Neprianus Siloto
Welson M. Wangke
Theodora M. Katiandagho
ABSRACT
This study aims to see the comparison of income that is located in Paslaten Village
between copra clay farmers and dried copra farmers. This research was conducted in March 2016
until August 2016. The data used in this research is using direct interview with 10 (Ten) ie 5
respondents of Copra smoke farmer and 5 respondents of Copra Drying farmers. The data
obtained will be tabulated and analyzed in a quantitative and descriptive way. The results of this
study indicate the average total income of peanut copra farmers is Rp. 5,371,671.26 in one
production, while the average total income of dried coconut copper is Rp. 2,533,740.30 in one
production.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan pendapatan yang bertempat di Desa
Paslaten antara petani kopra Asap dan petani Kopra jemur. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret 2016 hingga Agustus 2016. Data yang digunakan porposive Sampling Penelitian ini
dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan 10 (Sepuluh) yaitu dengan 5 orang
responden petani Kopra asap dan 5 responden petani Kopra jemur. Data yang diperoleh akan
ditabulasi dan di analisis secara Kuantitatif dan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-
rata total pendapatan petani kopra Asap adalah Rp. 5.371.671,26 dalam satu kali produksi,
sedangkan rata-rata total pendapatan petani kopra jemur adalah Rp. 2.533.740,30 dalm satu kali
produksi.
317
Perbandingan Pendapatan Petani.................................(Neprianus Siloto, Welson Wangke, Theodora Katiandagho)
318
Agri-SosioEkonomiUnsrat,ISSN 1907– 4298 ,Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 317 - 322
sebanyak 5 petani kopra asap dan 5 petani kopra berbatasan dengan Desa Paslaten, sebelah
jemur. selatan berbatasan dengan Laut Sulawesi,
sebelah barat berbatasan dengan Desa Wawona
Konsep Pengukuran Variabel Bajo. Luas Wilayah Desa Paslaten Satu adalah
Variabel yang akan di ukur dalam 2315 ha, dengan jumlah penduduk 1010 jiwa.
penelitian ini adalah sebagai berikut : Sebagian besar mata pencaharian penduduk
1. Identitas petani. desa Paslaten Satu yaitu berasal dari sektor
2. Jumlah pohon kelapa yang di kelolah. pertanian, karena sebagian besar lahan di Desa
3. Proses pengolahan buah kelapa. Paslaten Satu merupakan lahan pertanian,
a. Cara pengolahan termasuk tanaman kelapa.
b. Waktu pengolahan
4. Jumlah produksi kopra satu kali proses Karakteristik Responden
produksi.
5. Harga kopra per 100 kg. Umur Responden
6. Tenaga kerja yang di gunakan, baik dari Umur mempengaruhi kemampuan
dalam keluarga maupun di luar keluarga seseorang untuk bekerja secara fisik dan dalam
dan besarnya upah yang di berikan. pengambilan keputusan. Hasil penelitian
7. Peralatan yang di gunakan selama proses menunjukkan bahwa umur ada kaitannya
produksi serta besarnya sewa alat atau harga dengan pengalaman seseorang termasuk petani
alat tersbut. itu sendiri. Petani yang berumur lebih tua
8. Keuntungan/pendapatan yang di peroleh cenderung memiliki pengalaman lebih banyak
dari usahatani. dibandingkan degan petani yang berumur lebih
muda. Sedangkan akses terhadap informasi
Metode Analisis Data baik petani yang berumur muda dan berumur
Data yang di peroleh di tabulasi dan di tua memiliki kemudahan yang sama, sehingga
analisis secara kuantitatif dan deskriptif. informasi yag diterima tidak tergantung pada
a. Total Penerimaan (Total Revenue/TR ). umur petani melainkan pada kemajuan
Total penerimaan = harga kopra x jumlah teknologi yang dapat dijangkau di Desa
kopra Paslaten Satu, salah satunya adalah informasi
TR = P x Q harga kopra baik di tingkat pedagang
Dimana: pengumpul maupun di industri pengolah kopra.
P = harga kopra asap/jemur per 100 kg
Q = jumlah kopra asap/jemur per 100 kg Tabel 1. Umur Responden
b. Total Biaya (Total Cost/TC ). Jumlah Responden
Petani
Total biaya = Biaya tetap + Biaya variabel No Umur
Kopra Presentase
Petani
Presentase
TC = FC + VC. Kopra Jemur
Asap
Dimana: 1 36 – 50 4 80 4 80
2 51 – 63 1 20 1 20
Biaya tetap : sewa lahan/pajak lahan. Total 5 100 5 100
Biaya variabel: biaya tenaga kerja, biaya alat, Sumber : Diolah dari data primer (2017)
: biaya transportasi
c. Pendapatan Usahatani. Tabel 1 menunjukan bahwa responden
Pendapatan Usahatani = Total Penerimaan petani kopra jemur dan petani kopra asap paling
= Total Biaya. banyak berada pada umur 36 sampai 50 tahun,
berjumlah 8 responden dengan presentase 80%
sedangkan pada umur 51 sampai 63 tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN hanya berjumlah 2 responden dengan jumlah
presentase 20%.
Deskripsi Wilayah Penelitian
Desa Paslaten Satu merupakan salah Tingkat Pendidikan
satu desa yang ada di Kecamatan Tatapaan Tingkat pendidikan responden sangat
Minahasa Selatan. Sebelah Utara berbatasan berperan dalam menentukan jenis usaha,
dengan Kawasan Hutan Lindung, sebelah timur pengalokasian input dan semua yang berkaitan
319
Perbandingan Pendapatan Petani.................................(Neprianus Siloto, Welson Wangke, Theodora Katiandagho)
dengan proses produksi. Tingkat pendidikan dan 3 responden memiliki tanggungan keluarga
responden bervariasi mulai dari SD sampai lebih dari 4 orang dengan persentase sebesar
dengan tingkat pendidikan SMA. Untuk melihat 60%.
jumlah responden berdasarkan tingkat
pendidikan di Desa Paslaten satu Kecamatan Jumlah Pohon Kelapa yang Dikelola
Tatapaan dapat dilihat pada Tabel 2. Responden
Perbedaan jumlah pohon kelapa yang
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Responden dikelola petani akan berpengaruh pada pendapatan
No Tingkat Jumlah Responden petani. Jumlah pohon kelapa mempengaruhi
Pendidikan Petani Presentase Petani Presentase
Kopra (%) Kopra (%) produksi, biaya dan penggunaan tenaga kerja
Asap Jemur dalam melakukan proses produksi. Jumlah pohon
1 SD 1 20 1 20 kelapa yang dikelola responden selama proses
2 SMP 2 40 4 80 produksi dapat dilihat pada Tabel 4.
3 SMA 2 40 - -
Total 5 100 5 100
Sumber : Diolah dari data pimer (2017) Tabel 4. Jumlah Pohon Kelapa yang Dikelola oleh Petani
No Responden Kopra Asap Kopra Jemur
Bedasarkan Tabel 2 menunjukan 1 177 20
sebagian besar responden berpendidikan SMP 2 177 71
dan SMA, dimana untuk responden petani 3 204 177
kopra jemur paling banyak berpendidikan SMP 4 204 204
berjumlah 4 responden dengan jumlah 5 510 612
presentase 80 % dan untuk petani kopra asap Total 1.272 1.084
yang berpendidikan SMP berjumlah 2 orang Rata-rata 254,4 216,8
dengan jumlah presentase 40 %. Sumber : Diolah dari data primer, 2017
320
Agri-SosioEkonomiUnsrat,ISSN 1907– 4298 ,Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017 : 317 - 322
Tabel 5. Biaya Penyusutan Alat-alat Pertanian Kopra Asap Tabel 7 menunjukan total biaya produksi
dan Kopra Jemur
Petani Kopra Asap Petani Kopra Jemur
petani kopra yang ada di Desa Paslaten satu
Uraian Jumlah Jumlah biaya Jumlah Jumlah biaya Kecamatan Tatapaan, yaitu total biaya tetap di
alat (Rp) alat (Rp) tambah dengan total biaya variabel. Total biaya
Biaya produksi petani kopra asap adalah Rp
Penyusutan 33 170.000,00 25 130.000,00
Alat
36.250.000,00 dengan rata-rata biaya produksi per
Biaya Rata- 26.000,00 petani sebesar Rp 7.250.000,00 dan total biaya
34.000,00
rata/ petani produksi petani kopra jemur adalah Rp
Sumber : Diolah dari data primer, 2017 43.092.000,00 dengan rata-rata biaya produksi per
petani sebesar Rp 8.618.000,00.
Data pada Tabel 5 menunjukan bahwa
untuk biaya penyusutan alat-alat pertanian untuk Penerimaan Petani Kopra
petani kopra yang ada di Desa Paslaten Satu. Penerimaan petani adalah perkalian antara
Biaya penyusutan alat-alat pertanian petani kopra jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual
asap adalah Rp 170.000,00 dengan jumlah alat produk. Jumlah produksi dan penerimaan petani
sebanyak 33 dan rata-rata biaya penyusutan alat- di Desa Paslaten Satu Kecamatan Tatapaan bahwa
alat pertanian dalam satu kali produksi sebesar Rp dalam satu musim panen dapat dilihat pada Tabel
34.000,00 dan biaya penyusutan untuk petani 8. Tabel 8 menunjukan jumlah produksi petani
kopra jemur adalah Rp 130.000,00 dengan jumlah kopra asap 5.937 kg dengan total penerimaan
alat sebanyak 25 dan rata-rata biaya penyusutan petani kopra asap adalah Rp 59.370.000,00
alat-alat pertanian dalam satu kali produksi dengan rata-rata penerimaan dalam satu kali
sebesar Rp 26.000,00. Biaya variabel petani kopra produksi per petani sebesar Rp 11.874.000,00.
di Desa Paslaten satu meliputih biaya tenaga kerja Total penerimaan petani kopra jemur adalah Rp
dan biaya pengangkutan hasil produksi. Biaya 52.294.000,00 dengan rata-rata penerimaan dalam
variabel petani kopra di Desa Paslaten satu satu kali produksi per petani sebesar Rp
Kecamatan Tatapaan dapat dilihat pada Tabel 6. 10.458.800,00.
Tabel 6. Biaya Varibel Petani Kopra Asap dan Kopra
Jemur Pendapatan Petani Kopra
Uraian
Petani Kopra Petani Kopra Jemur Pendapatan merupakan selisih antara
Asap (Rp) (Rp) penerimaan dengan semua biaya atau total biaya
Biaya tenaga kerja
Biaya
32.490.000,00 39.611.000,00 produksi. Menurut Sukimo (2002) pendapatan
3.570.000,00 3.366.000,00
pengangkutan total usahatani (pendapatan bersih) adalah
Total 36.060.000,00 42.977.000,00 selisih penerimaan total denga biaya total yang
Rata-rata biaya/ha 7.212.000,00 8.595.400,00
Sumber : Diolah dari data primer, 2017 dikeluarkan dalam proses produksi, dimana
semua input yang dimiliki keluarga dihitung
Tabel 6 menunjukan bahwa biaya variabel sebagai biaya produksi. Pendapatan petani
untuk petani kopra asap adalah Rp 36.060.000 kopra di Desa Paslaten Satu Kecamatan
dengan rata-rata biaya per hektar sebesar Rp Tatapaan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9
7.212.000,00 dan biaya variabel petani kopra menunjukan total pendapatan petani asap
jemur adalah Rp 42.977.000,00 dengan rata-rata sebesar Rp 23.288.356,38 dengan rata-rata
biaya per hektar sebesar Rp 8.595.400,00. Untuk pendapatan per petani sebesar Rp 5.371.671,26
melihat Total biaya produksi petani kopra di Desa untuk petani kopra jemur total pendapatan
Paslaten satu Kecamatan Tatapaan dapat dilihat sebesar Rp 12.668.701,50 dengan rata-rata
pada Tabel 7. pendapatan per petani adalah Rp 2.533.740,30.
Pendapatan petani kopra asap per 100 pohon
Tabel 7. Total Biaya Produksi Petani Kopra Asap Dan
Petani Kopra Jemur
dalam satu kali produksi sebesar Rp.
Petani Kopra Asap Petani Kopra 2.533.860,00 sedangkan untuk petani kopra
Jenis biaya
(Rp) Jemur(Rp) jemur sebesar Rp. 1200.824,79. Hal ini
Biaya tetap 190.000,00 115.000,00 menunjukkan bahwa pendapatan petani kopra
Biaya variabel 36.060.000,00 42.977.000,00
Total 36.250.000,00 43.092.000,00 asap lebih tinggi dibandingkan dengan petani
Rata-rata 7.250.000,00 8.618.400,00 kopra jemur, perbedaan pendapatan ini
biaya/petani disebabkan oleh perbedaan struktur biaya dan
Sumber : Diolah dari data primer, 2017
harga yang diterima petani.
321
Perbandingan Pendapatan Petani.................................(Neprianus Siloto, Welson Wangke, Theodora Katiandagho)
Tabel 8. Jumlah Produksi dan Penerimaan Petani Kopra Asap Dan Petani Kopra Jemur
Petani Kopra Asap Petani Kopra Jemur
Uraian
Penerimaan (Rp) Penerimaan (Rp)
Jumlah Produksi (kg) 5.937 4.754
Rata-rata Harga Jual (Rp/100kg) 1.000.000,00 59.370.000,00 1.100.000,00 52.294.000,00
Total 59.370.000,00 52.294.000,00
Rata-rata per petani 11.874.000,00 10.458.800,00
Sumber : Diolah dari data primer, 2017
322