KELOMPOK II
(MAKALAH PASIR SILIKA)
DISUSUN OLEH :
Mineral pembentuk pasir kuarsa secara dominan tersusun oleh kristal-kristal silika (SiO2)
yang membentuk pola heksagonal serta beberapa mineral pengotor yang bersenyawa dengan
mineral tersebut. Komposisi kimia pasir kuarsa secara umum terdiri dari unsur-unsur :
Kuarsa biasanya berwarna putih, tetapi sering diwarnai oleh impuritie besi sehingga
menghasilkan bermacam-macam warna. Kuarsa merupakan mineral yang transparan dan
tembus cahaya, sehingga sering digunakan dalam pembuatan kaca, dan memiliki kilap
vitreous. Kuarsa adalah mineral keras karena kekuatan ikatan antara atom. Kuarsa juga relatif
inert dan tidak bereaksi dengan asam encer. Tergantung pada bagaimana deposit silika
dibentuk, butiran kuarsa biasanya berbentuk tajam dan bersudut ataupun membundar.
II. EKSPLORASI DAN PENAMBANGAN
1. Eksplorasi
Untuk mengetahui potensi serta kualitas pasir kuarsa dilakukan kegiatan eksplorasi yang
meliputi proses pemetaan topografi, pemetaan geologi, penelitan geofsika serta dilanjutkan
dengan pemboran atau dengan sumur uji. Metode geofsika yang tepat untuk endapan pasir
kuarsa ini umumnya menggunakan cara tahanan jenis karena kondisi endapan pasir kuarsa
relatif homogen dan cenderung sejajar dengan permukaan.
Tujuan pengupasan lapisan tanah penutup adalah untuk mengurangi kotoran (dilution), ketika
akan dilakukan proses penambangan. Biasanya lapisan tanah penutup terdiri dari semak
belukar dan lapisan lempung (soil). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini berupa
pembersihan terhadap semak belukar dengan menggunakan alat manual (cangkul, singkup,
belincong, dan lain-lain), ataupun alat mekanis (bulldoser yang dilengkapi garu tunggal/
ganda, penggaruan (scrapper), shovel, dan lain-lain). Pemilihan alat tergantung kepada
kondisi lapangan dan tingkat produksi penambangan. Peralatan yang dipakai dengan
peralatan mekanis meliputi proses penggaruan, pendorongan dan pengumpulan material tanah
penutup yang akan dimanfaatkan pada saat proses back filling (reklamasi) untuk menutup
kembali lahan yang telah ditambang. Pembongkaran dilakukan untuk membebaskan endapan
dari batuan induknya yang padat keras yang mudah dibongkar sehingga peralatan manual
mekanis tekanan air juga dapat digunakan.
Pengambilan pasir kuarsa
Karena bahan galian ini bersifat material lepas, maka sistem penambangan yang dipakai
dapat dengan cara kering maupun basah. Pengambilan dengan cara kering yaitu
menggunakan buldoser atau power shovel, kemudian ditimbun dan diangkut memakai
dumptruck. Pengambilan pasir kuarsa dengan cara basah dilakukan penyemprotan dengan
monitor. Campuran air dan pasir kuarsa (slurry) dipompakan ke penampungan (stockpile)
lalu diangkut ke instalasi pengolahan atau langsung dijual ke pasaran.
Pemuatan dan Pengangkutan
Pengangkutan hasil tambang dari area tambang ke unit pengolahan atau penampungan
menggunakan alat muat excavator (back hoe), draging, dump truck, power shovel atau wheel
loader. Alat angkut yang digunakan adalah dump truck, atau dengan cara slurry dipompakan
melalui pipa paralon langsung ke kapal.
Pemurnian pasir silika dilakukan dalam reaktor berpengaduk pada suhu operasi sebesar 80oC
dan konsentrasi asam oksalat 3 g/L. Diperoleh ukuran partikel sebesar 20µm adalah ukuran
yang optimum untuk meghasilkan silika dengan kemurnian tinggi setelah proses leaching
selama 3 jam dengan yield besi yang terekstrak sebesar 85-98%. Swamy & Narayan (2001)
melakukan pemurnian bijih logam dengan proses sonikasi. Proses sonikasi ini dapat
mempercepat waktu leaching dan menurunkan penggunaan reaktan. Pengaruh dari sonikasi
yaitu terbentuknya gelembung kavitasi yang merusak serta menghancurkan bijih logam
secara cepat, sehingga akan mereduksi ukuran partikel dari bijih logam.
Pengaruh dari sonikasi juga dapat mempermudah media leaching untuk mengekstrak
impuritis, sehingga dihasilkan bijih logam dengan kemurnian tinggi. Zhang Jian, dkk. (2009)
melakukan optimalisasi leaching asam menggunakan metode sonikasi untuk proses mekanik
antara gelombang suara dengan cairan, sehingga memunculkan fenomena kavitasi. Namun
penggunaan HCl sebagai media leaching membentuk silicon tetrachloride (SiCl4) yang tidak
dapat dihilangkan secara cepat, sehingga menyebabkan rate dari leaching akan menurun.
Selain itu juga penggunaan asam kuat memerlukan treatment lebih lanjut untuk menangani
limbah asam yang dihasilkan.pemurnian silika. Digunakan HCl sebagai media leaching.
Proses leaching dengan sonikasi menyebabkan terjadinya interaksi Feihu, dkk. (2010)
melakukan pemurnian pasir silika dengan menggunakan sonikasi yang dibantu dengan asam
oksalat. Pada percobaan ini terjadi peningkatan penghilangan besi dari pasir silika.
Proses pemurnian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu dari sonikasi dan
konsentrasi asam yang digunakan. Suhu dari sonikasi berpengaruh pada pada rate leaching,
semakin tinggi suhu maka rate leaching semakin maksimal. Selain itu proses pemurnian
silika ini dipengaruhi oleh konsentrasi asam oksalat yang digunakan, semakin tinggi
konsentrasi asam oksalat yang digunakan maka rate leaching semakin cepat. Kondisi
optimum untuk menghasilkan silika dengan kemurnian tinggi pada percobaan ini diperoleh
pada suhu 95oC dengan konsentrasi 4 g/L, dimana pada kondisi tersebut rate leaching
meningkat dan proses penghilangan impuritis dari pasir silika mencapai kondisi yang
optimum.
6. Sandlasting
Sandblasting adalah suatu proses pembersihan
permukaan dengan cara menembakan partikel
(Pasir) kesuatu permukaan material sehingga
menimbulkan gesekan / tumbukan. Setelah
dilakukan sandblasting permukaan material
tersebut akan menjadi "Bersih dan Kasar".
Tingkat kekasarannya dapat disesuaikan dengan
ukuran pasirnya serta tekanannya.
V. DAFTAR PUSTAKA
http://www.geologinesia.com/2016/02/pengertian-asal-danpemanfaatan-pasir.html
http://obdum.blogspot.co.id/2010/10/pasir-kuarsa.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=308529&val=7326&title=Pemurnian%20Pasir
%20Silika%20dengan%20Metode%20Leaching%20Asam%20dan%20bantuan%20Sonikasi