Anda di halaman 1dari 8

TUGAS POTENSI BAHAN GALIAN NON LOGAM

KELOMPOK II
(MAKALAH PASIR SILIKA)

DISUSUN OLEH :

Niki Rahma R (12113004)


Idham Muhammad F (12114014)
Muhammad Syukri N (12114019)
Amrita Oza N (12115007)
Citra Laksmi U (12115046)
Ahmad Abyan I (12115056)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


INSTITUT TEKNOLOHI BANDUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
I. PASIR SILIKA (PASIR KUARSA)
Pasir dengan konsentrasi silika sangat tinggi atau biasa disebut juga dengan pasir industri.
Pasir silika yang sangat terkenal di indonesia adalah pasir silika bangka dan pasir silika
tuban.
1. Mineralogi

Mineral pembentuk pasir kuarsa secara dominan tersusun oleh kristal-kristal silika (SiO2)
yang membentuk pola heksagonal serta beberapa mineral pengotor yang bersenyawa dengan
mineral tersebut. Komposisi kimia pasir kuarsa secara umum terdiri dari unsur-unsur :

 SiO2 55,30- 99,87%  CaO 0,01 - 3,24%

 Fe2O3 0,01 - 9,14%  MgO 0,01 - 0,26%

 Al2O3 0,01 - 18,00%  K2O 0,01 - 17.00%

 TiO2 0,01 - 0,49%


2. Genesa

Pasir kuarsa (quartz sands) merupakan pelapukan dari batuan


beku asam seperti batu granit, atau batu beku lainnya yang
mengandung mineral utama kuarsa. Hasil pelapukan ini
kemudian mengalami proses sedimentasi, terbawa air atau angin
kemudian diendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau pantai.
Karena jumlahnya yang cukup besar dan terlihat memutih di
sepanjang tepi sungai, danau atau pantai tersebut, maka di
Indonesia lebih dikenal dengan nama pasir putih.

Titik leleh silika adalah 1610ocelcius, lebih tinggi dari besi,


tembaga dan aluminium, dan merupakan salah satu alasan
mengapa silika digunakan untuk menghasilkan cetakan dan inti untuk produksi logam cor.
Struktur kristal kuarsa didasarkan pada empat atom oksigen dihubungkan bersama untuk
membentuk tiga dimensi yang disebut tetrahedron dengan satu atom silikon di pusatnya.
Berjuta tetrahedron ini bergabung bersama-sama dengan berbagi satu atom oksigen untuk
membentuk kristal kuarsa.

Kuarsa biasanya berwarna putih, tetapi sering diwarnai oleh impuritie besi sehingga
menghasilkan bermacam-macam warna. Kuarsa merupakan mineral yang transparan dan
tembus cahaya, sehingga sering digunakan dalam pembuatan kaca, dan memiliki kilap
vitreous. Kuarsa adalah mineral keras karena kekuatan ikatan antara atom. Kuarsa juga relatif
inert dan tidak bereaksi dengan asam encer. Tergantung pada bagaimana deposit silika
dibentuk, butiran kuarsa biasanya berbentuk tajam dan bersudut ataupun membundar.
II. EKSPLORASI DAN PENAMBANGAN
1. Eksplorasi

Untuk mengetahui potensi serta kualitas pasir kuarsa dilakukan kegiatan eksplorasi yang
meliputi proses pemetaan topografi, pemetaan geologi, penelitan geofsika serta dilanjutkan
dengan pemboran atau dengan sumur uji. Metode geofsika yang tepat untuk endapan pasir
kuarsa ini umumnya menggunakan cara tahanan jenis karena kondisi endapan pasir kuarsa
relatif homogen dan cenderung sejajar dengan permukaan.

Kualitas cadangan didasarkan kepada


pengambilan contoh pasir kuarsa melalui
pemboran atau dengan sumur uji. Bila sudah
diketahui tebal dan luas pasir kuarsa ini, maka
akan dapat diprediksi besar potensi
cadangannya. Proses perhitungan cadangan ini
dapat dilakukan dengan metode inverse
distance aquare (IDS) atau dengan dihitung
secara kasar dengan mengalikan luas dengan
tebal. Setelah diketahui besarnya cadangan,
maka dilanjutkan dengan uji laboratorium
untuk mengetahui kualitas pasir kuarsa pada
daerah tersebut. Bila sudah tahu informasi
semuanya, maka dapat dilakukan perhitungan
dan analisis untuk mengetahui prospek dan
pemanfaatan yang sesuai dari cadangan
tersebut.
2. Penambangan

Secara umum, penambangan pasir kuarsa,


yaitu dengan cara tambang terbuka
dengan cara kering dan cara basah
menggunakan monitor (hydraulic mine).
Pemilihan metode bergantung kepada
proses pengolahan, dan letak sebaran
endapan. Tahap kegiatan penambangan
meliputi pengupasan lapisan tanah
penutup (land clearing) dilanjutkan
dengan kegiatan penggalian pasir kuarsa,
pemuatan.
Pengupasan (Stripping)

Tujuan pengupasan lapisan tanah penutup adalah untuk mengurangi kotoran (dilution), ketika
akan dilakukan proses penambangan. Biasanya lapisan tanah penutup terdiri dari semak
belukar dan lapisan lempung (soil). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini berupa
pembersihan terhadap semak belukar dengan menggunakan alat manual (cangkul, singkup,
belincong, dan lain-lain), ataupun alat mekanis (bulldoser yang dilengkapi garu tunggal/
ganda, penggaruan (scrapper), shovel, dan lain-lain). Pemilihan alat tergantung kepada
kondisi lapangan dan tingkat produksi penambangan. Peralatan yang dipakai dengan
peralatan mekanis meliputi proses penggaruan, pendorongan dan pengumpulan material tanah
penutup yang akan dimanfaatkan pada saat proses back filling (reklamasi) untuk menutup
kembali lahan yang telah ditambang. Pembongkaran dilakukan untuk membebaskan endapan
dari batuan induknya yang padat keras yang mudah dibongkar sehingga peralatan manual
mekanis tekanan air juga dapat digunakan.
Pengambilan pasir kuarsa

Karena bahan galian ini bersifat material lepas, maka sistem penambangan yang dipakai
dapat dengan cara kering maupun basah. Pengambilan dengan cara kering yaitu
menggunakan buldoser atau power shovel, kemudian ditimbun dan diangkut memakai
dumptruck. Pengambilan pasir kuarsa dengan cara basah dilakukan penyemprotan dengan
monitor. Campuran air dan pasir kuarsa (slurry) dipompakan ke penampungan (stockpile)
lalu diangkut ke instalasi pengolahan atau langsung dijual ke pasaran.
Pemuatan dan Pengangkutan

Pengangkutan hasil tambang dari area tambang ke unit pengolahan atau penampungan
menggunakan alat muat excavator (back hoe), draging, dump truck, power shovel atau wheel
loader. Alat angkut yang digunakan adalah dump truck, atau dengan cara slurry dipompakan
melalui pipa paralon langsung ke kapal.

III. PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN


Proses pemurnian silika dapat dilakukan dengan metode kimia, fisika, biologi, atau gabungan
antara ketiga metode tersebut. Selain itu juga proses pemurnian silika dapat dilakukan dengan
proses leaching asam, dimana proses ini menggunakan asam organik dan asam anorganik
(Ming Tsai, dkk., 2012).

Proses pemurnian silika juga dapat


dilakukan dengan metode leaching
dengan treatment sonikasi. Sonikasi
pada proses pemurnian silika digunakan
sebagai energi untuk mempercepat
proses leaching (Garcia & Castro,
2003). Veglio, dkk. (1999) melakukan
penghilangan besi untuk mendapatkan
pasir silika dengan kemurnian tinggi
yang menggunakan asam oksalat
sebagai media leaching. Dalam proses leaching ukuran partikel sampel akan mempengaruhi
yield. Oleh karena itu dilakukan variasi waktu grinding sampel, sehingga dihasilkan ukuran
partikel yang berbeda.

Pemurnian pasir silika dilakukan dalam reaktor berpengaduk pada suhu operasi sebesar 80oC
dan konsentrasi asam oksalat 3 g/L. Diperoleh ukuran partikel sebesar 20µm adalah ukuran
yang optimum untuk meghasilkan silika dengan kemurnian tinggi setelah proses leaching
selama 3 jam dengan yield besi yang terekstrak sebesar 85-98%. Swamy & Narayan (2001)
melakukan pemurnian bijih logam dengan proses sonikasi. Proses sonikasi ini dapat
mempercepat waktu leaching dan menurunkan penggunaan reaktan. Pengaruh dari sonikasi
yaitu terbentuknya gelembung kavitasi yang merusak serta menghancurkan bijih logam
secara cepat, sehingga akan mereduksi ukuran partikel dari bijih logam.

Pengaruh dari sonikasi juga dapat mempermudah media leaching untuk mengekstrak
impuritis, sehingga dihasilkan bijih logam dengan kemurnian tinggi. Zhang Jian, dkk. (2009)
melakukan optimalisasi leaching asam menggunakan metode sonikasi untuk proses mekanik
antara gelombang suara dengan cairan, sehingga memunculkan fenomena kavitasi. Namun
penggunaan HCl sebagai media leaching membentuk silicon tetrachloride (SiCl4) yang tidak
dapat dihilangkan secara cepat, sehingga menyebabkan rate dari leaching akan menurun.
Selain itu juga penggunaan asam kuat memerlukan treatment lebih lanjut untuk menangani
limbah asam yang dihasilkan.pemurnian silika. Digunakan HCl sebagai media leaching.
Proses leaching dengan sonikasi menyebabkan terjadinya interaksi Feihu, dkk. (2010)
melakukan pemurnian pasir silika dengan menggunakan sonikasi yang dibantu dengan asam
oksalat. Pada percobaan ini terjadi peningkatan penghilangan besi dari pasir silika.

Proses pemurnian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu dari sonikasi dan
konsentrasi asam yang digunakan. Suhu dari sonikasi berpengaruh pada pada rate leaching,
semakin tinggi suhu maka rate leaching semakin maksimal. Selain itu proses pemurnian
silika ini dipengaruhi oleh konsentrasi asam oksalat yang digunakan, semakin tinggi
konsentrasi asam oksalat yang digunakan maka rate leaching semakin cepat. Kondisi
optimum untuk menghasilkan silika dengan kemurnian tinggi pada percobaan ini diperoleh
pada suhu 95oC dengan konsentrasi 4 g/L, dimana pada kondisi tersebut rate leaching
meningkat dan proses penghilangan impuritis dari pasir silika mencapai kondisi yang
optimum.

IV. PEMANFAATAN PASIR KUARSA


Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik langsung
sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, misalnya
digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon,
silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan,
misal dalam industri cor, industri perminyakan dan per-tambangan, bata tahan api
(refraktori), dan lain sebagainya.
1. Industri Pertambangan dan Perminyakan
Pemanfaatan pasir kuarsa pada industri
pertambangan dan perminyakan (pemboran) adalah
sebagai filter yang lebih dikenal dengan istilah gravel
pack sand (GPS). Ukuran kekuatan pasir kuarsa
ditentukan oleh uji resistansi parameter kekuatan yang
ditentukan berdasarkan kedalaman pemboran dan
tekanan yang akan diderita oleh pasirkuarsa tersebut.
Persyaratan ukuran pasir kuarsa yang memenuhi
standar untuk dipakai sebagai GPS.
Persyaratan lain yang dibutuhkan untuk GPS
adalah Sphericity dan Roundnes. Secara umum,
apabila bentuk butir pasir kuarsa mendekati bulat
dan tidak memiliki sudut harga pasir kuarsa tersebut Gambar : Prinsip Gravel Pack (Sumber:
https://www.euroquarz.com)
semakin tinggi. GPS pada Industri Penambangan
dan Perminyakan dimanfaatkan sebagai penahan material-material yang dapat menyumbat
alat saring yang dipasang pada selubung atau pipa pemboran.
Disamping itu, GPS berfungsi untuk memperbesar permeabelitas formasi, sehingga aliran
air atau minyak dari formasi yang semula berbentuk radial bertekanan tinggi menjadi linier
yang bertekanan rendah . GPS ini ditempatkan antara alat saring dengan dinding sumur.
2. Industri Semen
Pasir kuarsa pada pembuatan semen berfungsi sebagai pelengkap kandungan silika dalam
semen yang dihasilkan. Kandungan silika untuk pabrik semen berkisar 21,3% SiO2. Apabila
komposisi SiO2 belum tercapai ditambahkan pasir kuarsa. Pemakain pasir kuarsa di industri
ini bervariasi tergantung kandungan silika bahan baku lainnya, biasanya berkisar antara 6 - 7
%.
3. lndustri Keramik
Pada industri keramik, pasir kuarsa merupakan pembentuk badan keramik bersama
dengan bahan baku lain, seperti kaolin, lempung, felspar, dan bahan pewarna. Pasir kuarsa ini
umumnya pembentuk sifat glazur pada badan keramik, sehingga berbentuk licin dan mudah
untuk dibersihkan. Selain itu, pasir kuarsa mempunyai sifat sebagai bahan pengurus yang
dapat mempermudah proses pengeringan, pengontrolan, penyusutan, dan memberi kerangka
pada badan keramik.
Persentase penggunaan pasir kuarsa dalam keramik tergantung dari jenis dan kegunaan
produktannya. Pasir kuarsa memiliki peran penting sebagai pembentuk badan keramik karena
mempunyai fungsi sebagai pengontrol pada saat proses sebelum dan sesudah pembakaran.
Sebagai fungsi kontrol, pasir kuarsa harus memenuhi persyaratan standar.
4. Industri Gelas dan Kaca
Proses akhir pengolahan pasir kuarsa menjadi gelas dan kaca, yaitu dengan jalan
meleburkannya bersama bahan-bahan lain seperti soda dan kapur dalam tungku peleburan.
Sebagai bahan pembentuk gelas kontribusi silica (SiO2) sangat dominan.
Persyaratan pasir kuarsa untuk industri gelas
dan kaca mutlak diperlukan terutama komposisi
kimia dan distribusi ukuran butir. Komposisi
kimia tersebut tergantung dari jenis gelas yang
akan dibuat serta harus dapat menjamin syarat
kemurnian minimum, juga pembatasan pada
pengotor yang mempengaruhi kandungan pasir
kuarsa yang akan dipakai, karena pengotor yang
tidak diinginkan akan mengganggu proses
pengolahannya. misalnya ketika yang
Gambar : Industri pembuatan kaca (Sumber:
diinginkan adalah kaca atau gelas yang bening, http://w3.siemens.com/)
maka besarnya oksida besi akan mengganggu
terbentuknya warna bening dari hasil produksinya. Oleh karena itu untuk mendapatkan kaca
putih dan bening, dibutuhkan kandungan oksida logam yang rendah dan kemurnian silika
yang tinggi.

5. Industri Pengecoran dan Bata Tahan Api


Pemanfaatan pasir kuarsa dalam industri
pengecoran, karena memiliki titik leleh lebih
tinggi dari logam. Fungsi pasir kuarsa di
industri ini adalah sebagai pasir cetak dan
foundry. Kondisi pasir kuarsa untuk pasir
cetak perlu kriteria khusus, seperti
penyebaran dan kehalusan butir, bentuk
butir, bulk density, base permeability dan
titik mensinter, kadar lempung, tempering
water, kuat tekan, kuat geser, dan
permeabilitas. Pasir kuarsa pada industri Gambar : Bata tahan api (Sumber:
bata tahan api dipakai untuk pembentuk http://www.batatahanapi.info/)
konstruksi bata.

6. Sandlasting
Sandblasting adalah suatu proses pembersihan
permukaan dengan cara menembakan partikel
(Pasir) kesuatu permukaan material sehingga
menimbulkan gesekan / tumbukan. Setelah
dilakukan sandblasting permukaan material
tersebut akan menjadi "Bersih dan Kasar".
Tingkat kekasarannya dapat disesuaikan dengan
ukuran pasirnya serta tekanannya.

Gambar: Sandlasting (Sumber:


http://www.sandblasting.co.id)
Material pasir yang digunakan bisa berupa "Steel Grit, Silica sand, Garnet, Glass Bead, Alox,
Baking Soda dan lainnya.

7. lndustri manufaktur Lainnya


Pemakaian pasir kuarsa pada industri lainnya, yaitu sebagai bahan pengeras pada
pengolahan karet, bahan pengisi (industri cat), bahan ampelas (industri gerinda), bahan
penghilang karat (industri logam), bahan penyaring (industri penjernihan air), bahan baku
dalam pembuatan ferro silicon carbide, dan lainnya, seperti dalam indutri microchip
(elektronika).

V. DAFTAR PUSTAKA
http://www.geologinesia.com/2016/02/pengertian-asal-danpemanfaatan-pasir.html
http://obdum.blogspot.co.id/2010/10/pasir-kuarsa.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=308529&val=7326&title=Pemurnian%20Pasir
%20Silika%20dengan%20Metode%20Leaching%20Asam%20dan%20bantuan%20Sonikasi

Anda mungkin juga menyukai