Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI MAHKOTA DAUN

1. Kondisi geografis dan administratif

Gambar 2. Lahan PIAT Mangunan Girirejo

Sumber : https://piat.ugm.ac.id/peta-piat-mangunan/

PIAT Mangunan Girirejo memiliki luas lahan 150 ha, dengan ketinggian >100 m diatas
permukaan laut. Lahan tersebut merupakan lahan marjinal atau lahan yang potensial untuk
pertanian, perkebunan, hutan maupun tanaman pangan. Lahan PIAT Mangunan Girirejo terletak
di sebagian Kecamatan Imogiri dan wilayah Kecamatan Dlingo yang merupakan wilayah
Kabupaten Bantul di bagian ujung timur dengan topografi khas wilayah pegunungan yaitu
memiliki kemiringan lereng yang curam (25-40%) dan sangat curam (>40%).Kantor PIAT
Mangunan Girirejo memiliki jarak sekitar 22 km dari pusat kota. Secara administratif Kantor
PIAT UGM Mangunan Girirejo terletak di Jalan Mangunan, Dusun Giriloyo, Kelurahan
Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul sedangkan lahan PIAT Mangunan Girirejo
seluas 150 ha membentang di dua wilayah administratif berbeda, sebagian termasuk di wilayah
Desa Girirejo Kecamatan Imogiri dan wilayah Desa Mangunan Kecamatan Dlingo.

2. Sejarah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM (PIAT UGM)

Pusat Inovasi Agroteknologi atau disingkat PIAT, merupakan salah satu pusat inovasi
milik Universitas Gadjah Mada yang pada awalnya bernama KP4 yang terletak di Kalitirto,
Berbah, Sleman. KP4 atau merupakan kepanjangan dari nama Kebun Pendidikan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian pertama kali didirikan pada tahun 1975 dengan dibantu The
Rockefeller Foundation. Lahan KP4 seluas 35 ha di Berbah, sempat berganti nama menjadi
Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Percobaan Pertanian pada tahun 1988, kemudian kembali lagi
menjadi Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada tahun 2004, tetapi
fungsi, tema dan kegiatan kurang lebih tetap sama. Pada awalnya, fungsi dari KP4 sendiri
merupakan sarana pendukung penelitian di UGM yang menjadi model pembelajaran serta
sebagai sarana penelitian mahasiswa, tetapi kemudian berkembang dengan adanya kegiatan
seputar sarana layanan iptek bagi masyarakat, konservasi pertanian terpadu, pendidikan
lingkungan berkelanjutan, dan pelestarian keanekaragaman obat Indonesia yang memadukan
aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan berkelanjutan (https://piat.ugm.ac.id/sejarah/).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tuntutan akan
inovasi dalam bidang pertanian, peternakan dan agro juga meningkat. Kemudian pada tahun
2015, KP4 berubah nama menjadi Pusat Inovasi Agroteknologi atau disingkat PIAT dengan
fungsi inovasi dan tema agroteknologi. PIAT hadir sebagai penyempurna dari KP4, sebagai
jawaban akan kebutuhan inovasi dalam bidang pertanian dan peternakan bagi civitas akademika
dan juga bagi masyarakat petani. PIAT memiliki konsep dasar sebagai pusat inovasi pertanian
berbasis integrated farming dengan mengedepankan ekonomi yang berbasis inovasi teknologi
ramah lingkungan dan optimalisasi sumber daya energi. Dalam struktur organisasinya, PIAT
dibagi menjadi dua bidang yaitu Bidang Pengelolaan Sumber Daya Pangan Berkelanjutan dan
Bidang Konservasi Sumber Daya Berkelanjutan. PIAT merupakan laboratorium lapangan bagi
seluruh civitas akademika khususnya pada bidang pertanian, peternakan, kehutanan dan agro
sebagai fasilitator bagi masyarakat tani dengan terus berinovasi dan mengembangkan teknologi
tani ternak untuk memudahkan dan memaksimalkan hasil pertanian. Dengan menitikberatkan
unsur inovasi, PIAT memanfaatkan sumberdaya lahan milik UGM dari penunjang penelitian
bidang agro menjadi unit produktif yang mampu menghasilkan produk-produk agro inovatif
untuk mewujudkan kemandirian sektor agro sebagai pilar ekonomi nasional yaitu menjadi
produsen komoditas pertanian yang handal dan berdaulat (https://piat.ugm.ac.id/sejarah/).

Kantor PIAT yang terletak di Kalitirto, Berbah, Sleman memiliki luas lahan 35 ha yang
dibagi menjadi 3 blok yang semuanya merupakan lahan produktif dan sepenuhnya dikelola oleh
PIAT dengan memperkerjakan masyarakat setempat dengan kontrak sebagai tenaga harian.
Sebagai laboratorium lapangan bagi seluruh civitas akademika, PIAT menyediakan berbagai alat
penelitian, lahan dan fasilitas penunjang uji coba penelitian lainnya yang dapat diakses oleh para
akademisi dengan memenuhi persyaratan berupa surat ijin penelitan dan berkas lain jika
dibutuhkan. Disamping fasilitas berupa alat-alat penelitian, PIAT juga memiliki kegiatan
kunjungan berbasis edukasi dengan tema agro, pertanian dan peternakan yang dapat diakses oleh
masyarakat, dengan sasaran kelompok tani, siswa sekolah dan juga mahasiswa dengan
memenuhi persyaratan perijinan dan administrasi.

Bertepatan dengan pergantian nama menjadi PIAT pada tahun 2015, terdapat lahan milik
UGM seluas 150 ha di wilayah Bantul yang ditetapkan menjadi bagian dari PIAT. Secara
administratif, lahan seluas 150 ha tersebut masuk di wilayah Desa Mangunan Kecamatan Dlingo
dan Desa Girirejo Kecamatan Imogiri. Maka sejak tahun 2015, terdapat kantor PIAT Berbah
untuk semua urusan administrasi dan perijinan keperluan penelitian, sedangkan PIAT Mangunan
Girirejo merupakan kantor atau ruang koordinasi bagi karyawan yang bertanggung jawab atas
pengelolaan lahan Mangunan-Girirejo dan juga sebagai ruang berkegiatan kelompok tani dan
kelompok wanita tani binaan PIAT. Kemudian pada tahun 2019, PIAT memiliki kantor
pemasaran yang terletak di Jalan Agro, kompleks kampus UGM sebagai lokasi yang dianggap
strategis dengan tujuan untuk memudahkan para konsumen agar dapat menikmati produk olahan
tani dan ternak yang diproduksi PIAT.

3. Sejarah KWT Mahkota Daun


Sejarah mengenai KWT Mahkota Daun berkaitan dengan adanya perubahan pengelola
lahan milik UGM yang dikelola oleh Gamamulti kepada PIAT. Pada tahun 2015, bersamaan
dengan perubahan nama KP4 menjadi PIAT, lahan seluas 150 ha milik UGM ysng terletak di
Bantul dilimpahkan kepada Pusat Inovasi Agroteknologi UGM untuk bertanggung jawab atas
pengelolaan lahan tersebut. Dengan perubahan pengelola lahan di Mangunan Girirejo menjadi
PIAT, maka kemudian kelompok tani, kelompok wanita tani yang sebelumnya sudah dibentuk
oleh LPPM dan Gamamulti sebagai pengelola sebelumnya kemudian dilanjutkan dan
dikembangkan oleh PIAT UGM. Salah satunya adalah KWT Mahkota Daun yang telah terbentuk
sejak tahun 2014 atas prakarsa LPPM kemudian dilihat sebagai potensi dan pemberdayaan oleh
PIAT kemudian dikembangkan dengan fokus inovasi olahan produk tani. KWT Mahkota Daun
kemudian didampingi oleh PIAT dibawah koordinator bidang pemasaran.

Kelompok Wanita Tani Mahkota Daun, selanjutnya KWT Mahkota Daun, merupakan
sebuah kelompok yang dibentuk pada tahun 2014, atas peran dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat UGM dalam rangka pelaksanaan program hibah pengabdian
masyarakat. Sebagaimana disampaikan oleh Ibu Siti Nurul Rofiqo bahwa dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat, UGM melaksanakan program pengabdian yang pelaksanaannya
membutuhkan sinergi antara UGM, pemerintah setempat dan masyarakat untuk menggarap lahan
sekitar 150 Ha di wilayah Desa Girirejo Kecamatan Imogiri dan Desa Mangunan Kecamatan
Dlingo, yang sebagian besar merupakan lahan marjinal (Rofiqo,2014). Kelompok Wanita Tani
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan dari rangkaian program pengabdian tersebut. KWT
Mahkota Daun dibentuk berdasarkan keterlibatan masyarakat Dusun Mangunan dan Dusun
Girirejo dalam pengelolaan lahan kemudian diarahkan untuk inovasi pengolahan produk hasil
dari lahan. Pembentukan KWT Mahkota Daun pada awalnya dengan merekrut ibu-ibu yang juga
terlibat dalam pengelolaan lahan tersebut atau mereka yang merupakan istri dari para pengelola
lahan untuk diberikan pelatihan.

Anggota dari KWT Mahkota Daun merupakan ibu-ibu rumah tangga yang berasal dari
Dusun Girirejo dan Dusun Mangunan. Meskipun sebagian besar mengaku sebagai ibu rumah
tangga, tetapi ibu-ibu anggota KWT Mahkota daun merupakan para wanita yang tidak asing
dengan bidang pertanian. Sebagian besar penduduk di Mangunan dan Girirejo bekerja sebagai
petani, peternak dan juga pedagang di jalur serta destinasi wisata Mangunan. Sebagian besar ibu-
ibu di Mangunan dan Girirejo ikut berpartisipasi dalam upaya pemenuhan kebutuhan
keluargayaitu dengan turut dalam kegiatan olah lahan yaitu tanam tumpangsari serta kegiatan
menyiangi rumput untuk memberi makan ternak. KWT Mahkota Daun ini terbentuk atas inisiasi
LPPM sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan untuk berinovasi terhadap hasil tani
untuk meningkatkan nilai jual produk yang pada akhirnya bertujuan untuk menambah
pendapatan keluarga. KWT Mahkota Daun beranggotakan ibu-ibu dari Dusun Mangunan dan
Dusun Girirejo karena secara administratif, lahan membentang dan masuk di dua wilayah
tersebut, tetapi untuk pelaksanaan kegiatan berupa pelatihan, rapat koordinasi rutin dan agenda
KWT Mahkota Daun lainnya, dilaksanakan di kantor PIAT Mangunan Girirejo.

Setelah menjadi bagian dari PIAT, KWT Mahkota yang telah dibentuk pada tahun
sebelumnya tetap dipertahakan dan dikembangkan PIAT mendampingi ibu-ibu KWT untuk
dapat melakukan inovasi produk pangan dari hasil tani sehingga dapat mendatangkan
pendapatan. Berbasis kelompok, PIAT melalui koordinator bidang pemasaran memberikan
pelatihan produk-produk yang selanjutnya dapat diproduksi secara kolektif di kantor PIAT
Mangunan Girirejo untuk dipasarkan melalui PIAT berbah dan kantor pemasaran. Tidak hanya
sebatas memberikan pelatiha, tetapi kerjasama dengan melatih ibu-ibu untuk membuat produk
yang telah ditentukan oleh PIAT sesuai standart PIRT, kemudian dipasarkan melalui PIAT
Berbah.

BAB III
DESKRIPSI WILAYAH

1. Kondisi geografis dan administratif

Gambar Lahan PIAT Mangunan Girirejo


Sumber : https://piat.ugm.ac.id/peta-piat-mangunan/

PIAT Mangunan Girirejo memiliki luas lahan 150 ha, dengan ketinggian >100 m diatas
permukaan laut. Lahan tersebut merupakan lahan marjinal atau lahan yang potensial untuk
pertanian, perkebunan, hutan maupun tanaman pangan. Lahan PIAT Mangunan Girirejo terletak
di sebagian Kecamatan Imogiri dan wilayah Kecamatan Dlingo yang merupakan wilayah
Kabupaten Bantul di bagian ujung timur dengan topografi khas wilayah pegunungan yaitu
memiliki kemiringan lereng yang curam (25-40%) dan sangat curam (>40%).Kantor PIAT
Mangunan Girirejo memiliki jarak sekitar 22 km dari pusat kota. Secara administratif Kantor
PIAT UGM Mangunan Girirejo terletak di Jalan Mangunan, Dusun Giriloyo, Kelurahan
Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul sedangkan lahan PIAT Mangunan Girirejo
seluas 150 ha membentang di dua wilayah administratif berbeda, sebagian termasuk di wilayah
Desa Girirejo Kecamatan Imogiri dan wilayah Desa Mangunan Kecamatan Dlingo.

2. Sejarah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM (PIAT UGM)

Pusat Inovasi Agroteknologi atau disingkat PIAT, merupakan salah satu pusat inovasi
milik Universitas Gadjah Mada yang pada awalnya bernama KP4 yang terletak di Kalitirto,
Berbah, Sleman. KP4 atau merupakan kepanjangan dari nama Kebun Pendidikan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian pertama kali didirikan pada tahun 1975 dengan dibantu The
Rockefeller Foundation. Lahan KP4 seluas 35 ha di Berbah, sempat berganti nama menjadi
Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Percobaan Pertanian pada tahun 1988, kemudian kembali lagi
menjadi Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada tahun 2004, tetapi
fungsi, tema dan kegiatan kurang lebih tetap sama. Pada awalnya, fungsi dari KP4 sendiri
merupakan sarana pendukung penelitian di UGM yang menjadi model pembelajaran serta
sebagai sarana penelitian mahasiswa, tetapi kemudian berkembang dengan adanya kegiatan
seputar sarana layanan iptek bagi masyarakat, konservasi pertanian terpadu, pendidikan
lingkungan berkelanjutan, dan pelestarian keanekaragaman obat Indonesia yang memadukan
aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan berkelanjutan (https://piat.ugm.ac.id/sejarah/).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tuntutan akan
inovasi dalam bidang pertanian, peternakan dan agro juga meningkat. Kemudian pada tahun
2015, KP4 berubah nama menjadi Pusat Inovasi Agroteknologi atau disingkat PIAT dengan
fungsi inovasi dan tema agroteknologi. PIAT hadir sebagai penyempurna dari KP4, sebagai
jawaban akan kebutuhan inovasi dalam bidang pertanian dan peternakan bagi civitas akademika
dan juga bagi masyarakat petani. PIAT memiliki konsep dasar sebagai pusat inovasi pertanian
berbasis integrated farming dengan mengedepankan ekonomi yang berbasis inovasi teknologi
ramah lingkungan dan optimalisasi sumber daya energi. Dalam struktur organisasinya, PIAT
dibagi menjadi dua bidang yaitu Bidang Pengelolaan Sumber Daya Pangan Berkelanjutan dan
Bidang Konservasi Sumber Daya Berkelanjutan. PIAT merupakan laboratorium lapangan bagi
seluruh civitas akademika khususnya pada bidang pertanian, peternakan, kehutanan dan agro
sebagai fasilitator bagi masyarakat tani dengan terus berinovasi dan mengembangkan teknologi
tani ternak untuk memudahkan dan memaksimalkan hasil pertanian. Dengan menitikberatkan
unsur inovasi, PIAT memanfaatkan sumberdaya lahan milik UGM dari penunjang penelitian
bidang agro menjadi unit produktif yang mampu menghasilkan produk-produk agro inovatif
untuk mewujudkan kemandirian sektor agro sebagai pilar ekonomi nasional yaitu menjadi
produsen komoditas pertanian yang handal dan berdaulat (https://piat.ugm.ac.id/sejarah/).

Bertepatan dengan pergantian nama menjadi PIAT pada tahun 2015, kemudian terdapat
lahan milik UGM seluas 150 ha di wilayah Bantul, ditetapkan menjadi bagian dari PIAT. Secara
administratif, lahan seluas 150 ha tersebut masuk di wilayah Desa Mangunan Kecamatan Dlingo
dan Desa Girirejo Kecamatan Imogiri. Meskipun terdapat dua kantor, tetapi untuk semua urusan
administrasi dan perijinan penelitian dilakukan di kantor pusat yang terletak di Berbah,
sedangkan kantor PIAT Mangunan Girirejo merupakan kantor bagi karyawan yang bertanggung
jawab atas pengelolaan lahan Mangunan-Girirejo dan juga sebagai ruang berkegiatan kelompok
tani dan kelompok wanita tani binaan PIAT. Kemudian pada tahun 2019, PIAT memiliki kantor
pemasaran yang terletak di Jalan Agro, kompleks kampus UGM sebagai lokasi yang dianggap
strategis dengan tujuan untuk memudahkan para konsumen agar dapat menikmati produk olahan
tani dan ternak yang diproduksi PIAT.

Kantor Pusat PIAT yang terletak di Jalan Tanjungtirto, Kaltirto, Berbah memiliki luas
lahan 35 ha yang dibagi menjadi 3 blok yang semuanya merupakan lahan produktif dan
sepenuhnya dikelola oleh PIAT dengan memperkerjakan masyarakat setempat dengan kontrak
sebagai tenaga harian. Dalam bidang akademik, PIAT menyediakan berbagai alat penelitian,
lahan dan fasilitas penunjang uji coba penelitian lainnya yang dapat diakses oleh seluruh
mahasiswa dengan memenuhi persyaratan berupa surat ijin penelitan dan berkas lain jika
dibutuhkan. Disamping fasilitas berupa alat penelitian, juga terdapat kunjungan berbasis edukasi
yang dapat diakses oleh masyarakat, dengan sasaran kelompok tani, siswa sekolah dan juga
mahasiswa dengan memenuhi persyaratan perijinan dan administrasi. Sedangkan PIAT
Mangunan Girirejo merupakan kantor bantu koordinasi antara koordinator bidang__ dengan
para karyawan pengelola lahan di Mangunan-Girirejo.

3. Sejarah KWT Mahkota Daun


Kelompok Wanita Tani Mahkota Daun, selanjutnya KWT Mahkota Daun, merupakan
sebuah kelompok yang dibentuk pada tahun 2014, atas peran dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat UGM dalam rangka pelaksanaan program hibah pengabdian
masyarakat. Sebagaimana disampaikan oleh Ibu Siti Nurul Rofiqo bahwa dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat, UGM melaksanakan program pengabdian yang pelaksanaannya
membutuhkan sinergi antara UGM, pemerintah setempat dan masyarakat untuk menggarap lahan
sekitar 150 Ha di wilayah Desa Girirejo Kecamatan Imogiri dan Desa Mangunan Kecamatan
Dlingo, yang sebagian besar merupakan lahan marjinal (Rofiqo,2014). Kelompok Wanita Tani
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan dari rangkaian program pengabdian tersebut. KWT
Mahkota Daun dibentuk berdasarkan keterlibatan masyarakat Dusun Mangunan dan Dusun
Girirejo dalam pengelolaan lahan kemudian diarahkan untuk inovasi pengolahan produk hasil
dari lahan. Pembentukan KWT Mahkota Daun pada awalnya dengan merekrut ibu-ibu yang juga
terlibat dalam pengelolaan lahan tersebut atau mereka yang merupakan istri dari para pengelola
lahan untuk diberikan pelatihan.

Pada tahun 2015, bersamaan dengan perubahan nama KP4 menjadi PIAT, lahan seluas
150 ha milik UGM ysng terletak di Bantul dilimpahkan kepada Pusat Inovasi Agroteknologi
UGM untuk bertanggung jawab atas pengelolaan lahan tersebut. Dengan perubahan pengelola
lahan di Mangunan Girirejo menjadi PIAT, maka kemudian kelompok tani, kelompok wanita
tani yang sebelumnya sudah dibentuk oleh LPPM dan Gamamulti sebagai pengelola sebelumnya
kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh PIAT UGM. Salah satunya adalah KWT Mahkota
Daun yang telah terbentuk sejak tahun 2014 atas prakarsa LPPM kemudian dilihat sebagai
potensi dan pemberdayaan oleh PIAT kemudian dikembangkan dengan fokus inovasi olahan
produk tani. KWT Mahkota Daun kemudian didampingi oleh PIAT dibawah

Anda mungkin juga menyukai