Anda di halaman 1dari 5

Budidaya jambu Kristal

Tanaman jambu biji kristal merupakan hasil mutasi dari jambu bangkok.
Tanaman ini ditemukan oleh dua petani, Xi-Yao Lai dan Jiang-Ming Dong di
Yanchao District, Kaohsiung, Taiwan pada 1991. Jambu kristal memiliki
kandungan biji kurang dari 3% dari bagian buah, daging buahnya renyah, sepintas
jambu kristal hampir tidak berbiji. Permukaan buah ada tonjolan tidak merata.
Bobot buah 250─500 gram per buah. Warna kulit luar hijau muda, sedangkan
daging buahnya putih. Tekstur daging buah renyah saat hampir matang dan
empuk saat puncak kematangan. Buah ini memiliki kadar kemanisan pada kisaran
11─120 brik, serta mengandung banyak air. Pada penyimpanan jangka panjang,
jambu kristal bisa tahan simpan dengan busa jaring dan penutup plastik hingga 1
bulan pada suhu 5─7 0C (Wang 2011).
Pembanding Jambu Kristal Jambu Mutiara
Bentuk buah Bulat tidak rata, terdapat Bulat sempurna tanpa
lekukan tidak beraturan lekukan

Jumlah biji Sedikit 3% Agak banyak 8%


Kemanisan 11-12 0 briks Tingkat kemanisa 7,8-
8,8 di area daging buah
yang jauh dari biji
(Syariefa, 2014)
Jambu kristal mulai berbuah umur 7 bulan asal bibit cangkok dan mampu
memproduksi 5─7 buah per pohon dengan bobot 300 gram per buah. Pada umur 2
tahun, sekali berbuah jumlahnya 15─30 buah per pohon dengan produksi
mencapai 70─80 kg per pohon selama 6 bulan. Tanaman ini berbuah sepanjang
tahun. Panen raya dapat dilakukan 2 kali dalam 1 tahun yakni Desember-Maret
dan Juni-September. Namun, itu bukan patokan karena petani dapat mengatur
sendiri panen raya dengan mengatur pemangkasan. Perawatan intensif
menghasilkan umur ekonomis 10─20 tahun.
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan tanaman jambu kristal dapat dilakuakn dengan menggunakan
bagian generatif dan bagian vetatif tanaman. Pada perbanyakan tanaman jambu
kristal dengan bagian generatif dilakukan dengan menggunakan biji jambu yang
sudah matang dan siap untuk disemai. Ciri-ciri jambu kristal yang bijinya siap
untuk disemai yaitu buah jambu kristal sudah masak dengan berwarna
kekuningan. Biasanya biji yang digunakan berasal dari indukan jambu kristal yang
tergolong varietas unggul.
Perbanyakan dengan menggunakan organ vegetatif pada tanaman jambu
kristal umum digunakan. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan bagian
vegetatif tanaman akan cepat berbuah, karakter buah yang dihasilkan sama denga
induknya dan arsitektur tanaman menjadi lebih rendah sehingga pengelolaan
tanaman menjadi lebih mudah. Perbanayakan vegetatif pada jambu kristal dapat
dilakukan dengan sambung pucuk, cangkok dan okulasi. Perbanyakan jambu
krista dengan cara okulasi paling sering dilakukan karena cara ini cukup mudah
dan sederhana serta hemat entris sebab yang digunakan hanya mata tunas.
 Sambung pucuk
Perbanyakan dengan menggunakan sambung pucuk digunakan
batang bawah yang berumur 6-8 bulan setelah semai. Entris diambil dari
cabang yang cukup tua dan sehat yang berwarna coklat kehijauan. Apabila
bibit sudah berumur 7-8 bulan setelah sambung, bibit sudah siap untuk
ditanam.
 Okulasi
Perbanyakan dengan cara okulasi digunakan batang bawah
berumur 8-12 bulan setelah semai entris diambil dari tanaman yang sehat
dengan cabang yang berwarna kecoklatan dan mata tunas yang sudah
padat. Bibit yang sudah berumur 7-8 bulan setelah okulasi siap untuk
ditanam.
 Cangkok
Perbanyakan secara cangkok mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya yaitu hasil yang diperoleh empunyai sifat sama
dengan induknya, tanaman cepat besar, cepat berbuah dan tingkat
keberhasilan tinggi. Sedangkan kekurangannya yaitu sulit mendapatkan
bibit dalam jumlah yang banyak karena materi sangat terbatas. Cara
perbanyakannya yaitu kulit batang indukan disayat dan diberi ZPT. pada
daerah sayatan diberi media tanam dan dilakukan pembungkusan agar
media tanam tetap melekat. Bibit akan siap untuk ditanam ketika berumur
3-5 bulan setelah pelaksanaan pencangkokan.
Teknik budidaya jambu kristal
Pemilihan lokasi penanaman yang baik adalah lokasi dengan sinar
matahari dan pengairan yang cukup, air limpasan (runoff) lancar, tanah rata dan
kaya akan bahan organik. Hal ini dilakukan agar tanaman tidak tergenang air
maka dapat dibuat bedengan untuk meninggikan tanaman. Berikut ini beberapa
teknik budidaya pada tanaman jambu Kristal.
1. Penanaman
a. Jarak tanam antar baris kira-kira 3─4 meter, sedangkan jarak tanam antar
pohon 2.7 ─3.6 meter.
b. Pilih bibit varietas murni, akar tumbuh sempurna tidak berpenyakit.
c. Tanam bibit di daerah yang sering tergenang air, tidak boleh ditanam
dimusim hujan.
d. Bunga yang muncul pada pohon yang masih terlalu muda harus segera
dihilangkan, karena jika sampai berbuah akan mempengaruhi
pertumbuhan pohon
e. Pertumbuhan dahan atau daun baru saat okulasi pada cabang utama harus
segera dihilangkan.
2. Pemangkasan
a. Pemangkasan bentuk untuk mengatur tinggi rendahnya tanaman dan
membentuk tajuk
b. Pemangkasan pemeliharaan untuk membuang seluruh tunas air yang tidak
bermanfaat, terserang OPT, dan tunas kering atau mati
c. Pemangkasan produksi dilakukan pada cabang yang kurang produktif,
terlalu rapat dan rimbun.
3. Pemupukan
Pemupukan jambu kristal dilakukan secara periodik, diberikan 2 kali
dalam setahun yaitu pada musim hujan dan akhir musim hujan. Dosis pupuk
disesuaikan dengan umur tanaman. Pemupukan diberikan secara melingkar
dibawah tajuk tanaman.
4. Buah dan pembungkusan
a. Buah yang tumbuh di pohon akan tergantung pada kondisi pohon tersebut.
Buah yang terlalu banyak, akan tumbuh kecil, kulit mengkilap, dan mutu
jelek. Prinsipnya setiap cabang hanya ada satu sampai dua buah saja, pada
cabang yang kurus atau pendek tidak boleh ada buahnya. Buang buah yang
kecil, menghadap ke atas, berbentuk tidak bagus, terluka atau terkena
penyakit, dan cabang yang terlalu banyak buahnya.
b. Pembungkusan dilakukan pada buah kecil yang sudah tidak mudah rontok
(kira-kira diameter 2.5─3 centimeter) jika buah teralu kecil maka sesudah
dibungkus akan mudah rontok, jika terlalu besar akan mudah terserang
hama ulat kecuali dibungkus dengan kantong kertas khusus (spon net)
pembungkus buah, dan lapisi dengan plastik yang ujungnya diberi lubang.
Ada dua cara pembungkusan yaitu mengikat kantong plastik di cabang
buah berada dan mengikat kantong plastik di tangkai daun.
5. Panen
Panen sebaiknya dilakukan dipagi hari, dan hindari panen sore hari. Hal ini
dilakukan karena pada pagi hari dapat melihat dengan jelas warna buah.
Apabila matahari terlalu panas, maka dapat mempengaruhi penilaian warna
buah. Buah yang dipetik jangan sampai terbentur, terluka, tertindih atau
langsung kena sinar matahari.
Panen yang dihasilkan dari suatu kebun dengan kebun lainnya dapat
berbeda. Bahkan hasil panen yang berasal dari pohon yang sama pun
berbedabeda kualitasnya. Perbedaan itu dimungkinkan karena berbedanya
kemampuan tiap tanaman menyerap pupuk, kesalahan dalam pemeliharaan
tanaman, penanganan pascapanen, serta pengaruh kondisi lingkungan.
Dapus
Wang TH. 2011. Taiwan guava production manual. Horticulture Crop Training
and Demonstration Centre. Technical Mission of the Republic of China,
Taiwan.
[Deptan] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2013. Jambu Kristal Primadona
Taiwan. Jakarta: Ditjen Hortikultura.
Syariefa, E. 2014. Jambu Kristal. Depok : PT Trubus Swadaya

Anda mungkin juga menyukai