Oleh Kelompok 4 :
1. Claudia Syahrani : 010002100098
2. Dewi Natasya Lestari : 010002100109
3. Dimas Dwi Prasetyo : 010002100116
4. Gibran Wistara Siregar : 010002100170
5. Ikhram Sukma Jati : 010002100185
Dosen Pengampu :
Sharda Abrianti, S.H., M.Hum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRISAKTI
2022
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………….………….………. 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….……………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………….………..……………. 6
BAB IV PENUTUP….…………………………………………………………..….. 20
A. Kesimpulan……………………………………………………………..……. 20
B. Saran……………………………………………………………………….…. 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….... 22
BAB I
PENDAHULUAN
3
bersifat pelengkap/optional law. Asas keterbukaan memastikan kebebasan
masing-masing pihak saling mengikatkan dirinya (freedom to contract)
dalam suatu pemenuhan hak dan kewajiban antar mereka (party
autonomy).
Ada suatu kasus, bahwa PT Lintas Nusa Logistik diwakili oleh Rudy
Purwanto selaku Direktur PT Lintas Nusa Logistik selaku penggugat;
menandatangani kontrak dengan PT Armada Maju Bersama selaku
tergugat, sepakat untuk mengadakan Perjanjian Sewa Menyewa Kapal
yang dituangkan dalam suatu Perjanjian Sewa Menyewa Kapal nomor :
003/PSWK/AMB-LNL/XI/2020 tertanggal 09 November 2020 yang dalam
perjanjian tersebut ditandatangani oleh Rudy Purwanto selaku Direktur PT.
Lintas Nusa Logistik dan Made Megantara Balina SH., selaku Direktur
Utama PT. Armada Maju Bersama dengan objek perjanjian berupa Kapal
TB. Burung Camar 78 dan TK. Tri Nagabonar Perkasa.
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
penggugat, yang mana pihak penggugat meminta kepada PT Armada Maju
Bersama kemudian diketahui jika Tug Boat Burung Camar 78 yang
merupakan Tug Boat yang dipergunakan dalam perjanjian itu tidak sesuai
dengan pekerjaan dari Penggugat karena bermesin tunggal dan karenanya
Penggugat minta penggantian Tug Boat kepada Tergugat dengan Tug Boat
yang bermesin ganda tetapi hal ini tidak terpenuhi sampai dengan
dibatalkannya Perjanjian Sewa Menyewa Kapal antara kedua belah pihak.
9
Dalam hak tersebut maka Penggugat masih memiliki kewajiban yang
harus dibayarkan kepada Tergugat sebesar Rp191.000.000,00 (seratus
sembilan puluh satu juta rupiah) dengan perhitungan total nilai kerugian
Tergugat Rp326.000.000,00 (tiga ratus dua puluh enam juta rupiah) – DP
Penggugat Rp135.000.000,00 (seratus tiga puluh lima juta rupiah) =
Rp191.000.000,00 (seratus sembilan puluh satu juta) dalam hal ini
Penggugat tidak memahami isi perjanjian sewa kapal, perjanjian sewa
kapal apabila dibatalkan secara sepihak maka dikenakan biaya pembatalan
sebesar 25% dari nilai kontrak yang sudah disepakati, tetapi tidak termasuk
biaya-biaya bahan bakar, Premi Crew, Biaya Keagenan, Biaya
Bongkar/Muat dan biaya-biaya yang timbul dalam pengoperasionalan kapal
sebagaimana Pasal 6 perjanjian sewa kapal.
11
dengan pihak lain yakni Patrick Ferryawan Halim, S.E., in casu Perjanjian
Sewa Peralatan Pulau Bawean-Jawa Timur, sehingga gugatan Penggugat
telah memenuhi syarat sebagai gugatan sederhana sebagaimana
ditentukan dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelesaian
Gugatan Sederhana.
ANALISIS
13
perjanjian sewa menyewa kapal dengan Tergugat. Atas hal tersebut
adanya pembatalan dari Penggugat, maka Tergugat berhak menerima 25%
dari nilai uang sewa yaitu Rp67.500.000,00 (enam puluh tujuh juta lima
ratus ribu rupiah) dan Penggugat tidak mau menanggung kerugian yang
diderita Tergugat yang sudah terjadi.
1
8 Suharnoko, Hukum perjanjian, Teori dan Analisa Kasus, Cet. 1, (Jakarta:Kencana,
2004), hal. 4
pasal 1266 ayat 4 KUH Perdata, hakim berwenang untuk memberikan
kesempatan kepada debitur, dalam jangka waktu paling lama satu bulan,
untuk memenuhi perjanjian meskipun sebenarnya debitur sudah
wanprestasi atau cidera janji. Dalam hal ini hakim mempunyai diskresi untuk
menimbang berat ringannya kelalaian debitur dibandingkan kerugian yang
diderita jika perjanjian dibatalkan.
2
Samuel M. P Hutabarat, Penawaran dan Penerimaan Dalam Hukum Perjanjian,
Grasindo,Jakarta, 2010, hlm. 45
15
kepentingan debitur maupun kreditur, maupun pihak lain atau pihak ketiga
lainnya diluar perjanjian.3
3
Antari Innaka, Sa‟ida Rusdiana dan Sularto, Penerapan Asas Itikad Baik Tahap
Prakontraktual Pada Perjanjian Jual Beli Perumahaan, UII Press, Yogyakarta, 2011, hlm
248
dari nilai uang sewa yaitu Rp67.500.000,00 (enam puluh tujuh juta lima
ratus ribu rupiah). Diketahui dalam perkara tersebut Penggugat telah
membayar down payment sebesar Rp 135.000.000,00. Maka seharusnya
nilai ganti rugi sebesar Rp 67.500.000,00 tersebut dikurangkan dari down
payment yang telah dibayarkan oleh Penggugat dan sisanya harus
dikembalikan kepada Penggugat.
4
Tata Wijayanta dan Hery Firmansyah, Perbedaan Pendapat dalam Putusan
Pengadilan,
Medpress Digital, Yogyakarta, 2013, h. 32
17
yang sudah diterima Tergugat dan sisanya dikembalikan kepada
Penggugat dengan tanpa syarat; serta tuntutan hukum kepada Tergugat
untuk mengembalikan sisa pembayaran denda pembatalan Surat
Perjanjian Sewa Menyewa Kapal no : 003/PSWK/AMB-LSL/XI/2020
kepada Penggugat sebesar Rp135.000.000,00 – Rp67.500.000,00 =
Rp67.500.000,00 (enam puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah); dan
tuntutan yang memerintahkan hukum kepada Tergugat untuk
mengembalikan Cek no. GZ 450846 tertanggal 26 Nopember dengan nilai
Rp290.000.000,00 (dua ratus sembilan puluh juta rupiah) kepada
Penggugat dengan tanpa syarat.
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
Antari Innaka, Sa‟ida Rusdiana dan Sularto, Penerapan Asas Itikad Baik
Tahap Prakontraktual Pada Perjanjian Jual Beli Perumahaan, UII
Press, Yogyakarta, 2011, hlm 248