Anda di halaman 1dari 4

Pengaplikasian Teori Refleksivitas

dari tahun 1959 sampai dengan 1963. Selama waktu ini, Soros mengembangkan
filsafat “refleksivitas” berdasarkan gagasan Karl Popper. Menurut Soros, refleksivitas
adalah kepercayaan bahwa aksi melihat penilaian pasar apa pun oleh pesertanya
memengaruhi penilaian pasar tersebut .

Akan tetapi, Soros menyadari dia tidak akan meraih profit dari konsep refleksivitas
kecuali kalau dia sendiri melakukan investasi. Dia mulai melakukan penyelidikan
tentang cara menangani investasi. Dari tahun 1963 sampai dengan 1973, dia
bekerja pada perusahaan Arnhold dan S. Bleichroeder, tempat dia menjadi seorang
wakil presiden. Soros akhirnya menyimpulkan bahwa dia seorang investor yang
lebih baik dari dirinya sebagai seorang filsuf dan eksekutif.

Mendasari Teori Refleksivitasnya

Pada tahun 1967, George Soros mendirikan First Eagle Funds dan pada Tahun
1969 george soros mendirikan Double Eagle Funds ( Hedge Funds )

Dimana kedua perusahaan ini bergerak dalam bidang investasi dan bertujuan untuk
mengambil keuntungna saat gelumbung ekonomi terjadi

Dan dari sanalah lembaga investasi ini berkembang dan kemudian berubah nama
menjadi Soros Fund dan kemudian berubah lagi menjadi menajdi Quantum Fund

Kekayaan George Soros

Sebagian besar kekayaan Soros berasal dari

Perdagangan Mata Uang dan Saham

1. Perdagangan Mata uang


Dilakukan dengan mengamati kondisi suatu negara dan kemudian
mengambil kesempatan saat ada celah

Mengunakan kesempatan dan menenetukan cara untuk mendapatkan


profit
Melakukan short selling dengan bekal tebak tebak buah manggis

kala itu Inggris tengah mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi dan punya tingkat
suku bunga acuan yang sangat tinggi. Soros berkeyakinan Inggris akan menurunkan
tingkat suku bunga yang bisa melemahkan mata uangnya agar ekonomi kembali pulih.
dan dari kondisi ini soro megendus kemungkinan untuk mencari cuan dengan melakukan
hedge fund

Berbekal tebak-tebak buah manggis, George soros bermain Short Selling melawan
pound
Dimana soros meminjam uang dari Bank Of England dan perusahaan keuangan lainnya
dan kemudian soros menjulanya ke deutsche mark .
Hasilnya dari menerka-nerka poundsterling tersebut, akhirnya soros memperoleh
keuntungan sampai milyaran dollar
Atas aksinya, kini Soros dikenang sebagai pria yang berhasil 'membobol' Bank of
England.

Soros akhirnya menjual poundsterling dengan nilai setara US$6 miliar dan
membeli deutsche mark dengan nilai setara US$7 miliar.

Tak hanya itu, ia juga meminjam uang dari Bank of England sebesar 5 miliar
poundstering untuk kemudian dikonversikan dengan deutsche mark dengan nilai tukar 1
poundsterling sama dengan 2,79 Deutsche mark.

Soros akan segera mengambil untung besar dari berspekulasi poundsterling. Tak terasa,
keuntungan dari menerka-nerka poundsterling bikin kantong Soros US$2 miliar lebih
tebal. Atas aksinya, kini Soros dikenang sebagai pria yang berhasil 'membobol' Bank of
England.

2. Perdagangan Saham

Perusahaannya digandrungi investor karena punya ciri khas tersendiri dalam memutar dana
penanam modal. Ia hanya memainkan penjualan jangka pendek (short selling), menggunakan
instrumen investasi yang kompleks, serta meminjam dana dalam jumlah yang tidak sedikit.

Tak heran, seluruh investor yang mau menanamkan modal di Quantum Fund harus
menempatkan dana minimal US$1 juta.

Namun, meski syarat penempatan yang besar, imbal hasil dari Quantum Fund bukanlah sesuatu
yang receh. Jika ada yang berinvestasi sebesar US$100 ribu pada tahun 1969 dan
menginvestasikan kembali dividen yang diterima, maka sang investor bisa mendapat US$130
juta pada 1994.

Di samping itu, selembar saham di Quantum Fund senilai US$41,25 di tahun 1969 bisa bernilai
US$21.543 di awal 1993.

Diawali dari sikap enggan ingris untuk beragbung dengan ERM yang
tidak rela jika mata uangnya menjadi nilai mata uang masing2 uni eropa
Hal itu tentu saja menyebabkan pound akan terjerembab

Hanya saja, sejak 1987 Inggris mencoba mengaitkan poundsterling dengan deutsche
mark, mata uang Jerman yang kala itu menjadi tolak ukur peg mata uang bagi negara-
negara yang sepakat mengimplementasikan ERM. Dengan nilai 2,95 mark terhadap 1
poundsterling, maka biaya moneter untuk melakukan ERM kepada Inggris dianggap
cukup tinggi. Apalagi, kala itu inflasi Inggris tercatat lebih tinggi ketimbang Jerman.

Dari sini, Soros mengendus kembali kemungkinan untuk mencari cuan dengan
melakukan hedge fund. Apalagi, kala itu Inggris tengah mengalami pelemahan
pertumbuhan ekonomi dan punya tingkat suku bunga acuan yang sangat tinggi. Soros
berkeyakinan Inggris akan menurunkan tingkat suku bunga yang bisa melemahkan mata
uangnya agar ekonomi kembali pulih.

Berbekal tebak-tebak buah manggis, Soros akhirnya menjual poundsterling dengan nilai
setara US$6 miliar dan membeli deutsche mark dengan nilai setara US$7 miliar.

Tak hanya itu, ia juga meminjam uang dari Bank of England sebesar 5 miliar
poundstering untuk kemudian dikonversikan dengan deutsche mark dengan nilai tukar 1
poundsterling sama dengan 2,79 Deutsche mark.

Sang Spekulan Ulung

Titel spekulan ulung patut disematkan kepada Soros. Sebelum bikin geger Asia, ia menekuk lutut
Inggris melalui peristiwa Black Wednesday yang terjadi pada 1992. Buku bertajuk "Soros: The
Life, Times, and Trading Secrets of the World's Greatest Investor" yang dikarang Robert Slater
menjelaskan secara gamblang salah satu kelalaian finansial Inggris selama menjadi anggota Uni
Eropa itu.

Peristiwa Black Wednesday bermula saat dari sikap keengganan Inggris untuk bergabung ke
dalam tahap pertama penciptaan mata uang tunggal Eropa bernama Exchange Rate
Mechanism (ERM) pada 1979. Sebab, Inggris tak rela nilai mata uang poundsterling yang
selama ini dikaitkan dengan emas harus berubah menjadi nilai mata uang masing-masing
anggota Uni Eropa. Tentu saja nilai poundsterling bisa terjerembab jika mengikuti ERM.

Hanya saja, sejak 1987 Inggris mencoba mengaitkan poundsterling dengan deutsche mark,
mata uang Jerman yang kala itu menjadi tolak ukur peg mata uang bagi negara-negara yang
sepakat mengimplementasikan ERM. Dengan nilai 2,95 mark terhadap 1 poundsterling, maka
biaya moneter untuk melakukan ERM kepada Inggris dianggap cukup tinggi. Apalagi, kala itu
inflasi Inggris tercatat lebih tinggi ketimbang Jerman.

Dari sini, Soros mengendus kembali kemungkinan untuk mencari cuan dengan
melakukan hedge fund. Apalagi, kala itu Inggris tengah mengalami pelemahan pertumbuhan
ekonomi dan punya tingkat suku bunga acuan yang sangat tinggi. Soros berkeyakinan Inggris
akan menurunkan tingkat suku bunga yang bisa melemahkan mata uangnya agar ekonomi
kembali pulih.

Berbekal tebak-tebak buah manggis, Soros akhirnya menjual poundsterling dengan nilai setara
US$6 miliar dan membeli deutsche mark dengan nilai setara US$7 miliar.

Tak hanya itu, ia juga meminjam uang dari Bank of England sebesar 5 miliar poundstering untuk
kemudian dikonversikan dengan deutsche mark dengan nilai tukar 1 poundsterling sama dengan
2,79 Deutsche mark.

Lihat juga:
BI Minta Korporasi Tingkatkan Hedging Cegah Kerugian Kurs

Soros tetap menunggu. Berharap kebijakan Inggris untuk mendevaluasi mata uangnya benar-
benar terjadi.

Tak tahan dengan tekanan inflasi, pada 16 September 1992 Inggris menaikkan suku bunga
acuannya dua kali dalam sehari. Bahkan hingga mencapai 15 persen, sebuah angka yang cukup
mengkhawatirkan kala itu.

Ibarat pisau bermata dua. Jika Inggris tetap bertahan pada suku bunga tinggi, selamanya kondisi
ekonomi Inggris tak akan pulih.

Lambat laun, permintaan akan poundsterling kian berkurang lantaran kondisi makroekonomi
yang tidak stabil. Aksi intervensi valuta asing bank sentral Inggris gagal. Nilai tukar poundsterling
terhadap Deutsche mark sudah turun 3 persen dalam sehari.

Lihat juga:
BI Sebut Kenaikan Suku Bunga Acuan Demi Pancing Dana Asing

Ini seperti tinggal menunggu waktu saja Inggris keluar dari kesepakatan ERM dan mengubah
sistem peg mata uangnya.

Hari Rabu itu merupakan mimpi buruk bagi Inggris, namun angin surga bagi Soros. Benar saja,
Inggris memutuskan untuk keluar dari ERM dan kebijakan mata uangnya kini menganut kondisi
mengambang bebas. Nilai mata uangnya pun terjun hingga 2,65 Deustche Mark per 1
poundsterling.

Soros akan segera mengambil untung besar dari berspekulasi poundsterling. Tak terasa,
keuntungan dari menerka-nerka poundsterling bikin kantong Soros US$2 miliar lebih tebal. Atas
aksinya, kini Soros dikenang sebagai pria yang berhasil 'membobol' Bank of England.

Anda mungkin juga menyukai