Anda di halaman 1dari 5

TUGAS UAS

SEMESTER IV/4 (GENAP)

TAHUN 2022

Nama : Hartina Zulkiyah

NIM : 2030206004

Mata Kuliah. : Teori Fiskal & Moneter Islam

Hari/tgl. : Senin, 8 Agustus 2022

Penyebab Krisis Moneter pada tahun 1992

Saat krisis moneter yang melanda Asia, tak terkecuali Indonesia, 20 tahun silam, George Soros
dituding sebagai biang kerok. Nama investor kelahiran Hungaria tersebut pertama kali didengungkan
oleh Mahathir Muhammad.

Mantan Perdana Menteri Malaysia itu menyebut perusahaan hedge fund Soros telah membuat nilai
tukar sejumlah mata uang di Asia terombang-ambing.

Hedge fund secara umum adalah pengelolaan investasi kolektif global bagi nasabah kelas atas.
Pengelola investasi itu akan mendapatkan biaya imbal jasa atas investasi yang dikelolanya
berbasiskan kinerja.

Mengutip Business Insider, perusahaan melakukan spekulasi dengan meminjam Thailand baht dalam
jumlah besar.

Pada 1997, nilai mata uang baht masih disenilaikan (peg) dengan dolar AS, sehingga korporasi di
negara gajah putih itu merasa aman berutang dengan denominasi dolar AS. Hanya saja, mata uang
dolar AS semakin menguat di pertengahan pada 1990-an. Mau tak mau, menggerus transaksi
berjalan dan Thailand tak sanggup lagi untuk melakukan peg atas dolar AS.

Soros mengendus bahwa devaluasi baht akan terjadi sangat parah. Dengan modal kurang dari US$1
miliar, ia pun berspekulasi atas baht. Dan, benar saja, tak berselang lama, kebijakan nilai tukar mata
uang Thailand berubah dari skema mengambang tetap menjadi mengambang bebas.

Nilai baht terjun bebas 60 persen melawan dolar AS. Quantum Fund menorehkan cuan yang
fantastis. Arus modal keluar melanda Thailand. Tak berselang lama, kondisi serupa menular ke
beberapa negara Asia lainnya

Sebelum bikin geger Asia, ia menekuk lutut Inggris melalui peristiwa Black Wednesday yang
terjadi pada 1992. Buku bertajuk "Soros: The Life, Times, and Trading Secrets of the World's
Greatest Investor" yang dikarang Robert Slater menjelaskan secara gamblang salah satu
kelalaian finansial Inggris selama menjadi anggota Uni Eropa itu.

Peristiwa Black Wednesday bermula saat dari sikap keengganan Inggris untuk bergabung
ke dalam tahap pertama penciptaan mata uang tunggal Eropa bernama Exchange Rate
Mechanism (ERM) pada 1979. Sebab, Inggris tak rela nilai mata uang poundsterling yang
selama ini dikaitkan dengan emas harus berubah menjadi nilai mata uang masing-masing
anggota Uni Eropa. Tentu saja nilai poundsterling bisa terjerembab jika mengikuti ERM.

Soros mengendus kembali kemungkinan untuk mencari cuan dengan melakukan hedge
fund. Apalagi, kala itu Inggris tengah mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi dan
punya tingkat suku bunga acuan yang sangat tinggi. Soros berkeyakinan Inggris akan
menurunkan tingkat suku bunga yang bisa melemahkan mata uangnya agar ekonomi
kembali pulih.
Berbekal tebak-tebak buah manggis, Soros akhirnya menjual poundsterling dengan nilai
setara US$6 miliar dan membeli deutsche mark dengan nilai setara US$7 miliar.
Tak hanya itu, ia juga meminjam uang dari Bank of England sebesar 5 miliar poundstering
untuk kemudian dikonversikan dengan deutsche mark dengan nilai tukar 1 poundsterling
sama dengan 2,79 Deutsche mmark
Tak tahan dengan tekanan inflasi, pada 16 September 1992 Inggris menaikkan suku bunga
acuannya dua kali dalam sehari. Bahkan hingga mencapai 15 persen, sebuah angka yang
cukup mengkhawatirkan kala itu.
Lambat laun, permintaan akan poundsterling kian berkurang lantaran kondisi makroekonomi
yang tidak stabil. Aksi intervensi valuta asing bank sentral Inggris gagal. Nilai tukar
poundsterling terhadap Deutsche mark sudah turun 3 persen dalam sehari.
Hari Rabu itu merupakan mimpi buruk bagi Inggris, namun angin surga bagi Soros. Benar
saja, Inggris memutuskan untuk keluar dari ERM dan kebijakan mata uangnya kini
menganut kondisi mengambang bebas. Nilai mata uangnya pun terjun hingga 2,65
Deustche Mark per 1 poundsterling.

Soros akan segera mengambil untung besar dari berspekulasi poundsterling. Tak terasa,
keuntungan dari menerka-nerka poundsterling bikin kantong Soros US$2 miliar lebih tebal.
Atas aksinya, kini Soros dikenang sebagai pria yang berhasil 'membobol' Bank of England.

Butuh bertahun-tahun bagi Soros sebelum bisa mengguncangkan Inggris hingga Asia
Tenggara. Ia mulai menekuni kariernya sebagai manajer investasi sejak tahun 1969 dengan
membentuk perusahaan bernama Quantum Fund.

Perusahaannya digandrungi investor karena punya ciri khas tersendiri dalam memutar dana
penanam modal. Ia hanya memainkan penjualan jangka pendek (short selling),
menggunakan instrumen investasi yang kompleks, serta meminjam dana dalam jumlah yang
tidak sedikit.

Tak heran, seluruh investor yang mau menanamkan modal di Quantum Fund harus
menempatkan dana minimal US$1 juta.

Dosa Soros di Indonesia


Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli menilai Soros sebagai sosok yang
bertanggungjawab dalam memukul Thailand dan menyebabkan krisisnya berdampak
sistemik hingga ke Indonesia.
Tak heran, krisis yang awalnya bermula di Thailand menyebar dengan cepat di negara-
negara Asia lainnya.

Untuk Indonesia sendiri, penularan krisis moneter yang terjadi dari Thailand berlangsung
sangat cepat. Hanya dalam dua bulan saja, nilai tukar rupiah terpapar habis-habisan akibat
sentimen yang muncul dari negara tetangganya.
Pada Agustus 1997, Indonesia harus menanggalkan kebijakan nilai tukar mengambang
terkendali menjadi mengambang bebas. Nilai tukar hancur lebur. Pertumbuhan ekonomi tak
karuan.
“Ekonomi Indonesia hancur dari rata-rata 6 persen menjadi minus 13 persen karena
fundamental lemah,” imbuh dia.
Direktur Riset Center of Reform On Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan
kelakukan Soros dalam berspekulasi bisa jadi penyebab krisis moneter 1998 bikin panik.
Namun, sebetulnya, hal penting bisa menangkal efek buruk spekulan seperti Soros adalah
kondisi makroekonomi suatu negara itu sendiri.
Kala itu, inflasi tahunan ada di kisaran 6 persen dan pertumbuhan ekonomi bahkan sempat
melesat ke angka 7,8 persen.
Namun, salah satu faktor domestik yang bikin ekonomi Indonesia tak berdaya adalah
kebijakan nilai tukar mata uang yang menganut sistem mengambang terkendali. Tekanan
atas rupiah semakin tinggi lantaran dolar terus menguat, ditambah permintaan valas yang
kian tak terkendali tidak diimbangi dengan suplainya.
Dalam kurun Juni 1997 hingga 1998, depresiasi rupiah terhadap dolar AS tercatat 614,8
persen.
Disadari atau tidak, tindakan spekulasi mata uang turut mencederai perekonomian
Indonesia. Hingga kini, nama Soros masih digaungkan sebagai sosok yang
bertanggungjawab atas runtuhnya ekonomi di sebuah kawasan yang dulu tersohor sebagai
macan Asia. (bir/asa)

Krisis Moneter pada tahun 1998

Krisis moneter adalah krisis yang berkaitan dengan keuangan suatu negara. Krisis moneter 1998
melanda negara Asia Tenggara sejak Juli 1996. Krisis moneter pada masa reformasi tersebut, turut
mempengaruhi perkembangan ekonomi Indonesia.

Dampak krisis moneter menyebabkan nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang greenback
atau dolar Amerika Serikat (AS), ke level Rp 16.000 per dolar AS.

Dampak Krisis Moneter

Krisis moneter mengakibatkan nilai mata uang rupiah melemah pada 1998. Selain itu, krisis moneter
juga berdampak pada berbagai bidang kehidupan. Berikut dampak krisis moneter pada Indonesia:

1. Harga Bahan Pokok Naik


Turunnya nilai tukar mata uang rupiah, mengakibatkan harga bahan pokok naik. Kenaikan bahan
pokok membuat masyarakat kehilangan daya beli. Beberapa barang sulit ditemukan hingga harganya
melambung tinggi. Kenaikan harga ini membuat protes masyarakat terjadi di mana saja.

2. Banyak Perusahaan Bangkrut

Krisis moneter mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar dan memakai bahan baku
impor. Beberapa perusahaan tidak mampu membayar utang. Akhirnya mereka membutuhkan mata
uang dolar Amerika Serikat untuk membeli bahan baku karena rupiah menurun.

Hal ini berdampak pada pengurangan pekerja di perusahaan. Akhirnya berdampak pada kemiskinan
dan pengangguran tinggi. Naiknya kebutuhan bahan pokok membuat kebutuhan biaya hidup
semakin tinggi.

3. Bank di Indonesia Mengalami Kredit Macet

Mengutip dari Gramedia.com, bank di Indonesia mengalami kredit macet karena turunnya nilai tukar
rupiah. Kredit ini berdampak pada kegagalan bisnis dan utang. Pemerintah memutuskan untuk
menyelamatkan perekonomian dengan cara menggabungkan beberapa bank. Pemerintah
membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Tujuan pembentukan ini untuk
mengawasi bank yang bermasalah.

4. Terjadi Demo Besar-besaran

Tahun 1998, mahasiswa di seluruh Indonesia menggelar protes hingga terjadi bentrokan. Aksi protes
ini terjadi di pertengahan 1998 sampai akhir tahun. Aksi demonstrasi menuntut Presiden Soeharto
untuk mengundurkan diri.

Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan undur diri menjadi presiden. Setelah
pengumuman tersebut, jabatan presiden digantikan oleh B.J. Habibie.

5. Hilangnya Kepercayaan Negara Asing

Krisis moneter membuat investor asing kehilangan kepercayaan. Investor asing ini dapat
menanamkan modal di perusahaan dalam negeri, apabila nilai tukar rupiah sesuai dengan harga
pasar. Tetapi, menurunnya nilai mata uang mengakibatkan investor tidak lagi percaya.
Mengakibatkan beberapa perusahaan gulung tikar.

6. Kerusakan dan Penjarahan

Order baru dan krisis moneter mengakibatkan kerusuhan warga, mahasiswa, dan aparat. Aksi protes
mengakibatkan pertumpahan darah hingga menewaskan beberapa mahasiswa.

Kemarahan masyarakat mengakibatkan penjarahan barang besar-besaran. Terjadi perampokan di


beberapa daerah. Selain itu terjadi kasus pelanggaran HAM dan isu rasisme.

Penyebab Krisis Moneter

1. Sistem devisa yang bebas tanpa pengawasan memadai. Ketika itu Indonesia menganut
devisa bebas, sehingga nilai rupiah konvertibel.
2. Masyarakat bebas membuka rekening valas untuk luar negeri dan dalam negeri.
3. Perusahaan tidak dapat membayar utang jatuh tempo beserta bunganya.
4. Nilai mata uang rupiah relatif melemah terhadap dolar AS, dan membuat nilainya terlalu
tinggi.
5. Sistem bank di Indonesia saat itu lemah, sehingga berdampak pada meningkatnya utang luar
negeri
6. Situasi politik yang memanas pada 1998, turut berdampak pada kondisi ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai