PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu sektor yang harus di tingkatkan untuk melancarkan
pembangunan ekonomi adalah sektor keuangan. Sektor keuangan diharapkan
dapat lebih ditingkatkan dan diarahkan untuk dapat memperbesar sumber dana
dalam negeri melalui berbagai lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank.
Pasar modal merupakan salah satu sumber potensi pengembangan dunia
usaha, yang membuka kemungkinan semakin berkembangnya dunia usaha
nasional. Perusahaan efek dalam hal ini mengenalkan suatu perdagangan dengan
sistem pinjaman dari perusahaan efek yang disebut perdagangan marjin atau
margin trading. Secara umum Margin trading adalah transaksi bursa yang
dilakukan oleh anggota bursa efek untuk kepentingan nasabahnya yang
penyelesaian transaksinya dibiayai oleh anggota bursa efek tersebut.
Pembicaraan
penggunaan
margin
dalam
trading
saham
sempat
menghangat beberapa waktu yang lalu. Hal ini terkait dengan banyaknya kasus
nasabah yang terkena margin call atau pun posisi portfolio di account milik
nasabah tersebut harus di cut karena telah melebihi modal yang ada. Terdapat pula
beberapa kasus dimana si nasabah tidak hanya kehabisan dana, namun juga harus
berhutang dan bahkan menjual aset kekayaannya. Beberapa nasabah bahkan
kehabisan aset miliknya dan lebih parah lagi, aset habis dijual untuk menutup
kerugian tapi masih tetap berhutang.
Yang dimaksud bermain saham dengan margin disini adalah nasabah
memiliki dana (modal) sejumlah 100, dia dapat membeli saham sampai senilai
200. Di beberapa Perusahaan efek (Broker) nasabah bahkan bisa bertansaksi
lebih, misalnya memiliki modal 100, namun dapat membeli saham sampai 300
atau 400. Jika nasabah mengalami keuntungan, bisa mendapatkan penambahan
dana yang cukup besar dengan modal yang relatif sedikit, sebaliknya jika
mengalami kerugian bisa sangat besar bahkan kerugiannya bisa melebihi besarnya
modal yang dimiliki. Resiko seperti inilah yang sering kali tidak disadari oleh
para pemain saham.
Otoritas pengatur pelaksanaan transaksi dalam perdagangan pasar saham
(BAPEPAM-LK, saat ini adalah OJK) memberikan izin bagi para perusahaan efek
untuk memberikan fasilitas transaksi marjin ini, namun dengan ketentuan khusus
sehingga tidak memberikan peluang besar bagi perusahaan efek untuk
menyalahgunakan izin ini. Selain itu BAPEPAM-LK juga memperjelas
mekanisme transaksi dengan marjin ini karena pemerintah tidak menghendaki lagi
transaksi dengan marjin ini mengguncang pasar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berkenaan dengan uraian dalam latar belakang di atas, maka dalam
makalah ini akan dibahas lebih dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Margin Trading dan dasar hukum dari
Margin Trading?
2. Bagaimana Persyaratan Margin Trading di Indonesia?
3. Bagaimana hubungan hukum antara Perusahaan Efek dan Nasabah
dalam Margin Trading?
BAB II
PEMBAHASAN
AnalisisKasus: Paul Berliner dengan The Blackstone Group dan ADS Corp.(Universitas Indonesia
: Jakarta, 2009), hal. 30
2
Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia. (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009) hal 196.
Keuntungan kompetitif;
Selain keuntungan yang akan didapat dari margin trading ada pula resiko
yang harus dihadapi baik oleh pihak investor maupun oleh perusahaan efek.
Risiko yang dapat ditimbulkan dari transaksi saham dengan fasilitas
margin trading antara lain:
1. Bagi perusahaan efek
a.
tidak
sampai
terjadi
kasus
investor
tidak
menerima
dan
sebagai
Perantara
Pedagang
Efek
yang
dan
Pelaporan
Modal
Kerja
Bersih
Disesuaikan;
3)
4)
Transaksi
Marjin,
Perusahaan
Efek
wajib
perikatan
dengan
Lembaga
Kliring
dan
pemeriksaan
atas
sistem
operasional
sebagaimana
b.
c.
b.
c.
10
pemenuhan
material,
persyaratannya
dan
hasil
apabila
review
ada
dimaksud
Dalam hal Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa
Efek sebagai Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan
penyelesaian transaksi Efek dan yang dapat digunakan sebagai
Jaminan Pembiayaan, maka pembiayaan atas transaksi Efek
Nasabah yang sudah berjalan wajib diselesaikan paling lambat 5
(lima) hari bursa sejak Efek tidak lagi memenuhi syarat yang
ditetapkan Bursa Efek.
2)
11
3)
Nilai Jaminan Awal paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari
nilai pembelian Efek pada saat transaksi atau Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) mana yang lebih tinggi.
4)
5)
6)
7)
8)
12
dalam angka 6 huruf b butir 6) dan butir 7), yang dibedakan dengan
konfirmasi tertulis atas transaksi berdasarkan pesanan nasabah pada
hari yang sama dengan penjualan Efek nasabah oleh Perusahaan
Efek sebagaimana dimaksud angka 6 huruf b butir 6) dan butir 7).
yang
terjadi
dalam
transaksi
margin
trading
dapat
b.
d.
antara investor/nasabah
asas
konsesualisme
menurut
hukum
perjanjian
Indonesia
kontrak (perjanjian) yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.
Kebebasan berkontrak disini memberikan kepada para pihak untuk
membuat perjanjian dengan bentuk atau format apapun (tertulis, lisan, sepihak,
standard/baku, dan lain-lain), serta dengan isi atau substansi yang diinginkan para
pihak. Dengan demikian menurut asas kebebasan berkontrak seeorang pada
umumnya mempunya pilihan bebas untuk mengadakan perjanjian.4
Kontrak dalam margin trading terjadi ketika perusahaan
efek
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian, Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersial,
15
perusahaan efek sulit menghindari risiko yang akan datang, sebagai akibat
wanprestasi seorang nasabah. Untuk mendapatkan kepastian dan keamanan dari
pinjaman berupa marjin/uang, perusahaan efek melakukan tindakan pengamanan
dan meminta kepada nasabah agar mengikatkan suatu barang tertentu sebagai
jaminan di dalam pemberian marjin (kredit) dan diatur dalam Pasal 1131 dan 1132
KUHPerdata.
Secara umum, jaminan dapat diartikan sebagai aset/harta pihak peminjam
yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam tidak dapat
mengembalikan pinjaman tersebut. Jika peminjam gagal bayar, pihak pemberi
pinjaman dapat memiliki agunan tersebut. Dengan demikian jaminan mengandung
suatu kekayaaan (materiil) ataupun suatu pernyataan kesanggupan (immateriil)
yang dapat dijadikan sebagai sumber pelunasan hutang.
Berkaitan dengan jaminan yang diberikan nasabah, selain adanya
Rekening Efek Marjin, untuk melindungi dana yang telah diberikan oleh
perusahan sekuritas berupa fasilitas atau nilai pembiayaan, maka dalam perjanjian
pembiayaan penyelesaian transaksi efek telah diatur mengenai beberapa hal antara
lain:5
a)
Rekening efek reguler nasabah, yaitu rekening efek atas nama nasabah
yang wajib dibuka pada perusahaan sekuritas yang memuat catatan
mengenai posisi efek dan/atau dana milik nasabah.
b)
Marjin deposit, yaitu jumlah nilai jaminan dalam bentuk uang dan/atau
efek (yang akan dinilai dengan uang) dan harus mempunyi nilai yang
cukup dan dapat diterima menurut pertimbangan perusahaan sekuritas
yang ada di rekening efek marjin;
Selain itu, untuk menjamin pembayaran kembali hutang nasabah kepada
16
tambahan termasuk membuat surat pengakuan hutang secara notaril atas fasilitas
atau nilai pembiayaan ditambah dengan bunga dan biaya lainnya yang terutang.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu adanya penegasan hubungan antara
perusahaan dengan nasabah dalam arti hubungan tersebut tidak hanya tertuang
dalam suatu formulir saja tetapi harus dituangkan dalam akta otentik yang dibuat
oleh pejabat yang berwenang, yaitu notaris. Termasuk juga didalamnya pemberian
jaminan oleh nasabag, sehingga memiliki kekuatan hukum yang mengikat sebagai
alat bukti yang kuat bagi para pihak maupun kepada pihak ketiga, mengenai
adanya hubungan hukum antara perusahaan efek dengan nasabah.
Perjanjian
transaksi
marjin
merupakan
perjanjian
khusus
antara
perusahaan efek dengan nasabah. Perjanjian khusus adalah perajanjian yang telah
memiliki nama nama sendiri yang diberikan oleh pembuat undang-undang
berdasarkan tipe-tipe atau bentuk-bentuk yang banyak terjadi sehari-hari. Pola
semacam ini jelas dapat mengamankan dana pinjaman yang telah disalurkan oleh
pihak perusahan efek, karena dapat diharapkan kembali utuh beserta bunganya,
dan sejalan pula dengan prinsip kehati-hatian yang diacu dunia pasar modal
sebagai landasan operasionalnya.
Hak tagih perusahaan efek yang telah memperoleh dukungan jaminan
dalam perjanjian transaksi margin seperti itu, mengakibatkan perusahaan efek
tersebut memiliki posisi seperti kreditor preferen. Kreditor preferen adalah
kreditor yang memiliki hak istimewa atau hak prioritas. Hak istimewa
mengandung arti hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang
berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya
yang diatur dalam pasal 1139 dan pasal 1149 KUHPerdata. Tentunya perusahaan
efek sebagai pelaku ekonomi bertindak hati-hati dan menghindari kedudukan
selaku kreditor konkuren. Kreditor konkuren adalah kreditor pada umumnya
(tanpa hak jaminan kebendaan atau hak istimewa). Kreditor konkuren memiliki
kedudukan yang setara dan memiliki hak yang seimbang (proporsional) atas
piutang-piutang mereka. Ketentuan tersebut juga dinamakan prinsip paritas
creditorium. Sehingga perusahaan efek perlu mendayagunakan ketentuan
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
18
19
20
MARGARET GOZALI
AGUSTUS 2015
21