BAB V
KETENTUAN TINDAKAN PENGAMANAN
(SAFEGUARD) DALAM GATI
DAN PERSETUJUAN WTO
SERTA PENERAPANNYA SEBAGAI
INSTRUMEN PENGAMANAN PERDAGANGAN
Perhatikan kata "if" pada ayat (1) butir a diatas,kata "if" merupakan syarat
(conditional) di mana artinya dalam situasi dimaksud berikut ini adalah
kondisi di mana tindakan safeguard dapat dilakukan.Tindakan safeguard
yang dimaksud dapat dilakukan apabila terjadi unsur-unsur terjadinya per-
kembangan yang tidak terduga (unforeseen developments) adanya ke-
wajiban daripihak-pihak yang melakukan kesepakatan yang meliputi kon-
sesi alas tarif di mana akibatnya jumlah barang impor yang masuk ke
wilayah tersebut meningkat pesat sehingga menimbulkan ancaman ke-
rugian yang serius (threaten serious injury) terhadap produk sejenis se-
hingga negara-negara yang melakukan kesepakatan tersebut diberikan
wewenang untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap kerugian
yang lebih parah yang akan dialami industri dalam negeri. Tindakan pen-
cegahan dan perbaikan itu dapat berupa penundaan konsesi, menarik,
atau mengubah konsesi. Upaya perlindungan semacam inilah yang dapat
dikatakan sebagaitindakan safeguard.
ANNEX (Lampiran)
besar 2.000 ton. Perbandingan antara impor dan produksi dalam negeri
sebesar 1 : 2 atau 0,5. Jika pada tahun 2004 impor tetap 1.000 ton, tetapi
produksidalam negeri turun menjadi 1.500 ton,perbandingannya menjadi
1 : 1,5 atau 0,66. Berar ti terdapat peningkatan impor secara relatif ter-
hadap produksi dalam negeri sebesar 0,16. Angka tersebut mungkin saja
telah dianggap cukup memenuhi syarat peningkatan impor.8
2000 18
2001 25
2002 28
2003 27
2004 23
2005 22
8) Ibid., h.10.
Data impor di alas menunj ukkan trend (kecenderungan) yang naik dan
turun yang tidak konsisten. Selama re·ntang waktu tahun 2000 sampai 2005
terjadi peningkatan impor dua kali, yaitu tahun 2001 dan 2002,sedangkan
selanjutnya terjadi penurunan impor dalam tiga tahun terakhir, yaitu tahun
2003, 2004, dan 2005 . Jika kita cermati dengan membandingkan tahun
awal (2000) dengan tahun akhir periode penyelidikan (2005), telah terjadi
peningkatan impor di mana jum lah (kuantitas) impor tahun 2005 lebih
besar daripada j umlah (kuantitas) impor tahun 2000 (22 > 18).Sedangkan
jika tahun 2001 digunakan sebagai tahun awaldibandingkan jumlah (kuan-
titas) tahun 2005 sebagaiakhir dari periode penyelidikan,tidak ditemukan
peningkatan impor (22 < 25). Dalam metode analisis ini, hanya dengan
menggunakan titik tolak tahun awal2000 maka dapat dinyatakan telah
terjadi peningkatan impor secara absolut.
Dari huruf (a) di atas batasan tentang kerugian serius di mana kerugian
serius (serious injury) ditunjukkan oleh menurunnya secara keseluruhan
indikator kinerja industri dalam negeri. Huruf (b) menjelaskan pengerti-
an tentang ancaman kerugian serius di mana ancaman kerugian serius
(threat of serious injury) harus dipahami sebagai terjadinya ancaman
nyata dalam waktu dekat yang mana perlu segera diambil tindakan per-
lindungan terhadap industri dalam negeri di mana dalam penentuan
ancaman kerugian serius tersebut harus didasarkan fakta (injury shall be
based on facts) dan tidak semata-mata atas tuduhan, dugaan, atau per-
kiraan yang samar. Standar ukuran kerugian serius dalam tindakan safe-
guard lebih tinggi dibandingkan kerugian materiil dalam standar Anti-
Dumping Agreement. Sedangkan huruf (c) pengertian industri dalam negeri,
di mana terdapat dua kriteria dalam menentukan pengertian industridalam
negeri, yaitu industri dalam negeri diartikan sebagai produsen-produsen
yang memproduksi barang tertentu yang serupa (like) atau secara lang-
sung tersaingi (directly competitive) dengan barang impor yang diselidiki
atau hasil produksi kolektifnya atas produk sejenis atau produk yang se-
of. When factor other than increased imports are causing injury to
the domestic industry at the same time, such injury shall not be
attributed to increased imports."
9) USAID,"WTO Law on Safeguard Measures", Serious Injury & Causat on, Session
Ill, One Day Seminar, Hotel Borobudur,Jakarta, 31 August 2006,h.9.
10) Bhagirath Lal Das, op.cit, h.78.
11) Ibid.
12) Ibid., h.79.
a. Pemberlakukan tarif
Misalnya,dalam hal peningkatan kewajiban impor melampaui ting-
kat batas, pembebanan biaya tambahan atau pajak tambahan,
pengganti pajak pada produk, atau pengenalan tarif kuota, yaitu
kuota untuk impor pada suatu tarif yang lebih rendah dan pem-
bebanan pada tarif yang lebih tinggi untuk impor yang berada di
atas kuota.
b. Pemberlakuan nontarif
Misalnya, penetapan kuota global untuk impor, pengenalan ke-
mudahan dalam perizinan, kewenangan impor, dan tindakan lain
yang serupa untuk mengendal ikan impor.
Dengan kata lain, diuraikan perbedaan mengenai kebijakan tarif dan non-
tarif di mana tarif disebut juga bea atau duty adalah sejenis pajak yang di-
pungut alas barang-barang yang melewati batas negara.Bea yang di-
bebankan pada impor barang disebut bea impor atau bea masuk (import
tariff, import duty) dan bea yang dibebankan pada ekspo r disebut bea
ekspor, sedangkan bea yang dikenakan pada barang-barang yang me-
lewati daerah pabean negara pemungut disebut bea transito atau transit
duty 13 Sedangkan kebijakan nontarif pada kadar yang paling ekstrem
adalah dalam bentuk larangan impor atau pembatasan impor dengan
kuota nol. Termasuk ke dalam bentuk kebijakan perlindungan nontarif,
antara lain, kebijakan pembelian pemerintah (government procurement),
kebijakan pemberian subsidi pada kegiatan ekspor barang hasil industri
dalam negerimelalui sertifikat ekspor,perlindungan industri kecilterhadap
saingan industri berskala besar atau menegah dengan sistem reservation
scheme, atau kebijakan pencadangan bidang usaha industri, dan lain-
lain.14
13) Saaduddin Ibrahim & Pranoto K, Aspek -Aspek Proteksi da/am fndustri dan Per-
dagangan, Jaya Prasada, Jakarta,1987, h.55.
14) Ibid., h. 64.
15) Komite Antidump ing Indonesia & Komit e Pengamanan Perdagangan Indonesia,
"Pengenaan Tindakan Safeguard (bagian pertama)", Fair Trade, No. 3 Tahun II,
Maret 2006,h.4.
"A Member shall apply safeguard measures only for such period of
time as may be necessary to prevent or remedy serious injury and
to facilitate adjustment. The period shall not exceed four years, un-
less it is extended under paragraph 2."
16) "Safeguard Measures to Restrict Imports in Emergency Situat ons (Chapter 9)",
http:www .j urisint.org/pub/06/en/doc/C09.pdf, h. 137.
Selain itu, dapat dilihat pula kasus produk alas kaki di mana Argent ina
melakukan safeguard terhadap impor produk alas kaki dari Uni Eropa,
Amer ika Serikat, dan Indonesia. Argentina menjatuhkan safeguard semen-
tara dengan memberlakukan specific duty yang tinggi terhadap produk-
produk alas kaki dari ketiga negara tersebut yang menyebabkan ketiga
negara tersebut menggugat Argentina ke Dispute Settlement Body (DSB).
Pada tingkat banding (appellate body) memutuskan bahwa tindakan safe-
guard Argentina tersebut bertentangan dengan ketentuan GAIT dan Agree-
ment on Safeguard (Safeguard Agreement) WTO sehingga safeguard
harus dicabut.
18) Asosiasi Aneka Keramik Indonesia, "Keramik lmpor Terbukti Rugikan Keramik
Nasional'', http :l/www.asaki.or.id/, 11 Mei 2005.
19) Observer in Indonesia Trade (Orbitrade) , Exclusive Interview & Ceramic Tableware
Safeguards Initiation by KPPIMrs. Halida Mljani (Former chairperson of KPPI),
http://www.orbit·id.com/english/index.php?option=com_content&task=view&id=38
&itemid=179&PHPSESSI, ORBITRADE,Vol. II,Desember 2004.
20) Ibid.
Akibat lonjakan impor semen dari Indonesia ini, pemerintah Filipina me-
ngenakan pungutan cash bond (semacam pajak) atas semen asal Indonesia
sebesar 20,6 peso/sak. Penerapan cash bond ini merupakan langkah
awal Filipina sebelum menerapkan mekanisme safeguard pada komoditas
semen.
produk tekstil asal Cina,seperti T Shirt (kaos oblong), Flax Yarn (benang
rajut an), kemeja rajut darikatun, dan celana panjang dari katun. Amerika
Serikat dan Uni Eropa menetapkan pembatasan kenaikan ekspor TPT
Cina paling banyak sebesar 7,5%/tahun.25 Tindakan penerapan safeguard
tersebut masih bersifat sementara menunggu hasil penyelidikan safeguard
yang dilakukan selanjutnya. Penyelidikan safeguard paling lama berlang-
sung 18 bulan. Setelah itu, diambil keputusan, yaitu apabila hasil penye-
lidikan membuktikan telah terjadi kenaikan impor yang menyebabkan ke-
rugian industri dalam negeri, negara tersebut berhak mengenakan tindak-
an safeguard permanen,baik berupa tarif maupun kuota. Menurut aturan
WTO, Amerika Serikat dan Uni Eropa bisa mengenakan safeguard sampai
tahun 2008. Ame rika Serikat dan Uni Eropa telah memulai penyelidikan
sateguard ter hadap produk tekstil Cina sejak 1 Mei 2005.26
* * • "' * *
25) Ibid.
26) Ibid.