BAB I
KETENTUAN UMUM
PENGERTIAN
Pasal 1
1. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar.
2. Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas
wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta
pemukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.
3. Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat
dipunyai orang atas tanah.
4. Hak bangunan adalah berhak memiliki dan mendirikan bangunan di atas tanah
yang bukan kepunyaan pemilik bangunan.
5. Hak pakai adalah hak untuk menggunakan tanah kepada pihak lain untuk
dikembangkan baik untuk dibangun properti atau lainnya yang sebelumnya
dimiliki oleh negara atau tanah milik orang lainnya.
6. Subjek dari Hak Milik atas tanah adalah warga negara Indonesia dan badan-
badan hukum yang tetapkan oleh pemerintah berdasarkan syarat-syarat dari
ketentuan yang berlaku.
7. Perorangan adalah manusia.
8. Badan hukum adalah perkumpulan yang didirikan dengan akta yang otentik
dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan
kewajiban atau disebut juga dengan subyek hukum.
9. Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh undang-
undang sebagai warga negara Republik Indonesia.
10. Warga Negara Asing (WNA) adalah seseorang yang tinggal dan menetap di
sebuah negara tertentu namun bukan berasal dari negara tersebut juga tidak
secara resmi terdaftar sebagai warga negara, yang memiliki tujuan yang
beragam, misalnya dalam rangka menempuh pendidikan, bisnis maupun hal
lainnya.
Pasal 2
Dengan Undang – Undang ini dibentuk kepemilikan atas tanah dalam kota
maksimum adalah 5.000 m2 atau 5.000 persal.
BAB II
ASAS PELAKSANAAN PEMBATASAN TANAH DALAM KOTA
Pasal 3
Pembatasan Tanah dalam Kota dilaksanakan berdasarkan asas :
a. Kedaulatan;
b. Kebangsaan;
c. Keadilan;
d. Keamanan;
e. Ketertiban dan kepastian hukum;
f. Kerjasama;
g. Kemanfaatan; dan
h. Pengayoman.
BAB III
PELAKSANAAN PEMBATASAN TANAH DALAM KOTA
Pasal 4
Pasal 5
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 6
Maksud dibentuknya peraturan ini sebagaimana yang telah tercantum dalam
Pasal 3 ayat (2) adalah untuk meminimalisir pembelian tanah dalam kota dan
sebagai pedoman pelaksanaan pembatasan tanah dalam kota dalam rangka
meminimalisir terjadinya kepadatan penduduk.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Untuk mencegah kepemilikan tanah dalam kota yang telah melebihi batas
maksimum Gugus Tugas Tingkat Kota dapat membatasinya dengan
menegaskan peraturan perundang undangan sebagaimana yang tercantum
dalam pasal 2 dan sanksi yang sudah di tentukan sebagaimana dalam pasal 8.
Pasal 11
BAB V
RUANG LINGKUP PEMBATASAN TANAH DALAM KOTA
Pasal 12
Pembatasan Tanah dalam Kota yaitu meliputi kota – kota besar yang padat
penduduk.
Pasal 14
BAB VI
KEWENANGAN
Pasal 15
Pasal 17
Peran serta masyarakat dalam pembatasan tanah di kota dilakukan dalam
bentuk menjaga serta menaati segala peraturan mengenai pembatasan tanah
yang telah di tetapkan.
Pasal 18
Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ,
Pemerintah daerah melibatkan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam
pembatasan tanah di kota
Pasal 19
Pasal 20
Masyarakat harus berperan aktif melaporkan kepemilikan hak atas tanah nya
kepada pemerintah daerah setempat.