Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN TEKNOLOGI AGRIBISNIS

PENGERTIAN DARI TEKNOLOGI


MANAJEMEN TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

• Manajemen teknologi adalah ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk memaksimumkan nilai
tambah suatu teknologi dengan memperhatikan prinsip-prinsip manajemen mulai dari perencanaan
teknologi sampai dengan pengawasan. (Tjakraatmadja, 1997).
• Manajemen teknologi menghubungkan berbagai macam disiplin yaitu disiplin rekayasa, ilmu
pengetahuan alam dan manajemen untuk merencanakan, mengembangkan dan menerapkan
kemampuan-kemampuan teknologi dalam membentuk dan melaksanakan tujuan strategik dan
operasional sebuah perusahaan (Gaynor, 1991).
KARAKTERISTIK TEKNOLOGI

• Ada 4 komponen yang menyusun teknologi:


1. Perangkat keras (technoware) yaitu Perangkat keras berwujud fisik yang memberdayakan fisik manusiadan mengontrol
kegiatan operasional,

2. Perangkat manusia (humanware) yaitu Perangkat ini berwujud ketrampilan, pengetahuan, keahlian, inovasi,kreativitas
manusia dalam mengelola komponen teknologi dalam bidangagribisnis.

3. Perangkat informasi (infoware) yaitu Perangkat ini berwujud dokumen fakta, yang dapat mempercepat proses
pembelajaran, mempersingkat waktu operasional maupun penghematan sumberdaya. Contoh: website, database
konsumen agribisnis, informasi mengenai riset pasar dan sebagainya.

4. Perangkat Organisasi (orgaware) yaitu Perangkat ini mengoordinasikan semua aktivitas produksi disuatu perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Perangkat ini berwujud kerangka konseptual dari organisasi yaitu struktur organisasi,
fasilitas kerja,metode pendanaan, teknik negoisasi, hubungan anta lini manager, jaringan kerja.
PENERAPAN MANAJEMEN TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

• Agribisnis sebagai seluruh kegiatan usaha yang berkaitan (menunjang dan atau ditunjang) dengan
sektor pertanian dalam arti luas (pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan) merupakan sektor
usaha yang sejalan dengan basis sumberdaya (resources base) Indonesia dan karenanya menjadi satu-
satunya sektor usaha yang terbukti memiliki daya tahan tehadap krisis ekonomi yang. Menimpa
Indonesia sejak tahun 1997. keberhasilan pengembangan agribisnis dengan sendirinya akan
mewujudkan basis ekonomi rakyat yang kuat.
• Namun demikian, produk agribisnis Indonesia masih lemah berhadapan dengan membanjirnya
produk dari negara-negara lain sebagai konsekuensi globalitas dan perdagangan bebas. Karenanya,
produk agribisnis Indonesia haruslah memiliki keunggulan kompetitif disamping keunggulan
komparatif agar mampu bersaing di pasar global.
CONTOH PENERAPAN TEKNOLOGI DI BIDANG
AGRIBISNIS
• Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri hasil penyulingan dari daun kayu putih dari spesies Melaleuca cajuput L.
yang memiliki aroma/bau yang khas dan memiliki kadar cineol yang cukup tinggi. Minyak kayu putih banyak disukai
orang dan mempunyai manfaat untuk obat-obatan, wangi-wangian dan insektisida. Minyak kayu putih biasa digunakan
untuk obat sakit perut, obat kulit, obat reumatik gangguan pencernaan dan ekspektoran. Fungsi tersebut tidak dimiliki
oleh minyak-minyak atsiri yang lain.

• Untuk menjadi produk unggulan dan berdaya saing tinggi, maka dalam menghasilkan produk minyak kayu putih harus
dilaksanakan peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam suatu proses produksi dengan memperhatikan syarat-syarat
dan kriteria mutu yang ditetapkan. Minyak kayu putih harus memenuhi syarat dan kriteria mutu yang ditetapkan baik
untuk dalam negeri (SNI= Standar Nasional Indonesia)) ataupun untuk ekspor (SPS = Sanitary and physosanitory
Measures ) yang sering disebut proteksi baru dalam bidang perdagangan komoditi hasil pertanian terutama untuk ekspor
ke Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu berbagai upaya pengendalian hama terpadu dan pengendalian pupuk
organik serta teknologi-teknologi lain yang ramah lingkungan perlu terus dikembangkan untuk mengisi ceruk pasar
kalangan sadar lingkungan yang semakin luas terutama di luar negeri
• Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka penanganan produk minyak kayu putih bisa dilakukan pada pada beberapa kegiatan pokok, yaitu :
1. Pendekatan teknologi budidaya kayu putih yaitu Dimulai dari teknik pemilihan bibit unggul, teknik pemeliharaan tanaman kayu putih dengan
melakukan intensifikasi pengendalian hama terpadu dan pengendalian pupuk organik.

2. Pendekatan teknologi produksi minyak kayu putih yaituTeknologi penyulingan minyak kayu putih menggunakan teknologi yang ramah lingkungan
mulai penyulingan daun kayu putih sampai dengan penanganan limbahnya (cair maupun padat). Teknologi penyulingan dengan pemenuhan syarat dan
ketentuan penyulingan mulai dari bahan baku, bahan penolong maupun peralatan penyulingan yang dapat berjalan dengan lancar akan meningkatkan
produktivitas dan efisiensi produk minyak kayu putih. Teknologi penanganan limbah padat dengan menggunakannya kembali sebagai bahan baku
boiler dan penanganan limbah cair yang juga dapat dipergunakan kembali untuk air yang dipanaskan di dalam boiler juga akan meningkatkan
efisiensi.

3. Pendekatan teknologi pengemasan yaitu Berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan akan fisik, kimiawi maupun mikrobiologik, sebagai alat
transportasi komoditi maupun alat promosi dan pemberi informasi. Teknologi pengemasan yang baik akan meningkatkan daya saing produk terhadap
produk-produk lain sejenis.

4. Pendekatan teknologi Pemasaran yaituHarga jual produk minyak kayu putih yang rendah, teknik pemasaran yang tepat dan cepat akan meningkatkan
daya saing dalam penjualan produk sehingga bisa menjadi salah satu keunggulan kompetitif.
CONTOH KASUS

• Peningkatan Nilai Tambah Agribisnis Melalui Penerapan Inovasi Teknologi Sistem Tanam Padi : Studi Kasus Kegiatan Prima Tani Di
Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan. Penerapan inovasi teknologi dilakukan untuk mengatasi disparitas produktivitas,
meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani. Inovasi teknologi pertanian padi telah diterapkan pada
kegiatan “Prima Tani” pada lahan irigasi intensif sejak tahun 2005 di Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan penerapan inovasi teknologi, biaya produksi dan pendapatan usahatani padi antara petani peserta dan non peserta.
Data kegiatan usahatani padi pada musim hujan tahun 2006/2007 dikumpulkan pada bulan Mei sampai September 2007 dengan
wawancara petani peserta Prima Tani di Desa Kertosari dan membandingkan hasilnya dengan petani non peserta di Desa Purwakarya,
Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas. Sampel diambil dengan Disproportionate Stratified Random Sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai penerapan teknologi dari petani peserta dan non peserta masing-masing adalah 6,38 dan 4,37.
Namun secara statistik tidak ada perbedaan antara kedua kelompok tani dan termasuk dalam kategori sedang penerapan teknologi.
Produktivitas gabah kering panen petani peserta adalah 7,8 kg/ha dan 7,25 kg/ha untuk petani non peserta. Total biaya usahatani padi
untuk peserta dan petani non peserta masing-masing sebesar Rp5.786.035/ha dan Rp6.663.875/ha. Pendapatan usahatani padi sawah
petani peserta (Rp8.228,9 5/ha) berbeda nyata dengan pendapatan petani non peserta (Rp7.235.435/ha).
KESIMPULAN

•Manajemen teknologi adalah sebagai salah satu aspek yang menentukan seorang manager
mengambil keputusan yang berkaitan dengan usahanya. Kemampuan dalam manajemen teknologi
semakin di perlukan mengingat lingkungan usaha yang selalu berubah pada gilirannya berakibat
pada perubahan-perubahan yang berkaitan dengan factor hardware, software, brainware maupun
infowere nya. Teknologi menjadi elemen penting dalam persaingan bisnis saat ini. Perubahan dan
perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak pada makin cepatnya proses penciptaan
produk baru, perubahan dalam rantai nilai, dan peningkatan daya saing perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai