Anda di halaman 1dari 10

KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH UMKM

DIMASA PANDEMI COVID 19

Nur anisa dewi

Perbankan syariah UIN Antasari Banjarmasin

Nuranisadewi03@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah agar kita dapat memahami dan menganalisis bagaimana
dampak virus corona terhadap perkembangan bisnis UMKM di Indonesia. Metode analisis yang
adalah metode kualitatif dari penelitian ini.

Umkm kecil dan menengah berada di garis depan guncangan ekonomi yang disebabkan
oleh pandemic covid-19 dan tindakan penguncian yang ketat tiba-tiba menghentikan kegiatan
ekonomi, dengan penurunan permintaan global dan gangguan pasokan. Dalam studi pendahuluan,
lebih dari 50% umkm menetapkan bahwa mereka akan bangkrut dalam beberapa bulan mendatang.
Dampak pandemic covid-19 pada sector umkm niscaya akan sangat mempengaruhi keadaan
perekonomian Indonesia. Dalam (1.) jumlah unit Usaha di Indonesia per 2018 total 64,2 juta unit
usaha, dengan jumlah unit usaha UMKM sebesar 64,1 juta (99,9%). (2) kontribusi pada jumlah
tenaga kerja, jumlah tenaga kerja di Indonesia per 2018 total 120,6 Juta orang, dengan jumlah
tenaga kerja UMKM sebesar 11,69 Juta (97%) (3) kontribusi pada PDB, jumlah kontribusi PDB
dunia usaha di Indonesia per 2018 total 14.038.598 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap
PDB sebesar 8.573.895 Milyar (61,07%) (4) kontribusi terhadap ekspor Non migas jumlah ekspor
non migas Indonesia per 2018 total 2.044.490 Milyar, dengan kontirbusi investasi, jumlah
investasi di Indonesia per 2018 total 4.244.685 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap
invetasi sebesar 2.564.549 Milyar (60,42).

PENDAHULUAN
Pandemic covid-19 yang terjadi di seluruh pelosok tanah air tentunya berdampak sangat
besar pada berbagai sector, khususnya sector ekonomi. Dampak ekonomi ini tidak hanya bersifat
local tetapi juga global. Dana moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global akan
tumbuh minus 3%. Di Indonesia, hal ini tentunya juga akan berdampak besar pada industry
pariwisata, sector perdagangan, dan industry termasuk usaha kecil, mikro dan kecil menengah
(UMKM). Di Indonesia, menurut data terbaru tanggal 4 mei 2020, sebanyak 11.192 kasus covid-
19 yang melibatkan PHK besar-besaran pada beberapa perusahaan, dan penutupan beberapa
perusahaan mengakibatkan PHK karyawan.

Menurut laporan organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi (OECD),
pandemic covid 19 berdampak besar pada perkonomian dalam hal penawaran dan permintaan. Di
sisi pasokan bahan baku dan tenaga kerja tidak sehat, serta rantai pasok yang juga mengalami
kendala. Disisi permintaan, ada lebih sedikit permintaan dan kepercayaan konsumen yang kurang
terhadap produk. OECD juga menyimpulkan bahwa UMKM berdampak signfikan terhadap
kondisi covid-19 umkm sangat rentan terhadap gangguan bisnis karena seringkali terkait langsung
dengan industry pariwisata, transportasi, dan kuliner yang membutuhkan vendor cepat, yang
kesemua nya terkena dampak parah covid-19.

Data kementerian koperasi dan usaha kecil dan menengah (UMKM) menunjukkan bahwa
pada tahun 2018 indonesia memiliki 64.194.057 UMKM yang mempekerjakan 116.978.631
tenaga kerja, sedangkan Indonesia di dominasi oleh UMKM yang merupakan tulang punggung
perekonomian nasional yang juga terkena imbas serius dari hanya dari segi produksi. Dan
pendapatan mereka sendiri. Tetapi juga jumlah karyawan yang harus ditentukan jajaran karena
pandemic ini (Pakpahan, 2020) UMKM kurang memiliki ketahanan dan fleksibitas untuk
menghadapi pandemic ini karena beberapa alasan, seperti tingkat digitalisasi yang rendah,
kesulitan dalam mengakses teknologi, dan kurang nya pemahaman tentang strartegi kelangsungan
usaha. UMKM harus mampu beradaptasi dengan perubahaan bisnis yang ada karena bisnis yang
dapat bertahan adalah bisnis yang bereaksi terhadap waktu.
perkembangan 1bisnis ada karena bisnis yang mampu bertahan adalah bisnis yang responsive
terhadap perkembangan zaman

Terkait pandemic covid-19 perintah pembatasan social 2020 pemerintah membuat


pembatasan maksimal. Pergerakan orang dan barang serta mewajibkan masyarakat tetap dirumah
saja jika tidak ada kebutuhan mendesak. Hal tersebut juga berdampak pada terbatasnya aktivitas
UMKM dan rendah nya jumlah konsumen yang berbelanja lansgung di bandingkan hari biasa. Hal
ini memungkinkan pelaku ekonomi beradaptasi dengan membuka toko/ penjualan online melali e-
commerce. E-commerce adalah system penjualan, pembelian dan pemasaran produk dengan
menggunakan elektronik (Kotler, Philip dan Amstrong, 2012) penelitian ini menyimpulkan bahwa
e-commerce berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan hasil pemasaran dan
pendapatan UMKM.

Selain melakukan transaksi e-commerce UKM juga harus mampu mengkomunikasikan


produk secara intensif melalui penggunaan produk digital marketing dan social media marketing,
sehingga mampu menjangkau konsumen secara langsung dan mengutamakan biaya promosi.
Pemasaran digital adalah pemasaran yang menggunakan akses internet, media social, dan alat
digital lainnya. Pemasaran digital dapat membantu perusahaan atau pelaku bisnis dalam
mempromosikan dan memasarkan produk dan layanan nya, serta dapat berkembang menjadi pasar
baru yang sebelum nya ditutup atau dibatasi karena keterbatasan waktu, jarak dan metode
komunikasi (Prabowo, 2018) hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran digital berpengaruh
positif dan signifikan terhadap peningkatan penjualan UMKM.

[10:45, 1/12/2021] Anis: Pandemi Covid-19 menyebabkan modifikasi dan perubahan


dalam struktur pembelian konsumen. Biasanya, bahkan jika ada penjualan online, banyak
konsumen selalu membeli produk langsung di toko atau pusat perbelanjaan. Tetapi setelah
terjadinya pandemi Covid 19, ada batasan dan peraturan pemerintah untuk tidak meninggalkan
rumah, konsumen tidak mengizinkannya berlama-lama di luar rumah. Pemain UMKM juga harus
menyesuaikan dan mengkodekan penjualan produk dan layanannya. Itu harus meningkatkan
kualitas produk dan penyesuaian layanan untuk menarik konsumen. Menurut (Gary, 2013),

1
Wan laura Hardilawati, “Strategi Bertahan UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19,” Jurnal
Akuntansi Dan Ekonomika 10, no. 1 (17 Juni 2020): hlm. 90-91,
https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934.
kualitas produk adalah kapasitas suatu produk dalam demonstrasi fungsinya, itu mencakup daya
tahan keseluruhan, keandalan, keakuratan, kemudahan penggunaan serta perbaikan produk juga
Atribut produk lainnya. Menurut (Tjiptono, 2011), kualitas layanan adalah tingkat manfaat yang
diharapkan dan kontrol tingkat keunggulan untuk mencapai keinginan pelanggan atau kualitas
tingkat layanan yang disediakan untuk beradaptasi dengan harapan pelanggan. Penelitian
(Tripayana dan Pramono, 2020) dan (Les Estarties dan R, 2019) menunjukkan bahwa kualitas
kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap pembelian konsumen dan
peningkatan kecepatan sehingga Loyalitas pelanggan selanjutnya dapat dibentuk.

Menurutnya, konsumen penjualan dan kepercayaan juga sangat mempengaruhi


aktivitas UMKM. Untuk alasan ini, pengusaha perlu menciptakan kepercayaan dan hubungan
konsumen atau hubungan pemasaran. Pemasaran relasional adalah panduan komersial yang
berfokus pada pemeliharaan hubungan baik dengan pelanggan yang sudah ada dan membangun
hubungan yang dekat dan saling menguntungkan antara aktor perusahaan dan konsumen untuk
menciptakan pembaruan untuk melatih kesetiaan konsumen ( Kotler, Philip dan Armstrong 2012).
Dalam penelitian (Hardilawati, 2019), diperoleh bahwa pemasaran hubungan pelanggan memiliki
efek tetapi tidak signifikan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Ini terjadi karena selalu ada
kurangnya pemahaman atau kurangnya implementasi maksimum dari hubungan pemasaran
MPCE. Pemasaran hubungan yang paling tepat dan maksimum harus membantu UMKM bertahan
dan memiliki daya saing yang tinggi.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab apa yang dapat dilakukan pelaku UMKM untuk
dapat mempertahankan bisnis mereka ditengah pandemic covid-19 yang melanda dunia. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjabarkan apa saja startegi bertahan yang harus
dilakukan oleh pelaku UMKM sehingga mereka mampu terus bertahan dan menjadi lebih
responsive terhadap perubahan iklim bisnis terutama saat terjadi covid-19. 2

2
Adityo Susilo dkk., “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini,” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7, no.
1 (1 April 2020): hlm. 100-103, https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Peneliti mengumpulkan dan menjelaskan semua fenomena yang terjadi karena Covid-19 dan
dampak pada aktivitas UMKM di Indonesia.

Selain itu, karena keterbatasan waktu dan materi terkait penelitian ini, penulis
mengumpulkan beberapa artikel yang terkait kemudian mengambil kesimpulan dari beberapa
artikel tersebut. Berdasarkan data yang diolah P2E LIPI, dampak penurunan pariwisata terhadap
UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan minuman mikro mencapai 27%. Sedangkan
dampak terhadap usaha kecil makanan dan minuman sebesar 1,7%, dan usaha menengah diangka
0,07%. Pengaruh virus covid-19 terhadap unit kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro akan
berada di angka 17.03%. untuk usaha kecil disektor kerajinan kayu dan rotan 1,77% dan usaha
menengah 0,01% sementara itu. Konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi antara 0,5% hingga
0,8% (katadata.co.id, 2 maret 2020). Padahal, usaha mikro kecil menengah (UMKM) memliki
peran yang sangat strategi dalam perekonomian Indonesia. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan distribusi cepat dampak Covid-19 pada penurunan ekonomi global mulai terasa di
negara itu. Banyak penulis UMK telah menutup karyawan mereka untuk menutup upaya mereka.
Salah satu penyebabnya adalah penurunan penjualan penjualan. Pekerjaan rumah, yang disebut
lagu WFH juga mempengaruhi penurunan omset. Pemain UMKM mengalami penurunan
pendapatan yang drastis karena penerapan jarak fisik dan penerapan pembatasan sosial skala besar
(PSBB), pembatasan yang dikenakan pada kegiatan masyarakat memengaruhi kegiatan
masyarakat yang memengaruhi kegiatan komersial yang kemudian mempengaruhi ekonomi.
Pelanggan menutup dan menjaga jarak dan berdampak pada kegiatan bisnis. Kegiatan interaksi
fisik antara wijen manusia berkurang dan memungkinkan orang untuk secara signifikan
mengurangi kegiatan ekonomi. Ini berdampak pada bisnis di sektor manufaktur, transportasi dan
penurunan pariwisata. Situasi ini sangat mengkhawatirkan, mengingat banyak kewajiban yang

3
Andi Amri, “DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM DI INDONESIA,” BRAND Jurnal Ilmiah Manajemen Pemasaran
2, no. 1 (29 Juni 2020): hlm. 126-128.
perlu didukung, seperti membayar listrik, membayar karyawan dan sebagainya. Industry
pariwisata merupakan salah satu industry yang terdampak oleh penyebaran virus ini. Ketua bali
tourism board (BTB) Gabungan industry pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung
Partha Adnyana mengatakan telah terjadi 40.000 pembatalan hotel dengan kerugian mencapai Rp
1 triliun setiap bulan (Kontan, 5 maret 2020). Lesunya sector pariwisata memiliki efek domino
terhadap sector UMKM berdasarkan data yang diolah P2E LIPI, dampak penurunan pariwisata
terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan minuman mikro mencapai 27%.
Sedangkan dampak terhadap usaha kecil makanan dan minuman sebesar 1,77% dan usaha
menengah diangka 0,07%. Ikhsan memperkirakan omset UMKM di sector non kuliner turun
3035% sejak covid-19 penyebabnya adalah penjualan produk ini mengandalkan tatap muka atau
pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik. UMKM yang menjual produk non-kuliner
menyasar wisatawan asing sebagai pasar (Kompas, 10 Maret 2020).

[11:06, 1/12/2021] Anis: Kehadiran virus Corona (Covid-19) telah memperburuk situasi
ekonomi di seluruh dunia. Pandamic Covid 19 membawa kesengsaraan luas bagi para pekerja di
sektor formal dan informal. Lebih dari 1,5 juta pekerja telah diberhentikan atau dipengaruhi oleh
PHK

Ubah cara melakukan bisnis dan beroperasi dalam layanan pelanggan. Meskipun teknologi
komputer telah ada selama beberapa dekade, konsep transformasi digital masih relatif baru dan
berkewajiban dari pemain UMKM karena kondisi pandemi CVIV-19 saat ini.

Bank Indonesia mencatat 72,6% usaha kecil dan menengah yang dipengaruhi oleh pandemi
Covid 19. Pengusaha mengalami penurunan penjualan ke modal dan bahan baku.

Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia, termasuk Indonesia, pasti akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat, aspek kesehatan dan sosial dan ekonomi masyarakat. Pandemi Covid-19
telah mengubah banyak kebiasaan masyarakat dalam berbagai kegiatan, termasuk pembelian.
Kebijakan Beberapa negara untuk melakukan pembatasan sosial untuk menghambat penyebaran
virus Covid 19 yang dipilih orang untuk berbelanja online. Situasi ini mendorong percepatan
ekonomi digital. Penjual pasti harus mengubah strategi baru untuk memantau pengembangan
model konsumsi publik hingga digital dan mengubah kebiasaan perusahaan untuk belanja online.
Perkembangan digital dalam globalisasi sangat berpengaruh pada roda ekonomi, termasuk pasar
ritel. Pasar ritel telah berusaha untuk memindahkan keberadaan pasar tradisional, tetapi pada
kenyataannya, keberadaan pasar ritel modern telah dipengaruhi oleh globalisasi bahwa beberapa
pasar ritel mulai jatuh seperti musim gugur.

Perbaikan kualitas produk dan pelayanan

Ditengah pandemic covid 19 ini, konsumen lebih berhati-hati dalam menggunakan barang
dan jasa dan terjadi penurunan kepercayaan konsumen terhadap barang dan jasa yang dijual oleh
perilaku usaha. Selain itu keterbatasan konsumen dalam melakukan pembelian konsumen. Untuk
itu pelaku UMKM harus melakukan perbaikan kualitas produk untuk dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen dan secara intensif. 4

Adapun hasil wawancara yang saya lakukan terhadap pedagang UMKM di pasar modern

Narasumber : Pagi bu, maaf menganggu waktu ibu pagi pagi hari ini, saya dari mahasiswi
uin Banjarmasin ingin mewawancarai ibu tentang berdagang pada masa pandemic covid 19 ini ibu

4
Restu Khaliq, “PENGARUH FUNTIONAL QUALITY, TECHNICAL QUALITY TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN
WORD OF MOUTH COMMUNICATION KONSUMEN LAUNDRYNESIA,” At-Taradhi: Jurnal Studi Ekonomi 9, no. 2 (13
Februari 2019): hlm. 113-17, https://doi.org/10.18592/at-taradhi.v9i2.2512.
Pedagang umkm : iya silahkan

Narasumber : Bagaimana ibu berdagang pada masa pandemic covid 19 ini, yang mana
pada masa pandemi ini Masyarakat diharuskan untuk dirumah saja atau harus social distancing

Pedagang umkm : Ya gini, pastinya sepi bgt, apalagi saya berdagang pakaian bukan makanan
pokok, pasti sepi bgt, karena orang lebih berpikir untuk menstock makanan dari pada harus men
stock pakaian

Narasamber : Apakah di masa pandemic covid 19 ini waktu berjualan ibu sama pada
waktu masih normal aja bu?

Pedagang umkm : Beda, biasanya saya berjualan dari pagi jam 8 sampai malam jam 7.
Sekarang mah sore atau siang juga udh tutup, karena udh sepi bgt pasarnya

Narasumber : Hasil yang ibu dapatkan saat berdagang pakaian di pasar pada masa
pandemic covid 19 ini bagaimana bu pendapatan ibu??

Pedagang umkm : Ga sesuai sih, yaa kalo normal aja biasanya ya lumayan lah ada laku. Kalo
sekarang mau lakuin satu baju susah banget. Ada yang jualan seharian malah ga ada laku sama
sekali

Narasumber : Apa usaha ibu agar dagangan ibu laku seperti biasanya pada saat masa
pandemic covid 19 ini?

Pedagang umkm : Ga ada sih, ya saya tetap jualan jualan gini aja terus

Narasumber : Apa ibu tidak mau berjualan di online shop gitu bu? Biar orang yang tetap
dirumah aja, masih bisa belanja dagangan ibu

Pedagang umkm : Mau sih, tapi ya nama nya ibu rumah tangga juga saya sibu mikirin anak
anak dan suami saya, ya mikirin rumah saya lah

Narasumber : Ohh apa harapan ibu di masa pandemic covid 19 ini untuk dagangan ibu

Pedagang umkm : Ya semoga pandemic ini cepat berlalu aja sih, supaya para pedagang
pedagang kecil ini bisa berjualan dengan lancer lagi seperti sedia kalanya lagi. 5

5
Khaliq, hlm. 113-117.
PENUTUP

Kesimpulan dan saran

Dampak epidemi covid 19 untuk ekonomi hidup oleh semua negara di dunia, termasuk Indonesia
dengan dampak ekonomi yang besar, MSM dalam kasus ini menjadi bagian yang sangat hancur
dan mempengaruhi masalah ini Penting untuk kontribusi UMKM terhadap jumlah unit
komersial, kontribusi dari PDB, penyerapan. Pekerja, ekspor dan investasi dalam perekonomian
Indonesia sangat penting dan bermakna, menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk
membantu pemulihan dan kebangkitan UMKM di Indonesia dengan berbagai bantuan dan
kebijakan pemerintah yang dapat mendukung Perusahaan UMKM. Kebijakan pemerintah dibagi
menjadi berbagai strategi dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Di antara hal-hal lain,
dalam jangka pendek dan mendesak, pemerintah berfokus pada pengurangan penambahan
kematian CVID 19 dengan fokus pada stimulus pada sektor kesehatan dan bantuan sosial dari
mereka yang terkena dampak, untuk Kebijakan dalam jangka menengah, termasuk memastikan
bahwa dunia bisnis operasional, mempertahankan independensi peralatan kesehatan industri di
kunci. , Sementara strategi jangka panjang fokus pada pengenalan dan penggunaan teknologi
digital untuk MMES serta persiapan untuk memasuki era industri 4.0

Dengan periode pandemi covid 19 yang tidak memiliki kepastian ketika akhir pandemi ini, maka
UMKM sebagai iklan harus dapat mengelola manajemen bisnis harus dapat mengelola manajemen
siklus ekonomi berdasarkan jenis kategori perusahaan 4 Siklus Perusahaan, 1. Siklus Lanjut 2.
Resesi 3. Persimpangan Resesi 4. Pemulihan yang dapat menggambarkan klasifikasi jenis
perusahaan dengan domain bisnis atau peluang bisnis Covid 19, di Manajemen Manager Dari
siklus ekonomi dan modifikasi model komersial dan transformasi digital dengan menyesuaikan
kondisi pandemi CVID 19, diharapkan strategi Perusahaan UMKM dapat mengatasi tantangan
pandemi. yang ada. Akhirnya, sinergi antara politik makro pemerintah dengan perusahaan mikro-
politik harus membantu UMKM mengatasi tantangan krisis pandemi CVID
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Andi. “DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM DI INDONESIA.” BRAND Jurnal


Ilmiah Manajemen Pemasaran 2, no. 1 (29 Juni 2020): 123–31.
Hardilawati, Wan laura. “Strategi Bertahan UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19.” Jurnal
Akuntansi Dan Ekonomika 10, no. 1 (17 Juni 2020): 89–98.
https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934.
Khaliq, Restu. “PENGARUH FUNTIONAL QUALITY, TECHNICAL QUALITY TERHADAP
KEPUASAN KONSUMEN DAN WORD OF MOUTH COMMUNICATION
KONSUMEN LAUNDRYNESIA.” At-Taradhi: Jurnal Studi Ekonomi 9, no. 2 (13
Februari 2019): 104–12. https://doi.org/10.18592/at-taradhi.v9i2.2512.
Susilo, Adityo, Cleopas Martin Rumende, Ceva Wicaksono Pitoyo, Widayat Djoko Santoso, Mira
Yulianti, Herikurniawan Herikurniawan, Robert Sinto, dkk. “Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini.” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7, no. 1 (1 April 2020): 45–
67. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415.

Anda mungkin juga menyukai