Anda di halaman 1dari 4

6/11/21

Nama Anggota Kelompok :


Shofa Efita Karuniahaj (032024253010)
Bagas Putra Narendra (032024253026)
Ilham Rahmansyah (032024253039)
Yolanda Resti Paulina (032024253049)
Karina Tri Ambarsari (032024253062)
Putri Maufiroh (032024253074)

ISU HUKUM

1. Apakah Pemberian Hak


Pengelolaan dan/atau Hak
Guna Bangunan/Hak Pakai
telah sesuai? .
Bagaimana status
kepemilikan hak atas
2.
tanahnya?

01 Undang-undang 02 Peraturan
Nomor 5 Tahun 1960 Pemerintah Nomor 8
tentang Peraturan Tahun 1953 tentang
Dasar Pokok-Pokok Penguasaan Tanah-
Agraria Tanah Negara

Dasar
Hukum
03 Peraturan Menteri 04 Peraturan Menteri
Agraria Nomor 9 Agraria Nomor 1
Tahun 1965 tentang Tahun 1966 tentang
Pelaksanaan Konversi Pendaftaran Hak
Hak Penguasaan Atas Pakai dan Hak
Tanah Negara Dan Pengelolaan
Ketentuan-Ketentuan
Kebijaksanaan

1
6/11/21

Latar Belakang Kasus PT Indobuild.Co


• Keberadaan tanah di Indonesia sendiri menjadi permasalahan tersendiri antar pemilik hak menjadi sebuah
permasalahan sendiri karena keberadaan tanah relative tidak bertambah, sehingga bagi masyarakat yang
mempunyai modal uang akan dijadikan tempat untuk berinvestasi karena harga setiap tahun semakin
bertambah nilainya. Bertambahnya nilai atas tanah membuat pengusaha berlomba menggunakan asset tanah
dan membeli tanah untuk usaha dengan status hak atas tanah berupa SHM, HGB, HPL yang telah didaftarkan
dan diberikan oleh pemerintah Indonesia.
• Pada kasus hak atas tanah PT Indobuild.co pada pendirian Hotel Hilton (Hotel Sultan) terkait status Hak Guna
Bangun yang melekat pada Hotel Hilton. Pada tahun 1971 PT.Indobuild.Co diberi tugas oleh Pemerintah DKI
Jakarta untuk membangun Gedung Konferensi ( Conference Hall ) yang bertaraf internasional dengan segala
kelengkapannya dan hotel bertaraf internasional yang sudah harus selesai pertengahan tahun 1974 untuk
dipergunakan dalam suatu event internasional yaitu Konferensi PATA. Gubernur akan membantu soal-soal
penyelesaian masalah tanah dan perizinan lainnya dan semua biaya-biaya untuk itu dibebankan kepada
PT.Indobuild.CO dan tanah yang diperlukan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Gubernur.

Latar Belakang Kasus PT Indobuild.Co


• Sebagai realisasi hal-hal tersebut diatas, kemudian terbit surat keputusan gubernur DKI Jakarta No. 1744/71 tanggal 21
Agustus 1971 tentang tanah Ex Jakindra seluas 13 Ha (tiga belas Hektar) dan diserahkan kepada PT. Indobuild.Co dengan
surat No. 0217/71 tanggal 15 September 1971, untuk memenuhi ketentuan pasal 19 Undang-Undang No. 5 tahun 1960 Jo.
Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1961 tentang pendaftaran tanah, maka penggugat mengajukan permohonan hak
melalui kantor Sub Direktorat Agraria setempat (kini kantor pertanahan Jakarta Pusat) atas tanah seluas 13 Ha (tiga belas
Hektar) , atas permohonan tersebut maka permohonan hak tersebut dikabulkan dengan terbitnya Surat Keputusan No.
181/HGB/Da/72 tanggal 3 Agustus 1972 yang ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Agraria atas nama Menteri Dalam
Negeri tentang pemberian Hak Guna Bangunan (HGB) kepada PT. Indobuild.CO dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun
terhitung sejak tanggal didaftarkannya pada sub direktorat Agraria Jakarta Pusat. Atas pendaftaran tersebut terbitlah
sertifikat HGB No. 20/Gelora atas tanah seluas 143.000 m2 (seratus empat puluh tiga ribu meter persegi) untuk jangka
waktu 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak tanggal 13 September 1973 dan berakhir pada tanggal 4 Maret 2003.
• Pertimbangan pemberian Hak Guna Bangunan (HGB) oleh Menteri Dalam Negeri adalah “Bahwa tanah yang dimaksud
adalah tanah negara …” sehingga untuk kepentingan praktis dan perhitungan bisnis pada tahun 1973 Sertifikat HGB No. 20
atas nama Penggugat dipecah menjadi 2 (dua) sertifikat, masingmasing HGB No. 26/Gelora tanah seluas 57.120 m² (lima
puluh tujuh ribu seratus dua puluh meter persegi) dan HuGB No. 27/Gelora seluas 83.666m² (delapan puluh tiga ribu enam
ratus enam puluh enam meter persegi) atas nama Penggugat yang masa berakhir HGB tersebut tetap pada tanggal 4 Maret
2003. Sementara itu, untuk memenuhi keputusan PP No. 40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB, Hak Pakai Atas Tanah
khususnya Pasal 27 yang mengatur tentang perpanjangan jangka waktu HGB atau pembaharuannya diajukan
selambatlambatnya 2 (dua) tahun sebelum berakhir nya jangka waktu HGB tersebut atau perpanjangannya, PT. Indobuild.CO
mengajukan perpanjangan HGB pada tanggal 10 Januari 2000, atas Permohonan tersebut Badan Pertanahan Nasional (BPN)
menerbitkan surat keputusan perpanjangan HGB. Salah satu dasar dikabulkannya permohonan perpanjangan HGB No.
26/Gelora dan HGB No. 27/Gelora didasarkan atas ketentuan Pasal 26 PP No. 40 Tahun 1996.

Latar Belakang Kasus PT Indobuild.Co


• Surat Keputusan Perpanjangan HGB No. 26/Gelora dan HGB No.27/Gelora oleh Turut BPN masih mengacu
pada pemberian HGB pertama kali oleh Menteri Dalam Negeri R.I No. 181/HGB/Da/72 tanggal 3 Agustus 1972
adalah tanah negara yang diperoleh Penggugat karena penunjukan dan pemberian izin oleh Gubernur KDKI
Djakarta dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Djakarta tanggal 21 Agustus 1971
No. 1744/A/K/BKD/71 dan Surat Pernyataan Direktur Gelanggang Olahraga Senayan tanggal 27 Juli 1972 No.
34/Dir/ 141 /1972 dus pada saat pemberian HGB pertama kali tahun 1973 status tanah adalah tanah negara,
demikian pula pada saat pemberian perpanjangannya. Maka dari itu SHGB No. 26/gelora dan No. 27/Gelora
diperpanjang jangka waktunya sampai tahun 2033 tanpa menyebutkan status HGB itu berada di atas HPL atas
nama sekretariat Negara.
• Bahwa pada tahun 1989, BPN pusat mengeluarkan Surat Keputusan No. 169/HPL/BPN/89 yang bertujuan
untuk mengamankan asset-aset Negara dan menyatakan kawasan Gelora Senayan termasuk kawasan Hotel
Hilton, berada diatas hak pengelolaan Lahan No.1 atas nama Sekretariat Negara. Dengan adanya Surat
Keputusan itu maka PT. Indobuild.CO selaku pemegang HGB harus melepaskan haknya sebelum masa HGB-
nya habis dan membuat perjanjian kerja sama dengan Badan Pengelola Gelora Senayan (BPGS) selaku
pemegang HPL, guna memperoleh HGB baru yang berada diatas HPL. Tetapi BPN telah membuat kekeliruan
dalam surat keputusan No. 169/HPL/BPN/89 tanggal 15 Agustus 1989 tentang pemberian Hak Pengelolaan
terhadap Sekretariat Negara, dikarenakan BPN memasukkan tanah HGB No. 26/Gelora dan HGB No.
27/Gelora ke dalam hak pengelolaan tersebut diatas padahal diatas tanah tersebut masih ada hak yaitu HGB
No. 26/Gelora dan HGB No. 27/Gelora atas nama PT.Indobuild.CO yang baru akan berakhir tanggal 2003.

2
6/11/21

Pokok permasalahan terkait pihak PT.


Indobuild Co dengan pihak Badan
Pertanahan Nasional (BPN) adalah Selain itu, didalam Pasal 21

ANALISIS tentang keabsahan pemberian Hak Guna


Bangunan apabila dikaji berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 40
Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak
ketentuan pasal 37 butir a Undang-
Pakai atas Tanah menyatakan
Undang No. 5 Tahun 1960 tentang
Tanah yang dapat diberikan
Undang-Undang Pokok Agraria berbunyi dengan Hak Guna Bangunan
“Hak guna bangunan terjadi : a. adalah:
Mengenai tanah yang dikuasai langsung 1. Tanah Negara;
oleh negara karena penetapan 2. Tanah Hak Pengelolaan;
Pemerintah.” Isi uraian pasal tersebut 3. Tanah Hak Milik.
menyiratkan bahwa Hak Guna Bangunan
berasal dari tanah yang dikuasai oleh
pemerintah dengan didahului penetapan
. pemerintah.

ANALISIS
Pemberian Hak Guna Bangunan dari Pemerintah kepada PT Indobuild Co pada kasus ini telah sesuai dan sah
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ditinjau dengan dikerluarkannya SK Dirjen Agraria atas nama Menteri
Dalam Negeri No. 181/HGB/DA/171 yang ditegaskan bahwa tanah yang diberi adalah tanah negara. Selaras
dengan hal tersebut, pada Pasal 36 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria
menyatakan bahwa, yang mempunyai hak guna bangunan ialah:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

Kemudian, diperkuat dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan, Hak pakai atas Tanah menyatakan yang dapat menjadi pemegang Hak Guna Bangunan adalah:
1. Warga Negara Indonesia
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. PT. Indobuild Co
adalah subyek Hak Guna Bangunan yang memenuhi syarat untuk menerima Hak Guna Bangunan sesuai
dengan peraturan yang telah dikemukakan sebelumnya. PT. Indobuild Co memenuhi syarat untuk memperoleh
.Hak Guna Bangunan dalam hal ini pihak yang diperkenankan menjadi pemegang Hak Guna Bangunan.

ANALISIS
Proses perpanjangan Hak Guna Bangunan nomor 26/Gelora dan 27/Gelora (Hak Guna Bangunan Hotel Hilton)
atas nama PT. Indobuildco menimbulkan persoalan hukum hal itu terjadi karena Hak Guna Bangunan tersebut
pada dasarnya adalah Hak Guna Bangunan yang proses permohonannya sejak awal adalah bukan Hak Guna
Bangunan diatas Hak Pengelolaan. Dari data fisik dan yuridis permohonan dan penerbitannya adalah Hak Guna
Bangunan tersebut diatas tanah Negara. Maka bila kemudian atas perpanjangan haknya yang dilakukan tanpa
persetujuan dari pemegang Hak pengelolaan nomor 1 Gelora yaitu Sekretariat Negara adalah dapat
dibenarkan karena Hak Guna Bangunan tersebut adalah Hak Guna Bangunan diatas tanah Negara dan tidak
diatas Hak Pengelolaan.

Hak Pengelolaan nomor 1 atas nama Sekretariat Negara terbit pada tahun 1989, dan didalam Hak Pengelolaan
tersebut memasukkan juga Hotel Hilton sebagai bagian hak pengelolaan tersebut. Padahal Hotel Hilton
tersebut telah terbit Hak Guna bangunan nomor 26 dan 27/Gelora atas nama PT. Indobuildco yang telah terbit
sejak tahun 1972. Dengan demikian Hak pengelolaan nomor 1 Gelora ini ada bagiannya yang diatas Hak Guna
Bangunan, yaitu Hak Guna Bangunan nomor 26 dan 27/Gelora, atas nama PT. Indobuildco yang terbit sejak
.tahun 1972.

3
6/11/21

KESIMPULAN
Sertipikat HGB Nomor 20/Gelora diperoleh PT Indobuildco berdasarkan SK
Direktorat Jenderal Agraria Departemen Dalam Negeri Nomor 181/HGB/DA/72
tanggal 3 Agustus 1972, yang berlaku untuk jangka waktu 30 tahun dan akan
berakhir pada tanggal 4 Maret 2003. Kemudian Sertipikat Hak Guna Bangunan
Nomor 20/Gelora tersebut dipecah menjadi sertipikat HGB Nomor 26/Gelora dan
27/Gelora pada tahun 1973. Selanjutnya 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya jangka
waktu kedua sertipikat HGB tersebut, PT. Indobuild .co mengajukan perpanjangan
jangka waktunya. Atas dasar pertimbangan bahwa semua syaratnya telah dipenuhi,
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Daerah Khusus Ibukota
Jakarta dengan Keputusannya tanggal 13 Juni 2002 Nomor 016/10/550.2-09.01-
2002 dan Nomor 017/11-570.2-09.01-2002, diberikanlah perpanjangan jangka
waktu berlakunya HGB Nomor 26 dan 27/Gelora tersebut dengan jangka waktu
20tahun yaitu hingga tanggal 4 Maret 2023. Pemberian HGB Nomor 26/Geloradan
27/Gelora serta pemberian perpanjangan jangka waktunya telah sesuai dengan
.
ketentuan Hukum Tanah Nasional yang berlaku adalah sah menurut hukum.

10

THANK YOU
STAY HEALTHY

11

Anda mungkin juga menyukai