Menimbang: Menimbang:
a. bahwa untuk menjamin kepastian hukum hak- a. bahwa untuk meningkatkan peranan Pejabat
hak atas tanah, Undang-undang Nomor 5 Pembuat Akta Tanah serta untuk
Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok- meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
pokok Agraria memerintahkan kepada atas pendaftaran tanah, perlu melakukan
Pemerintah untuk melaksanakan pendaftaran perubahan terhadap beberapa ketentuan
tanah; dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37
Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah;
Mengingat: Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945; (1) Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960,
(2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Agraria (Lembaran Negara Republik
Nomor 2043); Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2043);
3. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985
Tentang Rumah Susun (Lembaran Negara (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran
Negara Nomor 3318); Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3696);
4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996
Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah (4) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998
Beserta Benda-benda Yang Berkaitan tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Dengan Tanah (Lembaran Negara Tahun Akta Tanah (Lembaran Negara Republik
1996 Nomor 42, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 1998 Nomor 52, Tambahan
Negara Nomor 3632); Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3746).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988
Tentang Rumah Susun (Lembaran Negara
Tahun 1988 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3372);
MEMUTUSKAN: MEMUTUSKAN:
Menetapkan: Menetapkan:
BAB I Pasal I
Pasal 1 Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
dengan:
3. PPAT Khusus adalah pejabat Badan 3. PPAT Khusus adalah pejabat Badan
Pertanahan Nasional yang ditunjuk karena Pertanahan. Nasional yang ditunjuk karena
jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT
dengan membuat akta PPAT tertentu khusus dengan membuat akta PPAT tertentu khusus
dalam rangka pelaksanaan program atau dalam rangka pelaksanaan program atau
tugas Pemerintah tertentu. tugas Pemerintah tertentu.
4. Akta PPAT adalah akta yang dibuat oleh 4. Akta PPAT adalah akta yang dibuat oleh
PPAT sebagai bukti telah dilaksanakannya PPAT sebagai bukti telah dilaksanakannya
perbuatan hukum tertentu mengenai hak perbuatan hukum tertentu mengenai hak
atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun. Rumah Susun.
BAB II
Pasal 2
a. Jual beli;
b. Tukar menukar;
c. Hibah;
Pasal 3
Penjelasan:
Pasal 4
Penjelasan:
Penjelasan:
BAB III
Pasal 5
Penjelasan:
Penjelasan:
Penjelasan:
Program-program pelayanan
masyarakat ini adalah misalnya
program pensertifikatan tanah yang
memerlukan adanya akta PPAT
terlebih dahulu karena tanah yang
bersangkutan belum atas nama pihak
yang menguasainya. Pekerjaan yang
dilakukan oleh PPAT Khusus ini adalah
pekerjaan pelayanan dan karena itu
pembuatan akta dimaksud tidak
dipungut biaya.
Dalam praktek hubungan Internasional
seringkali suatu negara memberikan
kemudahan kepada negara lain
diberbagai bidang, termasuk di bidang
pertanahan. Atas dasar tersebut
dipandang perlu ada ketentuan untuk
memberi kemungkinan Indonesia
memberikan kemudahan yang sama di
bidang perubahan data pendaftaran
hak atas tanah kepunyaan negara
asing.
Pasal 6 Pasal 6
Syarat untuk dapat diangkat menjadi PPAT (1) Syarat untuk dapat diangkat menjadi PPAT
adalah: adalah:
a. Warga Negara Indonesia;
a. Kewarganegaraan Indonesia;
b. berusia paling rendah 22 (dua puluh
b. Berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh dua) tahun;
tahun); c. berkelakuan baik yang dinyatakan
dengan surat keterangan yang dibuat
oleh Instansi Kepolisian setempat;
d. tidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang
c. Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan telah memperoleh kekuatan hukum
surat keterangan yang dibuat oleh Instansi tetap karena melakukan tindak pidana
Kepolisian setempat; yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih;
d. Belum pernah dihukum penjara karena
e. sehat jasmani dan rohani;
melakukan kejahatan berdasarkan putusan
f. berijazah sarjana hukum dan lulusan
Pengadilan yang telah memperoleh
jenjang strata dua kenotariatan atau
kekuatan hukum tetap;
lulusan program pendidikan khusus
e. Sehat jasmani dan rohani; PPAT yang diselenggarakan oleh
kementerian yang menyelenggarakan
f. Lulusan program pendidikan spesialis
urusan pemerintahan di bidang
notariat atau program pendidikan khusus
agraria/pertanahan;
PPAT yang diselenggarakan oleh lembaga
g. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh
pendidikan tinggi;
kementerian yang menyelenggarakan
g. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh urusan pemerintahan di bidang
Kantor Menteri Negara Agraria/Badan agraria/pertanahan; dan
Pertanahan Nasional. h. telah menjalani magang atau nyata-
nyata telah bekerja sebagai karyawan
pada kantor PPAT paling sedikit 1
(satu) tahun, setelah lulus pendidikan
kenotariatan.
Pasal 7 Pasal 7
(1) PPAT dapat merangkap jabatan sebagai (1) PPAT dapat merangkap jabatan sebagai
Notaris, Konsultan atau Penasihat Hukum. Notaris di tempat kedudukan Notaris.
g. mediator; dan/atau
Pasal 8 Pasal 8
(1) PPAT berhenti menjabat sebagai PPAT (1) PPAT berhenti menjabat sebagai PPAT
karena: karena:
b. Telah mencapai usia 65 (enam puluh b. telah mencapai usia 65 (enam puluh
lima) tahun; atau lima) tahun; atau
Pasal 9 Pasal 9
PPAT yang berhenti menjabat sebagai PPAT (1) PPAT yang merangkap jabatan sebagai
karena diangkat dan mengangkat sumpah Notaris di kabupaten/kota selain pada
jabatan Notaris di Kabupaten/Kotamadya tempat kedudukan sebagai PPAT wajib
Daerah Tingkat II yang lain daripada daerah mengajukan pindah tempat kedudukan
kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 PPAT pada tempat kedudukan Notaris atau
ayat (1) huruf c dapat diangkat kembali menjadi berhenti sebagai Notaris pada tempat
PPAT dengan wilayah kerja kedudukan yang berbeda tersebut.
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan
tempat kedudukannya sebagai Notaris, apabila
tata cara perpindahan PPAT diatur dengan
formasi PPAT untuk daerah kerja tersebut
Peraturan Menteri.
belum penuh.
Penjelasan:
Pasal 10 Pasal 10
(1) PPAT diberhentikan dengan hormat dari (1) PPAT yang diberhentikan oleh Menteri
jabatannya karena: sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) huruf c, terdiri atas:
a. Permintaan sendiri;
a. diberhentikan dengan hormat;
b. Tidak lagi mampu menjalankan
tugasnya karena keadaan kesehatan b. diberhentikan dengan tidak hormat;
badan atau kesehatan jiwanya, setelah dan
dinyatakan oleh tim pemeriksa
c. diberhentikan sementara.
kesehatan yang berwenang atas
permintaan Menteri atau pejabat yang (2) PPAT diberhentikan dengan hormat
ditunjuk; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, karena:
c. Melakukan pelanggaran ringan
terhadap larangan atau kewajiban a. permintaan sendiri;
sebagai PPAT;
b. tidak lagi mampu menjalankan
d. Diangkat sebagai pegawai negeri sipil tugasnya karena keadaan kesehatan
atau ABRI. badan atau kesehatan jiwanya, setelah
dinyatakan oleh tim pemeriksa
(2) PPAT diberhentikan dengan tidak hormat
kesehatan yang berwenang atas
dari jabatannya, karena:
permintaan Menteri/Kepala atau
a. Melakukan pelanggaran berat pejabat yang ditunjuk;
terhadap larangan atau kewajiban
c. merangkap jabatan sebagaimana
sebagai PPAT;
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2);
b. Dijatuhi hukuman kurungan/penjara
d. dinyatakan pailit berdasarkan putusan
karena melakukan kejahatan
pengadilan yang telah memperoleh
perbuatan pidana yang diancam dengan
kekuatan hukum tetap; dan/atau
hukuman kurungan atau penjara
selama-lamanya 5 (lima) tahun atau e. berada di bawah pengampuan secara
lebih berat berdasarkan putusan terus menerus lebih dan 3 (tiga)
pengadilan yang sudah memperoleh tahun.
kekuatan hukum tetap.
penjelasan;
penjelasan;
Pasal 11 Pasal 11
Penjelasan:
BAB IV
Pasal 12 Pasal 12
(1) Daerah kerja PPAT adalah satu wilayah (1) Daerah kerja PPAT adalah satu wilayah
kerja Kantor Pertanahan provinsi.
Kebupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II.
(2) Daerah kerja PPAT Sementara dan PPAT
(2) Daerah kerja PPAT Sementara dan PPAT Khusus meliputi wilayah kerjanya sebagai
Khusus meliputi wilayah kerjanya sebagai Pejabat Pemerintah yang menjadi dasar
pejabat Pemerintah yang menjadi dasar penunjukannya.
penunjukannya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai daerah
kerja PPAT diatur dengan Peraturan
Menteri.”
Pasal 12A
Pasal 12B
Pasal 14 Pasal 14
(1) Formasi PPAT ditetapkan oleh Menteri. dihapus.
Penjelasan:
BAB V
Pasal 15 Pasal 15
(1) Sebelum menjalankan jabatannya PPAT dan (1) PPAT dan PPAT Sementara sebelum
PPAT Sementara wajib mengangkat sumpah menjalankan jabatannya wajib mengangkat
jabatan PPAT di hadapan Kepala Kantor sumpah jabatan PPAT di hadapan Menteri
Pertanahan Kabupaten/Kotamadya di atau pejabat yang ditunjuk.
daerah kerja PPAT yang bersangkutan.
(2) PPAT Khusus sebagaimana dimaksud dalam
Penjelasan: Pasal 5 ayat (3) huruf b tidak perlu
mengangkat sumpah jabatan PPAT.
PPAT yang pernah diambil sumpahnya dan
kemudian berhenti untuk diangkat sebagai (3) PPAT yang tempat kedudukan/daerah
PPAT untuk daerah yang baru juga harus kerjanya disesuaikan karena pemekaran
mengangkat sumpah. wilayah kabupaten/kota atau provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(2) PPAT Khusus sebagaimana dimaksud dalam
(1) dan ayat (2) tidak perlu mengangkat
Pasal 5 ayat (3) huruf b tidak perlu
sumpah jabatan PPAT untuk melaksanakan
mengangkat sumpah jabatan PPAT.
tugasnya di tempat kedudukan/daerah
(3) PPAT yang daerah kerjanya disesuaikan kerjanya yang baru.”
karena pemecahan wilayah
Ketentuan ayat (1) Pasal 20 diubah dan di
Kabupaten/Kotamadya sebagaimana
antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu)
dimaksud dalam Pasal 13 tidak perlu
ayat, yakni ayat ( 1 a) sehingga Pasal 20
mengangkat sumpah jabatan PPAT untuk
berbunyi sebagai berikut:
melaksanakan tugasnya di daerah kerjanya
yang baru. “Pasal 20”
Pasal 16
Penjelasan:
Penjelasan:
Pasal 17
Pasal 18
BAB VI
PELAKSANAAN JABATANPPAT
Pasal 19 Pasal 19
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pengambilan (1) Dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah
sumpah jabatan sebagaimana dimaksud dalam pengambilan sumpah jabatan sebagaimana
Pasal 15 PPAT wajib: dimaksud dalam Pasal 15, PPAT wajib:
a. menyampaikan alamat kantornya,
a. Menyampaikan alamat kantornya, contoh
contoh tanda tangan, contoh paraf,
tanda tangan, contoh paraf, dan teraan
dan teraan cap/stempel jabatannya
cap/stempel jabatannya kepada Kepala
kepada Kepala Kantor Wilayah Badan
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Pertanahan Nasional, Bupati/Walikota,
Propinsi, Bupati/Walikotamadya Kepala Ketua Pengadilan Negeri, dan Kepala
Daerah Tingkat II, Ketua Pengadilan Kantor Pertanahan yang wilayahnya
Negeri, dan Kepala Kantor Pertanahan yang meliputi daerah kerja PPAT yang
wilayahnya meliputi daerah kerja PPAT bersangkutan; dan
yang bersangkutan;
penjelasan:
b. Melaksanakan jabatannya secara nyata.
Maksud dari penyerahan contoh tanda
Penjelasan: tangan, contoh paraf, dan teraan
cap/stempel jabatan PPAT adalah agar
Maksud dari penyerahan contoh tanda tangan,
pada Kantor Pertanahan setempat
paraf dan stempel jabatan PPAT, adalah agar
tersedia pembanding jika te{adi
pada Kantor Pertanahan setempat tersedia
perbdaan tanda tangan, paraf, atau
pembandingan jika terjadi perbedaan tanda
teraan cap/stempel, apabila terjadi
tangan atau paraf atau stempel, apabila terjadi
perkara mengenai keabsahan akta
perkara mengenai keabsahan akta PPAT yang
PPAT yang bersangkutan.
bersangkutan. Bagi PPAT Khusus kewajiban
tersebut tidak berlaku.
b. melaksanakan jabatannya secara
nyata.
Pasal 20
Penjelasan:
Pasal 21
Pasal 22
Penjelasan:
Pasal 23
Penjelasan:
Pasal 25
Pasal 26
(1) PPAT yang berhenti menjabat karena (1) PPAT yang berhenti menjabat karena alasan
alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
ayat (1) huruf b, c, dan d, diwajibkan huruf b dan huruf c, diwajibkan
menyerahkan protokol PPAT kepada PPAT menyerahkan protokol PPAT kepada PPAT di
di daerah kerjanya. daerah kerjanya.
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
Penjelasan:
Pasal 31 Pasal 31
(1) Selama PPAT diberhentikan untuk (1) Selama PPAT diberhentikan untuk
sementara sebagaimana dimaksud dalam sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 atau menjalani cuti sebagaimana Pasal 10 ayat (1) huruf c atau menjalani
dimaksud dalam Pasal 30 tugas dan cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30,
kewenangan PPAT dapat dilaksanakan oleh tugas dan kewenangan PPAT dapat
kewenangan PPAT dapat dilaksanakan oleh dilaksanakan oleh PPAT pengganti atas
PPAT pengganti atas permohonan PPAT permohonan PPAT yang bersangkutan.
yang bersangkutan.
Pasal 32 Pasal 32
(1) Uang jasa (honorarium) PPAT dan PPAT (1) Uang jasa (honorarium) PPAT dan PPAT
Sementara, termasuk uang jasa Sementara, termasuk uang jasa
(honorarium) saksi tidak boleh melebihi 1 % (honorarium) saksi tidak boleh melebihi
(satu persen) dari harga transaksi yang (satu persen) dan harga transaksi yang
tercantum di dalam akta. tercantum di dalam akta.
(2) PPAT dan PPAT Sementara wajib (2) PPAT dan PPAT Sementara wajib
memberikan jasa tanpa memungut biaya memberikan jasa tanpa memungut biaya
kepada seseorang yang tidak mampu. kepada seseorang yang tidak mampu.
(3) Di dalam melaksanakan tugasnya, PPAT dan (3) Di dalam melaksanakan tugasnya, PPAT dan
PPAT Sementara dilarang melakukan PPAT Sementara dilarang melakukan
pungutan diluar ketentuan sebagaimana pungutan di luar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1). dimaksud pada ayat (1).
(4) PPAT Khusus melaksanakan tugasnya tanpa (4) PPAT Khusus melaksanakan tugasnya tanpa
memungut biaya. memungut biaya.
Penjelasan: Penjelasan:
BAB VII
Pasal 33 Pasal 33
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 34 Pasal II
(1) PPAT yang pada waktu berlakunya (1) PPAT yang merangkap jabatan sebagai
Peraturan Pemerintah ini juga menjabat konsultan atau penasehat hukum wajib
sebagai Notaris dengan tempat kedudukan memilih jabatan sebagai PPAT atau
di luar daerah kerjanya sebagai PPAT konsultan/penasehat hukum dalam jangka
berhenti dengan sendirinya sebagai PPAT 6 waktu 3 (tiga) bulan sejak Peraturan
(enam) bulan sejak saat berlakunya Pemerintah ini mulai berlaku, dengan
Peraturan Pemerintah ini. ketentuan apabila dalam jangka waktu
tersebut pilihan tidak dilakukan maka
diberhentikan dari jabatannya sebagai
PPAT sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah ini.
(2) PPAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diangkat menjadi PPAT di daerah (2) Pemberhentian PPAT sebagaimana
letak tempat kedudukannya sebagai dimaksud pada angka 1 dilakukan dengan
Notaris apabila formasi PPAT untuk daerah Keputusan Menteri.
tersebut masih tersedia.
(3) PPAT wajib melakukan penyesuaian tempat
Penjelasan ayat (1) dan (2): kedudukan dan daerah kerja PPAT dalam
jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
PPAT harus melaksanakan tugasnya di
sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini.
daerah kerjanya. Hal ini tidak akan secara
efektif dilakukan apabila PPAT tersebut
juga merangkap menjabat sebagai Notaris
(4) Semua frasa kabupaten/ kotamadya
yang berkedudukan di luar daerah kerjanya
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
sebagai PPAT.
Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang
Namun demikian keadaan ini berlangsung Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta
pada waktu ini. Oleh karena itu keadaan ini Tanah, harus dimaknai dengan
perlu segera dihentikan. Untuk itu diberi kabupaten/kota.
waktu 6 (enam) bulan.
(5) Semua ketentuan mengenai formasi
Dalam waktu tersebut PPAT yang
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
bersangkutan dapat mengajukan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang
permohonan berhenti dan permohonan
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta
pengangkatan dengan daerah kerja yang
Tanah dan peraturan pelaksanaannya,
sesuai dengan kedudukannya sebagai
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
Notaris. Permohonan itu akan
dipertimbangkan oleh Menteri apabila (6) Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku
formasi PPAT di daerah kerja yang meliputi pada tanggal diundangkan.
kedudukannya sebagai Notaris masih belum
(7) Agar setiap orang mengetahuinya,
penuh.
memerintahkan pengundangan Peraturan
(3) PPAT yang pada waktu berlakunya Pemerintah ini dengan penempatannya
Peraturan Pemerintah ini merangkap dalam Lembaran Negara Republik
jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal Indonesia.
7 ayat (2) berhenti dengan sendirinya dari
jabatannya sebagai PPAT 3 (tiga) bulan
sejak saat berlakunya Peraturan
Pemerintah ini.
Penjelasan:
Pasal 35
Penjelasan:
Pasal 36
BAB IX
PENUTUP
Pasal 37
Pasal 38
JOKO WIDODO
Ttd. Ttd.