Anda di halaman 1dari 27

Dokumen Laporann Akhir

PT. RAFE MANDIRI PERKASA


Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

KATA PENGANTAR

Dokumen laporan akhir ini disusun sebagai panduan untuk melaksanakan penambangan bahan
galian sirtu di Desa Bodi, Kecamatan Paleleh Barat, Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah
yang kami kelola dalam rangka memperoleh izin usaha pertambangan (IUP) Operasi Produksi.
Dokumen ini hanya memberikan gambaran berkenaan dengan metode perencanaan kerja.

Kami sangat menyadari bahwa penyusunan buku ini masih banyak kekurangannya baik dalam
sistematika maupun materi yang disampaikan yang disebabkan oleh keterbatasan kami, untuk
itu koreksi dan saran untuk perbaikan laporan ini sangat diharapkan demi terwujudnya hasil
yang lebih baik. Akhirnya kami sangat mengharapkan dokumen ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam penerbitan perpanjangan surat Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi serta dapat mencapai sasarannya.

Jakarta, 22 Januari 2022

PT. Rafe Mandiri Perkasa

HARIANTO
Direktur Utama
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Rafe Mandiri Perkasa pada Tahun 2016 ini telah melakukan kegiatan
penyelidikan di daerah rencana ijin eksplorasi, penyusunan dokumen eksplorasi,
dokumen lingkungan dan melakukan kajian-kajian yang diperlukan untuk
melaksanakan persiapan penambangan Sirtu, pembebasan lahan, serta infrastuktur,
kegiatan penambangan Sirtu lainnya yang dibutuhkan untuk diselesaikan guna
mempersiapkan ke tahap berikutnya yaitu peningkatan ke Ijin usaha pertambangan
Operasi Produksi (IUP OP).

Sesuai dengan peraturan yang berlaku, secara khusus dokumen ini dibuat sebagai
bahan untuk memberikan gambaran rencana kerja tahapan eksplorasi dan secara
umum dibahas juga gambaran kegiatan penambangan dalam

permohonan peningkatan IUP OP.

Kesampaian daerah eksplorasi PT. Rafe Mandiri Perkasa dapat dicapai dari Ibukota
Kabupaten Buol melalui Jalan Raya Trans Sulawesi ke arah timur hingga melalui
Jalan Raya Buol-Gorontalo dengan waktu tempuh 1 jam 26 menit dengan jarak
tempuh 62,4 Km.

Sedangkan jika perjalanan dimulai dari Ibukota Jakarta ditempuh dengan


menggunakan pesawat dengan tujuan Bandara Soekarno Hatta Banten - Bandara
Jalaluddin Gorontalo dengan waktu tempuh ±4 jam. Kemudian perjalanan
dilanjutkan menggunakan kendaraan roda empat melewati Jaian Trans Sulawesi
Buol-Gorontalo ke arah timur laut melewati Desa Labuton Kecamatan Gadung,
kemudian tiba di Desa Labuton Kecamatan Gadung melalui deretan pegunungan
dan tepian pantai utara laut sulawesi, dengan waktu tempuh ±5 jam dan jarah
tempuh :216 Km.

1
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Tabel 1.1 Perkiraan jarak desa labuton ke beberapa kota terekat

KOTA JARAK (Km)


Buol 62,4 Km
Tolotoli 229Km
Gorontalo 257 Km
Bukaan 106 Km
Palu 660Km

Tabel 1.2 Data administrative wilayah perusahaan

1 Nama Perusahaan : PT. Rafe Mandiri Perkasa


2 Kode wilayah :-
3 Komoditas : Bahan galian sirtu
4 Kapasitas produksi pertahun : 87,000 BCM
5 Rencana produksi pertahun : 87,000 BCM
6 Luas wilayah : Kawasan hutan bukan Kawasan (Ha) Hutan
(Ha)
HK HL HP
- - -
7 Luas project area - - - 7,42
8 Ijin pinjam pakai kawasan - - -
9 Luas wilayah pinjam pakal - - -
Kawasan hutan

Tabel 1.3 batas-batas Koordinat IUP PT. Rafe Mandiri Perkasa

KOORDINAT IUP EKSPLORASI PT.PUTRA LEBAK PERKASA LUAS


= 7.42 Ha
UTM Geografis

2
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Northing Easting North East


1 363148 116922 1 3 27.31 121 46 12.13
2 363175 116922 1 3 27.31 121 46 12.98
3 363175 116744 1 3 21.52 121 46 12.98
4 363101 116745 1 3 21.52 121 46 10.59
5 363101 116714 1 3 20.54 121 46 10.59
6 363040 116714 1 3 20.54 121 46 8.61
7 363039 116674 1 3 19.22 121 46 8.61
8 362820 116674 1 3 19.22 121 46 1.52
9 362820 116840 1 3 24.63 121 46 1.52
10 362949 116840 1 3 24.63 121 46 5.68
11 362949 116945 1 3 28.05 121 46 5.68
12 363148 116945 1 3 28.05 121 46 12.13

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan laporan ini adalah untuk memenuhi ketentuan pemerintah akan rencana
kerja dan anggaran dimana pemegang ijin diharuskan menyampaikan laporan
rencana kegiatan dan anggaran biaya sebelum dimulainya kegiatan atau tahun
anggaran yang baru.

Sedangkan tujuan dari laporan ini agar rencana kegiatan dan biaya tahun 2022 PT.
Rafe Mandiri Perkasa untuk dapat diberikan persetujuan untuk peningkatan tahapan
dari Ekspiorasi ke Operasi Produksi atau melakukan kegiatan lanjutan ke
pertambangan.

1.3. Rangkuman Kegiatan Terdahulu

Kegiatan PT. Rafe Mandiri Perkasa di lokasi penambangan adalah :

Juni-September 2016 : Pengajuan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi


jenis Bahan Galian Sirtu

3
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Oktober-Desember 1. Keglatan Eksplorasi,


2017 2. Penyusunan Dokumen Eksplorasi,
3. Penyusunan Study kelayakan (FS),
4. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan
Anggaran Biaya (RKAB),
5. Penyusunan Dokumen Lingkungan (UKL-UPL),
6. Penyusunan Dokumen Rencana Reklamasi (RR),
dan
7. Penyusunan Dokumen Rencana Pasca Tambang
(RPT).
8. Pasilitas Tambang.

Selama 2016 – 2021 tidak dilakukan operasi produksi karena masa pandemic Covid
19.

1.4 Status Perizinan

Status Perizinan yang telah diperoleh PT. Rafe Mandiri Perkasa adalah
sebagai berikut:

1. Perizinan mengenai IUP OP Komoditas Tambang Batuan Mineral Bukan


Logam dan Bahan Galian Sirtu dengan Nomor No. 540/061/IUP
OP/DPMPTSP/2018 tertanggal 5 Februari 2018 melakukan studi eksplorasi
atas potensi ekonomis bahan galian Sirtu di daerah Desa Bodi, Kecamatan
Paleleh Barat, Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, dengan luas 7.42 Ha.

1.5 Kebijakan Operasi Perusahaan

PT. Rafe Mandiri Perkasa mempunyai tekad untuk menjaga dan


mengembangkan kelangsungan pekerjaan dalam jangka panjang dengan
memperhatikan prinsip K3 dan Lingkungan. Adapun prinsip K3 dan Lingkungan
tersebut dituangkan dalam sebuah komitmen sebagi berikut:

4
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Komitmen K3:

1. Melakukan perencanaan tambang yang terintegrasi pada semua konsep


keselamatan untuk memastikan fasilitas kerja dapat dioperasikan dengan aman.

2. Mensosialisasikan tahapan dalam setiap kegiatan, serta identifikasi bahaya dan


tindakan untuk mengurangi risiko terhadap semua pekerja dan mitra atau kontraktor

3. Mengurangi risiko cidera dan bahaya terhadap kesehatan dengan meningkatkan


kesadaran, praktek kerja dan perilaku yang aman melalui pelatihan K3 di dalam dan
luar perusahaan.

4. Secara terus menerus melakukan perbaikan pada seluruh lokasi dan unit kerja
PT. Rafe Mandiri Perkasa yang menjadi tanggung jawabnya.

Komitmen Lingkungan:

1. Mentaati ketentuan ketentuan yang telah diatur didalam undang-undang


lingkungan beserta peraturan peraturan yang berlaku.
2. .Berupaya maksimal untuk menjaga sumber daya, mengurang lIimbah dan
mengurangi dampak lingkungan yang merugikan serta resiko yang
berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan.
3. Melakukan evaluasi dan penvempurnaan kebiakan dan prosedur lingkungan
secara berkala agar tetap relevan
4. Melakukan upaya untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang secara berkala.
5. Melakukan penambangan yang baik dan benar dalam kaitannya menjaga
kesinambungan pengelolaan lingkungan.

5
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

BAB 2
RINGKASAN KEMAJUAN KERJA TAHUN 2022

2.1 Kegiatan Eksplorasi dan Pemetaan


Pada bulan April Tahun 2016, PT. Rafe Mandiri Perkasa telah mengajukan Ijin
Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi. Kegiatan ini dilakukan dengan adanya
surat keterangan dalam proses ijin eksplorasi Sirtu yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah melalui Badan Koordinasi Penanaman
Modal dan Perijinan Terpadu (BKPMPT).
PT. Rafe Mandiri Perkasa selanjutnya melakukan penyelidikan atau eksplorasi
dan pemetaan di Desa Bodi, Kecamatan Paleleh Barat, Kabupaten Buol, Provinsi
Sulawesi Tengah.
Pada wilayah konsensi Sirtu, PT. Rafe Mandiri Perkasa telah dilakukan kegiatan
lapangan berupa kegiatan pemetaan geologi, pengambilan contoh, serta analisis
laboratorium untuk mengetahui kualitas Sirtu.
Berikut adalah kegiatan eksplorasi Sirtu di area eksplorasi PT. Rafe Mandiri
Perkasa yang dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
2.1.1 Pemetaan Geologi
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran
secara lateral, termasuk mengumpulkan segala informasi geologi.
Dalam pemetaan geologi perlu merencanakan daerah yang akan dipetakan
dengan menentukan target, jangka waktu pemetaan, persiapan peralatan dan team
eksplorasi, serta sarana penunjang. Kemudian membuat suatu perencanaan
traverse atau lintasan berdasarkan peta geologi yang ada. Pelaksanaan pemetaan
geologi terdiri dari:
1. Menelusuri lintasan yang telah direncanakan dengan memakai GPS,
sambil mengamati setiap unsur geologi yang ada, seperti morfologi,
tataguna lahan bahkan jenis flora dan fauba bila diketahui.
2. Pengukuran koordinat dan elevasi singkapan batuan maupun unsur
geologi dan non geologi lainnya dilakukan dengan GPS, apabila tidak
berhasil dikarenakan tidak adanya signal (satelit) dilakukan dengan

6
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

membuat traverse yang diikat terhadap titik GPS yang teramati atau
terhadap titik survei/titik traverse yang telah didapat dari pemetaan
topografi.
3. Deskripsi singkapan, meliputi sifat fisik, tekstur batuan, tingkat
pelapukan batuan dan tebal tanah penutup.
4. Pengukuran struktur geologi (seperti strike/dip, kekar, dan patahan).
5. Pembuatan sketsa singkapan, pemotretan, pengambilan contoh bila
dipandang perlu.
6. Pengambilan sampel batuan dengan grab sampling
Penyusunan stratigrafi daerah penelitian didasarkan atas konsep lithostratigrafi
yang dikembangkan dalam Sandi Statigrafi Indonesia (SSI). Penamaan dan
pengelompokan satuan batuan mengikuti kaidah penamaan satuan lithostratigrafi
tidak resmi yang bersandikan ciri litologi, meliputi kombinasi jenis batuan, sifat
fisik batuan, keseragama gejala atau genesa, dan kenamampakan khas pada tubuh
batuan di lapangan yang kemudian hasilnya dipetakan dalam peta lintasan dan peta
geologi daerah penyeledikan skala 1:3.000.
Satuan lithostratigrafi daerah penyelidikan didasarkan pada pengamatan fisik di
lapangan. Urutan stratigrafi daerah penelitian disusun secara sistematis
berdasarkan data lapangan.
Dalam menentukan umur, penulis menggunakan kesebandingan dengan stratigrafi
regional dan kaidah-kaidah prinsip geologi dari sifat-sifat fisik litologinya apabila
tidak ditemukan fosil.
Hasil kegiatan penyelidikan terkait Statigrafi penelitian, akan lebih
menitikberatkan pada satuan endapan aluvial, dimana terdapat potensi dan sebaran
pasir batu (sirtu).
Dari hasil pengamatan dan pengambilan data di lapangan, maka daerah penelitian
dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) satuan batuan, yaitu:
1. Satuan Batuan Breksi Gunung api
2. Satuan Endapan Aluvial
1. Satuan Batuan Breksi Gunung api
a) Penamaan

7
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Penamaan satuan ini di daerah penelitian didasarkan pada singkapan-singkapan


yang dijumpai di sepanjang lintasan pengamatan yaitu berupa batuan beku bersifat
intermediet sampai basa. Batuan yang banyak dijumpai adalah hingga andesit
porfiri bagian dari breksi gunung api.
b) Penyebaran dan Ketebalan
Berdasarkan keterdapatan singkapan yang tampak di permukaan, satuan breksi
gunung api di daerah penelitian menempati ± 51% atau ± 3.8 Ha dari luas daerah
penelitian, pada peta geologi konsesi diwarnai dengan warna merah muda.
Penyebaran satuan breksi gunung api penyebarannya di sebelah tenggara, selatan
dan barat. Kedudukan batuan satuan ini umumnya berarah barat daya – timur laut
dengan kemiringan berkisar antara 10˚ hingga 16˚. Ketebalan satuan ini
berdasarkan hasil pengukuran penampang geologi lebih kurang 1 – 8 meter.
c) Ciri Litologi
Ciri litologi satuan batuan breksi gunungapi di daerah penelitian merupakan
kelompok batuan beku vulkanik yang merupakan hasil aktivitas vulknisme tersier
berumur pliosen (Bachri S., dkk., 1993). Nama Formasi Breksi Wobudu pertama
kali diperkenalkan Molengraf (Fide Rutten, 1927 dalam Trail, 1974) yang
merupakan batuan batuan beku vulkanik dan piroklastik yang berukuran halus
sampai sedang yang terletak tidak selaras dengan Formasi Dolokapa yang berada
di bawahnya. Batuan gunung api ini menyebar di sepanjang Pegunungan. Paleleh
hingga pantai utara Gorontalo dan kontak dengan Grandiorit Boliohuto.
Secara megaskopis, satuan breksi gunung api dengan tekstur porfiritik mempunyai
warna segar abu-abu sedang, warna lapuk abu-abu kehitaman, keras, disusun oleh
silika, fenokris plagioklas, k-feldspar, dan piroksen. Fragmen batuan terdiri dari
andesit dan andesit porfiri sebagai batuan intrusif yang dapat dikenali dengan
sifatnya yang pejal dan berwarna abu-abu, sedangkan matriks berupa pasir dan tuf.
Batuan vulkanik tersebut merupakan kelompok batuan beku yang memiliki tekstur
porfiri afanitik. Komposisi mineral utamanya sulit dikenali sebab kenampakan yang
halus, tetapi jika dilihat dari warnanya dapat dikenali bahwa batuan tersebut
bersusun andesitik (intermediet).

8
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

d) Umur Satuan Batuan


Penentuan umur satuan batuan breksi gunung api yang terdapat di daerah penelitian
menggunakan penentuan umur relatif dengan prinsip superposisi dengan melihat
lapisan yang lebih dulu diendapkan, yang terendapkan pertama lebih tua umurnya
daripada yang terendapkan kemudian.

Berdasarkan Peta geologi Lembar Tilamuta, Sulawesi, Skala 1 : 250.000, Pusat


Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, Bachri, S, Sukido dan Ratman
N., 1993, satuan batuan breksi gunungapi di daerah penyelidikan mempunyai umur
relatif lebih muda dari Formasi Dolokapa (Tmd) yang berumur miosen tengah –
miosen akhir. Aktivitas vulkanisme yang berumur miosen sampai pliosen, hal ini
mungkin berhubungan dengan zona subduksi dan gunung api Miosen di lengan
UTARA DAN LENGAN TIMUR Sulawesi. Dengan demikian, satuan breksi
gunung api di daerah penelitian, berdasarkan ciri-ciri litologi dan sejarah
sedimentasinya disebandingkan umur relatifnya dengan Formasi Breksi Wobudu
yang berumur Pliosen.
e) Lingkungan Pengendapan
Penentuan lingkungan pengendapan Satuan batuan breksi gunungapi mengacu
kepada model lingkungan pengendapan, “Pyroclastic Vulcaniclastic Facies”
(Vassel dan Davis, 1981 dalam Cas and Wright, 1987)
Untuk menentukan lingkungan pengendapan dari satuan breksi gunungapi ini yang
merupakan batuan beku vulkanik, digunakan model dari (Vassel dan Davis, 1981)
yang membagi lingkungan pengendapan gunung api menjadi 4 Fasies, yakni :
1. Fasies Vulkanik Core, fasies ini dicirikan oleh lava (lava berlembar), dan
endapan piroklastik berbutir pasir halus sampai kasar dan breksi kolovium.
2. Fasies Proksimal Vulkaniklastik, fasies ini dicirikan oleh breksi vulkanik
(endapan breksi dan debu), aliran piroklastik, serta sedikit breksi kolovium,
dan endapan piroklastik jatuhan.
3. Fasies Medial Volkaniklastik, fasies ini dicirikan oleh aliran debris (lahar),
endapan fluviatil konglomerat dengan beberapa endapan pirolastik.

9
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

4. Fasies Destial Volkaniklastik, fasies ini dicirikan oeh dominasi endapan


rombakan gunung api seperti breksi lahar, breksi fluviatis, Sirtu dan lanau.
Endapan primer hanya berupa tuff dan sedikit tuff lapili.

Bedasarkan parameter yang telah diuraikan di atas, maka lingkungan pengendapan


satuan batuan breksi gunung api yakni Fasies Proximal Vulkaniklastik.
f) Kesebandingan Statigrafi
Berdasarkan ciri-ciri litologi yang menyusunnya, maka satuan batuan breksi
gunung api yang merupakan batuan beku vulkanik dan yang terdiri dari andesit dan
andesit porfiri, serta matriks berupa pasir dan tuf yang terdapat di daerah penelitian
dapat disebandingkan dengan Formasi Breksi Wobudu (Tpwv) yang terdiri dari
breksi gunung api, aglomerat, tuf, tuf lapili yang bersifat intermediet sampai basa
yang berumur Pliosen (Bachri S., dkk., 1993).
2. Satuan Endapan Aluvial
a. Penamaan
Penamaan satuan ini di daerah penelitian didasarkan pada singkapan-singkapan
yang dijumpai di sepanjang lintasan pengamatan di sepanjang aliran dan bantaran
sungai yaitu kelompok endapan aluvial yang terdiri dari pasir, kerikil, kerakal,
boulder, dan lempung.
Penamaan satuan endapan aluvial yang penyusunnya berupa sedimen lepas yang
berasal dari hasil rombakan batuan lain yang lebih tua di sekitarnya dan terbawa
oleh aliran sungai. Hal ini dibuktikan oleh adanya endapan pada tepi-tepi sungai
maupun pada tubuh sungai.
b) Penyebaran dan Ketebalan
Berdasarkan keterdapatan singkapan yang tampak di permukaan, penyebaran
satuan endapan aluvial yang merupakan material lepasan yang keterdapatannya di
lapangan menyebar di sepanjang sungai yang bermuara ke laut. Di Peta Geologi
Daerah Penyelidikan diwakili oleh warna abu-abu. Penyebarannya dari hulu sungai
di sebelah tenggara hingga hilir Sungai Bodi ke arah barat laut. Menempati sekitar
± 48% dari seluruh daerah penyelidikan IUP Eksplorasi atau sekitar 3.6 Ha.
Ketebalan satuan ini berdarkan hasil pengukuran penampang geologi lebih kurang
1 – 15 meter.

10
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

c) Ciri Litologi
Ciri litologi endapan aluvial penyusunnya berupa sedimen lepas yang berasal dari
hasil rombakan batuan lain yang lebih tua di sekitarnya dan terbawa oleh aliran
sungai, yaitu kelompok endapan aluvial yang terdiri dari pasir, kerikil, kerakal,
boulder, dan lempung.
d) Unsur Satuan Batuan
Penentuan umur satuan endapan aluvial didasarkan pada Peta Geologi Tilamuta
Skala 1 : 250.000 yang merupakan endapan permukaan yang paling muda berumur
Holosen.
e) Lingkungan Pengendapan
Menurut Peta Geologi Lembar Tilamuta skala 1:250.000 (S. Bachri, Sukido dan N.
Ratman, 1993) satuan endapan aluvial merupakan endapan yang dihasilkan dari
endapan sungai/aluvial, dan pengikisan dan erosi batuanvulkanik di sekitarnya.
Lingkungan pengendapannya adalah lingkungan darat.
f) Kesebandingan Stratigrafi
Berdasarkan ciri-ciri litologi yang menyusunnya, maka satuan endapan aluvial yang
merupakan endapan permukaan dapat disebandingkan dengan aluvium (Qal)
Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Tilamuta Skala 1:250.000.
Berikut ini profil singkapan yang mewakili satuan endapan aluvial di daerah
penelitian di sepanjang Sungai Bodi dan sekitarnya.
2.1.2 Analisa Topografi
Analisa topografi pada wilayah PT. Rafe Mandiri Perkasa dilakukan dengan
membandingkan serta menganalisa keadaan kemiringan tanah dan ketinggian dari
Peta Rupa Bumi Bakosurtanal Lembar Paleleh 2217-12, skala 1:50:000 dengan
keadaan sesungguhnya yang nampak di lapangan seluas 2.42 Ha dengan
menggunakan GPS di dalam dan di sekitar wilayah penyelidikan.
Dari hasil Analisa topografi tersebut diinterpreasikan ke dalam sebuah peta
topografi skala 1:4000 dengan menggunakan software Cad 2007 Mapinfo 12.0 dan
discover.
2.2 Daerah Blok Prospek
Berdasarkan hasil penyelidikan yang telah dilakukan, meliputi potensi sirtu yang
terindikasi dan tersebar jumlah sumber daya sirtu dan perencanaan fasilitas

11
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

tambang, maka dapat dikembangkan ke tahap selanjutnya. Dalam pengelolaan


daerah eksplorasi untuk kepentingan tahapan penyelidikan selanjutnya maupun
rencana penambangan, maka daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
blok prospek, yaitu: Blok utara 1.81 Ha, blok selatan 1.85 Ha dna sungai 1.34 Ha.
Dari hasil pengamatan di lapangan terhadap beberapa singkapan, berdasarkan
komposisi dan jenis litologi dari masing-masing singkapan, potensi sirtu terdapat
pada daerah penelitian, sedangkan penyebaran dan ketebalannya telah diuraikan
pada pembahasan sebelumnya. Lapisan batuan yang mempunyai potensi untuk
dilakukan pertambangan yaitu lapisan yang mengandung sirtu terutama pada
lapisan sirtu yang mempunyai ketebalan beberapa meter.
Keterdapatan sumber daya galian sirtu berdasarkan kegiatan eksplorasi terbagi ke
dalam 1 (satu) blok prospek.
Ketebalan rata-rata sirtu untuk blok prospek area berstruktur dan terunjuk = 15 M,
sedangkan ketebalan tanah penutup hasil pelapukan diabaikan (OB = 0).
Sumber daya mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan
secara nyata. Dengan keyakinan geologi tertentu sumber daya mineral dapat
berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan
memenuhi kriteria layak tambang.
Perhitungan volume Sumber Daya sirtu dilakukan secara sederhana dengan
mengalikan luas daerah penyebaran terhadap ketebalan rata-rata lapisan batuan.
Cara ini dilakukan karena penyebaran sirtu yang secara umum bersifat horizontal
dengan kemiringan relatif rendah sehingga faktor kemiringan dalam perhitungan
sumber daya ini diabaikan dengan mempertimbangkan beberapa asumsi dan
batasan yang digunakan dalam perhitungan sumber daya.
Berdasarkan data luas serta ketebalan lapisan batuan yang mengandung pasir dan
batu (sirtu) dan tanah penutup, volume cadangan sirtu dan volume tanah penutup
telah diuraikan di atas.
Metode yang digunakan untuk perhitungan sumber daya daerah penyelidikan
adalah metode Circular (USGS), Perhitungan cadangan ini sangat cocok untuk
batuan yang penyebarannya homogen serta ketebalannya relatif merata.
Perhitungan sumber daya sirtu menurut USGS dapat dihitung dengan rumus:
Tonase Sirtu = A x B x C, dimana:

12
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

A = bobot ketebalan rata-rata sirtu dalam inci, feet, cm, atau meter
B = berat sirtu persatuan volume yang sesuai atau metrik ton
C = area sirtu dalam acre atau hektar
Perhitungan sumber daya sirtu di daerah penyelidikan ditentukan berdasarkan hasil
kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan, antara lain adalah pengambilan data
geologi dan anilisis topografi serta hasilnya diproyeksikan ke dalam software GIS,
sehingga dapat diukur penyebaran dan jumlah sumber daya.
Dari hasil penggabungan data ini dapat diperkirakan sumber daya sirtu daerah
penyelidikan sebagai berikut :

Perhitungan Blok Prospek Tambang


Jika diperhitungkan secara keseluruhan maka potensi sumber daya sirtu
dengan membatasi penggalian max 3m pada wilayah sungai, maka daerah
penyelidikan terdiri atas sumber daya terukur dan terunjuk sebesar 236.000 M3
BCM.
Besaran cadangan terkira pada masing-masing blok :
Blok utara L x t = 18.100 m2 x 5 m = 90.500 M3 BCM
Sungai L x t = 13.400 m2 x 3 m = 40.200 M3 BCM
Blok selatan L x t = 18.500 m2 x 5 m = 92.500 M3 BCM
Cadangan terkira (Miniable Resource) andesit di daerah penyelidikan adalah
sebesar 223.200 M3 BCM.
Tabel 2.2 Perhitungan Sumber Daya dan Cadangan Endapan Aluvial di Daerah
Penyelidikan Sampai Daerah Pengaruh 100 Meter (Terukur) dan 200
Meter (Terunjuk)
Sumber Daya (BCM) Cadangan
Terkira
Luas Terunjuk (BCM) Terukur (BCM)
Lokasi Blok (BCM)
(Ha)
Fk
Jumlah Jumlah Miniable
(100%)
Desa Bodi, Tambang 5.00 236,600 236,600 223,300
Kecamatan M3 M3 M3
Paleleh Barat
Total 5.00 236,600 236,600 223,300
M3 M3 M3

13
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

2.3 Penambangan
PT. Rafe Mandiri Perkasa belum melakukan penambangan, penambangan baru
akan dilakukan apabila semua tahapan perijinan telah ditempuh atau apabila telah
mendapatkan Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi.

Kedepan apabila telah memiliki IUP OP maka akan memilih metode penambangan
Sistem Tambang terbuka. Sistem Tambang terbuka merupakan teknik
penambangan Sirtu yang dinilai cocok dan sesuai untuk diterapkan pada desain
penambangan Sirtu di PT. Rafe Mandiri Perkasa. Teknik penambangan Tambang
adalah dengan melakukan penggalian Sirtu pada batas-batas penambangan (out pit
limit) dari arah deposit.

Metode tambang terbuka dipilih berdasarkan pertimbangan faktor-faktor teknis


yang mencakup model geologi, kondisi deposit Sirtu, kondisi lapisan penutup
(overburden) serta pertimbangan jumlah sumber daya Sirtu. Metode penambangan
ini menggunakan kombinasi back hoe dan truck serta buldozer sebagai alat Bantu.
Metode ini memiliki kelebihan dalam fleksibilitas dan selektifitas dalam
penambangan, antara lain seperti:

- Biaya investasi awal yang lebih kecil;

- Perolehan (recovery) sumber daya Sirtu dapat lebih besar;

- Tingkat produksi Sirtu per hari yang lebih besar;

- Penanganan peralatan tambang yang lebih mudah; dan

- Keselamatan tambang dan karyawan yang lebih baik.

14
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Secara teknis, pemilihan metode penambangan didasarkan pada pertimbangan hal-


hal seperti kedalam lapisan (deposit), ketebalan lapisan dan penyebarannya, kondisi
lapisan tanah penutup (overburder) serta struktur geologinya.

Penggalian ini dikerjakan dengan membentuk jenjang-jenjang atau lereng (multi


benches) yang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian geoteknik dan
rencana pengoperasian alat-alat penambangan. Dengan teknik penambangan ini
diharapkan semua deposit Sirtu yang penyebarannya jelas, dapat ditambang dengan
baik.

Operasi pra-penambangan yang terdiri atas pembersihan lahan (land dearing),


pengupasan tanah pucuk (top soil) serta penggalian, pemuatan dan pengangkutan
lapisan batuan penutup (stripping & removingoverburden dan interburden). Untuk
operasi penambangannya terdiri atas penggalian dan pemuatan dan pengangkutan
Sirtu menuju ke Run of Mine (ROM) Stock Pile.

Perencanaan tambang dilakukan dengan membagi wilayah kerja menjadi 2 Blok


prospek (Pit). Blok ini yang kemudian akan menjadi dasar perencanaan
pertambangan kedepan.

2.4 Pengolahan

Agar menckupi kebutuhan akan bahan baku konstruksi PT. Rafe Mandiri Perkasa
maka direncanakan melakukan kegiatan pengolahan Batuan, dalam hal ini preparasi,
kominusi dan sizing. rencananya alat yang digunakan 1 unit stone crusher dengan
kapasitas 15-20 Ton perjam.
Kominusi bertujuan mendapatkan ukuran yang lebih kecil dari ukuran semula.
Kominusi yang digunakan di tempat kerja praktek Crushing (peremukan) dengan
menggunakan 1 buah jaw crusher dan 1 buah cone crusher. Sizing bertujuan untuk
mengelompokkan mineral. Sizing yang dilakukan adalah dengan cara Screening

15
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

sehingga diperoleh ukuran material yang seragam. Di temapt kerja praktek dijumpai
dua alat yang digunakan, yaitu Saringan 1 dek dan Vibratorscreen 3 dek.

Tahapan pengolahan yang pertama adalah Sizing dengan penyaringan material


bahan galian yang berada di wilayah penambangan dengan menggunakan Saringan
1 dek dengan ukuran lubang ayakan dari ±5 cm sampai ±12 cm. Untuk produk yang
undersize dilakukan pengolahan lebih lanjut (kominusi dan sizing) pada Crushing
Plant.

Pada Crushing Plant pertama setelah material batuan diangkut dan ditumpahkan
kedalam Bin maka batuan tersebut di umpankan secara maju mundur oleh jopperke
jaw crusher 1 dengan panjang lubang penerimaan jaw ±57 cm dan lebar lubang
pengeluaran ±11 cm. Kemudian hasilnya akan diangkut belt conveyorke jaw
Crusher 2. Pada jaw crusher 2 proses pengecilan ukuran butir dilanjutkan kembali,
kali ini dengan ukuran panjang lubang penerima ±120 cm dengan lebar lubang
bukaan ±4 cm.

Kemudian dari jaw crusher 2 hasilnya diangkut dengan belt untuk diteruskan
ketahap berikutnya, yaitu Sizing dengan menggunakan Vibrator screen 4 dek. Dek
pertama berukuran 3 cm, dek yang ke 2 berukuran 2 cm, dek yang ke tiga berukuran
1 cm dan dek yang terakhir berukuran 0,5 cm, dari sini dapat diperoleh 5 produk,
yaitu 1 produk oversize (>3-5 cm), 4 produk undersize (2-3 cm, 1-2 cm, 0,5-1 cm,
dan abu batu)

Produk oversize (> 3-5 cm) akan diperkecil ukurannya menggunakan Cone Crusher
dan diangkut menggunakan belt comveyor, setelah itu di kembalikan lagi ke
vibrator screen untuk dikelompokkan lagi berdasarkan ukurannya.

16
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

2.5 Pemasaran dan Penjualan

Kontribusi sektor tambang terhadap pendapatan negara hanya mencapai 4 persen


pada tahun 2005, akibat sebagian besar produksi mineral diekspor dalam bentuk
bahan mentah seperti emas, nikel, timah, boksit, dan batubara. Setelah hampir 40
tahun Indonesia mengelola sektor tambang ternyata masih belum mampu
mengembangkan industri hilir berbahan baku mineral. Hal inilah yang
menyebabkan sektor tambang tidak memberikan value added yang nyata buat
perekonomian nasional.

Dengan diketahuinya potensi pertambangan, karakteristik dan potensi sumberdaya


mineral di Indonesia, Pemerintah mengambil langkah kebijakan yang paling
strategis dalam pegelolaan, kebijakan tersebut disusun secara cermat dan hati-hati
karena kesempatan untuk memanfaatkan dimungkinkan hanya satu kali, karena
apabila keliru dalam menetapkan kebijakan, sumberdaya tersebut akan hilang untuk
selama-lamanya. Karena sektor pertambangan ini seringkali dituding menyumbang
kerusakan lingkungan Indonesia.

Pemerintah sebagai pelaksana dari peraturan perundangan, dalam tahapan


membenahi sektor tambang agar bisa memberikan kontribusi yang lebih signifikan
terhadap perekonomian negara sekaligus tanpa mengorbankan keselamatan rakyat
dan lingkungan.

Untuk hal tersebut maka pengelolaan Sumber daya harus betul dilaksanakan sesuai
dengan aturan. Sumber daya alam ialah sumber daya yang terbentuk karena
kekuatan alamiah, misalnya tanah, air dan perairan, biotis, udara dan ruang, mineral,
bentang alam, panas bumi dan gas bumi, angin serta pasang surut/arus laut
(Daryono, 1995 dalam Anto, 2008, hlm.1). Indonesia merupakan salah satu negara
yang kaya akan potensi sumber daya alam termasuk di dalamnya termasuk terdapat
mineral yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan baku industri seperti
diungkapkan oleh Sukandar Rumidi (2009 dalam Mardianti, hlmn.9) “Mineral

17
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri/produksi. Dalam hal ini
mineral sebagai bahan galian”.

Kegiatan pengambilan bahan galian disebut penambangan bahwa “Penambangan


adalah kegiatan untuk mengambil bahan galian yang dilakukan baik secara manual
maupun mekanis, dari pengupasan lapisan, penambangan bahan tambang,
pemuatan, hingga pengangkutan”. Diharapkan pertambangan ini menjadi salah satu
sektor penyumbang devisa negara yang dominan, oleh sebab itu keberadaan sumber
daya memiliki potensi ekonomi yang harus dimanfaatkan secara optimal agar dapat
mensejahterakan kehidupan masyarakat.

Secara ekonomi, kegiatan penambangan mampu menyerap tenaga kerja sangat


banyak dan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
kewajiban pengusaha membayar retribusi dan lain-lain.

belum ada rencana pemasaran ataupun penjualan pada Tahun 2017, dikarenakan
masih dalam proses Ekplorasi, kedepannya PT. Rafe Mandiri Perkasa akan
melakukan upaya untuk pemasaran dan penjualan. Dalam hal ini PT. Rafe Mandiri
Perkasa merencanakan sistem pemasaran diantaranya adalah Kontrak maupun
perorangan dalam skala kecil maupun besar.

Kontrak yang dimaksud disini adalah sistem penjualan Sirtu berdasarkan


kesepakatan dari perusahaan lain yang membutuhkan Sirtu dalam jumlah besar dan
jangka waktu yang ditentukan.

2.6 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan didasarkan pada surat pernyataan


Pengelolaan Lingkungan (SPPL) yang telah didaftar melalui Badan Lingkungan
Hidup (BLH) Kabupaten Buol untuk kegiatan eksplorasi eksplorasi Sirtu.

18
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Dengan dampak lingkungan yang terjadi pada saat kegiatan Eksplorasi, berupa
 Kegiatan eksplorasi diperkirakan akan menyebabkan perubahan persepsi
masyarakat dan terbukanya kesempatan kerja dan berusaha,
 Mobilisasi kendaraan diperkirakan akan menyebabkan peningkatan
kebisingan dan debu.

Sedangkan rencana untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak


lingkungan pada saat kegiatan Eksplorasi melalui:

Pengelolaan:

- Berkoordinasi dengan aparat desa setempat, masyarakat pemilik lahan dan


instansi terkait lainnya serta tidak melakukan eksplorasi bahan galian Sirtu di
dekat atau di pemukiman penduduk.

- Memberdayakan masyarakat sekitar untuk dapat bekerja dan berusaha dalam


kegiatan eksplorasi ini.

- Membuka lahan secara bertahap pada lokasi yang diperlukan saja, tidak
melakukan penebangan pohon secara berlebihan serta segera melakukan
perbaikan lahan dan revegetasi pada lahan yang sudah di eksplorasi.

- Mambatasi jumlah kendaraan, waktu frekuensi mobilisasi kendaraan dari dan


keluar lokasi rencana kegiatan.

- Melakukan penataan, perapihan dan perbaikan lokasi eksplorasi dengan


menutup kembali lubang-lubang bekas galian.

19
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

- Memberikan informasi berupa hasil eksplorasi kepada Pemeritah Provinsi


Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kabupaten Buol.

Merencanakan untuk melakukan pemaantauan dampak lingkungan pada saat


kegiatan Eksploarsi melalui:

Pemantaun:

 Memeriksa dan memantau pengaduan masyarakat serta mencatat


notulensi/rapat/koordinasi dengan aparat desa, masyarakat pemilik lahan dan
instansi terkait.

 Melakukan observasi dan mencatat informasi tentang kegiatan pembukaan


lahan antara lain informasi tentang luas bukaan lahan, jumlah, dimensi,
begetasi yang tumbuh di lokasi rencana kegiatan.

 Mencatat jumlah, jenis, waktu dan frekuensi mobilisasi kendaraan.

 Memeriksa penataan, perapihan dan perbaikan terhadap lubang-lubang bekas


galian dan lahan yang dibuka untuk eksplorasi.

 Mengarsipkan laporan eksplorasi.

2.7 Program K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Pelaksanaan program yang dilakukan selama tahun 2016 selama pada saat kegiatan
Eksplorasi bertujuan untuk meminimalkan resiko kecelakaan kerja.

1. Kesehatan

20
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Kegiatan pelayanan kesehatan yang telah dilakukan selama periode ini sebagai
berikut:

a) Pengaturan Ship kerja, pengelolaan kelelahan, kebijakan pelarangan


penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dan prosedur kembali kerja.

b) Pemeriksaan umum kesehatan terhadap pekerja.

c) Promosi dan edukasi masalah kesehatan.

d) Pemeriksaan sanitasi kesehatan pada lokasi tempat tinggal.

e) Pelayanan kesehatan dasar di lapangan.


2. Keselamatan Kerja

Untuk program keselamatan kerja PT. Rafe Mandiri Perkasa Berupaya melakukan
upaya sebagai berikut :

a) Melanjutkan penerapan manajemen K3 lapangan.

b) Kedisiplinan dalam bekerja yaitu pelaporan semua insiden, pemenuhan standar


keselamatan kerja berdasarkan syarat perundangan, pemenuhan kebutuhan alat
pelindung diri bagi kontraktor.

c) Pembuatan Prosedur Operasi Standar pada saat kegiatan Eksplorasi Selama


tahun 2016 telah dilakukan pemantauan terhadap kinerja keselamatan kerja
dalam bentuk statistik seperti tercantum pada tabel berikut ini:

21
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Tabel 2.3. K3 PT. Rafe Mandiri Perkasa Tahun 2017 - 2022

KECELAKAAN
BULAN JUMLAH
RINGAN BERAT MATI
PERBULAN KUMULATIF
September Tidak ada Tidak ada Tidak ada - -
Oktober Tidak ada Tidak ada Tidak ada - -
November Tidak ada Tidak ada Tidak ada - -

2.8 Pengembangan dan Partisipasi Sosial Kemasyarakatan Tahun 2017-2022

Sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap masyarakat yang berada di sekitar
wilayah tambang, PT. Rafe Mandiri Perkasa memiliki kesadaran untuk memberikan
kontribusinya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama komunitas
lokal di sekitar wilayah operasi dan membantu terciptanya pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. PT. Rafe Mandiri Perkasa sebagai
pengusaha tambang yang baik akan melaksanakan tanggung jawab sosialnya
(Corporate Social Responsibility - CSR) baik pada tahap eksploitasi maupun paska
tambang. Salah satu perwujudan CSR adalah dengan melaksanakan program
pengembangan masyarakat (Community Development).

Pada saat kegiatan eksplorasi perusahaan belum melaksanakan kegiatan dan


melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Corporate Social Responsibility CSR).
Kegiatan ini direncanakan dimulai pada saat kegiatan penambangan dimulai.

22
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

2.9 Perusahaan Jasa Kontraktor/Sub Kontraktor


Selama tahun 2016 kegiatan eksplorasi dan penyusunan dokumen pelaporan
dilaksanakan oleh pemilik ijin sendiri tanpa melibatkan atau menggunakan jasa
kontraktor ataupun sub kontraktor.
2.10 Ketenaga Kerjaan
Tenaga kerja yang terlibat dalam pada saat kegiatan eksplorasi belum terlalu banyak
menggunakan tenaga kerja. Kegiatan dari tenaga kerja untuk kegiatan eksplorasi
yang berasal dari tenaga kerja harian lokal di lokasi penyelidikan yaitu di Desa Bodi,
Kecamatan Paleleh Barat, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah, sedangkan
untuk pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus menggunakan tenaga kerja
langsung dari perusahaan sendiri.

2.11 Master List

Pada tahun 2016 PT. Rafe Mandiri Perkasa menggunakan peralatan sendiri dan
sebagian menggunakan alat yang disewa untuk kegiatan eksplorasi. Peralatan
eksplorasi tidak terlalu memerlukan peralatan dalam jumlah besar.

Pemetaan Geologi

Peralatan yang digunakan pemetaan geologi permukaan ini adalah:

1. Peta Rupa Bumi Digital Indonesia, Skala 1:25.000


2. Kompas Geologi
3. Palu Geologi
4. Pita Ukur 30 M dan 3 M
5. Loupe
6. Global Positioning System (GPS)
7. Laptop
8. Kamera Photo Digital
9. HCL 0,1 n
10. Kantong Contoh
11. Kendaraan

23
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

Gambar 2.21: Alat-alat Pemetaan Geologi


Tabel 2.4. Masterlist 2017 PT. Rafe Mandiri Perkasa

NO KLASIFIKASI PENGGUNAAN JUMLAH UNIT

1 Kompas Geologi Pemetaan Geologi 2 Buah


2 Palu Geologi Pemetaan Geologi 2 Buah
3 Pita Ukur 30 M dan 3 M Pemetaan Geologi 1 Set
4 Loupe Pemetaan Geologi 2 Buah
5 Global Positioning System (GPS) Pemetaan Geologi 2 Buah
6 Laptop Pemetaan Geologi 1 Buah
7 Kamera Photo Digital Pemetaan Geologi 1 Buah
8 HCI 0,1 n Pemetaan Geologi 1 Botol
9 Kantong Contoh Pemetaan Geologi 1 Set
10 Satu unit alat ukur tahanan jenis Pengukuran Geolistrik 1 Unit
merk NANIURA lengkap dengan
kabel dan elektroda
11 Palu Geologi Pengukuran Geolistrik 2 Set
12 Kompas Geologi Pengukuran Geolistrik 2 Buah
13 Walky Talky Pengukuran Geolistrik 2 Pasang
14 Kalkulator Pengukuran Geolistrik 1 Buah
15 AVO Meter Pengukuran Geolistrik 1 Buah
16 Laptop Pengukuran Geolistrik 1 Buah
17 Alat Tulis Pengukuran Geolistrik 1 Buah
18 Software Geolistrik Resty untuk Pengukuran Geolistrik 1 Unit
interprestasi geolistrik

24
Dokumen Rencana Kerja
PT. RAFE MANDIRI PERKASA
Desa Bodi Kec. Paleleh Barat Kab. Buol Prov.Sulawesi Tengah

2.12 Keuangan

Biaya rencana operasi yang dikeluarkan selama tahun 2017 yaitu dari bulan januari
sampai dengan Desember 2017 atau selama masa Pengajuan Izin Usaha
Pertambangan Explorasi (IUP Eksplorasi) dan kegiatan eksplorasi serta pembuatan
dokumen pelaporan.

Adapun biaya yang direncanakan dikeluarkan terdiri dari biaya kegiatan persiapan,
kegiatan eksplorasi, penyusunan dokumen, pengambilan sample, analisa
laboratorium dan sosialisasi masyarakat, pembebasan lahan. Berikut tabel biaya
rencana penggunaan anggaran selama periode tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5 Rencana Biaya Pra Penambangan Tahun 2022

No Deskripsi Biaya (Rp)

I Pra Penambangan
1 Biaya Persiapan 100.000.000
2 Biaya Kegiatan Eksplorasi (7.42 Ha) 20.000.000
3 Baya UKL UPL 30.000.000
4 Biaya Studi Kelayakan 25.000.000
5 Biaya Pembebasan Lahan 0.46 Ha 45.853.610
6 Biaya Pembebasan Lahan 3.6 Ha 360.000.000
Total 580.853.610

25

Anda mungkin juga menyukai