Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS NILAI TAMBAH KOPRA DI KECAMATAN PATILANGGIO

KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO


Analysis of Additional Value of Coconut in Patilanggio Subdistrict District of Pohuwato
Gorontalo Province

Darmiati Dahar & Maharani


Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo
Email: titie.darmiati@gmail.com

ABSTRACT

One of the coconut producing areas in Gorontalo Province is Pohuwato District. Subdistrict Patil-
anggio is one of subdistrict in Pohuwato District that has a high enough production. Coconut plants
are still be the main plant in this area. The purpose of this research are to know coconut productivity
and value added obtained by farmers (from the processing of coconuts into copra). Data analysis
used is analysis of productivity calculation and value added analysis of coconut with hayami meth-
od. The study was conducted in Patilanggio Subdistrict by selecting 3 (three) villages with the most
farmers, namely: Manawa Village, Suka Makmur Village, and Dulomo Village. The results obtained,
namely: 1) Productivity of coconut in District Patilanggio based on results if data obtained 1.7 tons /
ha. 2). The added value obtained from processing coconut into copra is Rp. 1,547,46 / kg with added
value ratio obtained for 55,57%. This means if the value of the product by 1 unit increases the added
value obtained at 0.5557 units. An added value ratio of more than 50% is said to be high. It means
that the processing of coconut into copra has high added value.

Keywords: Added Value, Coconut, Copra, Hayami Methods, Productivity.

PENDAHULUAN adalah potensi yang ada belum dapat dimanfaat-


Salah satu komoditas perkebunan yang kan secara maksimal sehingga belum mampu
memiliki banyak manfaat adalah kelapa. Mas- berperan aktif dalam meningkatkan kesejahter-
yarakat mengenal kelapa sebagai pohon ke- aan masyarakatnya. Masyarakat Kecamatan Pa-
hidupan karena setiap bagian dari pohon kelapa tilanggio umumnya melakukan pengembangan
dapat dimanfaatkan. Berdasarkan hal tersebut pada produk olahan dari kelapa dan hasil samp-
dapat disimpulkan bahwa buah kelapa dan ba- ingannya atau produk turunannya. Produk-pro-
gian pohonnya dapat diolah menjadi berbagai duk tersebut antara lain seperti nata de coco,
macam produk. Selain itu, tanaman kelapa juga serat sabut, arang, minyak goreng, dan kopra.
dikenal sebagai tanaman sosial karena lebih dari Umumnya, bagi petani kelapa di Kecamatan
95 persen usahataninya dilakukan oleh petani Patilanggio memanfaatkan buah kelapa sebagai
(Nurdiani, 2015). produk turunan menjadi kopra.
Salah satu daerah penghasil kelapa di Umumnya petani kelapa di Kecamatan
Provinsi Gorontalo adalah Kabupaten Pohuwa- Patilanggio tidak menjual produksinya dalam
to. Jumlah produksi dari tahun ke tahun men- bentuk kelapa biji, tetapi menjual dalam bentuk
galami peningkatan yang cukup berarti. Kabu- produk olahan. Kondisi masyarakat petani ke-
paten Pohuwato terdiri atasa 13 Kecamatan yang lapa di Kecamatan Patilanggio yang mengolah
juga sebagai penghasil kelapa. Kecamatan yang banyak mengolah produk turunan kelapa menja-
memiliki produktivitas cukup tinggi di Kabupat- di kopra inilah yang menjadi dasar bagi peneliti
en Pohuwato yaitu Kecamatan Patilanggio. Ta- untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.
naman kelapa masih menjadi tanaman unggulan Petani kelapa di Kecamatan Patilanggio melaku-
di daerah ini. kan usaha yang meningkatkan nilai tambah dari
Potensi kelapa yang luar biasa dapat produk awal. Pengolahan buah kelapa menjadi
dikembangkan bagi peningkatan ekonomi mas- kopra sebagai pilihan petani karena didasarkan
yarakat. Namun sayangnya kondisi yang terjadi pada kemudahan dalam melakukan pengolahan.

JSEP Vol 11 No. 2 Juli 2018 31


Selain itu, kopra juga memiliki nilai ekonomi lapa, yaitu Desa Suka Makmur, Desa Manawa,
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelapa dan Desa Dulomo. Ketiga desa ini dipilih secara
biji. Nilai tambah kelapa dalam penelitian ini sengaja dengan pertimbangan banyaknya petani
diartikan sebagai peningkatan nilai pengolah- kelapa yang mengelolah kopra yang berada di
an kelapa menjadi kopra. Penelitian yang akan ketiga desa tersebut.
dilaksanakan yaitu tentang “Analisis Nilai Tam-
bah Kelapa di Kecamatan Patilanggio”. HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa penelitian terdahulu telah Gambaran Umum Lokasi Penelitian
dilakukan terkait nilai tambah produk kopra di- Kabupaten Pohuwato terletak antara
antaranya adalah Neeke dkk (2015), Pohan dkk 00.22’ - 00.57’ Lintang Utara dan 1210.23’ -
(2012). Hasil analisis kedua penelitian tersebut 1220.19’ Bujur Timur. Secara geografis ber-
cenderung bervariatif. Menurut Neeke (2015), batasan langsung dengan Kabupaten Buol
nilai tambah kopra sebesar Rp 956/kg, sedang- (Sulawesi Tengah) dan Kecamatan Sumalata
kan menurut Neeke (2012) nilai tambah kopra (Kabupaten Gorontalo Utara) di sebelah utara.
sebesar Rp 1026/kg. Namun demikian, keduan- Sementara di sebelah timur berbatasan dengan
ya menggunakan tenaga kerja yang cenderung Kecamatan Mananggu (Kabupaten Boalemo), di
berbeda. sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tomini
Tujuan dari penelitian ini, adalah menge- dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupat-
tahui produktivitas kelapa di daerah penelitian; en Parigi Moutong (Sulawesi Tengah) dan Ka-
dan mengetahui nilai tambah (value added) yang bupaten Buol (Sulawesi Tengah).
diperoleh petani dari pengolahan kelapa menjadi Luas wilayah yang dimiliki oleh Kabupat-
kopra di daerah penelitian. en Pohuwato adalah 4.244,31 km2 atau 36,77%
Beberapa penelitian terdahulu tentang dari total luas Provinsi Gorontalo (BPS Kabu-
nilai tambah telah dilakukan oleh Helda (2004) paten Pohuwato, 2016).
dan Daryanto (2015). Pada Intinya penelitian Kecamatan Patilanggio merupakan salah
nilai tambah adalah adanya pangsa tenaga ker- satu dari 13 Kecamatan di Kabupaten Pohuwato.
ja yang digunakan dalam agroindustry tersebut. Kecamatan dengan luas wilayah 298,79 km2 ini
Hal ini penting karena agroindustry menekankan memiliki batas-batas desa sebagai berikut: Sebe-
pada pelibatan tenaga kerja dalam keluarga. lah utara berbatasan dengan Kecamatan Taludi-
ti, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
METODE PENELITIAN Duhiadaa, sebelah selatan berbatasan dengan
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Teluk Tomini dan sebelah barat berbatasan den-
Patilanggio dengan pertimbangan bahwa keca- gan Kecamatan Randangan. Sebagian besar
matan ini terdapat banyak petani kelapa dalam wilayah Kecamatan Patilanggio berupa daerah
yang mengolah kelapa menjadi kopra. Penelitian dataran dan DAS (Daerah Aliran Sungai). Desa
ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Desa
Oktober 2017. Iloheluma dan yang terkecil adalah Manawa.
Penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif untuk membandingkan nilai Produktivitas Kelapa
produksi kelapa dengan luas areal kelapa dan Analisis data yang digunakan untuk men-
metode analisis Hayami untuk menganalisis getahui produktifitas kelapa, yaitu memband-
nilai tambah yang diperoleh petani dan pengolah ingkan nilai produksi kelapa dengan luas areal
kopra dari pembuatan kopra di daerah penelitian. kelapa. Produktivitas dapat dihitung berdasarkan
Metode ini digunakan karena metode ini dapat menurut umur tanaman dan juga berdasarkan
digunakan dalam menganalisis nilai tambah usa- luas lahan. Dari penelitian ini, perhitungan atau
ha pengolahan produk pertanian. Komponen da- analisis data untuk produktivitas kelapa dihitung
lam perhitungan nilai tambah terdiri dari ouput, berdasarkan luas lahan. Hal ini dikarenakan un-
input, harga, penerimaan dan keuntungan. tuk menghitung produktivitas kelapa berdasar-
Kecamatan Patilanggio terdiri atas 6 desa kan umur tanaman, data yang diperlukan tidak
yaitu Desa Suka Makmur, Desa Dulomo, Desa terpenuhi. Tidak adanya data ini disebabkan
Manawa, Desa Balayo, Desa Dudepo, dan Desa petani kelapa umumnya tidak melakukan pen-
Iloheluma. Masing- masing desa diambil sampel catatan berkaitan dengan usahatani yang digelu-
dari jumlah penduduk yang banyak petani ke- tinya.

32 JSEP Vol 11 No. 2 Juli 2018


Produktivitas kelapa di Kecamatan Patil- hitungan nilai tambah dapat dilihat proses pro-
anggio dihitung berdasarkan data yang diperoleh duksi yang menaikkan atau menurunkan nilai
dari Badan Pusat Statistik. Data tersebut yai- tambah. Perhitungan dengan metode hayami
tu luas areal/lahan kelapa dan jumlah produksi memperhitungkan bahan baku, tenaga kerja, dan
yang diperoleh pada tahun tertentu. Berdasarkan sumbangan input lainnya. Nilai tambah kelapa
data- data tersebut kemudian diperoleh produkti- yang diperoleh petani dari mengolah kopra di
vitas kelapa di Kecamatan Patilanggio. Kecamatan Patilanggio disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Produktivitas Kelapa Berdasarkan Luas Tabel 2. Nilai Tambah Kopra.


Areal di Kecamatan Patilanggio, Kabu- Jumlah
paten Pohuwato Tahun 2016. No. Variabel
(Rp)
Uraian Satuan Nilai I Output, Input & Harga
Luas Areal Ha 1.650,50 1 Hasil Produksi (Kg) 657,44
Produksi Ton 2.805,85 2 Bahan Baku (Kg) 1.933,33
Produktivitas Ton/Ha 1,7 3 Tenaga Kerja (HOK/bulan) 168
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato, 2017
4 Faktor Konversi 0,34
Petani kelapa yang ada di Kecamatan Pa- 5 Koefisien Tenaga Kerja 0,085
tilanggio pada umumnya menjual hasil produksi Langsung (HOK/kg)
kelapa dalam bentuk kelapa secara langsung, juga 6 Harga Output (Rp/Kg) 8.188,89
ada petani kelapa yang menjual hasil produksi 7 Upah rata – rata 1.666,67
kelapa dalam bentuk kopra. Hal ini dilakukan
dengan harapan petani memperoleh nilai tambah Tenaga Kerja (Rp/HOK)
yang lebih tinggi dibandingkan dengan menjual II Pendapatan dan Keuntun-
kelapa secara langsung. Hasil perhitungan pro- gan
duktivitas kelapa menunjukkan nilai yang cukup 8 Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 1.237,22
tinggi. Produktivitas kelapa di Kecamatan Patil-
9 Harga Input Lain (Rp/Kg) 0
anggio sebesar 1,7 ton/ha. Nilai ini cukup tinggi
dibandingkan dengan daerah provinsi lainnya. 10 Nilai Output (Rp/Kg) 2.784,68
Hal ini dikarenakan memang di wilayah Provin- 11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 1.547,46
si Gorontalo, khususnya Kabupaten Pohuwato b. Rasio Nilai Tambah (%) 55.57
masih sangat banyak terdapat tanaman tahunan, 12 a. Pendapatan TK Langsung 144,83
baik kelapa sawit maupun kelapa dalam. (Rp/Kg)
Berdasarkan analisis data yang dilakukan
b. Pangsa TK Langsung (%) 9,36
diperoleh nilai produktivitas rata- rata kelapa di
lokasi penelitian yaitu 1,04 ton/ha. Perhitungan 13 a. Keuntungan (Rp/Kg) 1.402,63
produktivitas ini diperoleh dari perbandingan b. Tingkat Keuntungan (%) 50,36
antara rata-rata produksi kelapa dengan luas lah- III Balas Jasa Pemilik Faktor
an kelapa yang dimiliki petani responden. Nilai Produksi
ini termasuk produktivitas kelapa yang tinggi 14 Marjin (Rp/Kg) 1.547,46
karena dapat dikatakan sebagian besar produkti-
a. Pendapatan TK Langsung 9,36
vitas kelapa Kecamatan Patilanggio berada di 3
(%)
(tiga) wilayah/ desa lokasi penelitian.
b. Sumbangan Input Lain 0
Analisis Nilai Tambah Kelapa (%)
Perhitungan nilai tambah yang dilaku- c. Keuntungan Perusahaan 90,64
kan oleh petani dalam pengolahan kopra di (%)
Kecamatan Patilanggio dengan tujuan untuk Sumber: Data Primer, 2017
mengukur besarnya nilai tambah yang diper-
Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh,
oleh petani. Nilai tambah kelapa menjadi kopra
diketahui bahwa nilai tambah yang diperoleh
pada penelitian ini dikaji dengan menggunakan
pengolah kopra adalah sebesar Rp. 1.547,46/kg
metode Hayami. Dengan adanya analisa per-
dengan rasio nilai tambah yang diperoleh sebe-

JSEP Vol 11 No. 2 Juli 2018 33


sar 55,57%. Hal ini berarti apabila nilai produk anggio secara umum (berdasarkan data BPS un-
sebesar 1 satuan bertambah maka nilai tambah tuk tahun 2016) diperoleh 1.7 ton/ha dan secara
yang diperoleh sebesar 0,5557 satuan. Rasio khusus (hasil olah data responden) 1.04 ton/ha.
nilai tambah yang lebih dari 50% dikatakan ting- Nilai tambah yang diperoleh dari pengola-
gi. Berarti bahwa pengolahan kelapa menjadi han kelapa menjadi kopra sebesar Rp. 1.547,46/
kopra memiliki nilai tambah yang tinggi. Hasil kg dengan rasio nilai tambah yang diperoleh se-
ini didukung oleh Neeke (2015) bahwa hasil besar 55,57%. Hal ini berarti apabila nilai pro-
dari pengolahan kelapa menjadi kopra member- duk sebesar 1 satuan bertambah maka nilai tam-
ikan nilai yang positif. Selain itu, nilai tambah bah yang diperoleh sebesar 0,5557 satuan. Rasio
pada penelitian ini tinggi disebabkan karena nilai tambah yang lebih dari 50% dikatakan ting-
dalam pengolahannya tidak ada sumbangan in- gi. Berarti bahwa pengolahan kelapa menjadi
put lain. Menurut Nurdiani (2015) bahwa rasio kopra memiliki nilai tambah yang tinggi.
nilai tambah dipengaruhi oleh nilai output per Pangsa tenaga kerja agroindutsry sebesar
kg dan sumbangan input lain. Untuk merubah 9,36%. Artinya dari nilai tambah yang didapa-
kelapa menjadi kopra tidak membutuhkan input tkan 9,36% digunakan untuk membayar tenaga
lain yang besar. Metode yang digunakan untuk kerja yang pada umumnya berasal dari dalam
membuat kopra merupakan metode dengan sinar keluarga.
matahari. Metode ini cukup murah karena tidak Perlunya upaya dan bantuan dari pemerin-
membutuhkan biaya besar. Sebenarnya, terdapat tah setempat dalam hal pengelolaan kelapa, bah-
cara lain untuk memproduksi kopra yaitu dengan kan mengelola produk turunan dari kelapa yang
pemanas buatan (api). Namun demikian, metode lainnya.
ini jarang digunakan karena selain menggunakan Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk
tambahan bahan penunjang, juga membutuhkan melakukan analisis berkaitan nilai tambah kela-
tenaga kerja yang lebih banyak. Namun demiki- pa dengan produk turunan yang lainnya semisal
an metode penggunaan api memiliki konsistensi arang dan minyak kelapa.
hasil yang lebih tinggi dibandingkan metode pe-
manasan sinar matahari. DAFTAR PUSTAKA
Perhitungan nilai tambah dengan meng- Alam, Heldy Vanni. 2005. Analisis Nilai Tam-
gunakan metode Hayami juga menghasilkan bah Produk Agroindustri Berbasis Kelapa
proporsi balas jasa terhadap tenaga kerja, sum- Terhadap Pendapatan Petani di Kabupat-
bangan input lain dan keuntungan bagi pemilik en Gorontalo. Tesis. Universitas Hasanu-
usaha. Keuntungan yang diperoleh dari pengo- ddin. Makassar.
lahan kelapa menjadi kopra adalah sebesar Rp.
1.402,63/Kg dengan rasio keuntungan sebesar Awang, S.A. 1991. Kelapa Kajian Sosial
50,36%. Rasio ini berarti apabila nilai tambah Ekonommi. Aditya Media: Yogyakarta.
meningkat satu satuan maka keuntungan yang
diperoleh sebesar 0,5036 satuan. Ini menunjuk- Daryanto, dkk. 2015. Analisis Nilai Tambah Us-
kan keuntungan yang diperoleh petani cukup aha Tempe di Kabupaten Bogor. Prosiding
tinggi. Hal ini didukung oleh Pohan, dkk (2012) Seminar Nasional. Yogyakarta. Univeris-
bahwa tingkat keuntungan dikatakan sangat un- tas Gadjah Mada.
tung apabila lebih dari 50%, yang berarti petani
telah mendapatkan keuntungan yang besar. Helda, 2004. Analisis Nilai Tambah Pengolahan
Selanjutnya pangsa tenaga kerja yang se- Ikan Teri di Pulau Pasaran, Provinsi Lam-
besar 9,36%. Artinya dari Rp 1,547/kg margin pung. Skripsi. Bogor. Institut Pertanian
tersebut, 9,36% digunakan untuk membiaya Bogor.
tenaga kerja, dan sisanya merupakan keuntun-
gan perusahaan. Tenaga kerja tersebut rata-rata Mahmud, Z dan Ferry, Y. 2005. Prospek Pengo-
merupakan tenaga kerja dalam keluarga. Artinya lahan Hasil Samping Buah Kelapa. PERS-
100% keuntungan akan merupakan keuntungan PEKTIF – Volume 4 Nomor 2, Desember
keluarga pengusaha agroindustry. 2005: 55 – 63.

SIMPULAN Neeke, H., M. Antara, A. Laapo. 2015. Anali-


Produktivitas kelapa di Kecamatan Patil- sis Pendapatan dan Nilai Tambah Kelapa

34 JSEP Vol 11 No. 2 Juli 2018


Menjadi Kopra Di Desa Bolubung Keca-
matan Bulagi Utara Kabupaten Banggai
Kepulauan. Jurnal e-J.Agrotekbis. Vol-
ume 4: 532-542.

Nurdiani, 2015. Profitabilitas Usaha Pengolahan


dan Nilai Tambah Produk Minyak Kela-
pa (Studi Kasus: Tiga Usaha Pengolahan
Minyak Kelapa di Kabupaten Ciamis).
Skripsi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Pohan, I.P., L.Sihombing, , T. Sebayang . 2012.


Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran
Kopra (Kasus Desa Silo Baru, Kecamatan
Silau Laut, Kabupaten Asahan). Jurnal.
USU.

Setiawan, 2002. Kajian Produktivitas dan Nilai


Tambah Pengolahan Kelapa Sawit (Stu-
di Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara
XIII). Skripsi. Bogor. Institut Pertanian
Bogor.

Setyamidjaja, 2008. Bertanam Kelapa. Kanisius:


Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuan-


titatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Vinifera, 2006. Analisis Tataniaga Komoditi Ke-


lapa Kopyor (Studi Kasus: Desa Ngagel,
Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati,
Jawa Tengah). Skripsi. Bogor. Institut
Pertanian Bogor.

JSEP Vol 11 No. 2 Juli 2018 35

Anda mungkin juga menyukai