Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KECEPATAN PUTARAN CEKAM PADA PENGEBORAN

POROS PADA MATERIAL BAJA ST 41 DENGAN MEDIA PENDINGIN OLI


SAE 5W/30 MESIN BUBUT KONVENSIONAL

M.jamaludin Alafgani¹, M. WawanJunaidi Usman², Ahmad Faoji³.


Email : jamaludinalafgani053@gmail.com
Kampus II Jl. DewiSartika No. 71 Tegal 52117 Telp. 0283-350567

ABSTRAK
Dalam bidang industri dan logam, mesin bubut konvensional masih banyak dipakai dalam sentra
industri kecil atau menengah, proses pembubutan dapat menentukan hasil dari benda kerja, oleh karena
itu pemilihan kecepatan pembubutan sangat penting. Kecepatan putar mesin bubut mempunyai beberapa
tingkatan putaran spindle yang digunakan sesuai kebutuhan produksi, dan kecepatan yang berbeda akan
menghasilkan kehalusan dan kerataan yang berbeda pada benda kerja.
Proses pengeboran dimulai dengan gerak lurus pada sumbu benda kerja baja ST 41 dengan mata bor
perlahan sedalam 50 mm sehingga diperoleh hasil yang halus dengan kecepatan 280 rpm, 360 rpm, dan
840 rpm. Proses pengeboran dengan diameter 30 mm. kecepatan putaran mempengaruhi hasil akhir.

Kata kunci : Mesin Bubut konvensional, kecepatan putaran mesin bubut, baja ST 41

A. PENDAHULUAN menggunakan mesin bubut dimana sering


1. Latar Belakang diperoleh nilai kekasaran permukaan yang
Kekasaran permukaan dan bentuk dari tidak sesuai dengan yang diinginkan.
sebuah benda kerja yang dihasilkanoleh Judul “Pengaruh kecepatan cekam
mesin bubut merupakan halyang penting, pada poros material baja St 41 dengan
karena kekasaran permukaan dan bentuk media pendingin oli SAE 5w/30 pada mesin
dari benda kerja tersebut berkaitan dengan bubut konvensional”.
gesekan, keausan, sistem dan lain-lainnya.
Pada benda kerja hasil proses permesinan, B. LANDASAN TEORI
akan berbeda dari kekasaran permukaan 1. Mesin Bubut
dan bentuknyaseperti permukaan yang Mesin bubut (engine lathe) merupakan
halus dan kasar. mesin perkakas serbaguna dioperasikan
Proses permesinan akan menentukan secara manual atau otomatis, dan banyak
kekasaran permukaan dari benda kerja dipakai dalam kecepatan produksi rendah
tersebut dimana kekasaran permukaan sampai sedang. Komponen utama dari
dapat dijadikan acuan untuk evaluasi mesin bubut diperlihatkan dalam gambar
produk pemesinan. Kekasaran permukaan dibawah ini.
sebuah bendakerja tidak harus memiliki
nilai yang kecil, tetapi terkadang sebuah
produk membutuhkan nilai kekasaran
permukaan yang besar sesuai dengan
fungsinya. Salah satu produk yang dituntut
memiliki kekasaran permukaan yang
rendah adalah poros.Dimana poros sering
digunakan sebagai alat untuk
mentransmisikan putaran dari alat Gambar 1. Komponen Utama Mesin Bubut.
penggerak seperti motor listrik, sehingga
poros dituntut harus halus agar keausan
dapat dikurangi. Proses pemesinan poros
dapat dilakukan dengan
2. Fungsi Mesin Bubut
Fungsi mesin bubut konvensional
adalah untuk membuat atau memproduksi
benda-benda berpenampang silindris,
misalnya poros lurus, poros bertingkat,
poros tirus, poros berulir, dan berbagai
bentuk bidang permukaan lainnya misalnya
anak buah catur (raja,ratu,pion,dll) [1].
Gambar 2. Sumbu Utama.
3. Klasifikasi dan elemen dasar
permesinan 2. MejaMesin [Bed]
Komponen mesin yang terbuat dari Meja mesin merupakan tumpuan pada
logam mempunyai bentuk yang beraneka waktu pembubutan. Meja mesin berfungsi
ragam. Umumnya komponen dibuat dengan sebagai tempat dudukan kepala lepas dan
proses pemesinan dari bahan yang berasal eretan. Bentuk alas ini bermacam-macam,
dari proses sebelumnya yaitu proses ada yang datar dan ada yang salah satu atau
penuangan (casting) danproses pengolahan kedua sisinya mempunyai ketinggian
bentuk (metal forming). Karena bentuknya tertentu. Permukaannya halus dan rata,
yang beraneka ragam tersebut maka proses sehingga gerakan kepala lepas dan eretan
pemesinan yang dilakukan pun bermacam- menjadi lancar [2].
macam sesuai dengan bidang yang
dihasilkan yaitu silinder atau rata. Pahat
yang bergerak terhadap benda kerja akan
menghasilkan geram dan sementara itu
benda kerja secara bertahap akan terbentuk
menjadi komponen yang di kehendaki [2].

5. Bagian Utama Mesin Bubut


Konvensional
Pada umumnya bagian utama mesin
Gambar 3. Meja Mesin.
bubut konvensional sama walaupun dibuat
di pabrik yang berbeda, hanya saja
3. Eretan[carriage]
terkadang posisi handle atau tuas, tombol,
Eretan sepertimerupakan bagian dari
tabel penunjukan pembubutan
mesin bubut yang berfungsi sebagai
letak/posisinya berbeda.
pembawa dudukan pahat potong. Eretan
Demikian juga dengan cara
terdiri dari beberapa bagian seperti engkol
pengoperasiannya karena memiliki fasilitas
dan transporter [2].
yang sama maka tidak jauh berbeda [2].

1. Sumbu Utama (Main Spindle)


Sumbu utama merupakan bagian
mesin bubut yang berfungsi sebagai
dudukan chuck (cekam) yang didalamnya
terdapat susunan roda gigi yang dapat
digeser-geser melalui handel/ tuas untuk
mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan
pembubutan [2].
Gambar 4. Eretan.
4. KepalaLepas [Tail Stock]
Kepala lepas digunakan sebagai
dudukan senter putar sebagai pendukung
benda kerja pada saat pembubutan,
dudukan bor tangkai tirus, dan cekam bor
sebagai penjepit bor [2].

Gambar 7. Cekam

6. Parameter Yang Dapat Diatur Pada


Mesin Bubut
Tiga parameter utama pada setiap
proses bubut adalah kecepatan putar spindel
Gambar 5. KepalaLepas. (speed), gerak makan (feed), dan kedalaman
potong (depth of cut). Tiga parameter di
Kepala lepas digunakan sebagai atas adalah bagian yang bisa diatur oleh
dudukan senter putar sebagai pendukung operator langsung padamesin bubut.
benda kerja pada saat pembubutan, Kecepatan putar (speed), selalu
dudukan bor tangkai tirus, dan cekam bor dihubungkan dengan sumbu utama
sebagai penjepit bor [2]. (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar
dinotasikan sebagai putaran per menit
(rotations per minute, rpm).
Untuk menghitung putaran mesin bubut
mengunakan persamaan:

Kecepatan Pemakanan : Cs = π.d.n


···· (2.1)
1000
Kecepatan Putaran : 𝑛 = 𝐶𝑠.1000
········ (2.2)
𝜋.𝑑

Gambar 6. Penjepit Pahat. Keterangan :


d : Diameter benda kerja (mm)
5. Cekam Cs : Kecepatan potong (meter/menit)
Cekam merupakan salah satu alat 𝜋 : 3,14
perlengkapan mesin bubut yang berfungsi n : Putaran mesin (rpm)
untuk menjepit/mengikat benda kerja yang
dikerjakan pada proses pembubutan. Cekam Contoh :
ini harus mampu mencekam benda kerja Sebuah baja berdiameter 25 mm, akan
dan memastikan bahwa putaran benda kerja dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25
benar-benar simetris dan tidak oleng. mm/menit. Berapa kecepatan putaran (rpm)
Kapasitas pencekaman ini juga menentukan nya :
kapasitas pengerjaan yang dapat dilakukan
pada mesin bubut tertentu. Macam macam 𝐶𝑠. 1000
𝑛 = 𝜋. 𝑑
cekam mesin bubut dapat dibedakan
berdasarkan gerakan rahangnya dan jumlah 25.1000
rahangnya [2]. 𝑛 = 3,14. 25

25.1000
𝑛= 78,5

𝑛 = 318,471 𝑟𝑝𝑚.
Jadi kecepatan putaran mesinnya 10⁰ ,15⁰ ,20⁰ dapat dilihat pada tabel
adalah sebesar 318,471 rpm. Hasil berikut ini.
perhitungan diatas sebagai acuan dalam
menyetel putaran mesin agar sesuai dengan
putaran mesin yang tertulis pada table yang
ditempel di mesin tersebut.

7. Baja ST 41
Baja ST 41 adalah salah satu dari baja
karbon rendah. Bahan ini termasuk Gambar 10. Tabel Alat Pengujian.
dalam golongan baja karbon rendah
karena dalam komposisinya 2. Bahan
mengandung karbon sebesar 0,08%- Bahan yang digunakan dalam
0,20%. Baja karbon rendah sering pengujian pembubutan material ST 41
digunakan dalam komponen mesin dengan panjang 200 mm, diameter 30 mm..
mesin industri seperti gear, rantai, skrup
dan poros. Selain itu juga baja ST 41
juga digunakan sebagai handle rem
sepeda motor, bodi mobil, pipa saluran,
kontruksi jembatan. Baja ST 41 juga
merupakan baja struktur, sifat-sifat yang
dimilki oleh baja ST 41 mempunyai
kekuatan yang cukup tinggi, dan Gambar 11. Baja ST 41
mempunyai nilai kekerasan yang cukup,
stabilitas dimensi yang baik [3]. D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
C. METODELOGI PENELITIAN Setelah Melakukan proses pengeboran
1. Diagram Alur Penelitian mengguanakan mesin bubut konvensional
diperoleh hasil penelitian pengaruh
kecepatan putaran mesin pada pengeboran
poros material baja ST 41 berdiameter 30
mm dengan kecepatan putaran 280 rpm,
360 rpm, 840 rpm dapat disimpulkan
hasilnya sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil penelitian.

Gambar 9. Diagram Alur Penelitian

2. Alat dan Bahan Dari tabel diatas peneliti sudah


1. Alat menemukan hasil dari proses pengeboran
Alat-alat yang digunakan dalam poros baja ST 41 dengan menggunakan rpm
pengujian pembubutan material ST 41 yang berbeda.
dengan variasi sudut tatal pahat bubut HSS Pada kecepatan 280 rpm, proses
pengeboran benda kerja berjalan lambat dan
hasil seratnya kurang baik terlihat kasar.
Kemudian pada kecepatan berikutnya sebelumnya tidak ada kendala, serat yang
yaitu 360 rpm, pada saat melakukan proses dihasilkan sangat baik.
pengeboran sempat terdengar bunyi
gesekan antara benda kerja dan bor, tetapi
serat yang dihasilkan lebih baik dari pada
sebelumnya.
Selanjutnya pada kecepatan 840 rpm,
pada kecepatan ini proses pemakanan pada
saat pengeboran sangat lancer dan terasa
lebih baik dari sebelumnya tidak ada
kendala.
Gambar 14. Hasil Pengeboran Dengan
2. Pembahasan Penelitian Kecepatan 840 Rpm.
1. Pada proses pengeboran dengan
kecepatan 280 rpm, pengeboran berjalan E. PENUTUP
dengan lambat sehingga dalam proses 1. Kesimpulan
pengeboran pada baja ST 41 dengan Berdasarkan hasil dari pengujian
diameter 30 mm menghasilkan serat yang pengeboran terhadap material Baja ST 41
kurang bagus. Pada Mesin Bubut Konvensional” dengan
putaran mesin 280 rpm, 360 rpm, dan 840
rpm, mempengaruhi tingkat kekasarannya.
maka dapat disimpulkan pada saat
pengeboran baja ST 41 menggunakan
kecepatan 280 rpm hasil seratnya kasar,
sedangkan pada kecepatan 360 rpm hasil
seratnya sedang lebih baik dari sebelumnya,
sedangkan dengan menggunakan putaran
840 rpm hasil seratnya halus.

Gambar 12. Hasil Pengeboran Dengan 2. Saran


Kecepatan 280 Rpm. Dari laporan Tugas Akhir ini penulis
memberikan saran yang berkaitan dengan
2. Pada proses pengeboran dengan pengaruh kecepatan putaran mesin pada
kecepatan 360 rpm, proses pengeboran ini pengeboran poros material baja ST 41
sempat terdengar bunyi gesekan antara dengan media pendingin oli SAE 5w/30
benda kerja dan bor, tetapi serat yang pada mesin bubut konvensional, sebagai
dihasilkan lebih baik dari pada sebelumnya. berikut:
1. Dalam proses pengeboran harus
memperhatikan mata bor dan kecepatan
yang digunakan, agar hasil benda kerja
sesuai seperti yang diinginkan. Dan untuk
lebih lanjut bisa gunakan benda kerja yang
berbeda atau variasinya yang berbeda.

Gambar 13. Hasil Pengeboran Dengan F. DAFTAR PUSTAKA


Kecepatan 360 Rpm. [1] Atmantawarna Patria Henggar,
2013. Perbaikan Mesin Bubut dan
3. Pada proses pengeboran dengan Uji Untuk Kerja Dengan Besi Pejal.
kecepatan 840 rpm, pada kecepatan ini Laporan Tugas Akhir, Program
proses pemakanan pada saat pengeboran Studi DII Teknik Mesin,
sangat lancar dan terasa lebih baik dari
Universitas Diponegoro Semarang.
[2] Azhar Choirul Muhamad, 2014.
Analisa Kekasaran Permukaan
Benda Kerja dengan Variasi Jenis
Material dan Pahat Potong. Skripsi,
Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Universitas
Bengkulu.

[3] Nofri, Taryana, 2017. Analisis Sifat


Mekanik Baja SKD 61 Dengan
Baja ST 41 Dilakukan Dengan
Hardening Dengan Variasi
Temperatur. Bina Teknika, Volume
13 Nomor 2, Edisi Desember 2017,
189-199.

Anda mungkin juga menyukai