FOCUS OF REPORT :
Checklist Descriptions
PENGGUNAAN INTERNAL
Term Risk With Control
(INTERN AL USED) Action Implemented
PEDOMAN INSPEKSI HARIAN GEOTEK PIT SEBAGAI SALAH SATU
PROGRAM MONITORING HARIAN TAMBANG
INTRODUCTION
Laporan ini disusun sebagai acuan dalam penambangan secara actual dan dapat
penyusunan laporan geotek monitoring dipahami semua level karyawan sehingga
secara visual, meskipun tidak bisa dijadikan diharapkan memudahkan dalam penetuan
sebagai point utama dalam menilai resiko dalam ketidakstabilan lereng.
ketidakstabilan lereng penambangan. Perlu
OBJECTIVE
adanya cross and check secara visual
lapangan dari data-data deformasi yang Program daily inspeksi regular monitoring
sudah ada sebelumnya (data deformasi & secara visual sebagai salah satu program
radar). monitoring diharapkan dapat memenuhi
Laporan geotek monitoring secara visual kebutuhan dalam menjamin keselamatan
dilakukan dalam skala harian dan pada area operational penambangan antara lain :
penambangan aktif (lebih utama pit aktif)
a) Sebagai acuan penilaian resiko pada
sehingga menjadi suatu laporan awal
potensi ketidakstabilan lereng untuk
sebelum dilakukannya operasional
level pengawas (foreman atau
penambangan. Pengamatan secara visual
supervisor lapangan).
bersifat membantu dalam suatu program
b) Laporan awal (pre-eliminary report)
monitoring kestabilan lereng oleh data
oleh geotech person dalam menilai
monitoring yang lebih akurat seperti prisma
potensi ketidakstabilan.
deformasi, crackmeter dan atau dengan
c) Laporan secara visual sebagai
instrument yang lebih canggih seperti slope
crosscheck data montoring yang
stability radar.
sudah ada sebelumnya (radar,
Program monitoring secara visual
prisma deformasi dll).
diharapkan dapat membantu karyawan pada
d) Penilian secara visual adalah bersifat
level pengawas (foreman dan supervisor)
objektif sehingga pengisian laporan
dalam memahami potensi dan nilai resiko
adalah karyawan yang memiliki
ketidakstabilan dalam suatu lereng.
2
pengalaman operational tambang Design yang sudah dikeluarkan
dan setidaknya mengetahui standart tentunya telah melewati hasil
procedure yang digunakan dalam assessment geotech dan kajian teknis
operasional penambangan. secara umum sehingga operational
e) Hasil dari penilaian resiko secara lapangan wajib mengikuti design
visual akan menghasilan langkah- yang sudah ada (final design/sekuen
langkah pencegahan/koordinasi yang design) dan juga dalam mengontrol
harus di lakukan. kesusuaian produksi potensi
f) Dilaksanakan secara regular dalam under/overcut design. Dalam item
skala harian. kesesuaian dengan design hal yang
di deskripsi adalah kesesuaian
STAGE OF INVESTIGATION
puncak jenjang (crest), kaki jenjang
1. Item description. (Toe) dan lebar teras jenjang (bench)
Ada 18 checklist resiko yang dinilai dalam secara individual. Hal ini
laporan daily inspection monitoring secara memunculkan pertanyaan dalam
visual. Tentunya setiap kebutuhan site laporan monitoring yaitu Apakah
penambangan akan berbeda tergantung dari crest, toe dan bench sesuasi dengan
resiko masing- masing sehingga dapat design yang sudah disepakati ?
berubah sesuai kebutuhan. 18 checklist yang
ada saat ini juga dapat dikombinasikan
dengan item- item yang lain (environmental,
economics etc.) dan menjadi penilian resiko
secara kolektif.
Ada 4 kerangka Utama dalam daily
Foto 1A. Longsor bench akibat Ketidak
inspection monitoring secara visual antara seusaian design dan actual lapangan
lain : kesesuaian dengan design, struktur
geologi, pengaruh air, standar operational
prosedur dan potensi sisa yang masih ada.
a. Kesusaian actual lapangan dengan
design yang ada (According with
Foto 1B. Overcut toe pada design final
design).
menimbukan ketidakstabilan.
3
b. Struktur geologi (Structural
geology).
Stuktur geologi sangat berpengaruh
terhadap kestabilan lereng
penambangan, pengukuran di
lapangan sangat perlu di lakukan
karena dalam pemodelan geologi
struktur geologi skala kecil kurang
bisa terbaca sehingga perlu
crosscheck kondisi actual di
lapangan. Struktur geologi yang di
deskripsi terutama perubahan
kemiringan pada suatu perlapisan Foto 2b. Peta dan Pengukuran struktur
(menegak/melandai),patahan,rekahan geologi minor di lapangan terhadap potensi
ketidakstabilan lereng.
,sesar turun/naik minor yang dapat
menjadi bidang lemah dalam suatu c. Pengaruh air (Water influence).
perlapisan dan meningkatkan Air pada area penambangan baik
ketidakstabilan. sehingga dalam sebagai air permukaan/bawah
laporan monitoring ini muncul permuakaan sangat berpengaruh
pertanyaan Apakah ada struktur signifikan pada kestabilan lereng
geologi yang dapat be refek untuk kondisi tertentu, air pada area
terhadap kestabilan le reng ? dan penambangan kecuali pada elevasi
dijelaskan dalam kolom deskripsi. terendah (sump) akan dapat
meningkatkan ketidakstabilan lereng
antara lain sebagai media yang
menghasilkan bidang lemah dalam
strata bidang perlapisan batuan
(bedding strata), meningkatkan
kejenuhan batuan yang secara
Foto 2A. Pengukuran struktur di lapangan langsung meningkat beban batuan
terhadap potensi ketidakstabilan lereng.
yang ada, erosi pada kaki slope (toe)
4
terjadi penegakan dinding slope sehingga semua aktivitas terkait
sehingga muncul pertanyaan terkait diharapkan memenuhi prosedur yang
air pada area penambangan antara berlaku.Prosedur yang terkait dengan
lain Apakah dijumpai air tanah kestabilan lereng antara lain proses
atau mata air ? Apakah tersedia penggerukan dinding tinggi maximal
sistem drainage dalam dan diluar material lumpur adalah 5 meter,
dan disekitar pit aktif yang baik ? penggerukan material original
Apakah ada genangan air yang maximal 10 meter, Boplang survey
berpotensi untuk me ningkatkan sebagai acuan penggerukan,
ketidakstabilan le reng ? pembentukan crest disposal dengan
A jarak 50 meter sebelum smoothing,
kondisi lereng setelah blasting
(postblast assestment) dan prosedur
lain.
Foto 3A.Genangan air di atas front tambang
(unsafe condition).
5
kriteria dapat diterima (acceptable) dijumlahkan menghasilkan nilai total
dalam kondisi tertentu, area diluar sehingga memunculkan tingkat resiko
yang ada. Penjelasan dalam table berikut
front penambangan aktif seperti ini
akses jalan tambang, akses yang
Tabel 1. Table nilai checklist berdasarkan
berhubungan dengan masyrakat kondisi lapangan.
sekitar. Potensi sisa yang ada No Condition decription Nilai
1 Good 1
tentunya telah memenuhi radius 2 No Good 5
jarak aman unit/manusia sehingga 3 Bad 25
potensi sisa yang dimaksud Tabel 2. item dalam checklist daily inspection.
dideskripsikan Apakah jarak unit N
Item condi
nilai
o tion
dan atau manusia terhadap 1 is it Crest well/suitable √ 1 / 5 / 25
with design ?
ketidakstabilan lereng (material 2 is it toe well/suitable with √ 1 / 5 / 25
gantung, lumpur dll) dapat design ?
3 is it Bench/berm well √ 1 / 5 / 25
diterima (acceptable) ? Apakah suitable with design
4 is it St ructural Geo logy √ 1 / 5 / 25
kondisi akses jalan dapat diterima effect ?
6
2. Kontrol terhadap nilai resiko (Term bertanggungjawab (Routine procedure,
Risk with Control). coordination with other section/person
Setelah dilakukan penelitian dari masing- incharge). perlu Koordinasi dengan
masing checklist, kemudian dikalkulasi dan section blasting jika pada area
akan menghasilkan jumlah nilai berdasarkan penambangan yang akan di blasting
resiko yang ada. Dari resiko yang ada terdapat item geotechnical yang
kemudian akan disesuaikan dengan control memeiliki “nilai buruk” (“Bad”).
yang harus di lakukan sehubungan dengan - Medium Term Risk adalah resiko
nilai resiko yang ada. Nilai resiko dibagi geotech tingkat 3. Nilai Term Risk
menjadi 5 kriteria resiko dengan masing- berdasarkan nilai dari checklist item
masing control antara lain : yang hasil inspeksi di lapangan adalah
- Low Term Risk adalah resiko geotech 57-160. Penjelasan berdasarkan nilai
paling rendah/paling aman (tingkat 1). Medium Term Risk : perlu perhatian dari
Nilai Term Risk berdasarkan nilai section yang terkait, dibutuhkan tindakan
checklist item hasil inspeksi lapangan korektif dan pencegahan (Section in
adalah 0-30. Penjelasan berdasarkan nilai charge responsibility assigned,
Low Term Risk : resiko dapat diterima Corrective and preventive action).
dan dilanjutkan dengan prosedur daily Pembatasan area blasting untuk area ini
monitoring (Accept risk, Manage by minimum 20 meter dari crest dinding, hal
Routine procedure), Tidak ada batasan ini dapat berubah setelah dilakukan back-
area yang tidak diperbolehkan untuk analysis dan re-assesment pada area kritis
melakukan blasting. penambangan.
- Low – Medium Term Risk adalah - Medium-High Term Risk adalah resiko
resiko geotech satu tingkat diatas Low geotek tingkat 4. Nilai term Risk
Term risk (tingkat 2). Nilai term risk berdasarkan nilai dari checklist item yang
berdasarkan nilai dari checklist item yang hasil inspeksi di lapangan 141-250.
hasil inspeksi di lapangan adalah 31-56, Penjelasan berdasarkan nilai Medium-
Penjelasan berdasarkan nilai Low – High Term Risk : perhatian sampai
Medium Term Risk : lanjutkan dengan tingkat management, dibutuhkan segere
prosedur daily monitoring dan koordinasi langkah korektif dan pencegahan.
dengan section terkait/person yang Pembatasan area blasting untuk area ini
7
minimum 30 meter dari crest dinding, hal Dari 5 tingkat resiko yang ada dilakukan
ini dapat berubah setelah dilakukan back- kontrol sesuai tingkatanya. Jika resiko
analysis dan re-assessment pada area berada di tingkat 1 (low risk) kondisi aman
kritis penambangan. dan dilanjutkan dengan melakukan inspeksi
- High Term Risk adalah resiko geotek harian sepertia biasa. Jika tingkatan berada
tertinggi (tingkat 5). Nilai dari checklist di tingkat 2 dan lebih maka dibutuhkan
item yang hasik inspeksi di lapangan langkah yang berupa koordinasi tentang
251-450. Perjelasan berdasarkan nilai resiko yang ada baik itu internal dari team
High Term Risk: Menghentikan semua geotek itu sendiri lintas section terkait
aktifitas, penelitian secara detail dan seperti operation dan mineplan bahkan
pembuatan rencana lain sangat sampai tingkat managemen dalam
diperlukan (Cease activity or task, menentukan langkah, rencana dan atau
detailed research and planning required). analisa yang harus dilakukan.
Tidak ada aktivitas blasting pada area ini,
hal ini dapat berubah setelah di lakukan 3. Action Imple mented
8
longsor atau membentuk berm penahan c. HSE implementation yaitu dengan
yang baru (bundwall) pada material yang mengidentifikasi bahaya yang sudah ada
berpotensi longsor. dan memberikan informasi terhadap
potensi ketidakstabilan dengan laporan
awal dan pemasangan safety barricade
atau rambu bahaya lainnya.
9
Foto 8A. crack extensometer sebagai salah satu
instrument monitoring geotek untuk membaca
penigkatan pergerakan melalui bukaan rekahan
pada area crest.
Foto 7.B. Analisa factor keamanan dengan Tabel 4. table action implemented
software slide sebagai salah satu bentuk Yes/
No Action i mpelented Nilai
penyelidikan dan analisis hingga menghasilkan No
suatu rekomendasi teknis secara geoteknik. Cutting back to flatten
1 Y/N 15/0
slope batter
e. Geotechnical monitoring program yaitu Construction of
suatu program monitoring terhadap intermediate berms or
2 Y/N 15/0
removel of loose
ketidakstabilan lereng dengan melakuka material/waste/side fills
10 TOTAL RATING ?
Foto 8A. salah satu instrument monitoring geotek
pada area yang kritis yaitu slide monitoring Tabel 5. Rating menurunkan tingkat resiko
alarm yang memantau secara real time dan
No Total Rating Risk Decrease
mengeluarkan bunyi dan lampu ketika tertrigger.
1 0 - 40 0
2 >40 - 60 1
3 > 60 2
10
Tabel 6. Flowchart dalam panduan daily Geotechnical Inspection Pit Monitoring
11