Anda di halaman 1dari 28

PERILAKU PETANI KAKAO DALAM MENGELOLA USAHATANI KAKAO DI

KECAMATAN WULANGGITANG, KABUPATEN FLORES TIMUR,


NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:
SILVANUS MAX STEFLIN BORUK
15/17542/EP

JURUSAN EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER


YOGYAKARTA
2019
PERILAKU PETANI KAKAO DALAM MENGELOLA USAHATANI KAKAO DI
KECAMATAN WULANGGITANG, KABUPATEN
FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR

Silvanus Max S Boruk¹,Danang Manumono²1,Istiti Purwandari³


Fakultas Pertanian Institut Pertanian STIPER Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku petani dalam mengelola


usahatani dan sistem usahatani kakao di Kecamatan Wulanggitang. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2018 yang bertempat di Desa Boru
Kedang, Desa Boru , dan Desa Nawokote , Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores
Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode dasar penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis. Metode yang dilakukan pada penentuan sample adalah proporsive
sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder dengan jumlah sample yang diambil adalah 26 sampel. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Perilaku petani kakao meliputi perilaku pembibitan,
penanaman,perawatan, pemanenan, pascapanen dan pemasaran sebagian besar dilakukan
tidak sesuai dengan rekomendasi litbang pekerbunan Indonesia. Pada tingkat pendapatan
petani usahatani kakao di Kecamatan Wulanggitang cukup menguntungkan. Hal ini
ditunjukan dengan rata-rata pendapatan yang diterima per usahataani adalah sebesar Rp.
13.744.581,85 atau per Ha sebesar Rp. 9.653.384,99.

Kata kunci : perilaku, mengelola, usahatani, kakao

1 Mahasiswa Fakultas Pertanian STIPER Yogyakarta


²Dosen Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta
³ Dosen Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta
PENDAHULUAN melalui kegiatan intensifikasi, rehabilitas,
A. Latar Belakang peremajaan, perluasan tanaman,
Kakao merupakan salah satu pemberdayaan pekebun, penguatan
komoditas perkebunan yang peranannya kelembagaan pekebun, bantuan alat pasca
cukup penting bagi perekonomian panen dan pengendalian OPT. Tujuan
nasional, khususnya sebagai penyedia utama pemerintah melakukan hal ini
lapangan kerja, sumber pendapatan dan adalah meningkatkan produksi,
devisa negara. Di samping itu kakao juga produktifitas dan mutu kekao nasional,
berperan dalam mendorong menjadi pengahasil biji kakao nomor 1
pengembangan wilayah dan dunia mengalahkan Ghana dan Pantai
pengembangan agroindustri. Perkebunan Gading, meningkatkan sumber devisa
kakao di Indonesia mengalami negara dari produk ekspor dan
perkembangan cukup pesat dalam kurun meningkatkan kesejahteraan pekebun
waktu 20 tahun terakhir dimana pada (Dirjebun,2015).
tahun 2017, luas areal perkebunan kakao Melalui rencana strategis( renstra)
Indonesia tercatat seluas 1.727.164 juta ha Direktoral Jenderal Perkebunan mengenai
dan akan bertambah menjadi 1.730.002 ha perluasan dan peningkatan mutu
pada tahun 2018. Sebagian besar produktifitas biji kakao, maka Provinsi
(88,48%) dikelola oleh perkebunan rakyat, Nusa Tenggara Timur melalui Direktoral
5,53% dikelola perkebunan besar Negara Jenderal Perkebunan Provinsi akhir -
dan 5,59% perkebunan besar swasta akhir ini berusaha untuk
(Kementan,2017). mengembangkan komoditas kakao yang
Pemerintah melalui Kementrian berpusat pada Pulau Flores dan Lembata
Pertanian yang membawahi Direktoral serta sebagian lagi dari daratan Pulau
Jenderal Perkebunan melakuan rencana Timor dan Sumba yang mana dianggap
perbaikan mutu dan produksi tanaman cocok untuk membudidayakan tanaman
kakao melalui rencana strategis (renstra ) kakao. Alasan dikembangkan komoditas
Direktoral Jenderal Perkebunan tahap ke kakao karena nilai jual biji kakao kering
tiga, periode 2015-2019 dengan di Propinsi NTT lumayan tinggi.
memfokuskan pengembangan kakao Provinsi NTT sendiri dalam
menjawab dan mensukseskan kegiatan meningkatkan teknologi, tenaga
Gerakan Nasional yang dicanangkan oleh pendamping, modal, kelembagaan yang
Kementrian Pertanian pada tahun 2009, kuat, pelatihan dan penyuluhan yang
menunjukan Kabupaten Sikka dan intens, cara pengolahan yang sederhana
Kabupaten Ende untuk ikut serta dalam sehingga mutu kakao wulanggitang
kegiatan tersebut. Kegiatan Gerakan masih di bawah standar dan minimnya
Nasional memfokuskan pada pengadaan ketersediaan perusahaan- perusahaan yang
laboratorium lapangan, pemberdayaan bergerak dibidang produksi untuk
petani, pengendalian organisme membeli hasil produksi langsung ke
penganggu tanaman, rehabilitasi kebun, petani sehingga mengakibatkan harga jual
petugas pendamping, rencana usulan hasil produksi kakao dibawah harga yang
kelompok tani, standar mutu, substansiun diharapkan petani.
penelitian kekao, dan unit pelayanan Luas wilayah perkebunan kakao di
pembinaan. Oleh karena itu sampai saat Kecamatan Wulanggitang mencapai
ini perkembangan pembudidayaan kakao, 1.099 hektar dan produksi komoditas
pengaturan usaha, dan manajemen petani kekao mencapai 445 ton dengan
kakao di Kabupaten Sikka dan produktivitasnya mencapai 0,404
Kabupaten Ende dikatakan lebih baik dari ton/ha.Produksi dan produktivitas ini
kabupeten kabupaten lain di Provinsi berbeda dengan produktivitas kakao
NTT (Anonim, 2015). yang ada di kecamatan - kecamatan
Kecamatan Wulanggitang adalah dalam Kabupaten Ende dan Kabupaten
salah satu kecamatan yang terletak di Sikka yang mengikuti program Gerakan
antara Kabupaten Flores Timur dan Nasional. Misalnya Kecamatan
Kabupaten Sikka. Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende dengan
Wulanggitang merupakan sentral luasan lahan 616 hektar namun bisa
ekonomi dan produksi tanaman kekao. menghasilkan 317.30 ton dengan
Meskipun statusnya sebagai sentral produtivitas pertahunnya sebesar 0,515
ekonomi namun aktivitas petani dalam ton/ha dan akan terus meningkat setiap
memperoduksi kakao belum didukung tahunnya.Perbandingan yang cukup
oleh perhantian pemerintah dalam relevan luasan lahan, jumlah produksi
dan produktivitas antaraKecamatan beragam sehingga belum
Wulanggitang dan Kecamatan membudidayakan tanaman kakao dengan
Nangapanda menimbulkan praduga baik dan menimbukan berbagai
sudah sejauh mana petani persoalan yang dapat merugikan petani.
memanfaatkan unsur-unsur dalam Persoalan yang paling mencolok adalah
mengola usahatani. Unsur-unsur pokok manajemen usahatani yang masih
tersebut adalah unsur modal, unsur bersifat subsisten sehingga menghasilkan
sumber daya alam, unsur tenaga kerja, produktivitas biji kakao yang lebih
dan unsur manajemen usahatani.(BPS, rendah dengan kecamatan-kecamatan di
2017). Kabupaten Ende yang mengikuti
Usahatani kakao yang ada di kegiatan Rencana Strategi. Oleh karena
Kecamatan Wulanggitang diusahakan perihal manajemen usahatani yang mana
oleh petani - petani kecil. petani petani didalamnya terdapat pengolaan prilaku
kakao yang bersifat kecil di Kecamatan petani, maka penulis akan mengkaji
Wulanggitang dapat dilihat dengan analisis yang berkaitan dengan perilaku
batasan bahwa luas lahan petani yang petani kakao dalam mengelola usahatani
relatif kecil, tingkat kesuburan tanah di Kecamatan Wulanggitang.
yang semakin berkurang, penggunaan Permasalahan yang paling
teknologi yang belum berkembang, mencolok pada perilaku petani adalah
berbagai macam usahatani dan masalah yang berhubungan dengan
peternakan yang diusahakan, perilaku petani dalam mengelola
kemampuan petani mengatur usahatani usahatani kakao di Kecamatan
yang belum berkambang, dan usahatani Wulanggitang dan tingkat pendapatan
masih bersifat subsisten. Dari batasan usahatani kakao di Kecamatan
diatas menimbulkan persoalan yang Wulanggitang
berhungan dengan produksi, pemasaran, B. Tujuan Penelitian
dan juga persoalan yang dihadapi oleh Untuk mengetahui perilaku petani
petani dalam kehiduoan sehari-hari. dalam mengelola usahatani kakao di
Melihat usahatani kakao di Kecamatan Wulanggitang dan untuk
Kecamatan Wulanggitang yang masih mengetahui tingkat pendapatan uahatani
kakao di Kecamatan Wulanggitang. tanaman kakao yang
BAHAN DAN METODE dikembangkannya mulai dari
A. Waktu dan Tempat Penelitian penanaman, perawatan, panen,
Penelitian ini dilaksananakan di pascapanen, dan pemasaran komoditas
Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten kakao.
Flores Timur , Provinsi Nusa Tenggara
2. Perilaku penanaman dan pembibitan
Timur meliputi 3 desa yaitu Desa Boru
adalah tindakan atau praktek yang
Kedang, Desa Boru dan Desa Nawokote
dilakukan oleh petani kakao pada
pada bulan Mei – Juni 2018
mengadakan pembibitan yang
B. Metode Penelitian
meliputi proses pemilihan benih, cara
Metode dasar penelitian ini
perkecambahan benih, jarak tanam
menggunakan metode deskriptif,
pada pembibitan, waktu pembibitan,
sedangkan teknik yang digunakan dalam
dan jarak tanam tanaman kakao.
pengambian sampel menggunakan metode
proporsive sampling yaitu pemilihan 3. Perilaku perawatan adalah tindakan
responden bersifat non random sampling atau praktek yang dilakukan oleh
yang informasinya diperoleh dengan petani kakao pada tahap perawatan
menggunakan pertimbangan bahwa sample yang meliputi cara pembersihan
yang dipilih adalah responden yang benar gulma, pemangkasan tanaman
benar mengusahakan tanaman kakao kakao,waktu pembersihan gulma,
dengan responden berjumlah 26 dengan waktu pemangkaan kakao,
menggunakan kuisoner sabagai alat untuk pencegahan hama dan penyakit,
mengumpulkan data dan pengamatan pemupukan tanaman kakao dan
secara langsung. teknologi yang digunakan pada saat
perawatan tanaman kakao.
C. Konseptualisasi dan Pengukuran
Variabel 4. Perilaku panen adalah tindakan atau
1. Perilaku petani kakao adalah tata praktek yang dilakukan oleh petani
cara atau kebiasaan petani kakao kakao pada tahap panen yang meliputi
dalam bertindak untuk mengusahakan proses penentuan buah siap panen,
proses pemetikan buah kakao, alat dengan membayar sejumlah uang
yang digunakan pada proses sebagai tanggungannya (Rp)
pemanenan dan juga waktu perdana
10. Biaya adalah semua pengeluaran
panen buah kakao.
yang dikeluarkan petani dalam
5. Perilaku pasca panen adalah tindakan membudidayakan tanaman kakao
atau praktek yang dilakukan oleh (Rp/item pengeluaran )
petani kakao pada tahap pascapanen
11. Pendapatan usahatani kakao adalah
yang meliputi proses fermentasi,
total penerimaan usaha tani kakao
waktu proses fermentasi, pengeringan
dikurangi dengan biaya - biaya yang
biji kakao, waktu pengeringan biji
digunakan untuk mengelola
kakao dan pengepakan biji kakao
usahatani kakao ( Rp/usahatani)
kering.
HASIL DAN PEMBAHASAN
6. Perilaku pemasaran adalah tindakan
atau praktek yang diakukan oleh A. Identitas Responden
petani kakao pada tahap pemasaran 1. Umur
yang meliputi tempat pemasaran,dan Karakteristik responden
penggunaan transportasi yang daerah penelitian berdasarkan umur
dibutuhkan. dapat diketahui melalui tabel berikut :
Tabel 5.1. Karakteristik Umur
7. Tenaga kerja adalah tenaga kerja
Responden
dalam keluarga atau tenaga kerja luar
No Kelomp Frekuen Persentas
keluarga yang membantu dalam ok umur si (jiwa) e (%)
pekerjaan usahatani. respond
en
1 30-40 4 15,38
8. Harga adalah harga jual biji kakao
kering per kilogram (Rp/Kg) 2 40-50 9 34,62

3 50-60 8 30,77
9. Pajak adalah suatu kewajiban dari
seorang petani kakao kepada Negara 4 >60 5 19,23

Total 26 100
Sumber : Data Primer2018 Alasan mereka masih bertahan dan masih
ingin bekerja adalah usaha ini sudah
Umur adalah suatu kriteria
mereka geluti lebih dari 20 tahun.
yang dapat mengukur produktifnya
Pekerjaaan mereka saat ini lebih banyak
responden dalam bekerja. Berdasarkan
dibantu oleh anak - anak dan keluarga
umur produktif secara ekonomi dapat
sehingga walaupun berada pada usia yang
dibagi klasifikasinya yaitu, kelompok
tidak berproduktif daam bekerja namum
umur 0-14 tahun adalah kelompok usia
usahatani mereka masih tetap berjalan
yang belum produktif, kelompok umur 15
dengan lancar.
- 64 tahun merupakan usia produktif dan
kelompok umur diatas 65 tahun 2. Jenis Kelamin
merupakan usia tidak berproduktif lagi. Karakteristik responden daerah
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa penelitian berdasarkan jenis kelamin
rata-rata umur responden berada pada dapat diketahui melalui tabel berikut :
kisaran kelompok umur produktif. Namun Tabel 5.2. Karakteristik Jenis Kelamin
semangat untuk bekerja dan kemampuan Responden :
bekerja dapat berbeda walaupun sama- No Jenis Frekuensi Presentase
Kelamin ( jiwa ) (%)
sama berada pada usia produktif karena
perbedaan umur sangat mempengaruhi itu. 1 Laki laki 23 88,47
Singkatnya semakin muda umur dalam 2 Perempua 3 11,53
n
usia produktif, maka semangat dan tenaga
Total 26 100
untuk mengelola usahatani masih sangat
Sumber; Data Primer 2018
besar dan kuat. Begitupun sebaliknya
Jenis kelamin merupakan salah
semakin tua umur dalam usia produktif
satu indikator yang bisa mengukur
maka semakin berkurang tenaga dan
kemampuan dalam bekerja dan mengelola
keaktifan dalam mengelola usahatani.
usahatani, karena antara laki laki dan
Responden yang berada pada perempuan memiliki kapasitas dan
usia di atas 60 tahun yang masuk dalam kemampuan yang berbeda dalam bekerja.
usia non produktif yang masih memiliki Kebanyakan responden yang
semangat dalam mengelola usahatani. diwawancarai berjenis kelamin laki laki.
Hal ini menyebabkan pekerjaan dalam Tabel 5.3. Tingkat Pendidikan
mengelola usahatani dikerjakan dengan Responden
tenaga, waktu dan pikiran yang baik No Pendidikan Frekuensi Presentasi
( jiwa) (%)
sedangkan untuk urusan rumah tangga dan
pengelola keuangan bisa dibantu oleh sang 1 Tidak 1 3,87
sekolah
istri sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan 2 SD 8 30,77
untuk responden yang berjenis kelamin
3 SMP 6 23,07
perempuan memilih untuk mengurus
4 SMA 7 26,92
urusan rumah tangga sekaligus mengelola
usahatani karena sang suami berpergian 5 PT 4 15,38

merantau mencari pendapatan lain di Pulau Total 26 100


Kalimantan guna memenuhi kebutuhan Sumber data primer 2018
keluarga. Walaupun respondennya berjenis
Tingkat pendidikan seseorang
kelamin perempuan namun usahatani tetap
akan mempengaruhi kreativitas dan
berjalan karena sistem tenaga kerja di
kemampuan responden dalam menerima
daerah penelitian masih bersifat
inovasi serta dapat berpengaruh terhadap
gotongroyong dan kerja bersama antar
perilaku petani dalam mengelola
keluarga sehingga semua pekerjaan
usahataninya. Tingkat pendidikan yang
mengelola usahataninya tetap berjalan
paling banyak dicapai oleh responden
dengan baik.
adalah tamatan sekolah dasar, diikuti oleh
3. Tingkat Pendidikan
responden yang memiliki pendidikan
Karakteristik tingkat
sekolah menengah atas, kemudian
pendidikan responden dapat diketahui
dilanjutkan dengan pendidikan sekolah
dari tabel berikut
menengah pertama. Sebaran antara ketiga
tingkat pendidikan diatas tidak jauh
berbeda. Oleh karena itu hanya terdapat
sedikit pengaruh dari tingkat pendidikan
terhadap perilaku responden dalam
mengelola usahatani.
Petani yang memiliki tingkat 4. Pekerjaan
pendidikan yang tinggi akan lebih cepat Karakteristik tingkat
menguasai dan menerapkan teknologi pekerjaan utama responden dapat diketahui
yang diterima dibandingkan dengan petani dari tabel berikut :
yang berpendidikan rendah. Tingkat Tabel 5.4. Pekerjaan Utama Responden
pendidikan yang paling rendah di daerah No Pekerjaan Frekuensi Presentase
utama (jiwa) (%)
penelitian adalah tidak sekolah. Hal ini
dikarenakan pada waktu itu sekolah masih 1 Petani 24 92,30
sangat minim dan lebih memilih bekerja 2 Pegawai ( 2 7,70
PNS)
untuk membantu keluarga. Namun karena
Total 26 100
pengalamannya yang telah lama dalam
Sumber : data primer 2018
usahatani kakao maka pada saat sekarang
Pekerjaan utama responden
usahatani kakaonya diatur dan
menjadi salah satu indikator untuk bisa
dibudidayakan dengan baik. Tingkat
melihat perilaku petani dalam mengelola
pendidikan yang paling tinggi dalam
usahatani karena dari pekerjaan utama
penelitian adalah perguruan tinggi namun
dapat dilihat titik fokus pekerjaan yang
mereka harus bisa membagi waktu untuk
lebih digeluti oleh responden. Dari hasil
bekerja sebagai pegawai dan juga
wawancara yang dilakukan dapat diketahui
mengurus usahataninya. Singkatnya
bahwa kebanyakan responden berprofesi
mayoritas tingkat pendidikan yang tidak
sebagai petani sehingga lebih banyak
jauh berbeda antara tingkat pendidikan
waktu yang dilakukan untuk mengelola
sekolah dasar, sekolah menengah pertama
tanaman. Namun tidak bisa dipungkiri
dan sekolah menengah atas cukup baik
bahwa untuk daerah penelitian pola
sehingga penguasaan dan penerapan
pertanian masih tradisional dengan banyak
teknologi hasil pembelajaran dapat
tanaman yang dibudidayakan baik dalam
berjalan dengan lancar.
satu lahan maupun dalam banyak lahan
pertanian. Hal ini dapat menunjukan
bahwa walaupun profesi utama responden
sebagai petani namun tidak hanya satu
komoditas yang digeluti sehingga waktu, tanggungan kepala rumah tangga. Dari
tenaga, konsentrasi dan modal harus bisa hasi penelitian mengenai indikator jumlah
dibagi terhadap beberapa jenis usaha, oleh tanggungan keluarga dapat diketahui
karena itu belum dikatakan efektif dalam bahwa kebanyakan petani memiliki
suatu usaha. Sedangkan untuk responden jumlah tanggungan keluarga berkisar
yang mempunyai pekerjaan utama sebagai antara 3-5 orang yang terdiri dari istri dan
pegawai negeri sipil harus bisa membagi anak anak. Hal ini dapat menjelaskan
waktu antara pekerjaan utama dan bahwa jumlah anggota keluarga yang
usahataninya. Singkatnya semakin banyak ditanggung oleh petani tidak terlalu
fokus dan jenis usaha yang digeluti maka banyak dan bisa dipenuhi seluruh
semakin tidak efektif waktu, tenaga, dan tanggungan. Sedangkan terdapat juga
konsentrasi dalam mengembangkan responden yang memiliki anggota keluarga
usahtaninya. antara 6-7 orang. Responden ini umumnya
5. Jumlah Tanggungan Keluarga memiliki umur diatas 60 tahun. Hal ini
Jumlah anggota rumah tangga karena diyakini oleh mereka bahwa
responden dapat diketahui dari tabel semakin banyak anak semakin banyak
berikut rejeki dan tenaga kerja untuk membantu
Tabel 5.5. Jumlah Anggota Keluarga pekerjaan mereka. Besarnya jumlah
Responden anggota keluarga dapat mempengaruhi
No Tanggunga Frekuensi Persenta ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga
n keluarga ( jiwa ) se (%)
untuk kepentingan usahatani.
1 2 2 7,69 B. Perilaku Pengelolaan Budidaya
2 3-5 19 73,08 Kakao

3 6-7 5 19,23 1. Perilaku Penanaman


Perilaku penanaman meliputi
Total 26 100
periaku pembibitan dan juga perilaku
Sumber : data primer 2018
penanaman bibit kakao. Oleh karena itu
Jumlah tanggungan keluarga
dapat dibahas dengan urutan sebagai
merupakan jumlah seluruh orang yang
berikut :
berada dalam satu rumah yang menjadi
a. Proses Pemilihan Benih
Dari hasi wawancara dapat Tabel 5.8. Perlakukan Perkecambahan
diketahui perilaku atau kebiasaan Benih
responden dalam memilih biji yang akan Tindakan atau perilaku petani Rekomendasi
litbang
dijadikan bibit sesuai kebiasaan mereka
tampa melakukan sesuai dengan kaidah Cara Jumlah Persentase
persemaian responden (%)
atau standar pemilihan benih yang benih Karung
berkualitas. Semua responden menjelaskan (persemaian 13 50 basah
) karung Bedengan
bahwa biji kakao yang diambil untuk basah basah
dijadikan bibit adalah biji kakao yang (persemaian) 7 26,92
tahan basah
berada pada buah kakao yang besar. Untuk (tanam 4 15,38
proses penentuan buah kakao yang diambil langsung)
polybag
adalah buah kakao yang telah matang dan (tanam 2 7,69
berada pada pohon utama kakao, serta langsung )
lahan
berjarak 1 meter dari permukaan tanah.
Total 26 100
Biji kakao yang diambil hanya biji yang
Sebagian besar petani sudah melakukan
besar dan berada di tengah tengah buah persemaian benih yang sesuai dengan anjuran
kakao tersebut. Cara perkecambahan dari litbang sehingga dikatakan tindakan mereka
sudah cukup baik
benih
Sumber : data primer 2018

b. Jarak tanam pembibitan dan


naungan
Responden pada umumnya
melakukan jarak tanam pada pembibitan,
namun ukuran jarak tanamnya tidak pada
acuan yang baku. Mereka hanya
melakukan jarak tanam dengan perkiraan
bahwa semakin besar dan tinggi bibit
tanaman kakao maka semakin dilakukan
penjarakan antara satu bibit dengan bibit
yang lain. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa responden telah melakukan
perlakuan jarak tanam dengan cukup baik c. Waktu pembibitan
secara tradisional walaupun tidak Lamanya waktu pembibitan
mempunyai acuan jarak tanam pada tanaman kakao dari responden dapat
pembibitan yang real . dilihat pada tabel berikut:
Pembibitan membutuhkan Tabel 5.9. Lamanya Waktu Pembibitan
naungan untuk melindungi tanaman kakao Perilaku petani Rekomedasi
litbang
muda dari sengatan matahari yang
berebihan. Fungsi naungan adalah untuk Waktu Jumlah Persentasi Varietas Varietas
( responden (%) lindak mulia
mengatur cahaya sinar matahari masuk ke bulan)
pembibitan. Naungan dapat dibedahkan 1-2 2 8,33
3-5 8 33,33
menjadi naungan alami dan naungan 6-9 11 45,83 4-5 <6
buatan. Hasil wawancara memperihatkan >9 3 12,50 bulan bulan
Total 24 100
bahwa terdapat responden yang telah
Sebagian besar responden belum mengikuti
membuat naungan buatan dengan rekomendasi litbang
membuat pondok rumah pembibitan dari Sumber : data primer 2018
bahan daun kelapa dan bambu. Namun Terdapat responden yang
terdapat juga responden yang meletakan melakukan waktu pembibitan hanya dalam
pembibitan pada naungan alami berupa kurung waktu 2 bulan. Alasannya adalah
pohon yang rindang. Hal ini tentunya karena waktunya sangat berdekatan
menyusahkan mereka dalam mengatur dengan musim tanam pada waktu itu .
naungan alami untuk pencahayaan yang ditambah lagi karena kesibukannya
masuk. Alasan mereka adalah karena tak melakukan pekerjaan lain sehingga
punya waktu yang lebih untuk membuat terlambat melakukan pembibitan. Untuk
naungan. Oleh karena itu dapat dinyatakan responden yang memilih melakukan
bahwa perilaku petani dalam memberikan pembibitan lebih dari 9 bulan mempunyai
naungan pada saat pembibitan masih alasan bahwa waktu lebih dari 9 bulan
dilakukan secara tradisional namun sudah masa pembibitan sangatlah cocok karena
cukup baik dalam. akar dan batang serta daun bibit kakao
sudah cukup kuat dan tangguh untuk hidup
mandiri jika nanti sudah dipindahkan ke mereka jarak naman ini sangat ideal bagi
lahan pertanian. perkebunan kakao dan diimbangi dengan
d. Jarak tanam tanaman kakao ketersediaan unsur hara yang cukup serta
Jarak tanam tanaman kakao yang berada pada daerah dataran. Sedangkan
dilakukan oleh responden dapat dilihat responden yang memilih melakukan jarak
pada tabel berikut tanaman lebih dari 4x4 karena keadaan
Tabel 5.10. Jarak Tanam Tanaman lahan mereka yang sedikit miring dan juga
Kakao sudah terdapat tanaman komoditas lain
Tindakan atau perilaku petani Rekome yang berada pada lahan tersebut sehingga
ndasi
tanaman kakao dikasih jarak yang lumayan
litbang
besar. Oleh karena itu perlakuan responden
Jarak Jumlah Persentase Jarak
tanam respond (%) tanam menentukan jarak tanam jarak tanam
(m ) en sudah cukup baik sesuai dengan standar
2x2,5 1 3,85
kebiasaan jarak tanam. Walaupun dengan
2x3 1 3,85
2x4 1 3,85 2m x 4m pemikiran dan pengalaman yang sederhana
3x3 12 46,15 3m x 3m
namun mereka bisa melakukan jarak
3x3,5 1 3,85
3x5 1 3,85 tanaman yang bisa menghasilkan tanaman
4x4 2 7,69 kakao yang lumayan baik.
4x5 1 3,85
4x6 1 3,85
5x5 3 11,53
7x7 1 3,85
7x8 1 3,85
Total 26 100
50 % petani sudah mengikuti
rekomendasi litbang sehingga dapat
dikatakan perilaku mereka sudah
cukup baik

Sumber; data primer 2018


Jarak tanam yang dilakukan
oleh responden mengalami perbedaan yang
banyak. Kebanyakan responden memilih
jarak tanam 3x3 meter karena menurut
C. Perawatan Tanaman Kakao pemangkasan pada tanaman kakao dalah
Perawatan tanaman kakao pemangkaan secara circle atau melingkar
terdiri dari : pada pokok tanaman dan pemangkasan
a. Cara Pembersihan Gulma gulma secara keseluruhan pada lahan
Tabel 5.11. Cara Pembersihan kakao. Kebanyakan responden melakukan
Gulma pemangkasan gulma secara keseluruhan
Tindakan atau perilaku petani Rekome pada tanaman kakao yang sudah
nasi
menghasilkan, sedangkan untuk
litbang
mengendalikan kelembapan , digunakan
Cara Jumlah Persent
yang respond ase (%) tanaman penaung. Namun tak dipungkiri
digunaka en Secara pada tanaman yang belum menghasikan
n mekanik
Pangkas 5 19,23 kimiawi maka pemangkasan rumput menggunakan
sekitar cara circle. Terdapat responden yang
pohon (
sircle) melakukan pemangkasan rumput dengan
Pangkas 21 80,77 sacar circle pada tanaman sudah
secara
keseluruh menghasilkan. Alasannya karena sudah
an lahan menjadi kebiasannya, sehingga waktu dan
Tot 26 100
al tenaga yang digunakan untuk melakukan
Secara umum petani melakukan pemangkasan tanaman kakao lebih
pembersihan gulma secara
singkat. Oleh karena itu dapat dinyatakan
tradisional ( mekanik) dengan
cukup baik bahwa secara umum petani sudah
Sumber : data primer 2018 berprilaku pemangkasan gulma secara
Pemangkasan gulma sangat tradisional namun sudah cukup baik.
penting dalam usaha merawat tanaman b. Pemangkasan Tanaman Kakao
kakao. Pemangkasan gulma dilakukan Dari hasil wawancara semua
dengan tujuan menghindarkan tanaman responden mengatakan bahwa bagian
kakao dari hama atau penyakit dan juga pohon kakao yang dipangkas adalah tunas
mengendalikan kelembapan pada tanaman air tanaman kakao, ranting yang berlebihan
kakao. Cara melakukan pemangkasan pun atau menjongkok dan dahan atau batang
bervariasi , namun paling umum terjadi yang terserang hama atau penyakit.
Pemangkasan pohon kakao ini kebanyakan Sumber: data primer 2018
dilakukan dengan alat dan cara yang Kebanyakan responden mengatur
sederhana menggunakan parang. Dari hal hasil pembersihan gulma dan diletakan
diatas dapat dinyatakan bahwa perilaku pada rorak untuk bisa diuraikan menjadi
pemangkasan tanaman kakao dilakukan pupuk kompos yang nantinya akan ditebar
dengan alat dan cara yang tradisonal pada pohon kakao. Alasan pembuatan
namun sudah cukup baik perlakuannya. rorak agar lahan bisa tertata dengan rapi
c. Perilaku Terhadap hasil Pangkasan dan berbagai jenis hasil pangkasan dapat
dan Pembersihan Kebun Kakao dibenamkan dalam rorak. Berbeda dengan
Untuk melihat perilaku rorak, ada responden yang tidak jauh beda
responden terhadap hasil pembersihan jumlahnya memilih membiarkan hasil
kebun dan pemangkasan tanaman maka pembersihan gulma begitu saja pada lahan
dapat dilihat pada tabel berikut: karena menurut mereka walaupun
Tabel 5.12. Perilaku Terhadap Hasil dibiarkan begitu saja namun gulma hasil
Pangkasan pemangkasan bisa menutup tanah untuk
Tindakan atau perilaku Rekomen sementara sebelum diuraikan oleh
petani dasi
mikroorganisme. Oleh karena itu dapat
litbang
dikatakan bahwa perlakuan responden
Cara Jumlah Persent
perlaku respond ase (%) terhadap gulma hasil pemangkasan
an en Pembuata dilakukan dengan cara tradisinal dan sudah
Dibuat 11 42,31 n rorak
rorak dan dilakukan dengan baik. Walaupun terdapat
Dikum 5 19,23 gawangan perbedaan namun alasannya masuk akal
pul
pada dan bisa diterima.
pokok d. Teknologi Alat Yang Digunakan
pohon
Dibiark 10 38,46 Saat Pemangkasan dan
an Pembersihan Kebun.
begitu
saja Untuk mengetahui sejauh
Total 26 100 mana responden telah mengadopsi
Sebagian besar responden perilaku
teknologi maka dapat kita lihat data pada
masih bersifat tradisonal
tabel berikut :
Tabel 5.13. Teknologi Alat Yang Tabel 5.14. Jumlah pelaksanaan
Digunakan Pada Saat Pembersihan gulma Pembersihan Gulma Selama 1
dan Tanaman Kakao Tahun .
Tindakan atau perilaku Rekomen Tindakan atau perilaku Rekomen
petani dasi petani dasi
litbang litbang

Teknol Jumlah Persent Manual, Jumlah Jumlah Persent


ogi respond ase (%) mekanik, pembersi respon ase (%)
yang en kimiawi han den
digunak rumput 12 x
an per tahun setahun
Manual 21 80,77 1x 3 11,54
Mekani 5 19,23 2x 10 38,46
k atau 3x 3 11,54
mesin 4x 6 23,08
Total 26 100 6x 4 15,38
Sebagian besar petani menggunakan Total 26 100
teknologi alat yang sederhana Sebagian besar petani melakukan
(manual) sehingga perilaku mereka pembersihan gulma yang tidak sesuai
masih dikatakan tradisional dengan standar sehingga dikatakan
perilaku petani kurang baik dalam
Sumber : data primer 2018 penjadwalan pembersihan kebun
Pada umumnya melakukan
Sumber: data primer 2018
responden melakukan pembersihan gulma
Pembersihkan kebun harus
dan pohon kakao dengan alat manual
dilakukan secara berkalah sehingga kebun
berupa parang atau sabit. Namun ada juga
dapat terawat dengan baik. Biasanya
responden yang melakukan pembersihan
pembersihan kebun dilakukan oleh
gulma dengan menggunakan mesin
responden dengan tingkat keseringan yang
pemotong. Oleh karena itu dapat diambil
berbeda beda. Semakin banyak dilakukan
pengetahuan bahwa sebagian besar
pembersihan kebun makan semakin baik
responden belum memiliki alat mekanik
perilaku perawatan tanaman kakao. Dari
atau mesin pemotong untuk memudahkan
data di atas dapat diketahui bahwa banyak
pekerjaan mereka. Mereka lebih memilih
responden belum mengatur jadwal
menggunakan alat manual untuk
pembersihan kebun dengan baik. Karena
pembersihan kebun.
banyaknya pekerjaan yang dilakukan
selain merawat tanaman kakao. Oleh Tabel ini mau menjelaskan bahwa
karena itu dapat disimpukan bahwa sebagian besar petani tidak melakukan
perilaku pembersihan kebun dilakukan pemangkasan pemeliharaan dengan baik.
oleh petani secara tradisonal dengan Hal ini terbukti dengan adanya jumlah
kurang baik. pemangkasan pemeliharaan pertahun
e. Jumlah Pemangkasan Tanaman masih di bawah 6-8 kali pemangkasan. Hal
Kakao Per Tahun ini dikarenakan tidak adanya penjadwalan
Berikut ini adalah tabel waktu pemangkasan yang dilakukan dengan baik
pelaksanaan pemangkasan pohon kakao dan masih ada banyak pekerjaan
yang dilakukan oleh responden. memelihara tanaman lain selain tanaman
Tabel 5.15. Jumlah Pelaksanaan kakao di tempat penelitian.oleh karena itu
Pemangkasan Pohon Kakao Selama 1 dapat dinayatakan bahwa perilaku petani
Tahun dalam melakukan pemangkasan bentuk
Tindakan atau perilaku petani Rekomen masih dilakukan dengan cara tradisonal
dasi
yang kurang baik penjadwalannya.
litbang
f. Jenis Hama dan Penyakit Yang
Jumlah Jumlah Persent
pemangk respon ase (%) Menyerang Tanaman Kakao
asan den Petani
pohon /
tahun Semua responden menjawab hal
1x 1 3,85 6x- yang sama mengenai jenis hama dan
2x 8 30,77 8x/tahun
3x 3 11,54 penyakit yang menyerang tanaman kakao
4x 9 34,61 mereka. Hama - hama tersebut antara lain :
6x 2 7,69
penggerek buah kakao, penggerek batang,
12x 1 3,85
24x 2 7,69 kepik pengisap buah dan penyakit busuk
Total 26 100 buah. Dari data ini dapat dikatakan bahwa
Sebagian besar petani melakukan hamparan lahan pertanian kakao di
pemangkasan pohon kakao dibawah 6
kali dalam setahun maka dikatakan Kecamatan Wulanggitang secara merata
perilaku mereka tidak baik dalam diserang oleh hama dan penyakit yang
penjadwalan pemangkasan tanaman
kakao sama. Pemberantasan hama dan penyakit
secara tidak serentak antara satu petani
dengan petani yang lain menyebabkan Tindakan atau perilaku petani Rekomendasi
litbang
sulitnya menghilangkan hama dan
penyakit di kawasan ini. Jenis Jumlah Persentase
pupuk responden (%) Organic
g. Jenis Pupuk Yang Dilakukan Saat Kompos 16 61,54 Urea
Budidaya Tanaman Kakao. Kimia ( 2 7,69 SP36
urea) KCL
Pemupukan adalah salah satu Kompos 8 30,77
upaya untuk meningkatkan dan menambah dan
kimia
unsur hara yang tersedia dalam tanah bagi ( urea)
keberlangsungan tumbuh suatu tanaman. Total 26 100
Pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk Perilaku petani dalam memilih jenis pupuk
kimia dan pupun organik. Untuk tanaman masih dilakukan dengan pemikiran
tradisional atau sederhana
yang sudah menghasilkan kadar pupuk
Sumber : data primer 2018
yang diberikan juga hatus tepat dosis dan
Kebanyakan responden
tepat cara. Kadar pupuk urea untuk
melakukan budidaya kakao dengan hanya
tanaman yang sudah menghasilkan adalah
menggunakan pupuk organik dari hasil
220 gram per pohon pertahun. Sedangkan
pemangkasan dan penguburan kulit buah
pupuk kompos tidak mempunyai kadar
tanaman kakao itu sendiri. Alasan lebih
acuan yang tetap karena memiliki
memili pupuk organik adalah karena
kandungan yang lebih kecil dari pupuk
sejauh ini tanaman kakao tumbuh subur
kimia.
dan lebih perproduksi, serta tanahnya tetap
Untuk mengetahui jenis pupuk
lembab dan subur. Namun ada responden
yang dipakai responden dalam melakukan
juga yang lebih memilih menggunakan
budaya kakao maka dapat dilihat pada
pupuk kimia berjenis urea dan juga pupuk
tabel berikut :
kompos secara bersama - sama dalam
Tabel 5.17. Jenis Pupuk Yang Digunakan
budidaya pertanian kakaonya. Dari hal ini
Pada Tanaman Kakao
dapat dinyatakan bahwa secara garis besar
responden lebih banyak memilih untuk
tidak menggunanakan pupuk kimia. Dari
hasil wawancara dapat diketahui alasan
bahwa tidak adanya anggaran untuk 2. Pemanenan
membeli pupuk kimia dan beranggapan 1. Umur Perdana Panen
bahwa pupuk kimia dapat merusak tanah. Umur perdana pemanenan
hal diatas dapat menyatakan bahwa kakao dari responden dapat dilihat pada
perilaku petani dalam memilih jenis pupuk tabel sebagai berikut :
masih secara pemikiran yang tradisional Tabel 5.18 Umur perdana pemanenan
namun dilakukan dengan cukup baik Tindakan atau perilaku Rekomen
petani dasi
karena alasan tertentu.
litbang
h. Cara Melakukan Pemupukan
Umur Jumlah Persent
Organik dan Pupuk Kimia. pemane respond ase
Dari semua responden yang nan en (%)
(tahun)
melakukan pemupukan secara organik, 3-4 19 73,08
sebagian besarnya melakukan pemupukan 5-6 7 26,92 3-5 tahun
dengan cara membiarkan pupuk tersebut Total 26 100
berada diatas tanah, namun ada juga yang Sebagian besar petani sudah
mebenamkannya dalam tanah. Hal ini melakukan pemanenan perdana sesuai
dengan standar sehingga perilaku
dapat diambil keputusan bahwa mereka dikatakan sudah cukup baik
kebanyakan responden membiarkan pupuk
Sumber : data primer 2018
organik diatas permukaan tanah dan
Pemanenan merupakan
membutuhkan waktu yang lama bagi
tahapan pengambilan hasil pada pohon
pengurai untuk mengurai pupuk organik
untuk diproses kembali dan siap
tersebut. Sedangkan responden yang
dipasarkan. Pada umur tertentu tanaman
menggunakan pupuk kimia berjenis urea
kakao akan menghasilkan buah dan siap
melakukan pemupukan dengan cara circle
untuk dipanen namun pada awal
dan juga ditabur begitu saja pada pokok
pemanenan tentunya hasilnya lebih sedikit
tanaman. Dari hal diatas dapat dinyatakan
sampai pada tingkat umur produksi.
bahwa perilaku petani dalam meakukan
Kebanyakan responden menyatakan bahwa
pemupukan dilakukan secara tradisional
panen perdana tanaman kakao mereka
namun sudah cukup baik.
terjadi pada umur 3-4 tahun, namun
hasilnya masih sangat sedikit. Karena gala Mesin
Gun 26 100 mekani
kakao yang baik akan berproduksi
ting k
maksimal pada umur 5 tahun ke atas. bua
h
Sedangkan terdapat beberapa responden
Para 100
juga yang meakukan panen perdana pada ng 26
umur 5-6 tahun. Dari data ini dapat Tot 26 100
al
dijelaskan bahwa umur perdana panen Sebagian besar petani
sudah tanaman kakao sudah masuk dalam sudah memiliki alat panen
yang baik walaupun masih
kriteria baik karena biasanya budidaya secara manual sehingga
tanaman kakao memiliki waktu sampai 3 perilaku memilih alat
pemanenan sudah cukup
atau 4 tahun sampai tanaman kakao baik
menghasilkan buah siap untuk
Sumber : data Primer 2018
dipanenkan, namum tanaman kakao Dari hasil wawancara
maksimal berproduksi pada umur 5 tahun
mengenai alat panen yang digunakan,
ke atas. semua responden menjawab alat yang
2. Alat Pemanenan Yang
sama yaitu gunting gala, gunting buah dan
Digunakan parang. Semua responden melakukan
Berikut ini jenis alat
pemanenan dengan cara yang masih
yang digunakan responden pada
sederhana. Tidak ada alat mesin yang
saat pemanenan buah kakao yang
digunakan oleh semua responden. Hal ini
dilihat pada tabel berikut:
dikarenakan tak ada alokasi anggaran
Tabel 5.19 Jenis Alat
untuk membeli alat mesin pemanenan
Pemanenan yang Digunakan
buah kakao yang modern dan juga masih
Tindakan atau Rekom mempercayai tenaga kerja secara gotong
perilaku petani endasi
litbang royong yang masih terpelihara di kawasan

Jeni Juml Perse ini. Dari hal diatas dapat dinyatakan bahwa
s ah ntase Guntin perilaku petani dalam menggunakan alat
alat respo (%) g gala
nden panen masih dilakukan dengan cara yang
Guntin
Gun 26 100 g buah sederhana yaitu secara manual tampa
ting
adanya alat mekanik yang memadai.
3. Ciri Buah Siap Panen dan Cara 3. Pengolahan Setelah Pemanenan
Pemanenan Buah Kakao 1. Perilaku Cara Pengolahan
Dari hasil wawancara
Fermentasi merupakan suatu
mengenai ciri buah yang dipetik pada saat
tahap untuk menghilangkan cairan atau
pemanenan, semua responden menjawab
pulp buah kakao dengan cara mendiamkan
ciri yang sama yaitu buah yang sudah
biji kakao hasil pemanenan pada suatu
mengalami perubahan warna menjadi
tempat sebelum dilakukan pengeringan.
warna kuning secara keseluruhan. Hal ini
Fermentasi dilakukan untuk memperoleh
dapat menjelaskan bahwa semua
biji kakao kering yang bermutu baik, dan
responden telah memahami kriteria buah
memiliki cita rasa serta aroma khas cokat.
yang siap panen. Buah kakao yang siap
Biji yang kurang fermentasi ditandai
panen atau dipetik harus benar benar
dengan warna ungu,bertekstur pejal rasa
mengalami perubahan warna secara
pahit dan sepat, sedangkan yang
keseluruhan.
berlebihan fermentasi akan mudah pecah,
Sedangkan untuk indikator cara
warna coklat seperti coklat tua, dan cita
pemanenan, semua responden menjawab
rasa yang kurang.
cara yang sama yaitu memotong buah
Untuk mengetahui cara pengolaan
yang masak di tengah-tengah tangkai buah
setelah panen oleh responden maka dapat
tampa merusak bakal buah yang akan
dilihat pada tabel sebagai berikut :
tumbuh. Untuk buah yang berada pada
Tabel 5.20. Cara Pengolahan
dahan yang rendah dipetik menggunakan
Perilaku atau tindakan petani Rekomendasi
gunting buah atau parang, sedangkan buah litbang
yang berada pada dahan yang tinggi
Pengolahan Jumlah Presentase Fermentasi
digunakan gunting gala untuk tahap responden (%) Pencucian
Fermentasi 24 92,31 pengeringan
pemetikan. Dari hal diatas dapat
Tampa 2 7,69
dinyatakan bahwa perilaku petani dalam fermentasi
memilih buah yang siap panen dan cara Total 26 100

pemanenan sudah dilakukan dengan benar Sebagian besar responden telah melakukan
fermentasi dalam tahap pascapanen sehingga
walaupun masih secara tradisonal. perilaku mereka sudah baik
Sumber : data primer 2018 melakukan fermentasi maka dapat dilihat
Sebagian besar responden telah pada tabel berikut:
melakukan fermentasi. Alasan melakukan Tabel 5.21. Waktu Fermentasi
fermentasi karena dapat menghilangkan Tindakan atau perilaku Rekomenda
petani si litbang
cairan atau pulp pada biji kakao yang
mengakibatkan kelembapan biji kakao Wa Jumlah Presenta Varietas Variet
ktu responde si (%) lindak as
walaupun sudah dikeringkan. Namun ( n mulia
terdapat responden yang tidak melakukan hari
)
fermentasi tetapi langsung melakukan 2 4 16,67
pengeringan biji kakao dengan cara 3 6 25
4 9 37,5 5-7 hari 3-4
penjemuran. Alasan melakukan 5 4 16,67 hari
penjemuran langsung tampa adanya 7 1 4,16
Tot 24 100
fermentasi adalah karena hasil panen
al
mereka yang kurang banyak, dan Kebanyakan responden melakukan
fermentasi antara 3-5 hari senhingga
membutuhkan uang hasil panen yang cepat
dikatakan sudah cukup baik waktu
sehingga setelah pemanenan mereka yang disiapkan untuk fermentasi biji
kakao
langsung melakukan penjemuran. Untuk
diketahui bahwa pada saat pemasaran tidak Sumber : data primer 2018
ada pembedaan harga beli antara kakao Kebanyakan responden
yang difermentasi dan kakao yang tidak melakukan fermentasi selama 3 -5 hari .
difermentasi walaupun mutunya hal ini menandahkan sudah cukup baik
berbedaDari hal diatas maka dapat waktu yang digunakan dalam melakukan
dikatakan bahwa perilaku responden dalam fermentasi. Namun terdapat beberapa
pengolahan biji kakao setelah pemanenan responden yang melakukan fermentasi
sudah cukup baik karena lebih banyak dengan waktu 2 hari. Alasan melakukan
melakukan fermentasi sebelum melangka fermentasi hanya dalam waktu 2 hari agar
ke tahap pengeringan. waktu dalam tahap pengolahan menjadi
2. Waktu Fermentasi biji kakao kering tidak memakan waktu
Untuk mengetahui waktu yang lama. Dari hal diatas dapat
yang digunakan responden dalam dinyatakan bahwa perilaku petani dalam
menyiapkan waktu pada tahap fermentasi Tabel 5.22. Waktu Pengeringan Biji Kakao
dilakukan secara tradisional dengan Setelah Pemanenan
perkiraan mereka saja, namun sudah Wakt Jumlah Presenta Rekomend
u( respond si (%) asi litbang
masuk dalam kategori cukup baik.
hari) en
3. Perilaku Pengeringan Wakt Jumlah Presenta
u( respond si (%)
Semua responden berprilaku
hari) en
mengeringkan biji kakao hasil pemanenan 3 6 23,08 7-10 hari
dengan cara penjemuran dibawah terik 4 9 34.61
5 9 34,61
matahari. Hal ini dapat diambil kesimpulan 6 1 3,85
bahwa perilaku responden dalam tahap 7 1 3,85
Total 26 100
pengeringan masih dengan cara sederhana
Kebanyakan responden melakukan
yaitu dengan melakukan penjemuran.
pengeringan biji kakao kurang dari 7
Dalam tahap pengeringan ada sebagian hari sehingga perilaku pengeringan
belum cukup baik sesuai dengan
besar responden yang tidak melakukan
standar
sortasi atau pemilihan sampah kakao yang
Sumber : data primer 2018
sempat terikut dalam penjemuran.. Namun
Standar waktu penjemuran yang
ada beberapa responden yang telah
paling bagus adalah selama 7-10 hari, dan
mengubah perilakunya dengan melakukan
selama waktu penjemuran hamparan biji
sortasi buah dan membuang biji yang
perlu dibalik 1-2 jam sekali. Dari data di
rusak.
atas menunjukan bahwa waktu yang
4. Waktu Pengeringan
disiapkan oleh kebanyakan responden
Untuk mengetahui waktu
belum efektif karena berada di bawah
pengeringan biji kakao oleh responden
waktu efektif dalam pengeringan biji
maka dapat dilihat pada tabel berikut :
kakao. Perilaku dalam melakukan
pembalikan biji kakao selama penjemuran
pun belum bisa dikatakan baik karena
biasanya kebanyakan responden
melakukan penjemuran di pagi hari
kemudian pergi ke ladang atau lahan lain Tabel 5.31. Total Pembiayaan
untuk menyelesaikan pekerjaan lain. Jenis biaya Biaya(Rp) Biaya (Rp)
D. Pendapatan Usahatani per UT per Ha
Dalam usahatani kakao,
Sarana saprodi 100.000,00 67.560,00
besarnya biaya yang dilekuarkan oleh
responden tergantung dari jumlah dan Tenaga kerja 31.346,15 22.027,01
harga dari masing masing komponen
Transportasi 135.200,00 95.600,00
pembentuk biaya tersebut. Total biaya
pemasaran
yang dikeluarkan oleh petani kakao di
Biaya pajak 21.100,00 14.800,00
Kecamatan Wulanggitang dihitung dari
total biaya tenaga kerja luar keluarga, total Biaya 552.000 393.000,00
biaya sarana produksi dan total biaya penyusutan
pajak, total biaya transportasi dan biaya alat
penyusutan alat sehingga dapat diketahui Total biaya 839.646,15 592.987,01
total biaya secara keseluruhan seperti pada
Sumber : data pr imer 2018
tabel di bawah
1. Penerimaan Usahatani kakao
Untuk mengetahui total biaya maka dapat
Untuk mengetahui penerimaan
dilihat pada tabel berikut :
usahatani kakao maka dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 5.33. Penerimaan Responden
Selama 1 Tahun

Sumber data : primer 2018


Terdapat perbedaan harga jual sumbangan atau pendapatan petani dari
karena ada dua tempat penjualan yaitu hasil perkebunan kakao sudah sedikit
penjualan di desa dan di kota. harga jual membantu mengangkat dan meningkatkan
tersebut sesuai dengan harga jual pada saat kesejahteraan petani.
peneliti melakukan penelitian. Namun
KESIMPULAN DAN SARAN
harga jual tersebut tidak permanen.
A. Kesimpulan
Sewaktu waktu harga jual dapat berubah.
1. Perilaku petani kakao meliputi
Kebanyakan harga jual ditentukan pembeli
perilaku pembibitan, penanaman,
dalam artian ditentukan oleh tengkulak
perawatan, pemanenan,
atau pembeli.
pascapanen dan pemasaran
2. Pendapatan Usahatani Kakao
sebagian besar dilakukan tidak
Tabel 5.34. Pendapatan Usahatani
sesuai dengan rekomendasi litbang
Jenis Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
analisis Per UT per Ha pekerbunan Indonesia.

Penerimaa 14.584.228, 10.248.372, 2. Pada tingkat pendapatan petani


n 00 00 usahatani kakao di Kecamatan
Biaya 839.646,15 592.987,01 Wulanggitang cukup
menguntungkan. Hal ini
Pendapata 13.744.581, 9.653.384,9
n 85 9 ditunjukan dengan rata-rata
pendapatan yang diterima per
Sumber : data Primer 2018
usahataani adalah sebesar Rp.
Pendapatan usahatani adalah 13.744.581,85 atau per Ha sebesar
penerimaan usahatani dalam kurung waktu Rp. 9.653.384,99.
1 tahun dan dikurangi dengan total biaya. B. Saran
Pendapatan dari hasil penjualan biji kakao Perilaku petani dalam
digunakan petani untuk modal produksi mengelola usahatani yang masih
selanjutnya,memenuhi kebutuhan sehari sederhana dengan metode, alat,
hari dan sebagai sumber biaya bagi anak bahan, dan modal yang seadanya di
sekolah. Namun jika dilihat dari hasil tempat penelitian, maka saran yang
pengamatan menunjukan bahwa
dapat diberikan diantaranya Darwis,Khaeriyah.2017. Ilmu Usaha Tani
sebagai berikut : Teori dan Penerapan . Mediatama
BTS.Makassar.
1. Pemerintah melalui dinas
pertanian seharusnya Direktoral Jendral
Perkebunan.2015.Perkebunan
memberikan penyuluhan
Indonesia .Jakarta .
maupun pelatihan mengenai cara
Dewan Kerja Sama Ekonomi
usahatani kakao, sehingga dapat
Daerah.2018.Matriks Renstra
memberikan efek yang baik bagi Pengembangan Usaha Kakao
petani dalam melakukan Kabupaten Sikka. Indonesia. http: //
www. Kppod.org. diunduh 3 April
usahatani kakao.
2018.
2. Pemerintah dan petani kakao
Gilarso,T.2003. Pengantar Ilmu Ekonomi
bekerjasama untuk
Mikro. Kanusius .Yogyakarta.
meningkatkan mutu hasil
Hawkins.1999. Penyuluhan
produksi biji kakao kering dan
Pertanian.Kanisius.Yogyakarta.
melakukan pemasaran bersama
Kuheba,Jefier.D.Joackim& Paulus
sehingga harga jual tidak
Pangemanan,2016. Perbandingan
merugikan petani. Pendapatan Usahatani Campuran
DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan Pengelompokan Jenis
Tanaman, Agri-Sosioekonomi
Anwar.1991. Perilaku Konsumen . Remaja Unsrat, Vol XII : 77-90 .
Rosda Karya. Bandung.
Kurnianti,Dewi,2015. Perilaku Petani
Biro Pusat Statistik.2018.Produksi Coklat Terhadap Resiko Usahatani
Menurut Kabupaten /Kota di Kedelai di Jawai Selatan
Propinsi NTT. Indonesia. http:// Kabupaten Sambas.
Nusatenggaratimurprov.bps.go.id.
diunduh 3 April 2018. Kusumo R A Budi, Elly Rasmikayati,
Gema Wibawa Mukti.2018.
Biro Pusat Statistik .2018. Kabupaten Perilaku Petani Dalam Usahatani
Flores Timur Dalam Angka. Mangga Di Kabupaten Cirebon.
http://Florestimurkab.bps.go.id. Jurnal Pemikiran Masyarakat
Diunduh 3 April 2018. Berwawasan Agribisnis, Vol IV N0
2
Notoadmodjo.1997. Pengantar Ilmu Supit,Veki.Venje.R& Caroline,2016. Kajian
Perilaku.Gramedia. Jakarta. Dinamika Kelompok Tani
DalamPeningkatan Pendapatan
Patty Zeth,2012. Analisis Produktivitas dn Kecamatan Tomohon Timur Kota
Nilai pada Kelapa Tomohon, Society:Jurnal Ilmu
Rakyat,Angroforestri, Vol XIV, No Sosial &Pengolahan Sumber Daya
2 Pembangunan, Vol III
Pratiwi,Efrita Riandiani,2012. Perilaku Tobelo, Paulus Hernando,2014.Perilaku
Petani Dalam Mengelolah Lahan Petani Dalam Mengelolah Usaha
Pertanian di Kawasan Rawan Tani Kelapa di Desa Gosoma
Bencana Longsor. Kecamatan Tobelo Kabupaten
Rambe Sri Suryani,Bunaiyah Halmahera Utara.
Honorita.2011.Perilaku Petani Wahyuni , Sry Pujiharto,2017. Analisis
Dalam Usahatani Padi di Lahan Perilaku Petani Terhadap Resiko
Rawa Lebak . Proseding Seminar Usahatani, Agritec ,Vol XIX: 65-67.
Nasional Budidaya Pertanian
Walgito.1991. Psikologi Sosial. Andi
Sudrajat, Usep.Suwaji.2018. Ekonomi Offsed.Yogyakarta
Manejerial . Budi Utama.
Yogyakarta.

Sugiarto, Herlambang.Brastoro.R.Sudjana
& S.Kelan .2000.Ekonomi Mikro :
Sebuah Kajian Komprehensif. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai