TINJAUAN PUSTAKA
4
5
(taper turning), serupa bubut rata di atas, yang membedakan adalah pahatan membentuk
sudut terhadap benda kerja (Yousef et al. 2003).
Gambar 2. 2 Eretan
Sumber : (Andrianta, 2013)
3. Kepala Lepas (Tail Stock)
Penggunaannya guna mendudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja
saat pembuutan. Adapun pendudukan dari bor tangkai tirus dan cekam bor
berfungsi penjepit bor. Kepala lepas mampu bergeser sepanjang alas mesin serta
terdapat lubang tirus pada porosnya, hal ini mengakibatkan penjepitan tangkai bor
mudah.
7
5. Plat Tabel
Merupakan tabel yang mana terdapat penempelan pada mesin bubut terkait
besar kecepatan dan menyatakan besaran dari perubahan antara hubungan roda
gigi dalam kotak dan roda pulles dalam kepala tetap (head stock).
Penggunaannya yaitu sebagai pembilik arah putaran dari sumbu utama. Hal
tersebut diperlukan jika melakukan penguliran, pembubutan permukaan ataupun
pengkartelan.
8
terdapat beberapa bentuk. Sehingga lebih praktis dan mampu menjadi empat
penjepit pahatan bersamaan, jadi ketika diperlukan empat jenis pahat maka
sekaligus dapat terpasang dan tersetel.
Daripada mesin lainnya, mesin bubut sedang memiliki konstruksi lebih detail
serta terdapat peralatan khusus sebagai pelengkap. Selain penghasil perkakas,
juga berguna dalam perbaikan perkakas dan pelatihan sekolah.
1. Pahat Rata
13
4. Pahat Alur
- Benda kerja :
Do = diameter awal ; (mm)
Dm = diameter akhir ; (mm)
lt = panjang pemotongan ; (mm)
- Pahat :
χr = sudut potong utama
- Mesin Bubut :
16
𝜋. 𝑑. 𝑛 m
V = ;( ) ……………..…………………..……….. 2.1
1000 min
Keterangan :
𝑑𝑜−𝑑𝑚
d = ; (mm)
2
mm
Vf =f.n ; ( ) …………………………..………………. 2.2
min
Kecepatan makan merupakan penempuhan jarak pahat pada satu kali putaran
17
benda kerja, jadi satuan f ialah mm/putaran Penentuan gerak makan adalah bentuk
pahat, material pahat serta benda kerja, kekuatan mesin dan terutama keinginanan
seberapa halus permukaan. Penentuannya juga biasa erat hubungannya dengan
seberapa dalam potongan. Harganya berkisar 1/3 sampai 1/20, sesuai keinginan
terkait halusnya permukaan.
𝑙𝑖
Tm = ; (min) ……………………………………..…………. 2.3
𝑣𝑓
𝑑𝑜−𝑑𝑚
a = ; (min) ……………………………………………. 2.4
2
Kedalaman potong (a) (depth of cut), yaiti kedalaman benda kerja ditusuk
pahat ketila dilakukan sayatan atau seberapa tebal tatal bekas pembubutan (Aditya
dan Mahendra. 2013). Saat pemotongan oleh pahat sedalam a, terjadilah
pengurangan diameter benda kerja dua kali kedalaman a, penyebabnya
pemotongan terjadi di dua sisi sebagai akibat perputaran dari benda kerja.
2.5.5 Kecepatan Penghasilan Geram
𝑐𝑚3
Z = A . Vc ; ( ) ………………………..…………………… 2.5
𝑚𝑖𝑛
Kecepatan penghasil geram merupakan laju penghasil geram yang
dipengaruhi oleh gerak makan, kedalaman potong serta kecepatan potong dari
parameter yang telah ditentukan.
Penentuan proses pembubutan lain yaitu dari material pahat serta benda
kerja. Pengaruh dari material terhadap parameter proses pembubutan disajikan
18
tabel dibawah :
Tabel 2. 1 Tabel Pengaruh Material
2.6 Aluminium
Aluminium adalah logam ringan dengan kekuatan melebihi mild stell (baja lunak).
Aluminium pada kondisi dingin terdapat ductility yang bagus serta tingginya daya
tahan korosi. Pemakaian logam tersebut meliputi bidang listrik, transportasi,
bangunan, kimia, dan alat penyimpanan. Paduan sera aluminium sendiri mempunyai
sifat las dan itu kurang baik. Sebabnya sifat aluminium yang menyerupai tingginya
konduktivitas panas, besarnya koefisien muai, reaktif dengan udara dan terbentuk
lapisan aluminium oxida serta berat jenis dan rendahnya titik cair.
Perolehan aluminium berasal dari tanah liat jenis bauksit dan telah dipisahkan dari
unsur lain sebelumnya dengan larutan lawas murni hingga oksid aluminium (Al2O3)
dihasilkan. Pemisahaan unsur zat asam melalui proses elektrolitik oksid aluminium
(Al2O3) guna menjadikan cairan alumunium murni hingga kandungannya mencapai
99,9%.
2. Aluminium Paduan
19
Terdapat dua bnetuk pembeda kekasaran permukaan antara lain Ideal Surface
Roughness dan Natural Surface Roughness (Munadi, 1988). Karakteristik suatu
permukaan memiliki peran penting dalam perancangan komponen mesin. Karakteristik
tersubut perlu memiliki kejeasan pernyataan berkaitan dengan tahanan kelelahan, pelunasan,
gesekan, dua bahkan lebih perekatan komponen mesin, keausan dan ssebagainya. Surface
tester bekerja dengan menggunakan jarum peraba (stylus) yang mana gerakannya
ikut lintasan garis lurus sesuai penentuan jarak sebelumnya. Kondisi benda kerja mampu
diketahui jarum peraba dan kondisi tersebut dikonversi menjadi sebuah nilai kekasaran
permukaan. Kekasaran permukaan dapat diwakilkan kedalam sebuah grafik yang
memiliki bentuk yang sama dengan profil yang diukur (Siswanto and Sunyoto 2018).
20
Berikut ini merupakan penjelasan dari (Alfatih, 2010) tentang jenis-jenis profil
kekasaran permukaan yang ada, antara lain :
1. Profil Geometris Ideal (Geometrically Ideal Profile)
Yaitu profil dari geometris permukaan ideal dan mustahil untuk
memperolehnya karena saat pembuatan terdapat berbagai faktor pengaruh.
Bentuknya sendiri seperti garis lengkung lurus,dan lingkaran.
Terletak di tengah dan membuat ukuran luas atas profil tengah ke profil 19
sama seperti total luas bawah profil tengah hingga terukur. Dengan kata llain
profil referensi tergeser ke bawah berarah tegak lurus menghadap profil
21
geometris ideal hingga batas tertentu dan luas penampang permukaan terbagi
dua bagian sama yaitu atas dan bawah.
Didefinisikan sebagai jarak profil referensi dan terukur juga rerata jarak
profil referensi ke profil tengah
3. Kekasaran rata-rata aritmetis (mean roughness index) Ra
2.8 Geram
Retak mikro yang ditimbulkan benda kerja atas dimulainya pemotongan
mengakibatkan terbentuknya geram. Tekanan pahat yang bertambah,
menyebabkan retakan tersebut menjalar ke depan dan membentuk geram. Namun,
spesikulasi tersebut telah dipatahkan melalui penelitian mengenai mekanisme
pembentukan geram. Yang mana awalnya sifat logam ulet jika terdapat tekanan dan
disekitanya terjadi tegangan pada konsentrasi gaya penekanan mata potong pahat.
Pembentukan geram dasarnya adalah dari lokalisasi geseran pada daerah
sempit. Kemudian menimbulkan deformasi plastis dengan tingginya laju regangan dan
demi tahap akan membentu. Hal ini disebabkan zona tegangan kompresi radial berasal
dari gerakan pahat potong menuju benda kerja (Lesmono and Yunus 2013)
2.8.1 Jenis-jenis Geram
pemotongan. Terbentuk karena deformasi plastis pada zona geser antar benda
1. Harus lebih keras pada pahat (tool) serta dapat menahan aus dibandingkan
benda kerja.
2. Bagian pahat harus dapat memakan pada benda kerja berdasarkan
pemkanan serta sesuai rencana dalamnya potongan.
bersangkutan (ultimate tensile strength), maka akan merubah bentuk. Hal ini
disebabkan oleh deformasi plastis yang material dan tegangan geser tak mampu
ditahan dan benda kerja atau logam diputuskan pada ujung pahat suatu bidang geser
Lokasi bidang geser benda kerja menimbulkan terhadap vektor kecepatan dan
diberi nama sudut geser (shear angle).