3; 6; 9 yang sama sisi.

Gambar 2.13. Cakra penjepit 3 rahang dan 4 rahang

5. Kollet atau Tang Penjepit


Untuk menjepit benda kerja yang sudah halus dan bulat (karena
diameternya kecil sehingga sulit untuk dijepit oleh cekam atau pembawa)
maka digunaka kollet (collet) atau tang penjepit dinamakan juga tanduk
penambat. Bentuknya bulat panjang, lehernya tirus dan berlubang,
ujungnya berulir dan kepalanya. Di belah menjadi tiga bagian dan
ukurannya bermacam-macam.
6. Penyangga tetap dan Penyangga Jalan
Penyangga tetap adalah alat yang digunakan untuk menyokong atau
menunjang benda kerja yang dibubut jika bagian yang dibubut itu

18
panjang. Penyangga jalan berfungsi sama, hanya tetapi perbedaannnya
bahwa penyangga jalan pemasanggannya pada eratan dan ikut bergerak
sepanjang jalannya pahat pada alas mesin. Kerja penyangga jalan adalah
menahan benda kerja agar tidak melengkung dan tidak bergetar karena
adanya tekanan pahat yang menyayat.

7. Poros Bantu (Mandrel)


Untuk membubut bagian luar benda kerja yang pendek dan berlubang
dipergunakan poros bantu untuk menyangga agar benda kerja tersebut
dapat dikerjakan tanpa banyak pengaturan atau penyetelan.

Gambar 2.14. Poros bantu pada mesin bubut

8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur atau
gerigian kecil pada benda kerja, benda yang dibuat alur-alur ini
dimaksudkan agar tidak licin dan terdapat pada batang penarik atau
pemutar yang dipegang oleh tangan. Alat ini terdiri dari tangkai dan
sepanjang gigi, gigi tersebut terpasang pada bagian muka tangkai, dan
dibuat dari baja yang dikeraskan, hasil pengkartelan ini ada yang lurus

19
atau serong (belah ketupat), ukuran kehalusan alurnya atau giginya
didalam banyak alut tiap inci adalah kartel kasar.

9. Pendingin Pahat
Cairan khusus digunakan untuk mengurangi panas dan pahat pada waktu
operasi. Gunanya adalah untuk menaikkan umur dari pahat. Pendingin
yang digunakan ada kalanya air dicampur dengan sabun ditambah sedikit
soda ada baiknya digunakan cairan yang dinamakan soluble oil (minyak
yang dilarut dalam air), yaitu campuran antara emulsol (semacam pelumas
yang larut dalam air ± 10 % dengan air.
Ketentuan-ketentuan didalam pendingianan:
a. Banyak zat cair yang digunakan dalam pembubutan. Misal 10 1/mm
b. Cairan itu harus mengenai dahulu geram yang keluar dari benda,
karena pada geram terjadi panas yang lebih besar.
c. Mulai pendinginan begitu mulai membubut, jangan ditunggu dulu
karena dapat menyebabkan keretakan pada pahat.

20
J. PEMBUBUTAN DAN LANGKAH KERJA

1. Rumus kecepatan potong

Dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya, sering juga
disebut dengan kecepatan pada permukaan.

n = putaran benda kerja (rpm)

D = Diameter benda kerja (mm)

Vc = kecepatan pemotongan (m/menit)

2. Rumus kecepatan putaran spindle

Dihitung dari jumlah putaran setiap menitnya, konstanta 1000 adalah


perubahan dari mm ke meter.

n= Putaran mesin bubut (Rpm)

Vc = Kecepatan potong dalam meter/menit (m/menit)

Dm = diameter benda kerja (mm)

21
3. Jenis-jenis mata pahat

Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas dari kanan ke kiri adalah:


a. Pahat alur lebar
b. Pahat pinggul kiri
c. Pahat sisi kiri
d. Pahat ulir segitiga
e. Pahat alur segitiga (kanan – kiri)
f. Pahat alur
g. Pahat ulir segitiga kanan
h. Pahat sisi/ permukaan kanan (lebih besar)
i. Pahat sisi/permukaan kanan
j. Pahat pinggul/champer kanan
k. Paha sisi kanan

 Pahat Rata Kanan Pahat; bubut rata kanan memiliki sudut baji 80 derajat dan
sudut-sudut bebas lainnya.

 Pahat Rata Kiri; Pahat bubut rata kiri memiliki sudut baji 55 derajat.

 Pahat Muka; Pahat bubut muka memiliki sudut baji 550, pada umumnya
digunakan utk pembubutan rata permukaan benda kerja yg pemekanannya
dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter ke arah luar
benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.

22
 Pahat Bubut Ulir; Pahat bubut ulir memiliki sudut puncak tergantung dari
jenis ulir yg akan dibuat. Sudut puncak 55 derajat utk membuat ulir jenis
whitwort. Sedangkan utk pembubutan ulir jenis metrik, sudut puncak pahat
ulirnya dibuat 60 derajat.

 Pahat Luar; Prosesnya adalah benda kerja yg akan dibubut akan bergerak
berputar. Sedangkan, pahatnya bergerak memanjang, melintang, atau
menyudut tergantung pada hsil pembubutan yg diinginkan.

 Pahat Dalam; Pada jenis ini digunakan utk membuat bagian dalam atau
memperbesar lubang yg sebelunya telah dikerjakan dengan mata bor.
Bentuknya juga bermacam-macam, dapat berupa pahat potong, pahat ulir dan
ada yg diikat pada tangkai pahat.

4. Rumus kemiringan tirus

Tirus adalah adanya perbedaan diameter pada benda kerja yang membentuk
garis lurus dan segaris.

Rumus : tg α = D − d

2l

Dimana :

D = Diameter besar bagian tirus (mm)

d = diameter kecil bagian tirus (mm)

l = panjang bagian tirus (mm)

23
k. KESIMPULAN

Praktikum mesin bubut adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasi
dalam mengerjakan produk yang di buat dengan menggunakan mesin bubut pada
dunia teknik industri. Pekerjaan membubut yaitu membuat konstruksi dengan
menggunakan mesin bubut.

Persyaratan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman seseorang dalam


praktek menggunakan mesin bubut dan pelaksanaanya di tempat kerja yang meliputi
tingkat keterampilan dasar penguasaan mesin bubut, tingkat kesulitan produk yang di
buat, tingkat kepersisian hasil karya. Praktikum ini dapat menerapkan k3 dalam
bekerja serta dapat juga menerapkan dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka
sorong, micrometer sekrup, serta mistar baja.

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.

Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang dipasang
dibawah atau disamping mesin, kemudian motor tersebut dihubungkan dengan motor
utama (spindel) dengan sabuk (belt), karena bila motor berputar poros tersebut juga
berputar dan membawa benda kerja ikut berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak
putaran benda kerja, digunakan belt atau susunan roda gigi. Tenaga dari motor selain
untuk menggerakkan poros utama dari kepala tetap (head stock) juga digunakan
untuk mengontrol gerak feed dari alat perkakas.

Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis senter
(center) dari kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni sebagai ½ diameter

24
benda kerja yang bisa dikerjakan sedangkan panjang senter adalah jarak antara kepala
tetap sampai kepala lepas (tail stock) yang merupakan jarak terpanjang dari benda
kerja yang bisa dibubut.

25
DAFTAR PUSTAKA

Mulyanto, Tri. 2013. Proses Manufaktur I (Foundry, Forming and joining)


Edisi 2. Penerbit Universitas Pancasila. Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut

http://pemesinan-bubut.blogspot.com/

http://sholikhin.staff.uii.ac.id/?p=6

http://mansurspk.blogspot.com/2013/10/jenis-dan-bentuk-pahat-mesin-bubut-
cnc.html

26

Anda mungkin juga menyukai