Anda di halaman 1dari 14

STUDI PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP SEKTOR UMKM

BIDANG KULINER MAKANAN

Review Paper
Disusun untuk memenuhi tugas besar
mata kuliah Ekonomika dan Teknoekonomika

Disusun oleh:

ADRIYANT HELMI PRASETYO 20/463387/TK/51379


AHLAM NAUF OODA ISWANTO 20/463388/TK/51380
AHMAD DANI RAMADHAN 20/460326/TK/50915
MAURA ADELIA ARNASATI 21/474196/TK/52299
RADEN ADITYA WAHYU PRATAMA 21/479060/TK/52797
SALMA NI’MA RAMADHANI 21/476676/TK/52492

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
ABSTRAK

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau biasa disingkat dengan UMKM mempunyai
tingkat kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari
kuantitasnya yang besar jika dibandingkan dengan usaha lainnya. Dari seluruh bidang usaha
yang ditekuni oleh UMKM, sektor makanan dan minuman (kuliner) mempunyai kontribusi
tinggi dengan prospek yang baik.
Pandemi Covid-19 yang sedang melanda seluruh negara dari berbagai belahan dunia
tidak hanya berdampak serius terhadap kesehatan. Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi sektor
perekonomian, termasuk bidang usaha UMKM kuliner.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mengulas lebih dalam
mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap UMKM di Indonesia, terutama dalam bidang
kuliner makanan. Fokus utama dalam penelitian ini adalah analisis perubahan dan kendala yang
dihadapi oleh para pemilik UMKM kuliner di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif dengan referensi sumber data dari jurnal-jurnal ilmiah
mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap UMKM di Indonesia.

Kata Kunci: UMKM Bidang Kuliner, Pandemi Covid-19, Perekonomian


BAB I
PENDAHULUAN

Pandemi Covid-19 telah memengaruhi stabilitas perekonomian nasional selama satu


tahun terakhir ini. Salah satu bentuk usaha yang mengalami dampak pandemi ialah Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah atau biasa disebut dengan UMKM. Berbagai macam UMKM mendapat
efek dari pandemi, salah satunya adalah UMKM bidang kuliner. Pandemi telah menyebabkan
keterbatasan mobilitas masyarakat, salah satunya adalah aktivitas keluar rumah untuk mencari
makanan. UMKM kuliner mengalami kerugian karena sebagai berikut:
● Rasa skeptis orang untuk keluar rumah selama pandemi
Pandemi menyebabkan orang membatasi mobilitas, termasuk keluar rumah untuk
mencari makan. Banyak orang memilih untuk memasak sendiri di rumah dibandingkan pergi
untuk mencari makan dengan alasan keamanan dan kesehatan. Di samping itu, belum semua
UMKM terhubung dengan aplikasi jasa antar makanan. Hal itu mempersulit UMKM untuk
bertahan dan mengembangkan usahanya pada masa pandemi.
● Pandemi menyebabkan modal dari pengusaha UMKM ikut terganggu.
Keberlangsungan UMKM ikut terganggu karena kurangnya modal. Hal tersebut
disebabkan para pengusaha UMKM harus mengalokasikan modalnya untuk kebutuhan lainnya.
Keterbatasan modal menyebabkan pelaku UMKM kuliner perlu memikirkan solusi untuk
mempertahankan usahanya selama pandemi Covid-19.
Dua alasan tersebut menyebabkan UMKM bidang kuliner perlu survive selama pandemi
untuk mempertahankan usahanya. Berbagai macam inovasi dibutuhkan untuk mempertahankan
keberlangsungan UMKM kuliner selama pandemi Covid-19.
BAB II
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan dan mencatat segala data informasi baik data primer maupun data sekunder.
Pengumpulan data menggunakan metode telaah dan kajian dari artikel dan serta jurnal hasil
penelitian dengan topik serupa sehingga dapat memberikan deskripsi yang akurat. Dengan
adanya keterbatasan waktu dan kurang fleksibel-nya sumber referensi, maka pengumpulan data
dengan topik pengaruh pandemi Covid-19 terhadap sektor UMKM bidang kuliner diperoleh dari
artikel serta jurnal penelitian yang telah dipublikasi oleh para peneliti sebelumnya dalam
platform online. Perolehan data dari peneliti yang berbeda akan ditelaah dan dikaji ulang untuk
mendapatkan kesimpulan serta evaluasi dampak Covid-19 terhadap UMKM di Indonesia,
khususnya pada bidang kuliner. Waktu penelitian berlangsung selama kurang lebih satu bulan,
dari bulan Februari hingga Maret 2022.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tingkat Peminatan dan Pendapatan Warung Makan Terdampak Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia turut berdampak pada sektor kuliner,
salah satunya adalah usaha warung makan. Karena pandemi, banyak orang enggan keluar
rumah karena mereka skeptis terhadap dampak Covid-19. Hal ini menyebabkan peminat
warung makan menurun sehingga pendapatannya ikut menurun. Berikut ini merupakan data
pendapatan warung makan di sekitar beberapa kampus di kota Surakarta.

Tabel 3.1.1. Rata-Rata Pendapatan dan Jumlah Pelanggan di Sekitar UMS

Lokasi Warung Sebelum Covid-19 Awal Covid-19 Februari 2021


Makan

Pendapatan Pelanggan Pendapatan Pelanggan Pendapatan Pelanggan


(Rp) (Orang) (Rp) (Orang) (Rp) (Orang)

UMS

Warung Makan 616.666 137 304.166 65 354.166 77


Kaki Lima

Warung Makan 3.950.000 320 1.775.000 115 2.608.333 183


Rumahan

Warung Makan 11.000.000 360 5.208.333 169 8.333.333 223


Tabel 3.1.2. Rata-Rata Pendapatan dan Jumlah Pelanggan di Sekitar UNS

Lokasi Warung Sebelum Covid-19 Awal Covid-19 Februari 2021


Makan

Pendapatan Pelanggan Pendapatan Pelanggan


(Rp) (Orang) (Rp) Pelanggan Pendapata (Orang)
(Orang) n (Rp)

UNS

Warung Makan 520.000 142 198.333 51 198.333 60


Kaki Lima

Warung Makan 1.375.000 180 477.083 60 1.170.833 80


Rumahan

Warung Makan 13.166.666 338 6.625.000 123 9.041.666 208

Sumber: Survey, 2020

Berdasarkan tabel 3.1.1. dan 3.1.2., kami mendapatkan informasi bahwa pandemi
Covid-19 menyebabkan penurunan jumlah pelanggan pada warung makan di sekitar UMS
dan UNS. Penurunan jumlah pelanggan ini berujung pada penurunan pendapatan warung
makan. Semakin sedikit pelanggan yang datang, maka semakin sedikit juga pendapatan
yang didapat warung makan. Akan tetapi, didapatkan hasil kenaikan pada pendapatan
warung makan seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, pemilik warung makan harus
melakukan inovasi pada usahanya agar tetap dapat berjalan pada situasi ini sampai pandemi
berakhir.

3.2. Tantangan dan Alasan Terjadinya Penurunan Keuntungan UMKM Kuliner


Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap sektor UMKM, khususnya di bidang
kuliner makanan. Hal tersebut terjadi karena selama pandemi Covid-19, sektor UMKM,
khususnya bidang kuliner makanan, banyak mengalami kebangkrutan karena ketatnya
aturan-aturan Pemerintah selama pandemi Covid-19. Peraturan tersebut berupa setiap
restoran, rumah makan, dan warung makan diwajibkan mengikuti protokol kesehatan yang
cukup rumit. Di samping itu, Pemerintah juga menerapkan pembatasan jam makan yang
berujung pada turunnya penghasilan dan tutupnya usaha kuliner makanan. Selain itu, timbul
persaingan tidak sehat antara pelaku UMKM kuliner yang penghasilannya rendah dengan
pengusaha kuliner yang penghasilannya di atas rata-rata. Para pelaku UMKM kuliner yang
penghasilannya rendah harus berjuang dari ancaman kebangkrutan karena keterbatasan
modal. Minimnya inovasi dan kreasi untuk mengembangkan usaha kuliner juga tidak
dimiliki pelaku UMKM kuliner makanan sehingga usaha mereka harus menerima banyak
kerugian selama pandemi Covid-19.

3.3. Strategi dan Inovasi yang Dilakukan Pelaku UMKM Kuliner untuk Menghadapi
Pandemi agar Tetap Bisa Bertahan
Banyaknya tantangan yang dihadapi pelaku UMKM kuliner menyebabkan mereka
mengalami penurunan pendapatan. Mereka perlu memiliki strategi dan inovasi. Tujuannya
adalah untuk tetap bertahan dalam menghadapi perubahan kondisi dan tren ekonomi akibat
pandemi Covid-19. Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan kinerja,
khususnya penjualan dan pertumbuhan keuangan yang positif. Langkah lain ialah
menentukan strategi yang didahului dengan menganalisis aspek-aspek internal usaha
maupun eksternal agar strategi tersebut dapat diimplementasikan secara efektif. Contohnya
adalah pelaku UMKM kuliner perlu mengenal lebih jauh masa konsumsi produk,
mengetahui risiko-risiko penyebaran virus Covid-19, melihat perilaku pesaing, dan lain
sebagainya. Beberapa strategi dan inovasi dalam berbagai aspek yang dipakai pelaku
UMKM kuliner adalah sebagai berikut.
1. Pemasaran dan Promosi
Peran revolusi industri 4.0 turut mempengaruhi tren UMKM dalam memasarkan
produknya selama masa pandemi. Tren pemasaran yang semula bersifat konvensional,
seperti melalui koran, TV, dan radio, berubah ke pemasaran dengan media sosial yang
bisa diakses melalui gadget. Alasan pendukungnya adalah menurut data survei oleh
Badan Pusat Statistik, kecenderungan masyarakat untuk berbelanja online meningkat
sebesar 31% selama pandemi Covid-19. Selain itu, pada masa pandemi, mayoritas
masyarakat berada di rumah dan beraktivitas dengan gadget-nya. Kemudahan dan
rendahnya biaya pemasaran melalui media sosial sehingga tidak menambah variable
cost secara signifikan menjadi faktor ekonomi mengapa pelaku UMKM kuliner
menggunakan cara ini. Berbagai platform yang sering digunakan adalah Instagram,
Facebook, Whatsapp, Twitter, dan TikTok. Melalui platform-platform tersebut, pelaku
UMKM kuliner akan membuat penawaran metode pembayaran dan pengiriman yang
beragam dengan menyesuaikan kebiasaan dan keinginan konsumen.
2. Distribusi
Bekerja sama dengan jasa transportasi online seperti GoFood, GrabFood, dan Shopee
Food adalah pilihan tepat yang hampir dilakukan semua pelaku UMKM kuliner karena
aman, transparan, praktis dan bisa menjawab peraturan pembatasan kegiatan sosial oleh
Pemerintah. Selain itu, selama pandemi Covid-19, masyarakat lebih sering beraktivitas
di rumah. Dari berbagai pengolahan data, pengaruh kenaikan penjualan setelah bekerja
sama dengan jasa pengantaran transportasi online meningkat mulai dari 13% hingga
300%, dimana inovasi distribusi ini terbukti efektif.
3. Produksi dan Packaging
Fokus UMKM kuliner pada aspek ini adalah untuk meningkatkan kebersihan dan
kehigienisan produk dengan memperhatikan proses pembuatan, seperti menggunakan
masker dan sarung tangan. Selain itu, para pelaku UMKM kuliner juga
mempertimbangkan produksi kemasan yang akan digunakan. Contohnya adalah
produksi kemasan yang lebih rapat, seperti kemasan ganda, kemasan yang lebih tebal,
dan kabel ties untuk meminimalisasi risiko penularan virus. Dari berbagai upaya yang
dilakukan, konsumen akan merasa lebih aman ketika membeli dan mengonsumsi
produk.
4. Inovasi Produk
Produk UMKM kuliner sangatlah beragam dan memiliki pangsa pasar yang luas.
Inovasi produk sangat diperlukan untuk tetap mendapatkan pangsa pasar dan tidak
kalah dengan kompetitor. Contoh upaya yang bisa dilakukan adalah membuat varian
produk yang unik, khas, dan fresh. Beberapa inovasi produk kuliner bisa disesuaikan
dengan kondisi pandemi seperti menggunakan zat-zat tertentu yang dianjurkan
dikonsumsi dengan alasan kesehatan.
5. Kas dan Keuangan
Untuk menjaga kondisi ekonomi yang tidak menentu, banyak dari UMKM kuliner yang
menyesuaikan biaya dengan menekan biaya produksi dan mengganti bahan baku
alternatif dengan harga lebih murah tanpa mengurangi kualitas produknya. Penyesuaian
jumlah dan gaji karyawan juga dilakukan beberapa UMKM kuliner agar bisa bertahan
pada masa pandemi Covid-19.
6. Konsumen
Peran konsumen lama berpengaruh terhadap kondisi UMKM kuliner karena dengan
menjaga konsumen lama, mereka dapat menghemat biaya akuisisi hingga 5 kali lipat.
Caranya adalah dengan menjaga rasa, kualitas, harga produk, dan pelayanan serta
sarana prasarana yang digunakan. Fleksibilitas yang ditawarkan pelaku UMKM kuliner
dalam menawarkan metode pemesanan, pembayaran, dan pengiriman juga akan
menjaga loyalitas konsumen lama yang memungkinkan mereka untuk melakukan
repeat order.

3.4. Peran Pemerintah dan Swasta dalam Menyelamatkan UMKM Kuliner pada Masa
Pandemi
Pengembangan sektor UMKM merupakan salah satu upaya meningkatkan
perekonomian masyarakat terutama dalam pemulihan perekonomian pada masa pandemi.
Tidak adanya kepastian kapan pandemi akan berakhir. Kemunculan pandemi sendiri
membuat perekonomian dunia menyusut hingga 4,3% pada tahun 2020. Sebelum pandemi
Covid-19, yakni pada tahun 2019, UMKM berperan hingga sebesar 60,34% terhadap
Pendapat Domestik Bruto (PDB) Nasional. Peran Pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan
untuk menyelamatkan nasib UMKM yang terkena dampak pandemi Covid-19. Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berinovasi meluncurkan “e-katalog” untuk
meningkatkan daya saing kemampuan UMKM pada era digital. Para pelaku UMKM juga
mendapatkan pendampingan melalui program Kakak Asuh UMKM untuk meminimalisasi
adanya kesenjangan pengetahuan pemanfaatan teknologi. Menurut survei KIC atau Katadata
Insight Center, sebanyak 34% pelaku UMKM belum bisa menggunakan internet dan 23,8%
masih minim dalam menjalankan bisnis online.
Penambahan fungsi kartu prakerja dilakukan Pemerintah sebagai langkah untuk
mengembangkan kewirausahaan yang sebelumnya hanya digunakan untuk meningkatkan
produktivitas pekerja. Melalui program ini, para pemilik kartu akan mendapatkan bantuan
Rp3,5 juta dan dapat mengajukan pinjaman dengan bunga rendah yakni 3% yang disebut
Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program lain untuk menstimulasi nasib UMKM kuliner adalah
program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mendukung lebih dari 30 juta UMKM
pada tahun 2020 dengan biaya Rp 112,84 triliun melalui penyesuaian restrukturisasi
pinjaman, bantuan modal, keringanan tagihan listrik, dan dukungan pembiayaan lain.
Tidak hanya pemerintah pusat dan kementerian terkait yang memberikan perannya
untuk menyelamatkan nasib UMKM, pemerintah daerah dan pihak swasta juga turut
berpartisipasi. Banyak dari pemerintah daerah yang mengadakan pelatihan dan webinar
terhadap UMKM kuliner tentang digitalisasi pemasaran, pelatihan kewirausahaan, dan
strategi bersaing pada masa pandemi, seperti yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Grab
selaku pihak swasta berperan dengan memberikan iklan gratis, meningkatkan jangkauan
produk, dan membuat platform khusus untuk memberikan peluang terhadap UMKM kuliner
agar memasarkan produk mereka lebih luas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data yang telah kami ulas, krisis yang
bermula pada sektor kesehatan ini telah merambah dan memengaruhi sektor lainnya, termasuk
sektor ekonomi, yakni berupa UMKM kuliner. Terpuruknya sektor UMKM kuliner membawa
dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia karena hal ini terjadi secara menyeluruh di
seluruh kota di Indonesia, baik kota besar maupun kecil. Di samping itu, melemahnya sektor
UMKM kuliner menyebabkan banyaknya pemutusan hubungan kerja atau PHK tanpa adanya
ketersediaan atau penambahan lapangan pekerjaan.
Berbagai pembatasan yang dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 telah
mengakibatkan para pelaku UMKM sulit untuk mempertahankan bisnis mereka. Oleh karena itu,
untuk mempertahankan bisnisnya, para pelaku UMKM perlu melakukan sebuah inovasi, yaitu
mengubah model bisnis mereka dari bisnis konvensional menjadi bisnis digital. Selain itu, pelaku
UMKM harus menggiatkan kembali pemasaran, memperhatikan distribusi, menciptakan inovasi
produk, serta memperbaiki kualitas. Hal ini bertujuan agar para pelaku UMKM mampu
meminimalisasi dampak dari pandemi terhadap sektor UMKM bidang kuliner dan secara
perlahan dapat kembali pulih seperti sedia kala.

4.2. Saran
1. Para pelaku UMKM perlu menyiapkan strategi untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi
pandemi Covid-19 guna mempertahankan eksistensi usahanya.
2. Para pelaku UMKM perlu melakukan inovasi pada produknya dengan tujuan menarik minat
para konsumen guna meningkatkan pendapatan.
3. Para pelaku UMKM perlu aktif dalam pemanfaatan teknologi digital, seperti e-commerce
dan media sosial guna memperluas jangkauan pasar serta meningkatkan jumlah konsumen
dan pendapatan.
4. Pemerintah perlu menetapkan kebijakan terkait melalui instrumen fiskal maupun moneter
dalam usaha penyelamatan perekonomian, khususnya bagi UMKM.
5. Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM dalam bentuk
pemberian modal, terutama bagi UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 untuk
memastikan keberlangsungan kegiatan usaha.
6. Pemerintah harus menjamin ketersediaan barang logistik, terutama barang yang merupakan
bahan baku dari kegiatan UMKM, serta menjaga kestabilan harga pasar untuk menjaga
kegiatan usaha agar dapat terus berlangsung dengan optimal.
7. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan fasilitas bagi pelaku UMKM dalam bentuk
bimbingan guna mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dalam strategi peningkatan
pemasaran produk.
DAFTAR PUSTAKA

Adlan, Muhamad Aqim. (2021). Peran Pemerintah Dalam Menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah di Era Pandemi Covid-19 (Sebuah Kajian dalam Perspektif Ekonomi Islam).
http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/nisbah/article/view/3552

Arisah, Nur. (2021). Kajian Peluang dan Tantangan UMKM: Sanggupkah Sektor Kuliner
Bertahan di Masa Pandemi COVID-19? https://ojs.unm.ac.id/tekpend/article/view/22610

Astralia, Sela. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Warung Makan di Lingkungan
Sekitar Kampus di Kota Solo (Studi pada Lingkungan Kampus UMS dan UNS).
http://eprints.ums.ac.id/91339/18/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Cahya, Agus Dwi, Dimas Martha Kusuma dan Mahda F.B. (2021). Analisis Layanan Go-Food
Dalam Meningkatkan Penjualan pada UMKM Kuliner di Yogyakarta.
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jie/article/view/16830

Farhan, Aditya, Annisa Ilmi Faried, dan Diwayana Putri Nasution. (2022). Analisis Pelaku
Usaha Kuliner Terhadap Pendapatan Pelaku UMKM di Kecamatan Medan Selayang.
https://journal.pancabudi.ac.id/index.php/jepa/article/download/3981/3723/

Hardilawati, Wan Laura. (2020). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19.
https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934

Pratama, M. Yogi. (2018). Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi pada Pengusaha Kuliner yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi).
http://repository.uinjambi.ac.id/558/1/SES141378%20M.%20Yogi%20Pratama%20Ekonomi%20
Syariah%20-%20Yogi%20Pratama.pdf
Sukma, Tri dan Ezizwita. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Bisnis Kuliner dan
Strategi Beradaptasi di Era New Normal.
http://www.jurnal.unidha.ac.id/index.php/JEBD/article/view/169/129

Wibowo, Agung, Eny Lestari, dan Mega Shintya Andriyani. (2021). Strategi Menjaga Motivasi
Pelaku UMKM Kuliner Dalam Beradaptasi di Tengah Pandemi Virus Covid-19.
https://prosiding.senmabis.nusaputra.ac.id/article/download/24/10

Wikrama Parahita. (2022). Peningkatan Kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Kluster Makanan Kering di Kabupaten Cianjur.
https://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/parahita/article/view/3722/1945

Yolanda, Desy dkk. (2021). Strategi Usaha Mikro Kecil (UMK) Kuliner Menghadapi Pandemi
Covid-19 di Jakarta. http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/DRB/article/view/14536/pdf

Zahidi, Ahmad dan Eka Armas Pailis. (2022). Analisis Kondisi UMKM pada Masa Pandemi
COVID-19 di Kota Pekanbaru (Studi Kasus UMKM Makanan dan Minuman).
https://jip.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIP/article/view/5836/pdf

Anda mungkin juga menyukai