Anda di halaman 1dari 6

MENGENAL MESIN BUBUT

DAN MESIN FRAIS KONVENSIONAL


Essay ini ditulis untuk memenuhi Tugas Briefing Praktikum Proses Produksi

Adriyant Helmi Prasetyo


20/463387/TK/51379

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
A. PENDAHULUAN

Dalam menghasilkan produk baik untuk kebutuhan barang ataupun jasa,


industri manufaktur hampir selalu menggunakan alat bantu berupa mesin. Mesin
digunakan dalam proses manufaktur, seperti pembubutan, penyekrapan,
pemotongan, dan proses lainnya. Apabila proses-proses itu dilakukan hanya
dengan tangan manusia, maka pekerjaan akan lebih sulit, membutuhkan waktu
yang lama, dan hasilnya pun akan kurang teliti. Padahal, dalam manufaktur
diperlukan ketelitian dan kepresisian yang tinggi dalam setiap proses dan
komponennya. Dari beberapa mesin perkakas yang ada, salah satunya yaitu mesin
bubut dan mesin frais konvensional yang akan dibahas pada sub bab berikutnya.

B. MESIN BUBUT

I. Definisi dan Fungsi Mesin Bubut


Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki gerakan
utama berputar. Mesin ini memiliki berbagai fungsi seperti membentuk
benda kerja dengan memotong secara berputar dan menghilangkan
sebagian material benda kerja. Mesin bubut dapat membuat benda-benda
dengan bentuk akhir : silindris, konis, lubang, dan bentuk lainnya yang
dilakukan oleh alat iris dan potong yang diam.
II. Bagian-bagian Mesin Bubut
Sebagai mesin perkakas yang memiliki ketelitian tinggi, mesin
bubut tentu memiliki beberapa bagian dan komponen penyusunnya.
Beberapa bagian mesin bubut yang biasa ada dan diketahui adalah sebagai
berikut :
a. Kepala tetap (head stock)
Terdiri dari tiga bagian, yaitu transmisi gear yang berguna
mengatur kecepatan putar benda kerja, batang atau tangkai untuk
mengatur kecepatan putar, dan pemegang benda untuk memegangi
benda kerja sesuai namanya.
b. Bed machine
Sebagai alas atau meja untuk tempat bergesernya tail stock,
carriage, dan steady-rest
c. Kepala lepas (tail stock)
Berguna untuk proses dudukan putar dan pelubangan benda kerja
dengan pemanfaatan tangkai pemegang mata bor.
d. Carriage
Merupakan tempat pemasangan alat iris dan biasa disebut sebagai
eretan. Terdiri dari tiga bagian, yaitu eretan memanjang
(longitudinal carriage), eretan melintang (cross carriage), dan
eretan atas (top carriage)
e. Poros transportir
Merupakan poros trapesium atau segiempat berulir yang berfungsi
membawa eretan ketika terjadi pembubutan otomatis.
f. Poros pembawa
Merupakan poros yang selalu berputar untuk membawa dan
mendukung eretan ketika terjadi pembubutan otomatis.
g. Penjepit (tool post)
Terdiri dari dua macam, yaitu penjepit empat rahang atau biasa
disebut independent chuck dan penjepit tiga rahang atau universal
chuck. Penjepit empat rahang digunakan untuk menjepit benda
kerja silindris dan bentuk tak beraturan, tetapi memiliki waktu
penyetelan yang lama. Sedangkan penjepit tiga rahang untuk
menjepit benda kerja segi enam dan juga silindris dengan waktu
penyetelan cepat.
III. Cara dan Prinsip Kerja
Mesin bubut bekerja menggunakan pahat atau alat iris dengan satu
mata potong yang bergerak secara linier dengan sumbu putar benda kerja.
Alat iris tersebut membuang material pada permukaan benda kerja yang
berputar. Pertama, Benda kerja dicekam oleh poros spindle dengan dibantu
oleh chuck yang memiliki penjepit rahang. Di sisi lain, roda gigi pada
poros spindle akan berputar dan disalurkan ke roda gigi poros
ulir/pembawa melalui poros transportir. Selanjutnya, putaran pada poros
ulir diubah menjadi gerak translasi pada pahat yang terdapat pada eretan
sehingga pahatan akan memakan benda kerja yang berbentuk ulir.
Akibatnya, dengan prinsip kerja seperti ini proses pembubutan biasanya
menghasilkan benda kerja berbentuk silinder.
Dalam prosesnya, terdapat tiga parameter yang dapat diatur pada
mesin :
a. Kecepatan putar spindel (speed).
b. Gerak makan (feed).
c. Kedalaman potong (depth of cut).

C. MESIN FRAIS

I. Definisi dan Fungsi Mesin Frais Konvensional


Mesin frais atau bisa juga disebut sebagai milling machine
merupakan mesin perkakas yang bekerja dengan cara memakan benda
kerja menggunakan alat potong yang memiliki mata banyak yang berputar.
Mesin frais berfungsi untuk membuat beragam bentuk seperti bidang rata,
siku, roda gigi dengan berbagai bentuk, ulir, dan lain sebagainya dengan
mengurangi atau menghilangkan sebagian benda kerja. Hasil benda kerja
yang beragam tersebut dipengaruhi oleh bentuk pisau, arah pemakanan,
dan peralatan lain yang dipakai.
II. Bagian-bagian Mesin Frais
Mesin Frais konvensional memiliki beberapa bagian dan peralatan
sebagai berikut :
a. Catok / ragum
Berfungsi menjepit benda kerja agar tidak berubah posisinya ketika
dilakukan pemakanan. Ada tiga macam ragum berdasarkan
gerakannya, yaitu ragum biasa, universal, dan berputar.
b. Dividing head
Dalam bahasa Indonesia disebut kepala pembagi yang berfungsi
untuk membentuk benda berbentuk segi beraturan yang terdapat
pada poros.
c. Kepala lepas
Digunakan untuk menopang benda kerja yang dikerjakan dengan
dividing head agar benda kerja tersebut tidak terangkat atau
tertekan.
d. Rotary table
Digunakan untuk membagi jarak lubang dan segi beraturan yang
mempunyai pusat di suatu titik.
e. Stub Arbor
Merupakan dudukan cutter sebelum dipasang pada spindle.
f. Arbor
Merupakan tempat pisau yang memiliki ring untuk mengatur posisi.

III. Cara dan Prinsip Kerja Mesin Frais


Mesin frais memiliki ragum untuk memasang benda kerja yang
memiliki gerakan mendatar, berdiri, ataupun berputar. Sedangkan pisau
cutter terpasang pada spindle yang juga ikut berputar bisa searah jarum
jam maupun berlawanan arah. Arah dan kecepatan putar diatur sesuai
keinginan untuk menghasilkan keberagaram kedalaman dan bentuk benda
kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, A.N., Wawan J.N., 2014, Studi Komparasi Nilai Kekasaran Bahan
pada Proses Pembubutan dengan Media Pendigin Dromus dan Oli SAE 40
pada Baja St 37, Jurnal Nozzle, 3(2), 32-36.
Carles, H., Muhammad Y., 2019, Analisa Kekasaran Permukaan Terhadap
Kekerasan Material Pada Proses Milling Dengan Variasi Kecepatan
Feeding, Jurnal Teknik Mesin, 8(2), 10-16.
Dewangga, S., Pasek N., Rihendra D., 2017, Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran
Mesin Bubut Terhadap Keausan pada Alat Potong Pahat Hsstipe Bohler
Mo 1/2x4, Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, 7(1).
Ratlalan, Robert M., 2019, Variasi Kecepatan Putaran Dan Kedalaman Gaya
Potong Mesin Bubut Gedee WeilerLZ330 G Terhadap Permukaan Baja
Karbon ST37, Jurnal Rekayasa Mesin, 14(3), 113-120.
Sastal, Z., dkk., 2018, Pengaruh Kecepatan Potong Terhadap Perubahan
Temperatur Pahat Dan Keausan Pahat Bubut Pada Proses Pembubutan
Baja Karbon Sedang, ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin,
3(1), 1-11.
Yanuar, Hari, dkk., 2014, Pengaruh Variasi Kecepatan Potong Dan Kedalaman
Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Dengan Berbagai Media
Pendingin Pada Proses Frais Konvensional, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Unlam, 3(1), 27-33.

Anda mungkin juga menyukai