Anda di halaman 1dari 12

KASUS PHK PERUSAHAAN (PT

SIEMENS INDONESIA).
HUBUNGAN INDUSTRIAL.
BASTEN GUNAWAN 201560277
AYU LESTARI 201560285
Pendahuluan
Pelanggaran etika banyak terjadi di mana-mana,
contohnya dalam dunia bisnis. Kasus pelanggaran
dalam etika bisnis menjadi hal yang wajar pada
masa kini, sering kita menyaksikan berita di televisi
atau saat membaca koran ada saja berita tentang
pelanggaran etika yang dilakukan oleh pembisnis
yang mengabaikan etika, rasa keadilan, kurang
terpuji dan tidak bertanggung jawab.
Pendahuluan
Salah satu contoh kasus tentang pelanggaran etika
adalah kasus PHK sepihak yang menimpa Mantan
karyawan PT Siemens Indonesia, Stephen Michael Young.
Stephen telah bekerja selama 13 tahun secara terus
menerus tanpa putus, namun dia tidak diakui sebagai
karyawan tetap oleh perusahaan tersebut. Pada tanggal
30 September 2011 perusahaan melakukan
pemutusan/pengakhiran hubungan kerja (PHK) terhadap
stephen tanpa pemberitahuan, tanpa alasan, tanpa
adanya kesalahan, dan tanpa adanya penetapan dari
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Bukan hanya itu, gajinya juga tidak dibayar.
Teori
PHK seringkali disamakan dengan pemecatan secara
sepihak oleh perusahaan terhadap pekerja karena
kesalahan pekerjanya, sehingga kata PHK terkesan
negatif. Padahal, pada kenyataannya PHK tidak
selalu sama dengan pemecatan. Dalam UU No
13/2003, Pemutusan hubungan kerja adalah
pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu
yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara pekerja/buruh dan pengusaha .
 Terdapat bermacam-macam alasan PHK, yang
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu: pertama, karena pekerja (melakukan
kesalahan berat atau melanggar peraturan
perusahaan); kedua, karena perusahaan (pailit,
merugi atau melakukan efisiensi); ketiga PHK yang
tidak bisa dihindarkan (selesainya kontrak, pekerja
sakit, meninggal dunia atau memasuki masa
pensiun).
Analisis
Dalam etika bisnis terdapat lima prinsip yaitu:
 Pertama, otonomi. Perusahaan dapat bertindak
secara etis apabila memiliki kebebasan dan
kewenangan penuh untuk mengambil keputusan dan
bertindak sesuai virtue/nilai-nilai yang
dianggapnya baik;
 Kedua, kejujuran. Kejujuran berkaitan dengan
syarat-syarat perjanjian kontrak dan berkaitan
dengan hubungan kerja internal dalam suatu
perusahaan;
 Ketiga, prinsip keadilan. Prinsip ini menuntut semua
orang agar diperlakukan sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang
rasional, objektif dan dapat dipertanggung
jawabkan;
 Keempat, prinsip saling menguntungkan; dan
 Kelima, prinsip integritas moral.
Contoh, jika dengan melakukan pemutusan hubungan
kerja 50% karyawan dapat menyelamatkan kondisi
perusahaan dan dapat menjaga keberlangsungan
kerja 50% karyawan sisanya, maka menurut etika
utilitarisme hal ini adalah baik.
Bagaimana perhitungan besaran uang
pesangon dan UPMK karyawan?
 Berikut ini ketentuan perhitungannya, berdasarkan Undang-
Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Pasal 156
Ayat 2 dan 3:
• Uang Penggantian Hak:
– Hak Cuti = (Jumlah hak cuti proporsional yang belum diambil / Jumlah hari
kerja dalam 1 bulan) x upah tetap dalam 1 bulan
= ((Hak cuti Jan s.d. Sep) – 4 hari / 25 hari) x 3.500.000
= 9 – 425 x 3.500.000
= 525 x 3.500.000
= 700.000
– Hak Perumahan dan Pengobatan = 15% x jumlah uang pesangon dan UPMK
= 15100 x (17.500.000+7.000.000)
= 3.675.000
• Maka, jumlah seluruh kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan kepada
Rita adalah:
= Uang Pesangon + UPMK + UPH
= 17.500.000 + 7.000.000 + (700.000 + 3.675.000)
= 28.875.000
Pertanyaan
 1. Apa yang dimaksud dengan PHK menurut UU no
13/2003?
 2. Sebutkan 5 prinsip dalam etika bisnis?
 3. Sebutkan 3 alasan macam macam PHK?
 4. Mengapa Perusahaan Melakukan PHK Sepihak?
 5. Sebutkan Alasan Perusahaan Melakukan PHK
Karena Perusahaan Pailit?

Anda mungkin juga menyukai