22
23
Farm yang mengacu pada Standart Nasional Indonesia yaitu SNI 01-6729-2002
dan sistem manajemen mutu yaitu SNI 19-9000-2001.
Proses budidaya sayuran organik yang dilakukan oleh CV. Kurnia Kitri
Ayu Farm tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang ada. Salah satu
kendala yang dialami yaitu keadaan dimana iklim di sekitar lereng Gunung
Semeru yang menyebabkan hujan abu yang diakibatkan oleh aktivitas Gunung
Semeru yang tidak menentu pada saat itu menyebabkan penurunan hasil produksi
sayuran organik pada bulan Juli sampai Agustus sehingga beberapa permintaan
konsumen tidak mampu dipenuhi. Oleh karena itu pada tahun 2009, pemilik
perusahaan memutuskan untuk memindahkan kebun produksinya yang semula di
bawah kaki Gunung Semeru dipindahkan ke Lereng Gunung Kawi dengan luas
lahan 1 ha. Pemilihan lokasi di Lereng Gunung Kawi dilakukan dengan beberapa
alasan antara lain: (1) Lokasi kebun yang berada di lereng gunung menyebabkan
sayur dapat tumbuh lebih subur, (2) Luas lahan 1 ha menggunakan green house
membuat hasil produktivitas sayuran organik menjadi meningkat, (3) Penggunaan
lahan pertanian di kebun milik CV. Kurnia Kitri Ayu Farm yang menggunakan
pertanian konvensional namun tidak menggunakan bahan kimia sama sekali
sehingga dapat menguntungkan pihak perusahaan dalam membudidayakan
sayuran organik, dan (5) Jauh dari polusi perkotaan, karena letaknya yang berada
di Lereng Gunung Kawi menyebabkan jarangnya kendaraan yang melintas di area
kebun.
Saat ini muncul lagi permasalahan yang timbul di lahan kebun Lereng
Gunung Kawi. Dimana masyakarakat petani di daerah Lereng Gunung Kawi
masih menggunakan kepercayaan kebudayaan mereka dimana saat bulan puasa,
petani di Lereng Gunung Kawi meliburkan pekerjaan pertanian. Hal ini
menyebabkan banyak kerugian yang dialami oleh pihak perusahaan sehingga
pertengahan tahun 2015, pemilik perusahaan memutuskan kontrak kerja sama
dengan petani plasma yang ada di Lereng Gunung Kawi dan semakin
meningkatkan kemitraan dengan petani plasma yang ada di Kalipare yang
mayoritas pekerjanya dari karang taruna dan di Pagelaran yang mayoritas
pekerjanya adalah ibu-ibu rumah tangga.
24
2. Misi Perusahaan
Memproduksi pangan organik yang aman, sehat dan bergizi.
Meningkatkan pendapatan petani.
Menciptakan lapangan kerja dan keharmonisan kehidupan sosial di perkotaan.
Meminimalkan polusi dan melestarikan sumber daya alam.
: Perumahan
Sebelah Utara
Sebelah Barat
: Perumahan
Sebelah Timur
Lokasi magang kerja ini berada jauh dari daerah persawahan atau lahan
pertanian non-organik lainnya. Sehingga sudah sesuai dengan syarat-syarat
pertanian organik yang salah satunya yaitu lahan yang digunakan untuk pertanian
25
organik harus bebas dari lingkungan pencemaran pestisida dan dalam kurun waktu
2-3 tahun sebelum lahan ditanami, tidak boleh tercemar dengan pestisida sintesis
atau mengandung residu pestisida.
Teknik budidaya yang diterapkan pada lahan ini berbeda dengan pertanian
yang terdapat di pedesaan yaitu membudidayakan sayuran organik dengan sistem
perkotaan. Sistem perkotaan yang dimaksud adalah membudidayakan sayuran
organik dengan menggunakan media tanam polybag guna memanfaatkan lahan
agar lebih efisien di tengah perkotaan, namun juga terdapat pembudidayaan secara
lapangan di bedengan.
Untuk lokasi pembudidayaan sayuran organik berada dalam green house
dengan tujuan melindungi tanaman dari air hujan, mengatur intensitas cahaya
matahari dan mengurangi serangan hama tanaman budidaya. Selain itu,
pembudidayaan juga dilakukan pada polybag yang diletakkan di halaman
pekarangan samping rumah pemilik perusahaan dan sebagian diatur di dalam
green house tapi tidak sebanyak yang di halaman pekarangan.
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan
26
27