Anda di halaman 1dari 164

Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Sistem Menejemen K3
Pertambangan
Tambang Terbuka
Kuliah Umum di Jurusan Teknik Pertambangan UPN
Jogja 15 April 2011

Dr. Suseno Kramadibrata


Laboratorium Geomekanika & Peralatan Tambang
Departemen Teknik Pertambangan – Institut Teknologi Bandung
Email: susenok@mining.itb.ac.id
Materi Kuliah Umum ini merupakan intisari dari Kuliah TA-4241 K3 & Hukum Perburuhan di Departemen Teknik Pertambangan ITB

1
Homo Sapiens - Manusia yang Berpikir
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Aguste Rodin (1840-1917)

 Karena berpikirlah manusia menjadi


mahluk petualang yang paling unggul.
 Berfikir merupakan sebuah proses gerak
pemikiran yang akhirnya sampai pada
sebuah kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
 Gerak pemikiran mengunakan lambang
Bahasa berupa abstraksi dari obyek
yang sedang kita pikirkan: verbal &
matematika (angka).
 Proses kegiatan berpikir takkan pernah
berhenti sampai 2akhir hayatnya.
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

3
Kebutuhan Bahan Tambang
Tembaga
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kita dapat bermain musik dengan indah karena


tembaga. Lihatlah Saxophone, salahsatu
bahannya adalah tembaga. Perbedaan logam
memberikan berbagai suara, dan tembaga
karena sifat fisiknya memberikan getaran tepat
untuk instrument sax. Nikmatilah.

http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Saxop
hone_alto.jpg

Bijih tembaga 4
Emas
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Emas sangat membantu kita berkomunikasi


dengan siapapun termasuk yang kita cintai, baik
sebagai bahan dasar telepon selular, kalung,
cincin dan bahan investasi. Coba teliti isi kartu
SIM, maka tampak bahwa emas-lah yang
membawa percakapan kita ke dunia dan kekasih
kita

Pre Columbian Gold Ear Ring - Peru Bijih emas


5
Nikel
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Sadarkah anda bahwa alat nilai tukar dagang pertama


dalam bentuk Coin (mata uang logam) terbuat dari alloy
campuran Nikel dengan tembaga (75%). Dan pertama
kali dipakai di U.S. tahun 1865, Jerman 1873 dan
Switzerland 1879. Campuran electroless nickel dengan
phosphorous alloy (3-5%) menjadi bahan pelapis yang
paling homogen dan menjadikan bahan logam sangat
tahan terhadap keausan abrasive

6
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Zinc – Seng - Zn
• Zinc - Seng atau spelter adalah elemen kimia logam
terbanyak ke 24 di muka bumi. Bijih Zn sphalerite atau
zinc sulfida banyak ditambang di Australia, Canada dan
Amerika.
• Seng merupakan bahan tahan karat dan brass adalah aloy
yang merupakan campuran Tembaga dengan Seng dan
sudah digunakan sejak Abad ke-13 di India,dan baru Abad
ke-16 di Eropa mengenal logam ini dengan dilakukannya
penelitian oleh ahli kimia Jerman Andreas Sigismund
Margraf 1746.
• Sebagai campuran pada shampoo dan cat mengkilat.
• Dalam bidang kesehatan sangat penting peranannya.
Kekurangan Zn dalam tubuh dikenal hypozincemia. Saat
ini 1/3 populasi dunia dalam resiko kekurangan Zn dalam
tubuh & berada pada peringkat 5 penyakit dalam negara-
negara berkembang (Konsensus Copenhagen – Panel
Internasional Ahli Ekonomi). 7
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

8
• Dalam kesenian, timbal/plumbum (Pb) dikenal Flake White atau
Lead – Timah
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

kadang-kadang Cremitz White juga digunakan sebagai lapisan


dasar lukisan minyak Hitam Pb
• Pigmen timbal dipakai dalam cat untuk warna putih, kuning,
oranye & merah dan timbal karbonat digunakan oleh Geisha
dan lainnya sebagai pemutih wajah
• Logam bersifat lunak & dikategorikan logam berat tetapi tetap
digunakan dalam konstruksi bangunan, battery, peluru,
senapan, pemberat, bagian dari solder, penangkal radiasi.
Seperti air Hg, timbal juga bersifat racun yang bisa
terakumulasi dalam tubuh/tulang
• Berbobot isi & ketahanan tinggi. Digunakan sebagai material
pembuatan kapal laut, perlengkapan selam (pemberat),
sambungan pipa air, sebagai logam pemanas, pengawet
makanan & minuman di jaman Roma Kuno
• Tetraethyl lead digunakan dalam bahan bakar timbal untuk
mengurangi engine knocking; EPA melarang penggunaan
bahan bakar timbal pada awal tahun 1996

9
http://en.wikipedia.org/wiki/File:LeadOreUSGOV.jpg
Titanium Terimakasih kepada titanium karena atas
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

pertolongannya kita bisa menikmati hiburan dan berita


dari manca negara melalui televisi serta melakukan
perjalanan udara. Titanium mempunyai kuat tarik &
bobot isi tinggi, tahan karat dan mampu bertahan
terhadap suhu tinggi sehingga titanium alloy banyak
digunakan untuk perkuatan struktur pada satelit dan
pesawat terbang. Pesawat pengintai SR-71 Blackbird
adalah pesawat pertama yang paling banyak
menggunakan titanium. Kurang lebih sekitar 58 ton
titanium dipakai dalam Boing 777; 47 ton di 747 dan
18 ton di 737

10
Molybdenum
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Sehari-hari kita sesungguhnya mengendarai Molybdenum,


paling tidak sebagian daripadanya. Alloy Molybdenum
tahan terhadap temperatur tinggi dan tekanan dan sangat
kuat sehingga membuat struktur logam menjadi lebih
kokoh

11
DAFTAR ISI
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

1. Perencanaan & Operasi Tambang


2. Masalah K3 Di Operasi Tambang Terbuka Di Indonesia
3. Peraturan & Perundangan K3 Pertambangan
4. Sistem Menejemen Kesehatan & Keselamatan Kerja
5. Analisa Tempat Kerja (Job Safety Analysis JSA)
6. Menejemen Resiko
7. Laporan Insiden
8. Menejemen Kelelahan
9. Root Cause Analysis
10. Menejemen Darurat
12
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

13
OPERASI TAMBANG
1. PERENCANAAN &
Tahapan Kegiatan Penambangan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Penyelidikan Umum
• Keberadaan mineral & batubara adalah
Eksplorasi suatu karunia
• Lokasinya “given”, tersebar tidak merata &
Studi Kelayakan tidak terbarukan
• Temuan cadangan ekonomis ±1% dari
AMDAL total projek eksplorasi
• Padat modal & menggunakan peralatan
Studi Konseptual
Penilaian karakteristik fisik & kuantitas
besar & berteknologi
Menguntungkan OB dari beberapa metode, tataletak & • Resiko tinggi: ekonomi, politik, sosial,
Sistem penambangan
PETI, K3 & lingkungan
• Pionir pembuka daerah terpencil &
Arsip Persiapan Studi Rekayasa pembangkit perubahan ekonomi & sosial
Penambangan
Kuantifikasi & pembandingan konsep2 dengan cepat
yg telah dihasilkan agar diperoleh
Rancangan & biaya yg pasti • Ongkos penambangan & nilai bijih fungsi
Penambangan waktu
• Mengubah rona lingkungan awal
Studi Rancangan Rinci
Pengolahan & Spesifikasi & gambar konstruksi • Harus selalu menemukan cadangan baru
Pemurnian dari metode yg dipilih
• Karakteristik teknologi - digital
• Bersifat sementara, selanjutnya diikuti
Pengangkutan dengan tahap rehabilitasi, reklamasi, dan
Laporan Rekayasa Final
Keputusan investasi, pengadaan
pengakhiran tambang (mine closure)
Pemasaran peralatan & jadual pelaksanaan 14
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

15
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

16
Pembukaan Lahan & Menejemen Tanah Pucuk
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Lunak - keras
Keras & kompak
Klasifikasi Penggalian

17
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

18
Pengangkutan Batubara
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Bijih
Rona Muka
Penambangan

19
Tahapan Penerowongan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pembongkaran

Pemuatan

Pengangkutan
20
Tambang Bawah Tanah Tahun 1600-an &
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Masa Depan
Tipikal penambangan bawah tanah jaman
dahulu dari buku Agricola

Teknologi

21
Tipikal penambangan bawah tanah masa
depan dengan remote control dan satelit
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Bawah Tanah
Lubang Masuk

22
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tanah
Longwall
Tambang Batubara Bawah

23
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Cut & Fill Stoping

24
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

25
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

INDONESIA

26
TAMBANG TERBUKA DI
2. MASALAH K3 DI OPERASI
Survei Budaya K3-1
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Persepsi Terhadap Sistem K3

Positive Assessment
 If the safety is good enough and everyone implementing it, the company will have the
advantages. Imagine if many accidents happen here, the company will suffer a
financial loss because of many equipment damages
 For me safety can increase work efficiency. Within safety we can be more productive
because we have to follow the rules

Negative Assessment
 Safety system in our company is the best one among all mining companies in
Indonesia, but the implementation of the company rules seems to be very excessive
 We agree with the our rules but we are afraid of the rules: the first warning is the
same with the last one, the second one is to be fired
27
Survei Budaya K3-2
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Persepsi Terhadap Sistem K3

Leadership
 I was enjoying my self driving a small dump truck when suddenly my superior told me
to operate the elevator. It sucks
 I found that there are many leading hands being promoted not because they have
better skills. I even know that he once was injured but still promoted to be the leading
hand. Over here, the important thing is that you are close to the superior then you will
get promoted

Culture
 We would feel ashamed if we report too often about our sleepiness. Finally, we force
ourselves to keep on working as long as it is safe and nothing happens
 Among us we can think that it is a very simple matter and nothing to be worried about.
If one makes a mistake for instance breaking the speed rules in the pit area when
driving a dump truck or hit the dump truck to the dike. We think it is just fine. The most
important thing is that he did not get injured or injured other people
28
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

BAHAYA
Sesuatu yang bisa
mencelakai. Contoh -
tumpahan oli dilantai

RESIKO
Terjadi pada saat
energi atau orang
ditempatkan pada
suatu bahaya. Contoh
- orang berjalan diatas 29
tumpahan oli
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Isu K3 Umum Di Daerah Pertambangan

 Daerah terpencil tidak memiliki latar belakang pendidikan yang


cukup untuk kepedulian K3L
 24 jam/hari, 365 hari/tahun,
 Cuaca panas dan lembab
 Curah hujan 3000-4000 mm/tahun
 Intensip penggunaan tenaga kerja sebagai operator
 Memerlukan supervisi dengan kemampuan kepemimpinan
 Budaya tradisional K3 – petani vs. lingkungan industri
 Double standard

30
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

31
Isu Lokal K3 Di Daerah Pertambangan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

32
Isu K3 Di Tambang Terbuka
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

33
Isu K3 Di Tambang Bawah Tanah
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Triomphe
Terbuka vs. Arc de
Isu Lalulintas di Tambang

34
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Situasi di Tambang

35
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

36
3. PERATURAN &

PERTAMBANGAN
PERUNDANGAN K3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

UU PP Kep Men K3 Pertambangan

 UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


 PP No. 19 Tahun 1973 Tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja
di Bidang Pertambangan
 PP No. 37 Tahun 1986 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di
Bidang Pertambangan Kepada Pemerintah Daerah Tingkat I
 KepMen PE No. 2555.K/201/MPE/1993 Tentang Pelaksana Inspeksi Tambang
Bidang Pertambangan Umum
 Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum No. 1245.K/26/DDJP/1993
Tentang Pelaksanaan Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta
Lingkungan Pertambangan Bidang Pertambangan Umum
 KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995. Keselamatan & Kesehatan Kerja Bidang
Pertambangan Umum
• UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
37
PP RI No. 19/ 1973.
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pengaturan & Pengawasan Keselamatan Kerja


Dibidang Pertambangan Umum - 1

PENJELASAN UMUM
 Untuk melaksanakan UU K3 Khususnya di Bidang Pertambangan yang
dalam era pembangunan dewasa ini sedang berkembang dengan
pesatnya, diperlukan pengawasan lengkap dengan tenaga-tenaga staf
yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya.
 Tenaga tersebut yang memiliki keahlian & penguasaan teoritis dalam
bidang spesialisasi pertambangan & memiliki cukup pengalaman, telah
ada di Departemen Pertambangan; Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT).
 Maka berkenaan dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 1 ayat
6 Menteri Tenaga Kerja dapat mendelegasikan pelaksanaan pengawasan
& Pengaturan Keselamatan Kerja tersebut khusus dibidang
Pertambangan kepada Menteri Pertambangan & Energi.
38
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan
PP RI No. 19/ 1973.
Pengaturan & Pengawasan Keselamatan Kerja
Dibidang Pertambangan Umum - 2

 “Peraturan Pemerintah tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan


kerja bidang pertambangan dilakukan oleh Mentri Pertambangan setelah
mendengar pertimbangan Mentri Tenaga Kerja”

 “Untuk pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan, Mentri


Pertambangan mengangkat pejabat-pejabat yang akan melakukan tugas
tsb setelah mendengar pertimbangan Mentri Tenaga Kerja “

 “Peraturan Pemerintah ini tidak berlaku bagi pengaturan dan pengawasan


TERHADAP KETEL UAP sebagaimana termaksud dalam STOOM
ORDONANTIE 1930”
39
PP RI No. 37/1986. Penyerahan Sebagian Urusan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pemerintah Dibidang Pertambangan Kepada


Pemerintah Daerah Tingkat I

PENJELASAN UMUM
 “Pasal 4 Ayat (2) UU No. 11/1967, PelaksanaanPenguasaan Negara & Pengaturan
Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I tempat terdapatnya bahan galian Golongan C tersebut”
 “Secara bertahap dengan memperhatikan kemampuan yang nyata sebagian urusan
Pemerintah Daerah Tingkat I kepada Pemerintah Tingkat II menjadi urusan rumah
tangganya “
 “Hal-hal yang menyangkut kepentingan Nasional, maka usaha pertambangan bahan
galian Golongan C sepanjang terletak dilepas pantai serta usaha Bahan Galian
GOLONGAN C yang pengusahanya dalam rangka penanaman modal asing masih
tetap menjadi wewenang dan tanggung jawab Mentri Pertambangan dan Energi”

40
KepMen PE No. 2555.K/201/MPE/1993. Pelaksana
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Inspeksi Tambang (PIT) Bidang Pertambangan Umum

 “Sesuai dengan peraturan & perundangan undangan yang berlaku,


wewenang & tanggung jawab atas K3L pertambangan umum berada pada
Mentri Pertambangan & Energi & dilaksanakan oleh PIT”
 “DirekturJendral Pertambangan Umum bertanggung jawab atas
pelaksana pengawasan kegiatan usaha Pertambangan Umum sesuai
dengan kewenangan dan bidang tugasnya”
 “PIT adalah pegawai Direktorat Jendral Pertambangan Umum & Kantor
Wilayah Departemen Pertambangan & Energi diangkat oleh Direktur
Jendral Pertambangan Umum atas usul Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang (KAPIT) yang dalam hal ini Direktur Teknik Pertambangan
Umum sedangkan KAPIT Wilayah adalah Kepala Kantor Wialayah
Departemen Pertambangan & Energi”
 PIT mempunyai tugas menegakkan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku mengenai keselamatan & kesehatan kerja
41
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

KepDirJen PU No. 1245.K/26/DDJP/1993. Pelaksana


Pengawasan Keselamatan & Kesehatan Kerja Serta Lingkungan
Pertambangan Bidang Pertambangan Umum

 PIT pada Direktorat Teknik Pertambangan Umum melakukan fungsi sbb.


 Pemeriksaan atau Inspeksi
 Penyelidikan kecelakaan tambang dan atau kejadian berbahaya
 Penyelidikan terhadap pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
 Pengujian atas peralatan tambang
 Pengujian terhadap lingkungan tempat kerja
 Pengujian terhadap limbah cair, padat maupun gas
 Pembinaan lingkungan pada kegiatan usaha pertambangan umum.
 Pertambangan rakyat
 Penugasan pertambangan
 Kuasa pertambangan
 PKP2B
 Kontrak karya
42
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995. Keselamatan &


Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan Umum

• Terdiri dari: 10 Bab


• 1 Bab. Ketentuan Peralihan
• 1 Bab. Penutup
• Berisi: 555 Pasal
• Bab. I. Ketentuan Umum (Pasal 1 s/d 51)
• Bab. II. Bahan Peledak & Peledakan (Pasal 52 s/d 79)
• Bab. III. Lingkungan Tempat Kerja (Pasal 80 s/d 91)
• Bab. IV. Sarana Tambang di Permukaan (Pasal 92 s/d 227)
• Bab. V. Pemboran (Pasal 228 s/d 238)
• Bab. VI. Tambang Permukaan (Pasal 239 s/d 257)
• Bab. VII. Kapal Keruk (Pasal 258 s/d 294)
• Bab. VIII. Tambang Bijih Bawah Tanah (Pasal 295 s/d 489)
• Bab. IX. Tambang Batubara Bawah Tanah (Pasal 490 s/d 551)
• Bab. X. Sanksi (Pasal 552)
• Bab. XI. Ketentuan Peralihan (Pasal 553)
• Bab. XII. Ketentuan Penutup (Pasal 554 dan 555)
Peraturan & SOP
Operasional
43
43
KepMen PE No. 555.K/26/M.PE/1995.
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kepala Teknik Tambang

 Setiap usaha pertambangan harus memiliki KTT sebagai penanggung jawab terhadap
dilaksanakannya/terlaksananya peraturan perundangan yg berlaku tentang K3 pada lingkungan
Pertambangan Umum. KTT juga sebagai moderator atas dilaksanakannya peraturan bidang K3L
dan perintah, larangan, petunjuk dari PIT setelah melakukan investigasi & inspeksi di lapangan.
 KEPALA TEKNIK TAMBANG: seseorang yang mempunyai kedudukan jabatan tertinggi pada
level kesatu (top manajer) pada garis lini komando struktur organisasi di lapangan.
 WAKIL KEPALA TEKNIK TAMBANG: seseorang yang mempunyai kedudukan jabatan level
kedua pada garis lini komando struktur organisasi di lapangan. Bisa menjabat KTT bila KTT tidak
ada di tempat (acting KTT). Dapat diusulkan orang yang mempunyai kedudukan jabatan pada
level ketiga pada garis lini komando struktur organisasi dilapangan, tetapi tidak bisa menjabat
KTT bila KTT berhalangan / tidak berada di tempat.
 KEDUDUKAN KTT: harus di lapangan dimana kegiatan usaha pertambangan dilakukan.
 BILA KTT TIDAK BERADA DI TEMPAT: karena cuti atau mendapat tugas atau mengikuti kursus
dll, harus menyerahkan tugasnya kepada wakil KTT atau yang ditunjuk dan menuliskan pada buku
tambang serta mengirim kopinya kepada KAPIT

44
Pengertian Kecelakaan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Insiden: kontak yg dapat menyebabkan kerugian atau kerusakan. Penyebab


potensial kecelakaan adalah kontak dengan energi diatas kemampuan tubuh
atau struktur. Contoh: benda terbang atau bergerak mengandung energi
kinetik yg berpindah ke tubuh. Apabila energi yg berpindah terlalu besar dapat
menyebabkan kerugian atau kerusakan. Kenyataan bahwa tidak hanya energi
kinetik, tetapi juga energi listrik, energi panas, maupun energi kimia.
 Kecelakaan: sesuatu yg tidak diinginkan yg mengakibatkan kerugian pada
manusia, kerusakan pada bangunan dan kerugian pada proses. Umumnya
Kecelakaan terjadi akibat hasil kontak substansi (zat) dengan sumber energi
(kimia, panas, akustik, mekanik, listrik, dan lain lain) diatas batas kemampuan
tubuh atau struktur.
45
KepMen PE No. 555.K/26/M.PE/95.
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kecelakaan Tambang & Kejadian Berbahaya - Pasal 39

Kecelakaan tambang memenuhi 5 Kriteria


1. Benar-benar terjadi

2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh

Kepala Teknik Tambang

3. Akibat kegiatan usaha pertambangan

4. Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cedera atau setiap

saat orang yang diberi izin dan

5. Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek


46
KepMen PE No. 555.K/008/M.PE/1995. Kategori Cidera
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Akibat Kecelakaan Tambang - Pasal 40


1. Cidera ringan
 Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang tdk mampu melakukan tugas semula
selama > dari 1 hari; Tumpahan yang relatif kecil; Dapat diatasi oleh sumber daya yang ada di perusahaan;
Tidak ada potensi untuk eskalasi
2. Cidera berat
 Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang tdk mampu melakukan tugasnya
semula selama > 3 mg termasuk minggu & hari hari libur; Cidera akibat kecelakaan tambang yg
menyebabkan pekerja tambang cacat tetap (invalid) yg tidak mampu menjalankan tugasnya semula; Cidera
akibat kecelakaan tambang yg tidak tergantung dari lamanya pekerjaan tambang tidak mampu melakukan
tugasnya semula, tetapi mengalami cidera seperti salah satu dibawah ini: keretakan tengkorak kepala,
tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan atas, paha atau kaki; pendarahan di dalam, atau pingsan
disebabkan kekurangan oksigen; luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan
ketidakmampuan tetap; persendian yang lepas yang sebelumnya tidak pernah terjadi; Tumpahan bahan
berbahaya yang cukup besar; Memerlukan sumber daya dari luar untuk menangani; Berpotensi untuk
eskalasi walaupun terbatas

3. Mati / Meninggal Dunia


 Kecelakaan tambang yg mengakibatkan pekerja tambang mati dalam waktu 24 jam terhitung dari waktu terjadinya
kecelakaan tersebut; Tumpahan bahan berbahaya dalam jumlah yang sangat besar; Berdampak terhadap property atau
proses produksi; Bantuan dari luar mutlak diperlukan; Mempunyai potensi yang signifikan untuk eskalasi

47
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Catatan Keselamatan Kerja

Lost Time Injuries (LTI):


adalah jumlah Lost Day Injuries (LDI) dan Restricted Work Duty Injuries (RWDI).

Lost Day Injury (LDI):


adalah cedera kerja yang mengakibatkan satu atau dua hari absent dari kerja.
Korban meninggal terhitung dalam LDI.

Restricted Work Duty Injury (RWDI):


adalah kecelakaan kerja sebagai akibat di mana(1) pekerja ditugaskan ke pekerjaan
lain secara sementara, atau (2) pekerja bekerja secara permanen kurang dari waktu
penuh., atau (3) pekerja bekerja secara permanent dalam pekerjaan yang diberikan
tetapi tidak dapat melaksanakan tugasnya secara normal.

48
Insiden-1
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Klasifikasi Insiden Perusahaan

 Kejadian yang tak diharapkan:


 Mencelakai seseorang, merusak aset atau lingkungan
 Dalam kondisi sedikit berbeda dapat mengarah untuk mencelakai seseorang,
merusak aset atau lingkungan dan akan memberikan proses pembelajaran
informasi kepada lainnya
 Kejadian tak yang diharapakan dapat meliputi:
 Celaka dan sakit terhadap seseorang
 Kecelakaan kendaraan
 Kebakaran dan peledakan
 Kerusakan mesin
 Pengangkutan material
 Merusak lingkungan
 Insident perjalanan dinas
 Pelanggaran keamanan
49
Insiden-2
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Reportable or Recordable Incident


 Menderita sakit karena kerja atau menyebabkan celaka mengarah
kematian
 Celaka kerja non fatal occupational yang dapat menyebabkan:
 Hilang hari kerja
 Kerja terbatas
 Pemindahan tugas kerja (except precautionary transfers)
 Penanganan medis
 Hilang kesadaran

50
Definisi
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Lost Time Injury Frequency Rate (LTIFR):   Insident LTI 


LTIFR    x 1.000.000
tingkat terjadinya LTI per 1.000.000 jam kerja:
 Jumlah jam kerja 

Lost Time Injury Severity Rate (LTISR): tingkat   Insident LTIS 


dimana hari atau shift kerja normal yg terdaftar LTISR    x 1.000.000
hilang sebagai konsekuensi dari LTI per  Jumlah jam kerja 
1.000.000 jam kerja

All Injury Frequency Rate (AIFR): tingkat


  Semua Cidera 
terjadinya semua cidera per 1.000.000 jam AIRFR    x 1.000.000
kerja.  Jumlah jam kerja 

Potensial Fatality Frequensi Rate (PFFR):


  Potensial Fatality 
tingkat terjadi insiden yang berpotensial PFFR    x 1.000.000
mematikan per 1.000.000 jam kerja.  Jumlah jam kerja 
51
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

KESEHATAN &

52
KESELAMATAN KERJA
4. SISTEM MENEJEMEN
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Menurut PP Menteri Tenaga Kerja


No:05/PERMEN/1996 Bab III Pasal 3
Kewajiban Penerapan SMK3

Setiap tempat kerja :


 seratus orang atau lebih dan atau,
 mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan
oleh karakteristik proses atau bahan produksi,
 dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan
kerugian.

53
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tujuan SMK3

Tujuan penerapan SMK3 di tempat kerja :


 Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
 Menciptakan tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif

54
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pengalaman Statistik K3 Frank E Bird (1969)

Cacat/cidera berat

Cidera/luka ringan

Kecelakaan dengan harta

Hampir celaka

55
Penyebab Kecelakaan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Sebab Lain
10%

Tindakan

Berbahaya
70%

Lingkungan
Berbahaya
20%

56
Analogi Gunung Es
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kecelakaan umumnya berasal dari perilaku beresiko


Biaya sesungguhnya dari kecelakaan dapat dihitung & dikontrol

$1
Biaya kecelakaan, sakit,
Biaya pengobatan dan kompensasi
langsung
Melihat Fataliti
melalui Lost Time Injuries
hasil Pengobatan $5 - $50
kejadian Tindakan First Aid Biaya kerusakan properti yang tidak
diasuransikan
Tindakan tak aman Kerusakan pada bangunan, shaft & workshop
Kerusakan pada peralatan kerja & peralatan
Perilaku beresiko berat
Biaya tak Perilaku kurang aman Keruntuhan & atau ambrukan tambang bawah
langsung Perilaku – budaya penyebab tanah, banjir & ledakan
Interupsi pada produksi & operasi
Melihat dasar kecelakaan
melalui apa
yang
dikerjakan
$ >>>>
Biaya lain-lain yang tidak
diasuransikan
Kerugian dari membayar konsultan,
57 investigasi dll
pelatihan,
Lingkaran Tertutup
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Sistem Menejemen K3
VISION
Membantu operasi tambang untuk
mencapai pencegahan fataliti
Total Commitment sekaligus mengelola dampak
Top Management for lingkungan yang dihasilkan dari
Continual Improvement operasi tambang yang efektif &
efisien untuk meningkat kualitas
hidup manusia yang terlibat dengan
operasi

Policy SHLC
Management
Review  Jiwa manusia/pegawai adalah
segala-galanya
 Patuh kepada semua peraturan
terkait
Planning  Mencegah dampak K3L
 Perbaikan berkesinambungan
 Lingkungan kerja yang aman
Monitoring & Operational
Corrective Action Implementation
Request
KepMen PE No. 555.K/201/MPE/1993 Tentang
Pelaksana58
Inspeksi Tambang Bidang
Pertambangan Umum
Perencanaan Strategi Program K3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Komponen Catatan
VISI Operasi tanpa kematian, cedera dan penyakit

Nil kecelakaan kematian


OBYEKTIF &
Kurangi kecelakaan potensi kematian (tentukan nilainya)
TARGET
Kurangi LTI (tentukan nilainya)

Tingkatkan kepemimpinan baris menejemen menengah & frontline


Identifikasi resiko K3 di setiap aktivitas operasi yg mengarah ke kematian
PRIORITAS Perbaiki Sistem Menejemen K3, laksanakan Standard Perusahaan
Terapkan Sistem Menejemen K3 kepada kontraktor
Cegah kematian dengan menerapkan praktek K3 terbaik

Perbaiki kualitas proses identifikasi, menaksir dan menilai resiko


TINDAKAN Perbaiki material pelatihan dari upaya pencegahan kematian
YANG
DIPERLUKAN Berikan dukungan & perkuat kepatuhan dengan contoh kepemimpinan
Lakukan supervisi yg tepat & lengkapi kebutuhan dasar didaerah beresiko tinggi
59
Contoh Diagram Pelaksanaan SMK3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Element – Definisikan apa yg harus


dicapai utk mengelola resiko.
Standard K3 Perusahaan Dokumen
Standard
Kombinasikan Standard LN & DN (termasuk elemen pencegahan kematian)
Permintaan tindakan koreksi

SOP Resiko Tinggi – Detailkan


tindakan spesifik yg diperlukan Dokumen
utk kontrol atau mencegah resiko Tambang
yg berkaitan dgn sebuah
Perawatan W/S SOP & SWP

aktivitas SOP Resiko Tinggi SOP Resiko Tinggi

Aturan Perusahaan – Tindakan


Umum yg diperlukan oleh setiap Dokumen
pegawai utk mengecilkan resiko Peraturan & Peraturan &
kecelakaan seseorang & sanksi Sanksi Sanksi
bila tidak melakukannya Perusahaan

Pengukuran-Pemantauan-Inspeksi-Audit

60
Sistem Database Menejemen Perusahaan
Permintaan Tindakan Koreksi
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Inspeksi periodik
Sistem Database K3 (hari, minggu, bulan)

Sign - off Rekomendasi


Rekaman sistem investigasi Laporan hazard
data base K3 Div./Dept kecelakaan

Audit, OSI, Risk Assessment,


SBO, Seksi/Dept./Rapat SIC

Sistem K3/Div./Dept. Daftar tugas


• Tentukan penangung jawab
• Tentukan waktu penyelesaian
Y

Tindak lanjut & Pemantauan


Corrective Action
Tugas selesai • Sistem eskalasi
(work) Request
• Rapat regular Divisi/Dept
61
N
Sistem Menejemen
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kesehatan Keselamatan Kerja

1. NOSA (National Occupational Safety Assosiation)


2. ISRS (International Safety Rating System)
3. Prima Nirbhaya Standard (KPC) & difokuskan terhadap
pencegahan kecelakaan mematikan.
4. A-SEP - Adaro Safety, Health, Environmental & Production
5. OHSAS (Occupational Health Safety Assessment Series)

62
NOSA Safety Element Checklist-1
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Priorities for Implementation


First Priority = Red
Second Priority = Yellow
Third Priority = Blue
Fourth Priority = Green
Fifth Priority = White

1-00 Premises and housekeeping


1-11 Buildings, Floors and Mining Areas 40
1-12 Lighting: natural and artificial 40
1-13 Ventilation: natural and artificial 41
1-14 Amenities and Sanitation 30
1-15 Pollution: air, ground and water 30
1-21 Aisles, Storage In-Pit road & Section Demarcation 30
1-22 Good stacking and storage practices 30
1-23 Workshop, Yards, Storage and Mining Areas 40
1-24 Scrap and refuse bins: removal system 20
1-25 Colour coding 30
Section Rating 331
63
2-00 Mechanical, electrical and personal safeguarding
2-11 Machine guarding 100 NOSA
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Safety
2-12 Isolation of Plant and Equipment 40
2-13 Labelling of switches, isolators and valves 20
2-14 Ladders, stairs, walkways and scaffolding
2-15 Lifting gear and machinery
40
40
Element
2-16 Compressed Gases and Pressure Vessels 40 Checklist-2
2-17 Hazardous substances control 40
2-18 Mobile Equipment - Checklist and Licensing 40
2-21 Electric Equipment - Plug In 30
2-22 Electric Equipment - Earth Leakage Units (RCDs) 20
2-23 Electrical Eq, General Installation, Distribution Boards & Flameproof Eq 40

2-30 Hand tools 30


2-31 Ergonomics 30
2-41 Personal Protective Equipment - Head 5
2-42 Personal Protective Equipment - Eye and Face Protection 5
2-43 Personal Protective Equipment - Foot Protection 5
2-44 Personal Protective Equipment - Protective Clothing 5
2-45 Personal Protective Equipment - Respiratory Equipment 10
2-46 Personal Protective Equipment - Hearing Conservation 20
2-47 Personal Protective Equipment - Safety Harness 10
2-48 Personal Protective Equipment - Hand Protection 5
2-49 Personal Protective Equipment - Issue and Maintenance 5
64
2-50 Notices and Signs 20
NOSA Safety Element Checklist-3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

3-00 Fire protection and prevention


3-01 Fire extinguishing equipment 30
3-02 Identification and Access 20
3-04 Maintenance of equipment 30
3-05 Storage of flammable and explosive material 30
3-06 Alarm system 20
3-07 Fire fighting/Rescue - Drill and Instruction 40
3-08 Security system 20
3-09 Emergency Preparation 20
3-10 Fire and Rescue Supervision 10
Section Rating 220

4-00 Incident/accident recording and investigation


4-11 Injury/diseases record and dressing book 20
4-12 Internal incident reporting and investigation (injury/diseases) 40

4-13 Injury/disease statistics 40


4-14 Internal accident reporting and investigation 40
4-22 Cost of risk: insurance costs 10
4-23 Incident recall 10
65
Section Rating 160
5-00 Health and safety organization
NOSA
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan
5,10 Chief Executive Officer responsible for health and safety 30
5-11 Person(s) made responsible for occupational health and safety co-ordination
5-12 Appointment of safety representatives
20
40
Safety
5-13 Health and Safety Committees 40 Element
5-14 On-the-job health and safety communication 20
5-15 First-aider and facilities 20 Checklist-4
5-16 First-aid training 20
5-21 Posters, bulletins, newsletters, safety films & internal competition 38
5-22 Injury experience and star grading board 20
5-23 Suggestion scheme 10
5-24 Health and safety reference library 10
5-25 Annual Report - Health and safety achievements 10
5-30 Induction and job health and safety 48
5-31 Health and safety training courses 50
5-32 Medical examinations 25
5-33 Selection and placement 18
5-40 Premises inspections 50
5-41 Bi-annual internal self audits 40
5-42 Health & safety design specifications 30
5-50 Written safe working procedures: and used 50
5-51 Planned task observations 40
5-52 Work permits 20
66
5-60 Off-the-job health and safety 10
Rating NOSA
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Bintang Kualitas % DIFR

Excellent 91-100 5

Very good 75-90 10

Good 61-74 15

Average 51-60 20

Fair 40-50 25

Jumlah Disabling Injury x 1000.000


DIFR  67
Jumlah Jam Kerja
ISRS - International Safety Rating System
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

11. Peralatan pelindung diri


1. Kepemimpinan dan administrasi
12. Pengendalian kesehatan
2. Pelatihan menejemen 13. Sistem evaluasi program
3. Inspeksi terencana 14. Pengendalian keselamatan
4. Prosedur dan analisis tugas dibidang teknik
15. Komunikasi pribadi
5. Investigasi kecelakaan/insiden
16. Rapat kelompok
6. Observasi tugas
17. Kenaikan jabatan yang umum
7. Kesiapan dalam keadaan darurat 18. Pemakaian dan penempatan
8. Peraturan-peraturan organisasi tenaga kerja
9. Analisis kecelakaan/insiden 19. Kontrol pembelian
20. Keselamatan dan kesehatan
10.Pelatihan karyawan
diluar kerja
68
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Prima Nirbhaya Element - KPC

No Element Utama Prima Nhirbaya

1 Premises and Mining Areas (kerapihan tempat kerja dan bangunan)

Mechanical, Electrical and Personal safe guarding (perlindungan diri


2
serta pengamanan peralatan mekanis dan elektrik)
Fire Protection and Prevention (pencegahan dan penanggulangan
3
bahaya kebakaran)

Incident/accident recording and investigation (pendataan dan


4
investigasi kecelakaan)

Health and Safety Organization (organisasi keselamatan & kesehatan


5
kerja)
69
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

KPC Safety Rules & Regulations

• Golden Rules
• General Traffic Rules: applied across site (except Pit areas)
and off site for KPC vehicles
• Pit Traffic Rules
• Traffic Offence Notification & Feedback: demerit point
system
• Isolation Regulations (isolation and lock out system
requirements)
• Work Permit System: Confined Space, Hot Work, Digging,
and Vicinity Permit

70
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

71
Sistem Prima Nhirbaya - KPC
Prima Nirbhaya KPC
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Sistem NOSA

Prima Keputusan Mentri


Peraturan Pemerintah Pertambangan & Energi
Nhirbaya No. 555.K/201/MPE/1993

72
A-SEP - Adaro Safety, Health, Environmental
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

& Production

No Elemen Utama A-SEP Adaro

1 Management, Involvement, Planning & Leadership

2 Recruitment, Selection, Placement & Training

3 Communication & Behavior Management

4 Inspection, Audits, Review, Evaluation & Remedial Action

5 Incident Reporting, Investigation & Analysis

6 Risk Management, Emergency, Crisis Preparedness & Contingency Planning

7 Management of Operational & SHEQ

8 CSR & Off The Job Safety

73
Kerangka Sistem
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

• Tahapan Operasi Penambangan


• Masalah K3 di Pertambangan Indonesia Menejemen K3
1.Pendahuluan
 Profil Perusahaan 4. Implementasi
 Latar Belakang
 Struktur Organisasi & Tanggung Jawab
 Maksud & Tujuan
 Pelatihan Kepedulian dan Kompetensi
 Ruang Lingkup
 Konsultasi dan Komunikasi
2. Kebijakan Organisasi K3  Dokumentasi (SOP, WI, JSA)
 Kebijakan K3
 Pengendalian Dokumen
 Organisasi K3
 Pengendalian Operasional & Sistem Menejemen Kontraktor
3. Perencanaan (commissioning dll)
 Identifikasi Bahaya & Penilaian Resiko
 Preparedness & Emergency Response
 Kepatuhan Hukum & Peraturan K3
5. Pemantauan dan Pengukuran
 Obyektif Target & Program Kerja K3
 Pemantauan/Inspeksi/SBO dan Pengukuran Kinerja
 P3K
 Studi Fatig & Kinerja K3  Investigasi Kecelakaan, Ketidaksesuaian, TIndakan Koreksi &
Pencegahan
 Pengendalian Catatan K3
 Sistem Audit Internal K3

6. Tinjauan Menejemen (continual improvement)


 Kajian Menejemen
 Komunikasi Keluaran Kajian Menejemen
74
Menejemen K3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pendahuluan-1

Profil Perusahaan
• Nama perusahaan harus jelas termasuk hubungannya dengan perusahaan induknya.
• Dalam penjelasan tersebut termasuk lokasi, mulai dari kecamatan kabupaten dan propinsi yang
tertera dalam akta perusahaan.
• Sesuai dengan akta perusahaan perlu dijleaskan juga jenis dan aktivitas kegiatan usaha
perusahaan, termasuk jenis bahan galian dan cakupan proses kegiatan.
• Dalam kegiatan penambangan perlu dijelaskan langkah kegiatan dan penanggung jawab setap
kegiatan apakah semuanya dilakukan oleh perusahaan itu sendiri atau diserahkan kepada
kontraktor atu lainnya.
• Hubungan antara perusahaan dengan perusahaan induk serta hubungan dengan kontraktor perlu
dijlaskan sistem pengawasan dan tanggung jawab K3L.
• Hubungan perusahaan dengan pemerintah perlu dijelaskan apakah sebagai pemegang KK PKP2B
atau KP atau IUP.
• Fasilitas penunjang utama kegiatan penambangan dan lainnya perlu dijelaskan secara sistimatik
dan rinci..
75
Menejemen K3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pendahuluan-2

Latar Belakang
• Dasar pembentukan SMK3 (lihat Pesan K3 Untuk Menejemen). Bagaimana pentingnya perusahaan untuk
memiliki sebuah Sistem Manajemen K3 yang mengatur secara umum pelaksanaan program dan kegiatan
K3 sebagai penjabaran dari Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan dan
Kemasyarakatan (K3LK) perusahaan.
• Harus dijelaskan hubungan antara Sistem Manajemen K3 dengan peraturan terkait seperti bahwa SMK3
yang diterapkan mengacu kepada format Permenaker 05/MEN/1996 tentang SMK3, ISO 14001 dan
OSHAS 18001:2007 serta kaitannya dengan sistem lainnya seperti dengan sistem K3 perusahaan pemilik
sebelumnya. Selain itu beberapa peraturan yang terkait, khususnya untuk industri pertambangan juga
harus dirujuk seperti KepMen 555/1995 dan lainnya.
• Sistem Manajemen K3 ini harus memperlihatkan komitmen perusahaan sebagai bentuk kepatuhan dan
kepedulian terhadap peraturan dan perundangan mengenai K3. Selain itu, hal ini juga diperlukan untuk
memberikan arahan kepada seluruh kontraktor yang bekerja dibawah pengawasan perusahaan dalam
menjalankan program dan kegiatan K3 di lokasi tambang masing-masing milik perusahaan.

76
Menejemen K3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pendahuluan-3

Maksud dan Tujuan


• Maksud dari penyusunan Manual Sistem Manajemen K3 ini adalah untuk:
 Menetapkan ketentuan-ketentuan yang konsisten untuk program-program K3 sebagai
pelaksanaan Kebijakan K3LK
 Memfasilitasi berbagai pendekatan pelaksanaan program-program K3 untuk senantiasa
meningkatkan kinerja K3 secara berkesinambungan.
 Menentukan kriteria-kriteria K3 yang dapat diaudit dalam operasional perusahaan
• Sedangkan tujuan umum dari pelaksanaan Sistem Manajemen K3 ini adalah
untuk:
 Perbaikan kinerja berkelanjutan untuk mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan
masalah K3 dalam pengambilan keputusan operasional perusahaan
 Pengendalian kerugian jiwa dan materi untuk mencegah kerugian dan/atau kecelakaan
yang muncul akibat adanya kegiatan operasional perusahaan

77
Menejemen K3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pendahuluan-4

Ruang Lingkup
• Ruang lingkup Manual SMK3 ini meliputi semua peraturan, hukum, kebijakan dan prosedur kerja
serta standard dalam bidang K3 mulai dari perencanaan sampai ke tinjauan manajemen untuk
memastikan program dan aktivitas di semua daerah operasional dapat selaras dan memenuhi
komitmen kebijakan K3LK perusahaan

• Sistem Manajemen K3 ini berlaku terhadap semua aktivitas operasional perusahaan di seluruh
lokasi tambang termasuk aktivitas yang dilakukan oleh kontraktor di bawah kontrol perusahaan

78
Pesan K3 Untuk Menejemen
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Fisika Kuantum
1.Safety officers need to

Tak Tampak
Perasaan

have a passion for their Pikiran

job, but that passion Tindakan

should and cannot cloud Kebiasaan

Tampak Fisika Newtonian


one's thinking Karakter

2.HSE does need more


quality rather than Nasib

systems

79
Peruntukan Syarat-Syarat
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Keselamatan Kerja

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi peralatan perlindungan diri pada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran , asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan.
80
Peruntukan Syarat-Syarat
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Keselamatan Kerja

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai


10. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang cukup
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
maupun barang.
15. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
16. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
17. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
81
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kewajiban & Hak Tenaga Kerja

• Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
• Memakai dan mentaati semua persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
• Memenuhi dan mentaati semua persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
• Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan
• Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan kerja dan
kesehatan kerja serta peralatan perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-
batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
82
Fatality Prevention Elements (FPE) - KPC
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Pada tahun 2002 KPC mengembangkan FPE yang menyatu dengan sistem
K3 KPC Prima Nirbhaya dan intinya memfokuskan pada pencegahan
kecelakaan mematikan yang terdiri atas 69 elemen dengan 11 Elemen
pencegahan kecelakaan mematikan
 Untuk mendukung fokus terhadap pencegahan kecelakaan mematikan,
berberapa hal telah dikembangkan, diantaranya:
1. 11 Fatality Prevention Element (FPE)
2. Aturan Baku (Golden Rules)
3. Prosedure bekerja pada resiko tinggi
4. Codes of Practice
5. Induksi K3
6. Materi presentasi kepedulian dan promosi
83
11 Fatality Prevention Elements - KPC
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

1. Road Design, Construction & Maintenance


2. Mine Slope Safety
3. Isolation & Tagging
4. Working at Heights
5. Lifting & Supporting Loads
6. Vehicle & Mobile Equipment Operations
7. Vehicle & Mobile Equipment Condition
8. Electrical Safety
9. Explosives Handling & Use
10. Confined Spaces
11. Working Near Water

1. Harus mampu identifikasi Hazard


2. Pekerjaan harus disupervisi
84
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kebutuhan PPE

 Representatif perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan setiap


karyawan yang bekerja dengan resiko atau yang didaerah yang wajib
dilindungi dengan PPE berhak memiliki Personal Protective Equipment (PPD)
yang sesuai dan ketika anda memasuki yang memerlukannya pastikan anda
menggunakannya.
 Hal ini termasuk:
 Safety Glasses
 Hard Hat
 Reflective vest (rompi)
 Steel Capped Boots
 Ear plugs or muffs

85
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan
Kebutuhan PPE

86
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Jatuh dari Ketinggian

87
Contoh Prosedur LV
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Nomor lambung kendaraan harus


reflective.
 Standard ukuran huruf & angka mengikuti
standard Australia AS 1774 (min tinggi
huruf 100 mm)
 Memakai style huruf imperial atau aerial
ditulis tegak lurus
 Warna huruf, nomor & latar belakang harus
kontras
 Nomor lambung kendaraan harus dipasang
di pintu depan, kanan, kiri, belakang
kendaraan.
 Bisa dibaca dengan jelas untuk jarak 30 m
88
Perlengkapan K3 Pada Dump Truck
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Seat belt
 Fatigue Warning Devices
 AC Pulley Guards
 Battery Isolation lock-out on front of truck near access point.
 2 Wheel Chocks to be mounted on front of truck
 Fire Suppression System
 2 X 9kg Fire Extinguishers
 Handrails to cover access points at top of entry ladder
 Compressed air lines in cabs for cleaning

89
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

90
Roda
½ Tinggi
Ukuran roda terbesar
Isolasi & Lockout
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Terdapat berbagai energi berbahaya yang bila tidak dikendalikan dapat menjadi situasi berisiko
cidera serius & kecelakaan mematikan. Pastikan bahwa karyawan tidak ditempatkan dalam situasi
berisiko karena adanya energi-energi berbahaya yang lepas secara tidak terkendali.
 Isolasi & Lockout berlaku untuk semua sumber energi berbahaya & meliputi:
 Energi listrik> 32V; Energi yg tersimpan (pegas, baterai); Pneumatik (udara tekan); Energi hidrolik.
 Energi potensial (karena sifatnya atau posisinya); Gravitasi (Counter Weight dari Conveyor).
 Temperatur, yaitu panas (air panas dan uap); Energi kimia; Radiasi.

 Untuk dapat bekerja pada daerah yg terisolasi maka personil tersebut merupakan orang yang
dinilai kompeten dan telah mengikuti proses pelatihan tentang isolasi dan lockout.
 Tujuan dari elemen ini adalah untuk memastikan bahwa semua pekerjaan pemasangan,
pembangunan, inspeksi yang dilakukan pada alat dan instalasi yang berpotensi melepaskan
energi berbahaya hanya dilakukan oleh orang-orang yang kompeten dan berwenang dengan cara
mengisolasi dan memasang kunci secara aman pada alat sedemikian rupa sehingga risiko
kecelakaan mematikan dapat dikendalikan
91
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Contoh
Proses
Isolasi
Mekanik

Pemasangan isolasi pada setir 92


Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Contoh Proses Isolasi Penggunaan


Bahan Peledak & Peledakan

93
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

94
Dimensi & Geometri Jalan
• Super elevasi
KepMen PE No. 555.K/26/M.PE/1995 Pasal
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

241. Geometri & Dimensi Jenjang


• Kemiringan tinggi & lebar teras harus dibuat dengan baik & aman untuk keselamatan para pekerja agar terhindar
dari material atau benda jatuh.
• Tinggi jenjang untuk pekerjaan yang dilakukan pada lapisan yang mengandung pasir, tanah liat, kerikil dan
material lepas lainnya harus:
 Tidak boleh lebih dari 2,5 meter apabila dilakukan secara manual;
 Tidak boleh lebih dari 6 meter apabila dilakukan secara mekanik dan
 Tidak boleh lebih dari 20 meter apabila dilakukan dengan menggunakan clamshell, ragline, bucket wheel excavator atau alat
sejenis kecuali mendapat persetujuan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
• Tinggi jenjang untuk pekerjaan yg dilakukan pada material kompak tidak boleh lebih dari 6 meter, apabila
dilakukan secara manual.
• Dalam hal penggalian dilakukan sepenuhnya dengan alat mekanis yang dilengkapi dengan kabin pengaman yang
kuat, maka tinggi jenjang maksimum untuk semua jenis material kompak 15 meter, kecuali mendapat persetujuan
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
• Studi kemantapan lereng harus dibuat apabila:
 Tinggi jenjang keseluruhan pada sistem penambangan berjenjang lebih dari 15 meter dan
 Tinggi setiap jenjang lebih dari 15 meter.
• Lebar lantai teras kerja sekurang-kurangnya 1,5 kali tinggi jenjang atau disesuaikan dengan alat-alat yang
digunakan sehingga dapat bekerja dengan aman dan harus dilengkapi dengan tanggul pengaman (safety berm)
pada tebing yang terbuka dan diperiksa pada setiap gilir kerja dari kemungkinan adanya
95 rekahan atau tanda-
tanda tekanan atau tanda-tanda kelemahan lainnya.
Dimensi &
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Geometrik Lereng

Material Insitu

Material Timbunan
96
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan
Ketidakstabilan Lereng

97
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Material Promosi

98
Khusus
Tugas

Lifting & Supporting Loads Awareness


Fire Warden and Deputy Fire Warden
Fire Hose Drill Course
Fire Extinguishers
Darurat

Fire & Rescue


Advance First Aid
Contoh Matriks Pelatihan

99

First Aid (Refresher)


First Aid Essentials (Revised)
Hazard Identification
Conducting Safety Talks
Praktek Umum K3

Manual Lifting
Job Safety Analysis
Safety Standard Practice Inspection
Accident/Investigation Training
Introduction to Accident Investigation
Safety Behavior Observation - Audit
Risk Assessment Facilitator
Internal Auditor Course
Safety System Administrator
Tugas Umum

Database Safety System Frequent


Safety Management Awareness
Document & Record Management
Change Management
General Induction

Tradesperson – Mechanical
Supervisor – Maintenance
Tradesperson Mechanical

Senior Warehouseman
Tingkat Karyawan

Port - Leading Hand


Topik Pelatihan

Tingkat

Operator – Supply
Supervisor – Port

Operator – Port
Leading Hand
vs.

Welder
Div

A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
No

10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Evaluasi K3

 “Daily toolbox talk” untuk karyawan operasi


 Rapat koordinasi mingguan untuk superintendent K3
 Rapat K3 bulanan untuk non-operasi
 Rapat bulanan untuk komite K3
 Rapat quartalan dengan kontraktor

100
Tanggung Jawab Formal Implementasi
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kesehatan & Keselamatan Kerja

SAFETY MEETING
Safety Daily Safety
LEVEL Stop CPR
Inspection Check Contact
Weekly Monthly

Supervisor 3 1 8/month 4/month 1/month Daily -

Review &
Foreman & Review and
ensure
General - 1 4/month 1/month Ensure One -
The check
Foreman Program/mth
list/daily

Review & Audit


Superintendent
Accountability
& General - 1 4/month 1/Qtr Review 1/Qtr -
Performance
Superintendent
every Quarter

Managers & Review Result


Vice President / of Audit In
- 1/Qtr 2/month 1/Qtr - -
General Every
Manager Semester
101
Inspeksi K3
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Inspkesi K3
 Menugaskan inspektor yang
terlatih
 Definisikan formulir periksa untuk
peralatan dan infrastruktur kritikal;
seling-baja, scaffolding,
pengelasan asetilin, tangga,
aksesoris peralatan angkat (lifting
hook, shackles)
 Dokumen Laporan Inspeksi
disimpan dan direkam di Sistem
K3 Database

102
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Contoh
Inspeksi House Keeping

103
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Keeping
Inspeksi House

104
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

105
OSI 15-09-05 Pk 09.00-11.45
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Perbedaan Inspeksi & Audit

Inspeksi K3 Audit K3
Identifikasi penyimpangan atau ketidak sesuaian Identifikasi efektif system operasi daru suatu sistem K3

Jangan melihat suatu sistem K3 secara umum Bandingkan deviasi fisik terhadap sistem K3 dan standard

Identifikasi hazard yang tampak Cari tahu apakah sistem K3 ada dan bekerja baik

Bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan atau difokuskan pada


Apakah tim manajemen mengacu pada sebuah sistem
suatu aktivitas, misal: alat angkat atau peralatan listrik

Biasanya dilalkukan setiap bulan oleh seorang


Libatkan contoh sebuah inspkesi atau observasi fisik
representatif ke di tempat kerja tsb atau spesialist

Membuthkan waktu 1 – 5 jam tergantung luas daerah


Memerlukan 1 – 5 hari tergantung kepada daerah cakupan
kerjanya

Dilakukan:
Eksternal: Pemerintah, & Badan Independent
Dilakukan secara internal
Internal: Tipe pekerjaan diaudit sebelum sebuah kontraktor diberi
pekerjaan, Tindak lanjut audit harus dilakukan untuk perbaikan

106
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

JSA

107
JOB SAFETY ANALYSIS
5. ANALISA TEMPAT KERJA
Job Safety Analysis - JSA
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 JSA sistem perencanaan suatu pekerjaan dengan keselamatan kerja sebagai prioritas
utama.
 Tidak setiap orang mengetahui dengan pasti cara melakukan pekerjaannya dengan
benar dan aman.
 Untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi suatu pekerjaan.
 Dapat menghasilkan suatu cara yang lebih baik dalam melakukan suatu pekerjaan.
 Mempunyai hubungan erat dengan sistem K3, yaitu untuk memastikan perbaikan tata
cara dan prosedur kerja dengan aman.
 Harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan adalah keselamatan menjadi
pertimbangan utama
 Dilakukan dengan 3 cara:
 Pengamatan langsung
 Diskusi dalam suatu kelompok
 Ditetapkan dan diuji ulang
108
Faktor Penentuan Pembuatan JSA
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

1. Apa yang akan saya lakukan?


2. Dengan bahan-bahan apa sajakah saya akan berkerja
3. Peralatan dan perlengkapan apa yang saya gunakan?
4. Kapan saya akan melakukan pekerjaan itu?
5. Bagaimana pengaruh pekerjaan ini terhadap pekerjaan yang
lain?
6. Adakah pengaruh yang lain?
7. Dimana pekerjaan ini dilakukan?

109
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Langkah Pembuatan JSA

 Step 1. Identifikasi dan katagorikan pekerjaan


 Step 2. Pecah pekerjaan tersebut dalam langkah demi langkah
 Step 3. Identifikasi bahaya yang muncul
 Step 4. Menetapkan cara mengontrol bahaya
 Step 5. Catat JSA di Form dan periksa ulang

110
JSA Worksheet
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Project: Sign off:__________________


Date: ___________________
Team:
Accepted: Yes / No
Task:

Task Steps Possible Hazards Safety Controls


1.

MISSING / SKIP / PART COMPLETE / CAUGHT (in/on/by/between) / STRUCK BY / CONTACT WITH /


EXPOSURE / LAYOUT / TRAFFIC / TOOLS / EQUIPMENT / STRESS / STRAIN / FATIGUE / MANUAL
111
HANDLING / LIGHTING / FIRE / SKILLS REQUIRED
Job Safety Analysis - JSA
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Jenis Mesin milling dan copy mill


APD Google, gloves, masker, safety shoes, safety helmet
No Tahapan pekerjaan Potensial bahaya Tindakan yang dianjurkan

1. Pasang benda yang Tangan terjepit Pemasangan dengan hati-


akan di hati
bentuk/dikikis
(milling) di penjepit
2. Pasang mata pisau Tangan terkena Jangan memegang mata
(modul) sesuai mata mata pisau pisau (modul), gunakan
kebutuhan (modul) sarung tangan

3. Nyalakan mesin, Tangan terkena Jaga jarak dengan mesin,


atur kecepatan mata pisau jangan memegang mata
putaran pisau (modul), gunakan
safety google
4. Matikan mesin Tangan terkena Tunggu sampai modul
setelah selesai me- mata pisau benar-benar berhenti
milling benda kerja (modul) berputar

112
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

113
6. MENEJEMEN RESIKO
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Definisi

 Hazard adalah potensi untuk “harm”

 Risk adalah peluang terjadinya “harm”:


 Intrinsic risk: tingkat resiko yang berlaku tanpa adanya kontrol (prosedur & standard &
PPE)
 Current risk: tingkat resiko berdasarkan kontrol yang sedang berlaku
 Residual risk: tingkat resiko sisa setelah ditambahkan kontrol baru

 Risk terdiri dari dua komponen


 Konsekuensi

 Peluang kejadian (likelihood)

114
Definisi Menejemen Resiko
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Menejemen Resiko: sebuah metodologi logika dan sistematik yang dapat membantu
proses pembuatan keputusan dan merupakan sebuah budaya, proses dan struktur
yang diarahkan terhadap menejemen efektif dari potensi peluang-peluang dan dampak
buruk (grasping opportunities and minimizing losses)
 Menejemen Resiko adalah sekumpulan proses berikut:
 identifikasi
 analisis
 evaluasi
 perlakuan
 pemantauan dan mengkomunikasikan resiko
yang berkaitan dengan aktivitas, fungsi atau proses dalam bentuk sebuah sehingga
Perusahaan dapat mengurangi kehilangan dan meningkatkan peluang positif.
115
Resiko
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

"Risk comes from not knowing what you're doing" (Warren Buffet)
Seringkali resiko timbul dari adanya suatu bahaya

Resiko Bisnis
Ancaman suatu peristiwa mempengaruhi
kemampuan perusahaan secara negatif

Implikasi dari definisi resiko BHP - Gorontalo


 Kerugian finansial: pencurian, penipuan, pergerakan nilai valuta BHP - Meruwai
dan suku bunga. BP & Rio Tinto – KPC
 Kerugian non-finansial: publisitas
p buruk menurunkan reputasi PP Tambang Bawah Tanah
perusahan.

116
Proses Risk Assessment
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

1. Identifikasi Cakupan & Manfaat suatu Studi Risk Assessment

2. Membentuk Konteks

3. Identifikasi Hazard

4. Analisa Resiko & Evaluasi Resiko

5. Perlakuan Resiko

117
Mengukur - Menaksir Resiko
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Contoh Resiko
► Penurunan harga komoditi
 Bagaimana melakukan
Apakah penyebabnya?
pengukuran/menaksir resiko
► Volatilitas finansial akibat paper trading

► Volatilitas harga minyak bumi


 Gunakan kriteria pengukuran
► Climate Change yang dipakai Impact & Likelihood
► Significant event in the world

► New Technology

118
Mengukur Resiko
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Menilai konsekuensi potensial yang dapat muncul apabila resiko tersebut terjadi
(impact)
 Menilai frekuensi potensial dari kemungkinan terjadinya resiko tersebut (likelihood)
 Kriteria pengukuran adalah sebuah aspek penting dalam mendapatkan common risk
language
 Mengukur resiko

Tingkat Resiko = Impact x Likelihood


Sumber: Australian / NZ Risk Management Standard (AS/NZ4360)

119
IMPACT - KONSEKUENSI

Mengukur Resiko
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan
► Besarnya kerugian finansial/ non-finansial
► Berapa besar kerugiannya?
► Berapa besar kerusakan yang ditimbulkan?
► Berdasarkan pengalaman historis dan/ atau ekspektasi masa depan

Konsekuensi
Peluang Kejadian
Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
1 2 3 4 5
A (almost certain)
The event is expected to occur in most S S H H H
circumstances

B (likely)
The event will probably occur in most M S S H H
circumstances

C (moderate) L M S H H
The event should occur at some time

D (unlikely)
The event could occur at some time
L L M S H
E (rare)
The event may occur only in exceptional L L M S S
circumstances

The number of categories should reflect the needs of the study

(Source: 120
H = high risk; detailed research and management planning required at senior levels
S = significant risk; senior management attention needed AS/NZS 4360:1995)
M = moderate risk; management responsibility must be specified
L = low risk; manage by routine procedures
Parameter Kriteria “Company Risk
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Assessment”
 Citra
 Ekonomi Nasional dan Global
 Gangguan Stop Operasional
 Kesehatan & Keselamatan Kerja – kecelakaan tambang
 Lingkungan Hidup – Ekosistem
 Perencanaan short term vs. longterm
 OB Management
 Fleet Management
 Teknologi - teknikal
 Rekrutmen vs. kompetensi
 Sosial lokal & regional
 Keamanan

 Finansial
 Aspek Hukum
121
 Politik
Matriks Konsekuensi & Peluang
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Konsekuensi
Peluang 1. Serious injury – 1. Medical
1. Fatal 1. Disabling Injury 1. Minor impact
permanent Treatment
Kejadian 2. Kerusakan Aset >
2. Kerusakan Aset >
2. Kerusakan Aset >
2. Kerusakan Aset >
2. Kerusakan Aset
Probabilitas USD 1 M USD 50K <USD 5K
USD 150K USD 30K
3. Penundaan 3. Penundaan 3. Penundaan
3. Penundaan 3. Penundaan
produksi > 1 mg produksi 1 hari produksi ½ shift
produksi 2 hari produksi 1 shift

Harian 1 3 6 10 15
Bulanan 2 5 9 14 19
Tahunan 4 8 13 18 22
5 Tahunan 7 12 17 21 24
> 25 Thn LOM 11 16 20 23 25

Resiko kritikal Resiko tinggi Resiko menengah Resiko rendah

Resiko kritikal 1-5: Resiko tinggi 6-12:


Hentikan aktivitas Lakukan tindakan koreksi & preventif segera
Lakukan tindakan koreksi & preventif segera Tindakan kontrol dikaji atau ditentukan oleh menejemen
Hanya mulai jika kontrol terjadi

Resiko menengah 13-17:


Resiko rendah 18-25: 122
Lakukan koreksi dalam jangka waktu yang sesuai
Lakukan tindakan koreksi seperlunya Tindakan kontrol dikaji seperlunya
Daerah Kerja Beresiko Tinggi Tambang Terbuka
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Penunjang Tambang
Tambang  Interaksi kendaraan kecil
 Mesin bergerak
 Interaksi AAB  Peralatan angkat
 Stabilitas lereng  Bekerja di ketinggian
 Isolasi peralatan bergerak
 Penangangan & pemakaian BP
 Logistik BP
 Jalur angkutan  Pengangkutan pegawai
 Peralatan mudah bakar  Pekerjaan dekat air
 Pekerjaan listrik
 Pekerjaan uap panas
 Pekerjaan bertekanan tinggi

123
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Penggalian
Pemilihan Teknologi

124
124
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Pengangkutan
Penambangan &
Pemilihan Teknologi

125
125
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Penanganan Resiko

Menerima Resiko - Resiko tersebut diterima dan tidak ada rencana penanganan Resiko lebih
lanjut

Mentransfer Resiko – Memindahkan resiko kepada pihak ketiga yang independen dan
memiliki kemampuan secara finansial (contoh: asuransi/outsourcing)

Menghindari Resiko – Menghindari eksposur terhadap kejadian-kejadian yang dapat


memunculkan resiko tersebut

Mengurangi Resiko – Mengurangi resiko dengan memfokuskan pada usaha-usaha


pengurangan Impact dan Likelihood.

TRANSFER AVOID
ACCEPT REDUCE
126
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

127
7. LAPORAN INSIDEN
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Statistik – Kecelakaan K3

128
5.21% 0.00%
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Statistik
Insiden vs Usia 19.79%
27.08%

KPC 47.92%

A<20 20<A<30 30<A<40 40<A<50 A>50

ADARO

129
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan
Statistik Kecelakaan

130
Pertambangan di Indonesia
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.


Ketentuan Melapor - Pasal 41

 Pekerja tambang yang cedera akibat kecelakaan tambang yang


bagaimanapun ringannya harus dilaporkan ke ruang
pertolongan pertama pada kecelakaan atau tempat perawatan
kesehatan untuk diperiksa atau diobati sebelum meninggalkan
pekerjaan.
 Laporan kecelakaan dan pengobatannya sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) harus dicatat di dalam buku yang
disediakan khusus untuk itu.
 Apabila terjadi kecelakaan berakibat cidera atau mati, KTT
harus sesegera mungkin memberitahukan kepada KAPIT

131
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.


Ketentuan Melapor - Pasal 42

 Kecelakaan tambang harus di-investigasi oleh KTT atau


orang yang ditunjuk dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam
dan hasil investigasi tersebut dicatat dalam buku daftar
kecelakaan.
 Kecelakaan tambang harus dicatat dalam formulir dan
dikrimkan kepada KAPIT

132
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.


Pemberitahuan Kejadian Berbahaya - Pasal 43

 Kejadian berbahaya yg dapat membahayakan jiwa atau


terhalangnya produksi harus diberitahukan dengan segera oleh
KTT kepada KAPIT

 KTT segera melakukan tindakan pengamanan terhadap


kejadian berbahaya seperti dimaksud dalam Ayat (10) Pasal 43.

133
KepMen PE No. 555.K /26/ M.PE /95.
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Penyelidikan Kecelakaan Tambang &


Kejadian Berbahaya - Pasal 46

 Untuk kepentingan penyelidikan KTT tidak boleh mengubah


keadaan tempat dan atau kondisi perbaikan peralatan akibat
kecelakaan atau kejadian berbahaya, kecuali untuk
kepentingan pertolongan
 Dalam hal dianggap perlu untuk kepentingan kelangsungan
pekerjaan, keadaan ditempat kecelakaan atau kejadian
berbahaya hanya dapat diubah dengan persetujuan KAPIT

134
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Investigasi Insiden /Eksiden

 Semua kejadian/kecelakaan harus segera dilaporkan dan


diinvestigasi apakah hal kecil atau serius
 Sistem K3 perusahaan harus mencamtumkan Standard
Elements panduan tata cara investigasi
 Investigasi harus melalui “Incident Cause Analysis Process”
sebagai alat perusahaan untuk investigasi kecelakaan.
 Semua investigasi kejadian/kecelakaan harus dilaporkan
dalam Sistem Database Perusahaan.

135
Incident Recall
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tanggal :
1 March 2005

Jam : 01.15 am
Lokasi : Jalan angkut batubara
Departemen :
Geologi

 Ketika sedang bergerak dari kantor


tambang ke Pit Lombong, LU209
dengan dua penumpang dan pengemudi
terguling setelah menabrak safety berm
Deskripsi: ketika hendak menghindari sebuah
compactor
 Kejadian ini mengakibatkan dua orang
mengalami injuries & masuk dalam
kategori LTI

136
Incident Recall
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tanggal: 15-Februari-2005
Jam: 12:59 pm
Lokasi: Jln Layang Panel 8 Lombong
Perusahaan: PT. Tambang Batubara
Departemen: Coal Mining
Deskripsi: 603 sedang mengangkut batu-bara dari
Lombong menuju ROM Area, ketika sampai
di Jalan layang Panel 8 Lombong tiba-tiba
603 menabrak tanggul sebelah kiri di jalan
tersebut. Kejadian tersebut mengakibatkan
roda dump truck patah, tetapi tidak ada yang
cedera.

137
Incident Notification
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tanggal: 10 Nov 2005


Jam: 11 : 30 PM
Lokasi: West Dump
Departemen: Kontraktor
Deskripsi:  Operator HD-785 No. 3010 sedang dalam proses mundur untuk
menumpahkan material di Waste Dump tetapi terjerambab.
 Material dimana truk parkir mundur mengalami subsiden sehingga
truk mundur terjerembab hampir masuk kolam dibelakangnya.
 Tidak ada injury atau kerusakan pada alat

138
Incident Notification
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tanggal : Rabu 30 Mei 2007


Jam : 05.45am
Lokasi : South Waste Dump 2
Deskripsi:  Sebuah DT 777A masuk ke South Waste
Dump 2 dan berencana menumpahkan
material ke bagian South Eastern
 Tetapi operatornya kemudian mundur di
tanggul sebelah timur dan menaikan
baknya sekitar 2 meter dan ternyata
material disitu lunak sehingga DT berguling
ke lantai bawah daerah bantingan

Hasil Gagal melakukan barikade pada daerah yang


Investigasi: dianggap tidak aman dan menumpahkan
material bukan pada tempat yang diizinkan
Gagal untuk patuh kepada peraturan yg
berlaku utk tidak menumpahkan material pada
sisi lereng yang tingginya >10 m
Gagal mencatat instruksi verbal saat
pengalihan shift kerja
Melanggar Aturan Baku # 1-identify hazards
& # 2-supervision of work
Horizontal distance 35 m; Vertical distance 19
m; Slope distance 40 m; Gradient: 54%

139
Incident Notification
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tanggal 9 September, 2001


Jam
Lokasi Tambang Batubara

 On Sunday morning, an incident occurred with


a very high potential to cause fatal injuries to
persons in a light vehicle. A Production
Leading Hand pulled up directly in front of a
CAT 777 D No. RDX 82. He then exited the
parked vehicle and climbed on board the truck
Deskripsi: to check for an air pressure problem. In so
checking, he ran over his own vehicle.
 The CAT 777 D was correctly parked for the
Musang pit shift change along with other
equipment. Investigation will determine why
the Leading Hand did not park at the light
tower not 30 metres away.

140
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

141
Incident
Notification
Incident Notification
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tanggal 28 June 2004


Jam 13:00 pm
Lokasi Pit Keadilan
Departemen Kontraktor Dhinosaurus

 A mechanic of Dhinosaurus was releasing


teeth bucket excavator Hitachi
2500/3013.
 Whilst the mechanic hit the pin punch by
using hammer suddenly a crumb of metal
Deskripsi:
from hammer/pin punch/bucket hit one of
the mechanic where standing near the
bucket.
 This accident incurred crumb inside of his
left leg.

142
Historis Kecelakaan Tambang Batubara
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Bawah Tanah Ombilin

 Kecelakaan (ledakan) Selasa, 16 Juni 2009, 10.00 WIB


 3 kemungkinan penyebab ledakan:
 arus pendek pada generator listrik yang dibawa penambang:
 penambang yg merokok;
 gesekkan besi dari lori atau alat tambang yang memercikkan api
 Percikan api ditangkap gas metana yang kadarnya besar lalu
meledak
 Ledakan ini terjadi di lubang tambang sedalam 100 m dan
mengakibatkan adanya lemparan material hingga sejauh 150
meter dari mulut tambang, dan terlemparnya 14 orang yang
berada pada jarak sekitar 50 meter dari mulut tambang
 Korban meninggal 33 orang
 Diperkirakan korban yang masih di dalam lubang tambang dan
belum diketahui kondisinya, 1 orang.
 Korban luka parah/ringan dan dirawat 11 orang. 143
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

144
8. MENEJEMEN KELELAHAN
Kelelahan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Tidak ada definisi universal yang dapat diterima


 Bukan semata-mata mengantuk tetapi lebih dari itu karena disebabkan oleh kombinasi
dari karakteristik kerja dan kemampuan menanggungnya.
 Menurunnya kemampuan untuk bertahan kerja secara fisik dan mental atau hilangnya
kewaspadaan & bisa berakhir dengan mengantuk atau disebut juga sebagai kehilangan
kewaspadaan dan bekerja dengan aman akibat buruknya kualitas tidur atau bekerja
bukan pada waktu yang bukan bioritmiknya sehingga perlu energi fisik dan mental lebih.
 Batas kemampuannya bervariasi untuk setiap orang sehingga merupakan isu
kompleks.
 Di lingkungan kerja pertambangan sering dijumpai seseorang mengoperasikan &
mengendalikan sebuah alat dalam waktu yang sangat lama, isolasi dan rutin → bahaya
serius
 Insiden apapun yang disebabkan oleh disfungsi sebuah alat atau tak terkontrol situasi
dapat diklasifikasikan sebagai kecelakaan kelelahan

145
Masalah Kelelahan vs. Faktor Kontribusi
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Fatigue Related Problems The contributing factors causing fatigue Corporate


In Coal & Metalliferrous Mines Psychology Services (2004)

Individual characteristic, including age, fitness, chronic Illness,


Operators falling asleep & disorders & driving off haul roads
sleeping disorders

Shift/Roster: night shift, hours worked, No consecutive night shift,


Loss of situational awareness common among truck drivers
rotation direction, breaks, cycle length

Increased equipment damage towards the end of the shift Type of work, including mental load, physical load

Lapses in concentration and increased errors especially at Work culture, including work pressure, support for self
low circadian point in the early morning management, work practices (job rotation, napping)

Impairment of secondary task functions and reduced critical Environment, including temperature, noise, light level, humidity,
decision-making capacities dust, chemical exposure

Poor performance - work is very repetitive, & boring Commuting; daily, start/end cycle

Increased absenteeism as a result of excessive overtime Sleeping environment, temperature, noise, light, inside toilet

Shift work, skill & knowledge, sleep habits, ability to nap, alcohol
Loss of experienced personnel and increased stress among
& drug use, nutrition, stress management, & preparation for first
management
night shift.

Uncontrolled contractor hours Private commitment, social activities, family, side jobs

Dissatisfaction balancing work & family responsibilities. 146


Maenejemen Kelelahan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

 Kepedulian dimulai dengan meningkatnya kecelakaan dan


tingkat keparahan kecelakaan.
 Isu ini berkembang desekitar operator dengan masalah yang
tertidur pada saat gilir kerja malam → kelelahan
 Selanjutnya diperkenalkan menejemen kelelahan

147
Kecelakaan Fatal Sebab Kelelahan - 1
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Date : 23 Januari 2007


Time : 0525 am
Location : Panel 2 Pit Lombong
Dept/Cont. : Contractor
• Sebuah DT 785 Komatsu menabrak bagian belakang DT 3008 ketika kedua trcuk sedang
berjalan dari arah Shovel 305 jalan utama di daerah Panel 2.
• Kejadian tersebut mengakibatkan kematian pada operator DT785

148
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

149
Kecelakaan Sebab Kelelahan - 2
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Inisiatif Perbaikan Dalam Menejemen Kelelahan

 Jalankan pelatihan “menejemen gaya hidup” bagi para pasangan


operator/karyawan dengan moto bahwa kebugaran untuk bekerja selalu
datang dari rumah.
 Terapkan tindakan disiplin serius bagi mereka yang yang terlibat dengan
kecelakaan yang terbukti akibat kelelahan.
 Terapkan prosedur kerja dimana karyawan yang letih harusberhenti
bekerja mengoperasikan AAB atau alat lainnya.
 Laksanakan kebijakan penggunaan obat dan konsumsi alkohol
 Kunjungan kepada keluarga, tokoh masyarakat dan lingkungan
disekitarnya untuk memberikan pemahaman untuk berperan serta dalam
program kepedulian terhadap menejemen kelelahan
 Siarkan kampanye menejemen kelelahan melalui radio
150
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

151
9. Root Cause Analysis
Daftar Penyebab Komprehensif
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Alat Untuk Menganalisis


Penyebab Dasar

DESKRIPSI INSIDEN
• Mencatat jenis/tingkat bahaya suatu peristiwa
• Meliputi siapa/apa/kapan/dimana/ bagaimana
yang diketahui saat itu

TAHAP PELAKSANAAN DAN RISET: PENGUMPULAN BUKTI-BUKTI


 Mengumpulkan bukti-bukti yang relevan Tahap Pelaksanaan = bukti langsung (tempat
kejadian dan saksi mata)
 Tahap Riset = bukti tidak langsung (sumber-sumber tertulis)
 Mempertimbangkan Orang-orang/Peran/Kedudukan/Catatan

TAHAP ANALISIS: IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENTING


 Mengelola semua bukti
 Memetakan bukti-bukti
 Mengidentifikasi faktor-faktor penting
 Menggunakan daftar sebab-sebab komprehensif untuk mengidentifikasi semua sebab-sebab
152
dasar dan sebab-sebab yang paling berdekatan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Kemungkinan Penyebab Langsung

Tindakan
1. Mengikuti Prosedur Kondisi
2. Penggunaan Perkakas atau 1. Sistem Pengaman
Peralatan 2. Perkakas, Peralatan & Kendaraan
3. Penggunaan Metode 3. Pengaruh yg Mengenai Pekerjaan
Perlindungan 4. Bahaya Tempat Kerja
4. Tidak Memperhatikan/ Tidak
Menyadari

153
Kemungkinan Penyebab Sistem
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Faktor Manusia Faktor Pekerjaan


1. Pelatihan /Alih Pengetahuan
1. Kemampuan Fisik 2. Kepemimpinan Manajemen /
2. Kondisi Mental Supervisi / Karyawan
3. Seleksi dan Pengawasan Kontraktor
3. Stres Mental
4. Rekayasa / Desain
4. Perilaku 5. Rencana Kerja
6. Pembelian, Penanganan Bahan &
5. Tingkat Keterampilan
Kendali Bahan
7. Perkakas dan Peralatan
8. Peraturan/Kebijakan /
Standar/Prosedur Kerja(PSP)
9. Komunikasi 154
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

155
10. MENEJEMEN DARURAT
Klasifikasi Keadaan
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Darurat

1. Insiden lingkungan, peralatan dan manusia. Bila dampaknya relatif kecil


maka insiden bisa ditanggap oleh ERT (Emergency Response Team).
2. Insiden lingkungan, peralatan dan manusia. Bila dampaknya berpotensi
serius dan tidak dapat ditanggap oleh ERT, dan bisa berdampak kepada
komunitas tapi tidak berdampak kepada reputasi bisnis perusahaan maka
ditangani oleh EMT (Emergency Management Team),
3. Insiden lingkungan, peralatan dan manusia. Bila dampaknya berpotensi
merusak reputasi bisnis perusahaan dan menghentikan operasi,
masalahnya harus ditangani oleh CMT (Crisis Management Team) yang
dipimpin oleh pimpinan atas manajemen.

156
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Tanggap Darurat
Keadaan darurat adalah situasi dimana ancaman serius
kepada orang atau kerusakan besar kepada aset perusahaan

Dalam Keadaan Darurat:


1. Telepone xxxx
2. Radio Channel 1A Mining & other defined areas.
3. Ketika darurat ucapkan “may day”,.. 3X untuk ancaman jiwa
4. Ucapkan
 Nama anda
 Nomor telepon anda
 Lokasi keadaan darurat
 Tipe keadaan darurat
 Jenis keperluan bantuan
 Jumlah yang cedera atau korban
157
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Konsep Menejemen Keadaan Darurat

1. Pencegahan (prevention)

2. Kesiapan (preparedness)

3. Tindakan (response)

4. Pemulihan (recovery)

158
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

159
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Perkiraan Kerusakan

 Inspeksi & pengujian


 Daftar peralatan yang harus diganti dan diperbaiki
 Daftar persiapan material dan personil
 Perkiraan kerugian
 Kerugian produksi & pengaruhnya terhadap pencapaian
target

160
Merencana Tanggap Darurat
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

Efektif & Efisien

1. Skenario peluang kecelakaan


2. Kemampuan & kompetensi orang
3. Peralatan Handal
4. Prosedure

161
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

162
Tempat Berkumpul Darurat Gedung
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan
Keanekaragaman Hayati

163
kami tidak hanya
Suseno Kramadibrata – Sistem Menejemen K3 Pertambangan

menambang
terima kasih banyak atas
perhatian anda sekalian

Taman Nasional Kutai 164

Anda mungkin juga menyukai