Anda di halaman 1dari 9

Pengurusan Izin Usaha Pertambangan

 Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP)


lzin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan
Usaha Jasa Pertambangan Inti yang berkaitan dengan tahapan dan/atau bagian kegiatan usaha
pertambangan sesuai Peraturan Pemerintan Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. IUJP diberikan jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang. Untuk mendapatkan Izin Usaha Jasa Pertambangan setiap perusahaan harus memiliki
maksud dan tujuan usaha didalam akta pendirian atau perubahan dengan KBLI 09900 dan memenuhi
persyaratan sesuai Lampiran III Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2021 mengenai standar
usaha jasa pertambangan.

Perusahaan yang bisa mengajukan IUJP adalah perusahaan yang melakukan kegiatan sebagai
berikut :
a. konsultasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengujian peralatan dibidang:
1. Penyelidikan Umum;
2. Eksplorasi;
3. Studi kelayakan;
4. Konstruksi Pertambangan;
5. Pengangkutan;
6. Lingkungan Pertambangan;
7. Pasca tambang dan Reklamasi; dan/atau
8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.  
b. konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di bidang:
1. penambangan;
2. pengolahan dan pemurnian. 

Syarat Proses IUJP :


1. Menentukan Bidang & Subbidang yang akan dijalankan (lihat tabel di bawah)
2. Legalitas Perusahaan
3. Identitas Para Pemegang Saham & Pengurus Perusahaan
4. Memiliki peralatan utama & pendukung kerja
5. Izin Dasar & Izin Operasional sesuai bidang pekerjaan masih valid, jika izin tersebut ada yang
sudah habis masa berlakunya, maka harus dilakukan perpanjangan

Bidang Subbidang
Penyelidikan Umum 1. Survey Tinjau (Reconnaissance)
2. Remote sensing
3. Prospeksi
Eksplorasi 1. Manajemen Eksplorasi
2. Penentuan Posisi
3. Pemetaan Topografi
4. Pemetaan Geologi
5. Geokimia
6. Geofisika
7. Survei Bawah Permukaan
8. Geoteknik
9. Pemboran Eksplorasi
10. Percontoan Eksplorasi
11. Perhitungan Sumber Daya dan Cadangan
Studi Kelayakan 1. Penyusunan dokumen lingkungan
2. Penyusunan Studi Kelayakan
Kontruksi Pertambangan 1. Penerowongan (Tunneling)
2. Penyemenan Tambang Bawah Tanah
3. Penyanggaan Tambang Bawah Tanah
4. Shaft Sinking
5. Sistem Penerangan Tambang Bawah Tanah
6. Alat Gali, Muat, dan Angkut Tambang Bawah Tanah
7. Pemboran dan Peledakan
8. Fasilitas Perbengkelan
9. Komisioning Tambang
10. Ventilasi Tambang
11. Fasilitas Pengolahan
12. Fasilitas Pemurnian
13. Jalan Tambang
14. Jalan Angkut
15. Jembatan
16. Pelabuhan
17. Gudang Bahan Peledak
18. Fasilitas Penimbunan Bahan Bakar Cair
19. Sistem Penyaliran
20. Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
21. Kolam Pengendap
22. Tailing Storage Facility (TSF)
23. Geoteknik
Pengangkutan 1. Menggunakan Truk
2. Menggunakan Lori
3. Menggunakan Ban Berjalan (belt conveyor)
4. Menggunakan Tongkang
5. Menggunakan Pipa
6. Menggunakan Lift
Lingkungan Pertambangan 1. Pemantauan Lingkungan
2. Survei RKL/RPL
3. Pengelolaan Air Asam Tambang
4. Audit Lingkungan Pertambangan
5. Pengendalian Erosi
Pasca Tambang dan Reklamasi 1. Pembongkaran Fasilitas
2. Penyiapan dan Penataan Lahan
3. Penebaran Tanah Pucuk
4. Pembibitan
5. Penanaman
6. Perawatan
Keselamatan dan Kesehatan 1. Pemeriksaan dan PengujianTeknik
Kerja 2. Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
Penambangan 1. Pembukaan lahan
2. Pemberaian/ Pembongkaran Tanah / Batuan Penutup dengan
didahului peledakan
3. Pemberaian/ Pembongkaran Tanah/ Batuan Penutup tanpa
didahului peledakan 
4. Pengupasan, pemuatan dan pemindahan tanah/batuan
penutup
5. Penggalian Mineral (mineral getting)
6. Penggalian Batubara (coal getting)
7. Penggalian  pemindahan dan/atau pencucian endapan mineral
aluvial dalam rangka program kemitraan

Ketentuan bagi Perusahaan Jasa Pertambangan yang memiliki IUJP :


1. Pelaku Usaha Jasa Pertambangan dapat melakukan kegiatannya setelah mendapatkan IUJP dari
Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
2. IUJP atau SKT diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan atas permohonan yang
bersangkutan dapat diperpanjang, kecuali izin usaha penunjang bidang yang diajukan masa
berlakunya habis sebelum 5 (lima) tahun, maka jangka waktu IUJP  yang akan diberikan sesuai
referensi izin usaha tersebut.
3. Permohonan perpanjangan IUJP harus diajukan dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum IUJP berakhir.
IUJP yang telah diberikan kepada pelaku usaha jasa pertambangan dilarang dipindahtangankan
kepada pihak lain
4. Pelaku Usaha Jasa Pertambangan dapat melakukan perubahan IUJP jika terjadi perubahan
pada Klasifikasi, dan / atau Kualifikasi
5. Permohonan perubahan IUJP tersebut dapat diterbitkan paling cepat 6 (enam) bulan sejak
diterbitkannya IUJP 
6. IUJP yang akan menggunakan tenaga kerja asing, maka rencana penggunaannya harus mendapat
izin dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau pejabat yang ditunjuk.
Kewajiban Perusahaan Pemegang IUJP
1. Mengutamakan produk dalam negeri;
2. Mengutamakan subkontraktor lokal sesuai kompetensinya;
3. Mengutamakan tenaga kerja lokal;
4. Melakukan kegiatan sesuai dengan jenis dan bidang usahanya;
5. Menyampaikan setiap dokumen kontrak jasa pertambangan dengan pemegang IUJP  kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
6. Melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
7. Mengoptimalkan pembelanjaan lokal baik barang maupun jasa pertambangan yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan usaha jasanya;
8. Melaksanakan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
9. Melaksanakan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat meliputi peningkatan
pendidikan dan pelatihan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi lokal; dan 
10. Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan kepada pemberi IUJP 

Contoh Surat Permohonan IUJP

 Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP OPK)


a. IUP OPK untuk pengolahan dan/atau pemurnian
 IUP OPK untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian adalah izin usaha yang diberikan
untuk membeli, mengangkut, mengolah, dan memurnikan termasuk menjual komoditas
tambang mineral atau batubara hasil olahannya.
 Jangka waktu IUP OPK untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian diberikan paling lama 30
tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun setiap kali perpanjangan.
 Kewenangan IUP OPK untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian diberikan oleh
Menteri apabila:
1) komoditas tambang yang akan diolah berasal dari daerah provinsi lain di luar lokasi
fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian;
2) komoditas tambang yang akan diolah berasal dari luar negeri;
3) apabila lokasi fasilitas pengolahan dan pemurnian berada pada lintas daerah provinsi.
 Kewenangan IUP OPK untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian diberikan oleh Gubernur
apabila:
1) komoditas tambang yang akan diolah berasal dari 1 (satu) daerah provinsi yang sama
dengan lokasi fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian;
2) apabila lokasi fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian berada dalam 1 (satu) daerah
provinsi.
b. IUP OPK untuk pengangkutan dan penjualan
 IUP OPK untuk pengangkutan dan penjualan adalah izin usaha yang diberikan kepada
perusahaan untuk membeli, mengangkut, dan menjual komoditas tambang mineral atau
batubara.
 Jangka waktu IUP OPK untuk Pengangkutan dan Penjualan diberikan paling
lama 5 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun setiap kali perpanjangan.
 Kewenangan IUP OPK untuk Pengangkutan dan Penjualan diberikan oleh Menteri apabila
kegiatan Pengangkutan dan Penjualan dilakukan pada lintas darah provinsi dan/atau lintas
Negara.
 Kewenangan IUP OPK untuk Pengangkutan dan Penjualan diberikan oleh Gubernur apabila
kegiatan Pengangkutan dan Penjualan dilakukan dalam 1 (satu) daerah provinsi.

 Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)


 Wilayah Izin Usaha Pertambangan Batuan yang selanjutnya disebut WIUP Batuan adalah bagian
dari WIUP Batuan yang diberikan kepada Badan Usaha, koperasi, dan perseorangan melalui
permohonan yg telah memenuhi persyaratan
 Menteri/gubernur memberikan WIUP kepada pemohon WIUP setelah pemohon memberikan
tanda bukti setoran biaya pencadangan wilayah ke kas Negara
 Sebelum memberikan WIUP, Menteri harus mendapat rekomendasi dari Gubernur atau
Bupati/Walikota dan oleh Gubernur harus mendapat rekomendasi dari Bupati/Walikota
 Permohonan WIUP yang terlebih dahulu telah memenuhi persyaratan koordinat geografis lintang
dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional dan
membayar biaya pencadangan wilayah dan pencetakan peta, memperoleh prioritas pertama untuk
mendapatkan WIUP
 Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota dalam paling lama 10 hari kerja setelah diterima
permohonan wajib memberikan keputusan menerima atau menolak atas permohonan WIUP
 Keputusan menerima disampaikan kepada pemohon WIUP disertai dengan penyerahan peta
WIUP berikut batas dan koordinat WIUP. Keputusan menolak harus disampaikan secara tertulis
kepada pemohon WIUP disertai dengan alasan penolakan.
 IUP Eksplorasi dan IUP Produksi
IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi terdiri atas :
1. Mineral logam
2. Batubara
3. Mineral bukan logam
4. Batuan

Syarat IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi, yaitu :


1. Persyaratan administratif
a. IUP badan usaha, koperasi, firma dan CV mineral logam dan batubara :
1) Surat permohonan
2) Susunan direksi dan daftar pemegang saham
3) Surat keterangan domisili
b. IUP badan usaha, koperasi, firma dan CV mineral bukan logam dan batuan :
1) Surat permohonan
2) Profil badan usaha
3) Akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah
disahkan oleh pejabat yang berwenang
4) Nomor pokok wajib pajak
5) Susunan direksi dan daftar pemegang saham
6) Surat keterangan domisili
c. IUP mineral logam dan batubara perseorangan :
1) Surat permohonan
2) Surat keterangan domisili
d. IUP mineral bukan logam dan batubara perseorangan :
1) Surat permohonan
2) Kartu tanda penduduk
3) Nomor pokok wajib pajak
4) Surat keterangan domisili
2. Persyaratan teknis
a. IUP Eksplorasi, persyaratannya meliputi :
1) Daftar riwayat hidup atau surat pernyataan tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi
yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun
2) Peta wilayah IUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional
b. IUP Operasi Produksi, persyaratannya meliputi :
1) Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai
dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional
2) Laporan lengkap eksplorasi
3) Laporan studi kelayakan
4) Rencana reklamasi dan pascatambang
5) Rencana kerja dan anggaran biaya
6) Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi
7) Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling
sedikit 3 tahun
3. Persyaratan lingkungan
IUP Eksplorasi, persyaratan lingkungannya mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sedangkan untuk IUP Operasi Produksi, persyaratannya meliputi :
a. Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
b. Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
4. Persyaratan finansial
a. Persyaratan finansial untuk IUP Eksplorasi meliputi:
1) Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi
2) Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang wilayah IUP
sesuai dengan nilai penawarannya
b. Persyaratan finansial untuk IUP Operasi Produksi meliputi:
1) Laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit oleh akuntan public
2) Bukti pembayaran iuran tetap 3 tahun terakhir
3) Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi
pemenang lelang wilayah IUP yang telah berakhir

 Galian C
Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C adalah kegiatan usaha pertambangan yang meliputi
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian, pengangkutan dan penjualan.
Bahan Galian Golongan C adalah penambangan yg berupa tambang tanah, pasir, kerikil, marmer,
kaolin, granit dan masih ada beberapa jenis lainnya. Terminologi bahan galian golongan C yang
sebelumnya diatur dalam UU No 11 Tahun 1967 telah diubah berdasarkan UU No 4 Tahun 2009,
menjadi batuan, sehingga penggunaan istilah bahan galian golongan C sudah tidak tepat lagi dan
diganti menjadi batuan.

 Izin Usaha Pertambangan (IUP)


IUP adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan. Usaha pertambangan yang dimaksud
adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral/batubara yang meliputi tahapan kegiatan
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan/pemurnian/pengembangan/pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang
Berdasarkan Pasal 36 UU 3/2020, IUP terdiri atas 2 tahap kegiatan, yaitu :
1. Eksplorasi, yang meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan
2. Operasi produksi, yang meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau
pemanfaatan, serta pengangkutan dan penjualan.

IUP dapat diberikan kepada :


1. Badan usaha, yaitu setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah NKRI
2. Koperasi
3. Perusahaan perorangan

IUP paling sedikit harus memuat :


1. Profil perusahaan
2. Lokasi dan luas wilayah
3. Jenis komoditas yang diusahakan
4. Kewajiban menempatkan jaminan kesungguhan eksplorasi
5. Modal kerja
6. Jangka waktu berlaku IUP
7. Hak dan kewajiban pemegang IUP
8. Perpanjangan IUP
9. Kewajiban penyelesaian hak atas tanah
10. Kewajiban membayar pendapatan negara dan pendapatan daerah, termasuk kewajiban iuran tetap
dan iuran produksi
11. Kewajiban melaksanakan reklamasi dan pascatambang
12. Kewajiban menyusun dokumen lingkungan
13. Kewajiban melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah IUP
Contoh Surat Permohonan IUP
 

Anda mungkin juga menyukai