Anda di halaman 1dari 9

STUDI PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS (Zea mays L.

Saccharata) DI DESA RASAU JAYA I KECAMATAN RASAU JAYA


KABUPATEN KUBU RAYA

Ervera Nadira Rizani 1, Fransiskus Wiro Aprianto 2, Kressensiana Anggita


S 3, Raja Nammy Petrus P 4, Ratna 5, dan Risky Safutra 6

Mahasiswa S1 Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi


Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura; Jl. Prof. Dr. H.
Hadari Nawawi Pontianak
6
Email : Sriskyfabregas@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to explain the productivity of corn farming in the study area, to
analyze maize farming in the study area, to explain the magnitude of the
contribution of sweet corn farming income to family income, to analyze the effect
of fertilization dose, land productivity, labor costs, number of seeds on farm income
corn. The method of determining the area used in this study is a purposive method.
The method of determining the number of samples used in this study is the Krejcie
and Morgan method, while the data analysis method used in this research is
descriptive method. The results showed that the productivity of sweet corn farming
in Rasau Jaya I village was high. Corn farming in the study area is a profitable and
viable farm.
Keywords: Income, Farming, Sweet Corn

PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara agraris di mana sektor pertanian
menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Dan mampu menyediakan
bahan pangan yang cukup bagi mesyarakat sebagai upaya untuk mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Permintaan akan bahan pangan di
Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama bahan pangan utama
karbohidrat seperti padi, jagung dan kedelai. Tanaman jagung secara spesifik
merupakan tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia
ataupun hewan. Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua
setelah padi. Tanaman jagung hingga kini di manfaatkan oleh masyarakat dalam
berbagai bentuk penyajian, seperti: tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan
pangan, serta sebagai pakan ternak dan lain-lainya. Khusus jagung manis (sweet
corn), sangat disukai dalam bentuk rebus atau bakar (Derna, 2007).
Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang sangat digemari
terutama oleh penduduk perkotaan, karena rasanya yang enak dan manis banyak
mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak. Budidaya jagung manis
berpeluang memberikan untung yang tinggi bila diusahakan secara efektif dan
efisien (Sudarsana, 2000). Jagung manis mengandung kadar gula yang relatif
tinggi, karena itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau direbus. Ciri dari
jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput dan bermanfaat sebagai bahan
makanan, makanan ternak, bahan baku pengisi obat dan lain-lain (Harizamrry,
2007).

Namun dalam pengembangan usahatani jagung manis di Desa Rasau Jaya


I, Rasau Jaya, Kubu Raya seringkali menghadapi permasalahan yaitu rendahnya
produktivitas usahatani karena keterbatasan lahan dan pengetahuan yang
dimiliki oleh petani, kurangnya modal untuk pembelian sarana produksi
terutama untuk pembelian benih, pupuk dan obat-obatan yang harganya semakin
lama semakin tinggi, di lan pihak harga jagung manis mengalami fluktuasi.
Mesikipun secara nominal harga jagung manis tinggi akan tetapi biaya yang
dikeluarkaan petani juga tinggi.
Provinsi Kalimantan Barat memiliki beberapa daerah yang berpotensi untuk
mengembangkan budidaya tanaman jagung, berdasarkan data BPS (Badan Pusat
Statistik) Provinsi Kalimantan Barat dan Dinas Pertanian (2017), menunjukkan
bahwa produksi tanaman jagung di Kalimantan Barat pada tahun 2015 sebesar
32,57 ton dengan luas areal panen 31.851 ha, sedangkan untuk Kabupaten Kubu
Raya sebesar 29,00 ton dengan luas areal panen 2.768 ha.

Luas Panen Rata-Rata, Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung Menurut


Kabupaten/Kota Kalimantan Barat.

Kabupaten/Kota Luas Lahan Produksi (Ha) Produktivitas


(Ha) (Ton/Tahun) (Ha)
(Ton/Tahun)
Kab. Sambas 37 18,00 67
Kab. Bengkayang 20.857 38,00 78.373
Kab. Landak 3.437 17,00 5.977
Kab. Pontianak 558 31,00 1.744
Kab. Sanggau 1.618 20,00 3.314
Kab. Ketapang 473 20,00 960
Kab. Sintang 962 30,00 2.848
Kab. Kapuas Hulu 281 12,00 337
Kab. Sekadau 624 20,00 1.257
Kab. Melawi 68 17,00 114
Kab. Kayong Utara 20 19,00 37
Kab. Kubu Raya 2.768 29,00 8.048
Kota Pontianak 15 16,00 25
Kota Singkawang 133 48,00 642
Kalimantan Barat 2015 31.851 32,57 103.742
Kalimantan Barat 2014 36.823 36,79 135.461
Kalimantan Barat 2013 42.621 37,53 159.973
Kalimantan Barat 2012 44.624 38,11 170.124
Kalimantan Barat 2011 45.593 35,27 160.826
Sumber : Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat 2017.

Petani mengelola usahatani yang diusahakan pada dasarnya selalu


mengadakan perhitungan ekonomis dengan cara membandingkan antara
produktivitas yang diharapkan pada waktu panen dengan biaya yang
dikeluarkan. Suatu usahatani akan bertujuan menghasilkan produktivitas
sebanyak banyaknya (optimal) untuk mendapatkan pendapatan yang sebesar
besarnya. Diantaranya apakah pendapatan usahatani jagung manis sudah layak
untuk diusahakan selain itu banyaknya lahan yang belum tergarap merupakan
masalah selain lahan daerah tersebut adalah lahan gambut.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu dilakukan dengan cara


mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok, serta mendatangi langsung lokasi penelitian untuk
memperoleh informasi yang diperlukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di
desa Rasau Jaya kecamatan Rasau Jaya kabupaten Kubu Rayadengan pertimbangan
bahwa di desa tersebut merupakan salah satu sentral produksi jagung manis.
Penelitian ini dilaksanakan, mulai bulan Juni sampai Juli 2018.

Jenis Penelitian dan Pengambilan Sampel Responden

Jenis penelitian adalah diskriptif. Penelitian dilakukan di sepuluh empat


Wilayah Desa Rasau Jaya I dan penentuan sampling dilakukan dengan cara acak
berlapis (multi stage) menggunakan alokasi proposional (proportional stratified
random sampling). (Kuncoro,2003)

Jumlah populasi petani jagung manis di desa Rasau Jaya I kecamatan Rasau
Jaya kabupaten Kubu Raya berjumlah 10 orang jadi menurut tabel Krejcie dan
Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) jika populasi berjumlah 10 orang maka
sampel yang harus di ambil juga 10 orang dengan tingkat signifikasi 95%.

Teknik Pengumpulan Data


Data primer diperoleh secara langsung dari petani data sekunder meliputi
data penunjang dari data primer, yang diambil secara runtun waktu (time series),
yang didapatkan melalui studi kepustakaan dari berbagai sumber, jurnal-jurnal,
buku-buku, hasil penelitian maupun publikasi terbatas arsip-arsip data dari
Lembaga/Instansi.
Teknik Analisa Data
Pada penelitian ini model analisis yang digunakan adalah analisis

pendapatan usahatani dan kontribusi pendapatan usahatani jagung manis

terhadap total pendapatan petani dengan rumus :

 = TR – TC ................................ (1) Soekartawi (2002)

Keterangan :

 = pendapatan usahatani (Rp)

TR : Total Reverence atau Total Keuntungan (Rp)

TC : Total Cost atau Total Biaya (Rp)

Sedangkan untuk kontribusi pendapatan usahatani yang digunakan rumus :

PUJ
KPUJ = x 100% ................................ (2)
TPP

Keterangan :

KPJU : Kontribusi Pendapatan Usahatani Jagung (%)

PUJ : Pendapatan Usahatani Jagung (Rp)

TPP : Total Pendapatan Petani (Rp)


Hasil dan Pembahasan
Produksi dan Penerimaan
Penerimaan merupakan total nilai hasil kali dari jumlah produksi dengan
harga jual yang diterima petani. Tingginya produksi yang diperoleh petani tidak
menjamin tinggi pula penerimaan petani, karena tingkat harga sangat berpengaruh
terhadap besar kecilnya penerimaan. Pemanenan jagung dilakukan sekali dalam
satu kali penanaman. Harga jual komoditi jagung manis yang diterima petani
responden bervariasi antara Rp. 2.000 /kg – Rp. 3.600 /kg. Rata-rata penerimaan
yang diperoleh petani responden adalah sebesar Rp. 1.975.914/0,76 ha atau Rp.
1.976.900,96/ha.
Biaya – Biaya
Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)
Biaya tidak tetap merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produksi. Dalam usahatani jagung manis, biaya tidak tetap yang dikeluarkan oleh
petani responden meliputi biaya penggunaan benih, herbisida dan biaya
penggunaan tenaga kerja. Rata-rata biaya tidak tetap atau biaya variabel yang
dikeluarkan petani responden sebesar Rp. 1.238.270,71 / 0,76 ha atau Rp.
1.953.328,04 /ha.
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan
tanpa terpengaruh oleh besar kecilnya produksi. Biaya tetap yang dikeluarkan
petani responden terdiri ats biaya pajak, sewa lahan dan biaya penyusutan alat-alat
pertanian. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani responden adalah
sebesar Rp. 21.524,49 / 0,63 ha atau Rp. 33.955/ha.
Pendapatan Usahatani Jagung
Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan
baik biaya variabel maupun biaya tetap dalam usahatani, atau hasil pengurangan
antara total penerimaan dengan total biaya. Jelasnya mengenai analisis usahatani
jagung petani responden tertera dibawah.
Analisis Pendapatan Usahatani Jagung Manis di Desa Rasau Jaya I,
2018.
Nilai
No Uraian Nilai (Per ha)
(Per 0,76 ha)
1 Rata-Rata Penerimaan Rp. 1.975.914,- Rp. 3.116.935,-
2 Rata-Rata Biaya Produksi
a. Biaya Variabel
- Benih Rp. 241.705,- Rp. 381.282,-
- Pupuk Rp. – Rp. –
- Pestisida/Herb Rp. 139.863,- Rp. 220.629,11
isida Rp. 871.646,- Rp. 1.374.991,-
- Tenaga Kerja Rp. 1.253.214,- Rp.
Sub Total 1.976.902,11
b. Biaya Tetap Rp. 1.410,49
- Sewa Lahan Rp. 20.114,- Rp. 2.225,-
- Penyusutan Rp. 21.524,49 Rp. 31.730,-
Alat Rp. Rp. 33.955,-
Sub Total 1.274.738,49 Rp.
Total 2.010.857,11
Biaya
3 Rata-Rata Pendapatan (1- Rp. 701.175,51 Rp.1.106.077,89
2)
4 R/C = TR / TC Rp. 1.975.914,-/ 1,55
Rp.
1.274.738,49
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa rata-rata pendapatan petani
responden dari usahatani jagung adalah sebesar Rp. 701.175,51 / 0,63
ha atau Rp. 1.106.077,89/ha, kelayakan usahatani jagung dengan
menggunakan R/C sebesar 1,55 artinya usahatani jagung layak dan
setiap pengorbanan biaya Rp. 100,- akan mendapat penerimaan Rp.
155,-.

Analisis Pendapatan Petani Responden


Pendapatan petani responden bersumber dari beberapa macam jenis usahatani,
karena selain menanam jagung petani responden juga mengusahakan komoditi
lainnya khususnya tanaman perkebunan maupun palawija dan ternak. Faktor lain
yang menjadi pertimbangan petani responden dalam menentukan jumlah usahatani
yang akan dikelola adalah biaya. Karena semakin banyak jenis usahatani yang
dikelola maka biaya yang harus dikeluarkan juga relatif lebih besar, sehingga petani
membatas jenis usahatani yang diusahakannya.
Salah satu keuntungan dari penganekaragaman jenis usahatani adalah
semakin bertambahnya pendapatan yang diperoleh petani responden. Semakin
banyak jenis usahatani yang dikelola maka semakin banyak pula sumber
pendapatan yang dimiliki.

Kontribusi Pendapatan Usahatani Jagung


Kontribusi pendapatan usahatani jagung adalah besarnya bagian atau
sumbangan dari usahatani jagung terhadap total pendapatan petani responden dari
semua jenis usahataninya. Pendapatan petani responden berbeda-beda, hal ini
disebabkan karena selain berusahatani jagung petani responden berusahatani padi
dan ternak sehingga persentase kisaran kontribusi pendapatan usahatani jagung
terhadap pendapatan petani berbeda-beda.
Bahwa kisaran kontribusi pendapatan usahatani jagung manis < 25% dengan
jumlah petani responden sebanyak 5 orang atau 50,00 persen dan yang terendah
dengan kisaran kontribusi 50 – 75% sebanyak 2 orang atau 20,00 persen dari jumlah
petani 10 orang.
Soekartawi dalam Wahida, (2003) mengemukakan bahwa pendapatan adalah
total penerimaan dikurangi total biaya dengan rumus:
 = TR – TC
= Rp. 1.975.914,- – Rp.1.274.738,49,-
= Rp. 701.175,51
Sedangkan rumus kontribusi pendapatan usahatani terhadap pendapatan petani,
yaitu dengan membagi salah satu pendapatan usahatani dengan total pendapatan
petani, kemudian dikalikan dengan 100 persen.
Untuk mengetahui kontribusi rata-rata pendapatan usahatani jagung terhadap
total rata-rata pendapatan petani, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Pendapatan Usahatani Jagung
Kontribusi = x 100%
Total Pendapatan Petani
Rp. 701.175,51
= x 100%
Rp. 4.268.776,51
= 16,42%
Kontribusi pendapatan usahatani jagung terhadap total pendapatan petani
masih sangat rendah, 16,42 persen. Hal ini disebabkan karena masih ada
pendapatan usahatani lain yang lebih tinggi dari pendapatan usahatani jagung, tetapi
dari manfaatnya, usahatnai jagung manis masih lebih menguntungkan untuk
diusahakan karena selain dapat meningkatkan pendapatan, usahatani jagung manis
merupakan sumber penyedia pangan dan dapat menampung tenaga kerja serta
sebagai tanaman sementara. R/C, 1,55 pada pendapatan usahatani jagung mampu
memberikan kontribusi sebesar 16,42 persen.

Kesimpulan
Kontribusi pendapatan usahatani jagung manis terhadap pendapatan petani
di Desa Rasau Jaya I permusim tanam adalah sebesar 16,42 persen dengan total
rata-rata pendapatan petani per musim tanam adalah sebesar Rp. 4.268.776,51 per
petani.
Kelayakan usahatani jagung atau Revenue Cost Ratio (R/C) 1,54, artinya
usahatani jagung layak diusahakan dan setiap pengorbanan biaya
Rp. 100,- akan mendapat penerimaan Rp. 155,-. Rata-rata pendapatan usahatani
jagung di Desa Rasau Jaya I permusim tanam adalah Rp. 701.+175, 51 per petani
serta rata-rata pendapatan perhektar Rp. 1.106.077,89
Saran
Kontribusi pendapatan usahatani jagung manis terhadap pendapatan petani
perlu ditingkatkan dengan menerapkan teknologi budi daya tanaman jagung manis
yang spesifik lokasi dan berkelanjutan.
Perlu upaya khusus untuk pengolahan hasil komoditi jagung manis menjadi
bahan pangan dan industri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Derna H. 2007. Jagung manis. Diakses
dihttp://www.scribd.com/doc/38158723/jagung manis-no4.pdf, [17 Juli 2018].
2. Rahmi dan Jumiati. 2003. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemupukan POC
super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Fakultas Pertanian
Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Samarinda Derna, H. 2007. Jagung
Manis. Diakses di htt://Derna.com/2007/Tanaman Jagung Manis. pada tanggal
18 Juli 2018.
3. Sudarsana, N.K. 2000. Pengaruh Efektifitas Microorganisme-4 (EM-4) dan
Kompos terhadap Produksi Jagung Manis (Zea may saccharata sturt) Pada Tanah
Ebtisol.
4. Harizamrry. 2007. Artikel Jagung Manis. Diakses di
http://harizamrry.com/2007/Tanaman-Jagung-Manis-Sweet-Corn, Tanggal 17
Juli 2018.
5. Badan Pusat Statistik. Kubu Raya Dalam Angka 2017.
6. Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Barat, 2017.
7. Erdal, Sekip., Pamukçu, Mehmet., Savur, Osman., Tezel, Mehmet,
2011.Valuation Of Developed Standard Sweet Corn (Zea Mays Sacharata L.)
Hybrids For Fresh Yield, Yield Components And Quality Parameters. Turkish
Journal of Field Crops. 16(2): 153-156.
8. Rizky Meilisa, Syarifah Aida. 2017. Studi Pendapatan Usahatani Dan
Pemasaran Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata) Di Desa Manunggal Daya
Kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Ekonomi Pertanian &
Pembangunan. 14(2) : 26-38.
9. Ahmad Z. A. Purwanto., Hj. Hadayani., Abdul Muis. 2015. Analisis
Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung Hibrida Di Desa Modo
Kecamatan Bukal Kabupaten Buol. Jurnal Agroland Tadulako. 22 (3) : 205
– 215.
10. Syukur, M.dan A. Rifianto. 2014. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta.
124 hal.
11. Szymanek,M. 2009. Influence of sweet corn harvest date on kernels quality.
RES. AGR. ENG., 55, 2009 (1): 10–17.
12. Daniel Moehar, 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara,
Jakarta.
13. Suratiyah, Ken, 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.
14. Soehardjo, A dan Dahan Patong, 1984. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Ushatani. LP
Unhas, Ujung Pandang.
15. Mubyarto, 1994. Pengatur Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian Pendidikan
Penerapan Ekonomi Sosial (LP3ES), Jakarta.
16. Winardi, 1994. Kamus Ekonomi. Alumni, Bandung.
17. Mappangadja, R, 1996. Ekonomi Produksi Pertanian. Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.
18. Kartasapoetra, A.G, 1996. Pengantar Ekonomi Produksi, Bina Aksara
Jakarta.
19. Hernanto Fadholi, 1996. Ilmu Ushatani. Penebar Swadaya, Jakarta.
20. Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. UI Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai