Anda di halaman 1dari 8

Peralihan Saham

Peralihan saham menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas adalah pemindahan hak atas
saham, yang mana itu dilakukan dengan adanya akta pemindahan hak baik yang dibuat dihadapan
notaris ataupun akta di bawah tangan, dan salinannya disampaikan kepada PT secara tertulis.
Peralihan saham diatur dalam Pasal  55 hingga 59 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, dimana setiap pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan
hak.

 Jenis / Klasifikasi Saham


1. Saham biasa
Saham biasa atau common stock merupakan jenis saham yang umum diperdagangkan
dalam pasal modal. Saham jenis ini memiliki high return dibandingkan dengan jenis saham
lainnya. Di saat perusahaan mampu memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka
pemegang saham jenis ini juga akan memperoleh tingkat pengembalian berupa dividen yang
nilainya tinggi pula.
Selain high return, saham biasa juga high risk. Saat perusahaan tidak memperoleh laba,
maka pemegang saham biasa tidak akan menerima dividen. Saat perusahaan mengalami
kebangkrutan, maka pemegang saham ini hanya akan menerima hak atas sisa aset perusahaan
paling akhir setelah perusahaan melunasi semua kewajibannya kepada pihak lain. Risikonya,
apabila aset perusahaan tidak tersisa, maka pemegang saham biasa tidak akan memperoleh
apapun.
Pemegang saham jenis ini bisa memberikan usulan dalam RUPS. Meski demikian,
tanggung jawab terhadap pihak lain terbatas sesuai dengan proporsi saham yang dimilikinya.
Selain itu, jenis saham ini bisa dijual atau dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain.
2. Saham Preferen
Disebut juga sebagai preferred stock. Saham preferen merupakan gabungan dari saham
biasa dengan obligasi, karena menghasilkan pendapatan tetap. Adapun ciri dari saham jenis ini
yaitu terdapat klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, pembagian dividen tetap selama masa
berlakunya saham, dan memiliki hak tebus atau dapat ditukar dengan saham biasa.
Ditinjau dari tingkat keamanan berinvestasi, jenis saham preferen lebih aman
dibandingkan dengan saham biasa. Saham preferen memiliki hak klaim atas aset perusahaan
dan pembagian dividen lebih dulu di saat perusahaan mengalami likuiditas. Namun dalam
kondisi normal, di mana perusahaan mampu memperoleh keuntungan, maka pembagian
dividen kepada pemegang saham jenis ini dilakukan setelah pemegang saham biasa. Selain itu,
nilai dividen untuk saham preferen lebih rendah dibandingkan dengan saham biasa. Kelemahan
lain dari saham jenis preferen adalah sulit untuk diperjualbelikan atau dialihkan
kepemilikannya kepada pihak lain.
Cara membedakan antara saham preferen dengan saham biasa yaitu: Perusahaan-perusahaan
yang terdaftar dalam pasar modal menggunakan kode saham yang terdiri dari empat huruf, itulah
saham biasa. Jika terdapat lima huruf diakhiri dengan huruf P, maka itulah jenis saham preferen.
Sementara jenis saham berdasarkan cara peralihan haknya dibedakan menjadi dua, yaitu saham
atas unjuk dan atas nama:
1. Saham atas unjuk
Disebut juga sebagai bearer stock. Saham atas unjuk merupakan jenis saham yang tidak
mencantumkan nama pemiliknya, sehingga mudah untuk alihkan atau dipindahtangankan
kepada pihak lain. Jenis saham ini mirip dengan uang, mudah dialihkan. Selain itu, sertifikat
saham juga dibuat mirip dengan uang yang dibuat dengan kertas khusus berkualitas tinggi agar
terhindar dari pemalsuan.
Kemudahan untuk dialihkan pada saham atas unjuk sekaligus menjadi risiko dari jenis
saham ini. Jika sertifikat saham hilang, maka pemilik saham tidak akan bisa meminta duplikat
sebagai penggantinya.
2. Saham atas nama
Saham atas nama (registered stock) merupakan kebalikan dari saham atas unjuk, di mana
pada saham atas nama tertulis dengan jelas nama pemiliknya. Jika dilihat dari segi
keamanannya, jenis saham atas nama lebih aman dibandingkan dengan saham atas unjuk. Jika
pemilik kehilangan sertifikat saham atas nama, maka ia bisa meminta penggantinya kepada
perusahaan penerbit saham, karena nama pemilik saham telah telah tercatat dalam buku
perusahaan.
Kelemahan saham atas nama lebih sulit untuk dialihkan atau dipindahtangankan ke pihak
lain. Untuk mengalihkan saham ke pihak lain, harus melalui prosedur tertentu yang pastinya
melibatkan perusahaan penerbit saham. Pengalihan saham atas nama harus melalui pencatatan
dokumen, di mana nama pemilik baru harus dicatat ke dalam buku khusus yang memuat daftar
pemegang saham perusahaan.
 Saham yang bisa dihitung dalam kuorum RUPS
1. Saham Dengan Hak Suara Multipel adalah klasifikasi saham di mana 1 (satu) saham
memberikan lebih dari 1 (satu) hak suara kepada pemegang saham yang memenuhi persyaratan.
2. Ketentuan batasan kepemilikan hak suara pemegang Saham Dengan Hak Suara Multipel, baik
dari Saham Dengan Hak Suara Multipel maupun dari saham biasa paling banyak 90%
(sembilan puluh persen) dari seluruh hak suara dan perlakuan kelebihan hak suara dalam hal
pemegang Saham Dengan Hak Suara Multipel memiliki hak suara lebih dari 90% (sembilan
puluh persen) dari seluruh hak suara
3. Penghitungan jumlah kepemilikan saham pemegang Saham Dengan Hak Suara Multipel
dilakukan pada 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS.
4. Dalam hal pemegang Saham Dengan Hak Suara Multipel baik sendiri maupun secara bersama-
sama memiliki hak suara lebih dari 90% (sembilan puluh persen) dari seluruh hak suara, hak
suara saham dihitung menjadi 10% (sepuluh persen) dari seluruh hak suara
 Saham dibeli kembali kuorum
Kuorum RUPS untuk memutuskan perubahan Anggaran Dasar Perseroan: kuorum kehadiran
minimal 2/3 bagian dari seluruh saham dengan hak suara, hadir atau diwakili dan keputusan sah jika
disetujui 2/3 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan. Ketentuan kuorum ini juga berlaku untuk
penyelenggaraan RUPS untuk memutuskan mengenai:
1. Pemberian persetujuan bagi Pemegang Saham yang memiliki tagihan terhadap Perseroan dan
kreditor lainnya untuk menggunakan hak
2. tagihnya sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga saham yang telah diambilnya
3. Pemberian persetujuan pembelian kembali saham Perseroan yang telah dikeluarkan atau
pengalihannya lebih lanjut
4. Penambahan Modal Dasar Perseroan; dan
5. Pengurangan Modal Perseroan.
 Bentuk Peralihan Saham
 Peralihan Saham karena Waris
Bagaimana prosedurnya?
1. Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Akta pemindahan
hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada perseroan berdasarkan Pasal 56
ayat (1) dan ayat (2) huruf c UU PT;
2. Akta tersebut dapat berupa akta yang dibuat di hadapan notaris maupun akta bawah
tangan Pasal 56 ayat (1) UU PT;
3. Praktisnya, Para Ahli waris perlu menyampaikan keterangan kematian, keterangan waris,
dan bukti lain yang membuktikan siapa saja para ahli waris;
4. Di internal ahli waris juga membuat surat kuasa kepada salah satu ahli waris untuk
menjadi wakil pemegang saham tersebut;
5. Jika saham Perseroan Terbatas dimiliki lebih dari seorang ahli waris, maka harus ditunjuk
salah satu dari mereka sebagai pemegang saham;
6. Diantara ahli waris kemudian dapat dibuat kesepakatan untuk membagi saham tesebut,
sehingga masing-masing saham terdaftar atas nama setiap ahli waris;
7. Lebih lanjut direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari
pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana
Pasal 56 ayat (3) UU PT;
8. Direksi juga memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri
Hukum dan HAM untuk dicatat dalam daftar perseroan paling lambat 30 hari terhitung
sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.sebagaimana Pasal 56 ayat (3) UU PT Pasal 56
ayat (3) UU PT;

Pemberitahuan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri Hukum dan HAM
termasuk juga perubahan susunan pemegang saham yang disebabkan karena warisan,
pengambilalihan, atau pemisahan (Penjelasan Pasal 56 ayat (3) UU PT).

Syarat yang perlu dilakukan diantaranya:

1. Ahli waris yang ditinggalkan harus menyepakati siapa pemegang saham si A;


2. Membuat akta pemindahan hak atau bukti-bukti sebagai ahli waris;
3. Menyampaikan dokumen-dokumen tersebut kepada perseroan;
4. Direksi kemudian akan mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari
pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus;
5. Direksi memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri Hukum
dan HAM untuk dicatat dalam daftar perseroan paling lambat 30 hari terhitung sejak
tanggal pencatatan pemindahan hak.
 Peralihan Saham karena Hibah
Sesuai dengan konsep hibah dalam KUH Perdata dimana penghibah menyerahkan suatu
barang untuk kepentingan seseorang yang menerima penyerahan barang itu, maka menjadi hal
yang mustahil bagi penghibah untuk menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham lain
untuk dapat menjadi penerima hibah karena tentunya penghibah sedari awal telah dengan
sendirinya menunjuk siapa yang menurutnya pantas menjadi penerima hibah tersebut.
Oleh karena itu, ketentuan Pasal 57 ayat (1) huruf a tidak dapat berlaku dalam hal
pemindahan hak atas saham melalui hibah. Demikian pula mengenai ketentuan Pasal 57 ayat
(1) huruf b juga tidak dapat berlaku dalam hal pemindahan hak atas saham melalui hibah
karena penghibah mempunyai hak penuh terhadap saham yang dimiliki olehnya. Namun, untuk
ketentuan Pasal 57 ayat (1) huruf c, masih terdapat kemungkinan keberlakuannya dalam
pemindahan hak atas saham melalui hibah karena terkait boleh atau tidaknya seseorang menjadi
penerima hibah.
Selanjutnya, mengenai pemindahan hak atas saham melalui hibah dari orang tua kepada
anaknya, hibah dipandang sebagai pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu
ia hidup tanpa adanya imbalan sebagai tanda kasih sayang. Oleh karena itu, menjadi tidak
mungkin memberlakukan ketentuan Pasal 57 ayat (1) dalam hal pemindahan hak atas saham
melalui hibah dari orang tua kepada anaknya karena :
a. penerima hibah sudah ditentukan sendiri oleh pemberi hibah berdasarkan haknya yang
bersifat penuh terhadap saham miliknya,
b. penerima hibah berhak atas hibah saham tersebut tanpa perlu persetujuan pemegang
saham yang lain, karena penghibahan tersebut sebagai salah satu bentuk pelaksanaan
kewajiban orang tua kepada anaknya,
c. sepanjang pengetahuan penulis, tidak ada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
melarang pemberian dari orang tua ke anaknya.
Namun mengingat pemindahan hak atas saham memiliki akibat hukum lain yakni adanya
perubahan susunan pemegang saham dan/atau perubahan struktur pengurus perusahaan, maka
dalam hal ini keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dapat tidak menyetujui penerima hibah
(anak) untuk menjabat dalam struktur pengurus perusahaan misalnya dengan
mempertimbangakan kecakapan anak tersebut untuk menggantikan orang tuanya dalam struktur
pengurus perusahaan. Sebagai contoh, seorang pemegang saham yang menjabat sebagai
direktur perusahaan berniat untuk menghibahkan sahamnya kepada anaknya yang masih di
bawah umur, tentunya berdasarkan pembahasan diatas, pemegang saham lain tidak berhak
untuk melarang proses penghibahan tersebut, namun dalam Rapat Umum Pemegang Saham,
para pemegang saham berhak untuk tidak menyetujui anak yang masih dibawah umur tersebut
untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai Direktur perusahaan
 Cara Pengalihan Hak Atas Saham
 Syarat Pengalihan Hak Atas Saham
1. Mendapatkan persetujuan dari organ perseroan
Sebelum mengurus proses pengalihan saham, maka sebagai pemilik saham perlu
mendapatkan izin terlebih dulu dari organ perusahaan sebagai syarat awal pengalihan
saham. Organ perusahaan di sini adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan
Dewan Komisaris. Ketika Anda telah mendapatkan persetujuan, maka Pemohon bisa
melanjutkan proses pengalihan saham. Namun, jika tidak mendapatkan persetujuan, maka
proses tidak bisa dilanjutkan.
2. Mendapatkan persetujuan dari instansi yang berwenang
Pemilik saham tidak diperbolehkan untuk melakukan pengalihan saham kepada
pihak luar atau pihak asing. Namun, jika Pemohon ingin mengalihkan saham ke pihak
asing, maka prosedur ini baru bisa dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
instansi berwenang.
3. Telah menawarkan saham kepada pemegang saham lainnya
Sebelum mengalihkan saham ke pihak luar, maka pemilik saham harus terlebih
dulu  menawarkan sahamnya kepada pemegang saham lain sebagai syarat pengalihan
saham yang wajib dipenuhi.

Ketiga syarat tersebut perlu dipenuhi, hal ini karena pengalihan saham didasarkan atas
peraturan hukum yang berlaku. Pemindahan hak atas saham karena warisan juga harus
memenuhi persyaratan dari instansi berwenang.

 Prosedur Pengalihan Hak Atas Saham


1. Pemegang saham penjual terlebih dahulu memberitahukan kepada perusahaan;
2. Mendapat persetujuan dari organ perseroan yang lain. Tenggang waktu memperoleh
persetujuan selama 90 (sembilan puluh) hari, jika dalam tenggang waktu tersebut organ
perseroan yang lain tidak memberikan jawaban maka organ perseroan dianggap telah
menyetujui;
3. Pemegang saham penjual terlebih dahulu harus menawarkan sahamnya kepada pemegang
saham lain, jika dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari pemegang saham lain tidak
ada yang bersedia membeli maka dapat menawarkan kepada pihak lain;
4. Dibuat dalam sebuah akta pemindahan hak, baik dibuat di hadapan notaris atau akta
bawah tangan;
5. Akta tersebut disampaikan secara tertulis kepada perseroan;
6. Direksi melakukan pencatatan;
7. Direksi mengirim surat pemberitahuan perubahan susunan pemegang saham kepada
menteri selambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak dilakukan pencatatan oleh direksi, jika
dalam waktu tersebut tidak dilakukan maka Menteri harus melakukan penolakan;

Peralihan atas saham berpengaruh kepada anggaran dasar atau akta pendirian perusahaan.
Setelah terjadi peralihan maka harus dilakukan perubahan anggaran dasar perusahaan dengan
memasukan nama pemegang saham baru dan mengeluarkan nama pemegang saham lama dari
anggaran dasar. Perubahan anggaran dasar yang baru dengan susunan pemegang saham baru
tersebut harus disampaikan pemberitahuan kepada Kementrian Hukum dan Ham guna
mendapatkan pengesahan selambat-lambatnya 30 hari.

 Apakah pengalihan hak atas saham wajib mendapat persetujuan organ


Perseroan?
Mekanisme pengalihan saham telah diatur dalam Undang-Undang PT, dan telah diatur dan
dijelaskan dalam Anggaran Dasar yang dibuat ketika mendirikan suatu PT. Di mana, proses
pengalihan saham harus mendapatkan persetujuan dari pemilik saham lainnya lewat RUPS atau
Rapat Umum Pemegang Saham.
Selain itu, pemilik saham yang ingin mengalihkan sahamnya, maka ia harus mengetahui bahwa
akan ada konsekuensi yang harus ditanggung, salah satunya pemegang hak atas saham akan dialihkan
ke pemegang saham baru.
 Apa yang dilakukan direksi setelah dikeluarkan Akta Salinan Pemindahan Hak
Atas Saham?
Akta pemindahan hak dapat dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta dibawah tangan. Akta
pemindahan hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan. Direksi wajib
mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar
pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham
kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.
 Apa yang dilakukan Notaris setelah ia mengeluarkan salinan akta Pemindahan
Hak Atas Saham?
Peran seorang Notaris dalam suatu RUPS selain membuat akta otentik adalah mengecek kuorum
kehadiran dalam RUPS sesuai Pasal 86 agar RUPS yang dilangsungkan sah. RUPS dapat
dilangsungkan apabila dihadiri oleh minimal setengah bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara hadir atau diwakili.
Setelah penandatanganan akta pemindahan hak atas saham, maka Notaris mendaftarkan akta
pernyataan keputusan pemegang saham yang berisi tentang pemindahan saham tersebut kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia lewat Sistem Administrasi Badan
Hukum dan membuat Salinan akta pemindahannya. Pendaftaran ke Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tersebut merupakanlah tanggung jawab dari notaris.
Selain itu, untuk perlindungan hukum bagi notaris itu sendiri, sebaiknya saat pembuatan akta
pemindahan ha katas saham, dibuat suatu pernyataan yang dimasukkan sebagai klausula dalam akta
bahwa apabila terjadi wanprestasi antara para pihak setelah penandatanganan akta pemindahan ha
katas saham, notaris dibebaskan dari segala tuntutan/gugatan.
 Komparisi dan Premisse Akta Pemindahan Saham
 Komparisi
I. Tuan Budi Sucipto (identitas),
- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Citra Abadi
- dan untuk melakukan perbuatan hukum yang disebut dalam minuta akta ini, dalam
kapasitasnya sebagai penerima kuasa mewakili PT. Citra Abadi
1. Tuan Joko (identitas)
2. Tuan Deni (identitas)
- Menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak berdasarkan jabatannya masing -
masing tersebut diatas untuk dan atas nama PT. Citra Abadi
- untuk selanjutnya disebut sebagai “Para Penjual”
II. Tuan Adi Saputra (identitas)
- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Indah Alam
- dan untuk melakukan perbuatan hukum yang disebut dalam minuta akta ini, dalam
kapasitasnya sebagai penerima kuasa mewakili PT. Indah Alam
1. Tuan Daru (identitas)
2. Tuan Rehan (identitas)
- Menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak berdasarkan jabatannya masing -
masing tersebut diatas untuk dan atas nama PT. Indah Alam
- untuk selanjutnya disebut sebagai “Pembeli”
Para Penjual dan Pembeli secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak” dan masing-
masing sebagai “Pihak”. -------------------------------------------------------------
 Premisse
- Para penghadap, dalam kedudukan masing-masing tersebut di atas dengan terlebih dahulu
menyatakan hal-hal sebagai berikut : ------------------------------------
- Bahwa berdasarkan Perjanjian Jual Beli Bersyarat tertanggal 12 (dua belas) Desember2019 (dua
ribu sembilan belas) Para Penjual telah setuju untuk menjual, dan Pembeli telah setuju untuk
membeli seluruh saham milik Para Penjual dalam Perseroan.

Anda mungkin juga menyukai