ANALISA DATA
Jawa Timur. Salah satu syarat diakuinya sebuah desa sebagai Agropolitan adalah
sudah dipenuhi oleh Desa Tasikmadu karena di dalamnya terlibat banyak petani
lain dari wilayah Agropolitan adalah sebagian besar warganya berprofesi sebagai
petani dan mendapatkan penghasilan utama dari sektor agribisnis. Dengan begitu,
sinergitas yang berkisinambungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, dibutuhkan
peran aktif pemerintah daerah sebagai fasilitator dan regulator dengan berbagai
1 Harun, Uton Ruston. (2004) Perencanaan pengembangan kawasan agropolitan dalam sistem
perkotaan regional di Indonesia. Dalam Rustadi et al. 2006. Kawasan Agropolitan, Konsep
Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Bogor: Crespent Press.
Chen and Hughes (2002), pembangunan agropolitan yang disebutnya sebagai
bertujuan agar terjadi integrasi sosial ekonomi di dalam wilayah dengan budaya,
Bab II.
Dari hasil wawancara dan obeservasi yang dilakukan oleh peneliti, ada
beberapa langkah dan strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Tuban dalam
pengembangan yang ada di Kabupaten Tuban menjadi tanggung jawab dari Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban. Secara garis besar, peneliti
kemampuan para petani dalam pengelolaan tanaman beliming madu yang menjadi
komoditas utama. Lalu strategi kedua adalah menfasilitasi sarana dan prasarana
Unggulan
pun juga merupakan belimbing varietas baru yang berbeda dari belimbing lain
yang bereda di pasaran. Hal tersebut dibuktikan dengan pengakuan yang didapat
oleh Belimbing Desa Tasikmadu dari Kementerian Pertanian pada tahun 2009.
kacang dan jagung menjadi petani tanaman holtikultura jenis Buah Belimbing.
Hasil itu dapat dilihat dari data jumlah petani belimbing di Desa Tasikmadu yang
terus bertambah tiap bulannya. Hal tersebut juga memudahkan untuk embangun
konsep Agribisnis sebagai dasar dari kawasan Agropolitan dengan modal dasar
perkebunan Belimbing.
Belimbing. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tani belimbing di
Desa Tasikmadu layak untuk diusahakan karena memiliki potensi besar unttuk
dikembangkan2
yang dialami oleh petani adalah kurangnya pendampingan dari kelompok tani.
Kepala Desa Tasimadu dibantu oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
2
Kabupaten Tuban kemudian membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
untuk mewadahi keluhan dan mencarikan solusi bagi para petani belimbing di
perencanaan saat musim hujan kemudian buah lokal banyak yang masuk sehingga
mampu mengatasi salah satu permasalahan dari pelaku usaha pertanian belimbing
mereka melakukan penyuluhan maupun pelatihan, atau penanaman baru jika ada
yang dapat dilihat secara fisik, namun juga memperhatikan perkembangan dari
maka semakin reduplah kawasan agroppolitan4. Hal teati krsjuga penting agar
bisnis tersebut pada awalnya adalah miliki salah satu keluarga besar dan dilakukan
SDM di Desa Tasikmadu mengenai pengolahan produk dengan bahan baku buah
kemudian mengusahakan berbagai macam inovasi agar bisa mengolah hasil panen
belimbing ini menjadi olahan yang memiliki nilai jual dan diminati oleh
agar bisa bersaing dengan produk lainnya dan menarik perhatian pelanggan.
Dalam konsep holtikultura, salah satu hal yang dipelajari selain proses
3
4
panen menjadi produk yang memiliki nilai jual juga mampu membuka lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat Desa Tasikmadu yang tidak berporfesi sebagai
Agropolitan yaitu pemanfaatan tenaga kerja secara tepat guna dengan membuka
kawasan Agropolitan. Salah satu ciri dari kawasan Agropolitan adalah kemiripan
antara kehidupan yang ada di dalam kawasan tersebut dengan kehidupan yang ada
di perkotaan, salah satunya dilihat dari sarana yang dimiliki oleh kawasan
agropolitan tersebut6.
5
6