Anda di halaman 1dari 22

PADI

Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman rumputan semusim dengan batang bulat,
daunnya agak datar, dan malai dibagian pucuk. Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari
dua kelompok, yakni organ vegetatif dan organ generatif (reproduktif). Organ vegetatif
tanaman padi terdiri dari akar, batang dan daun. Organ generatif berupa malai, bulir padi,
dan butir biji
Daun : Daun tanaman padi tumbuh pada batang
dalam susunan yang berselang seling.

Malai : Malai adalah suatu malai bunga


determinit, yaitu bunga terletak pada bagaian ujung
tajuk.

Batang : Batang padi tersusun atas buku. Buku


memiliki sebuah daun dan sebuah mata tunas.
yang dapat tumbuh menjadi anakan. Ruas dewasa
berongga dan bercelah sangat halus.
Akar : Akar tanaman padi memiliki sistem
perakaran serabut. Ada dua macam akar yaitu :
akar seminal dan akar adventif sekunder.
Tanaman hasil persilangan yang telah diseleksi dan diuji, serta mempunyai
Galur Tanaman
sifat unggul Padi
sesuai tujuan pemuliaan, seragam, serta stabil, tetapi belum
Tanaman hasil persilangan yang telah diseleksi dan diuji, serta mempunyai
dilepas sebagai varietas
Galur sifat unggul sesuai tujuan pemuliaan, seragam, serta stabil, tetapi belum
Suatu jenis atau spesies tanaman yang memiliki karakteristik genotipe
dilepas sebagai varietas
tertentu seperti bentuk, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, dan biji,
Varietas Suatu jenis atau spesies tanaman yang memiliki karakteristik genotipe
yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies tanaman lain, dan
tertentu seperti bentuk, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, dan biji,
apabilaVarietas
diperbanyak tidak mengalami perubahan
yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies tanaman lain, dan
Merupakan singkatan dari bahasa Inggris cultivated variety (cultivar) yaitu
Kultivar apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan
varietas yang dibudidayakan Merupakan singkatan dari bahasa Inggris cultivated variety (cultivar) yaitu
Kultivar
Varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh
Varietas lokal varietas yang dibudidayakan
petani serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai
Varietas yang telah Negaraada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh
Galur Varietas lokal
hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau
petani serta menjadi lebih keunggulan khusus
milik masyarakat dan dikuasai Negara
seperti potensi hasil tinggi, tahanan terhadap hama, penyakit, dan toleran
Galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih keunggulan khusus
Varietas unggul Daftar Varietas Padi
terhadap cekaman lingkungan,seperti mutu produk,
potensidan atau
hasilsifat-sifat lainnya, terhadap hama, penyakit,
tinggi, tahanan dan toleran
Varietas
serta telah dilepasunggul
pemerintah terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau Varietas Produksi (ton/ha)
sifat-sifat lainnya,
Kelompok tanaman padi yang serta memilikitelah
karakteristik
dilepas umur kisaran 100 –
pemerintah 5–7
Varietas Unggul Ciherang
135 HSS (hari setelah sebar), anakan banyaktanaman
Kelompok (> 20 tunas/padi
rumpun),
yang memiliki karakteristik umur kisaran 100 –
Baru (VUB) Varietas Unggul Inpari 1 7.3
bermalai agak lebat (  150 gabah/malai)
135 HSS (hari setelah sebar), anakan banyak (> 20 tunas/ rumpun),
Baru (VUB)
Kelompok tanaman padi yang bermalaimemiliki karakteristik postur Inpari 2 5.83
agak lebat ( tanaman tegap,
150 gabah/malai)
Varietas Unggul berdaun lebar dan berwarna hijau tua, beranak sedikit ( < 15
Kelompok tanaman padi yang memiliki karakteristik Mekongga
postur tanaman tegap, 6
Tipe Baru (VUTB) tunas/rumpun),
Varietasberumur
Unggul100 –berdaun
135 HSS (hari
lebarsetelah
dansebar), bermalai
berwarna hijau tua, beranak sedikit
Inpari( 3
< 15 6.05
 250Baru
lebat (Tipe gabah/malai),
(VUTB) berpotensi hasil lebih dari 8berumur
tunas/rumpun), ton GKG/ha100 – 135 HSS (hari setelah sebar), bermalai
Kelompok tanaman padi yang lebat ( dari
terbentuk 250individu-individu
gabah/malai),generasi
berpotensi hasil lebih dari 8 ton GKG/ha
Varietas Unggul pertama (F1) asal suatu kombinasi persilangan
Kelompok memiliki karakteristik
tanaman padi yang terbentuk dari individu-individu generasi
Hibrida (VUH) potensi hasil lebihUnggul
Varietas tinggi dari varietas
pertamaunggul inbrida
(F1) asalyang
suatumendominansi
kombinasi persilangan memiliki karakteristik
areal pertanaman
Hibrida (VUH) produksi padi potensi hasil lebih tinggi dari varietas unggul inbrida yang mendominansi
Fußzeile
areal pertanaman produksi padi
PADI
Budidaya tanaman padi
Persiapan Lahan

Kegiatan utama dari persiapan lahan


adalah pelumpuran tanah hingga kedalaman
lumpur minimal 25cm, pembersihan lahan dari
gulma, pengaturan pengairan, perbaikan
struktur tanah, dan peningkatan ketersediaan
hara bagi tanaman. Pada tanah yang sudah
terolah dengan baik, penanaman bibit lebih
mudah dan pertumbuhannya menjadi optimal.
Olah tanah dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu olah tanah basah dan olah tanah kering.

Persemaian benih merupakan rangkaian kegiatan


menyediaan bibit padi kondisi pertumbuhan yang
maksimal didukung dengan unsur hara dan media yang
optimal sehingga bibit tanaman tumbuh dengan baik.
Persemaian secara konvensional dilakukan dengan
menaburkan benih yang mulai berkecambah dengan
kerapatan 25-50 g/m2 atau 0,5- 1 kg benih per 20 m² pada
lahan bedengan yang dibuat dengan tinggi 5-10 cm, lebar
110 cm dan panjang disesuaikan dengan ukuran petakan
sawah dan kebutuhan.

Persemaian konvensional

Untuk penanaman dengan Teknologi Jajar Legowo,


persemaian dilakukan dengan sistem dapog dan bibit
ditanam menggunakan alat tanam mesin Indojarwo
transplanter diawali dengan pemeraman benih selama dua
hari kemudian ditiriskan, lalu dicampur dengan pupuk hayati
dengan takaran 500 gram/25 kg benih, atau setara untuk 1
ha lahan. Benih disebar pada kotak dapog berukuran 18 cm
x 56 cm dengan jumlah benih sekitar 100-125 gram/kotak.
Kemudian benih disebar merata pada persemaian dapog.
Dapog juga dapat dibuat secara insitu menggunakan plastik
lembaran dengan media tanam yang 6 terdiri atas
campuran tanah dan pupuk kandang.

Persemaian dapog

Fußzeile
PADI
Tanam

Kerapatan tanam merupakan salah satu komponen penting dalam


teknologi budidaya untuk memanipulasi tanaman dan
mengoptimalkan hasil. Jarak tanam sebagai contoh untuk padi
sawah yaitu 20 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm.

Legowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong
dimana jarak tanam pada barisan pinggir adalah ½ kali jarak tanaman pada baris tengah. Sistem tanam jajar legowo 2:1
merupakan sistem tanam pindah antara dua barisan tanaman terdapat lorong kosong memanjang sejajar dengan barisan
tanaman dan dalam barisan menjadi setengah jarak tanam antar baris. Sistem tanam jajar legowo bertujuan untuk peningkatan
populasi tanaman persatuan luas, perluasan pengaruh tanaman pinggir dan mempermudah pemeliharaan tanaman. Penerapan
sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm meningkatkan populasi tanaman menjadi 213.333
rumpun/ha atau meningkat 33,3%, dibandingkan sistem tegel 25 cm x 25 cm dengan populasi 160.000 rumpun per ha.

Legowo 4 : 1 (Type 1) Pengertian jajar legowo 4 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 4
barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai
jarak tanam >2 kali jarak tanam pada barisan tengah. Masing-masing dari 4 barisan disisipkan
seluruhnya. Jarak tanam pada tipe legowo 4 : 1 adalah 25 cm (antar barisan tengah) x 12,5 cm
(barisan pinggir) x 50 cm (barisan kosong). Populasi tanaman 256.000 rumpun/ha (peningkatan
populasi 60%).

Legowo 4 : 1 (Type 2) Pengertian jajar legowo 4 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 4
barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai
jarak tanam >2 kali jarak tanam pada barisan tengah. Sisipan hanya diberikan pada kedua barisan
tanaman pinggir. Jarak tanam pada tipe legowo 4 : 1 adalah 20 cm (antar barisan tengah) x 10
cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Populasi tanaman 192.712 rumpun/ha
(peningkatan populasi 20,44%). Cocok diterapkan pada kondisi lahan yang subur.

Fußzeile
PADI
Pemupukan

Pemupukan merupakan upaya menambah/menyediakan semua hara penting untuk kebutuhan tanaman padi sehingga tanaman dapat
tumbuh optimal. Takaran pupuk disusun berdasarkan kebutuhan hara tanaman dan cadangan hara dalam tanah. Takaran pupuk dasar, saat
pemupukan dasar, BWD tidak perlu digunakan. Berikan 50 - 75 kg urea/ha atau sepertiga dari rekomendasi PUTS sebagai pupuk dasar atau
pemupukan N pertama, sebelum tanaman umur 14 HST. Selain pupuk tunggal, dapat digunakan pupuk majemuk sebagai pupuk dasar.
Pemupukan umumnya berdasarkan pada kondisi tanah disetiap daerah. BWD adalah suatu alat yang memuat 4 panel yang menunjukkan skala
berbeda warna hijau. Alat ini digunakan untuk menentukan kebutuhan tanaman padi akan unsur hara N. Cara penggunaannya yaitu dengan
membandingkan warna daun padi dengan warna pada panel, dan pada skala berapa (2, 3, 4, 5) warna daun padi tersebut paling sesuai dengan
warna pada panel.

Berdasar waktu yang ditetapkan (stadia pertumbuhan).


Respon pupuk N berdasarkan watu stadia padi
BWD hanya digunakan pada pemupukan kedua (stadia anakan aktif
21-28 HST) dan pemupukan ketiga (awal pembentukan bunga 35-40 Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

HST) dengan membandingkan warna daun dengan skala BWD. Bila


warna daun pada skala 2 – 3, berikan 125 kg urea/ha, dan kalau hasil Tingkat hasil (GKG)

yang biasa dicapai di suatu tempat 7 t/ha GKG. Berikan 75 kg urea/ha


5 t/ha 6 t/ha 7 t/ha 8 t/ha
kalau tingkat hasil adalah 5 t/ha GKG. Bila warna daun antara skala 3 dan
4, berikan 100 kg urea/ha kalau hasil yang biasa dicapai 7 t/ha GKG. Takaran urea (kg/ha)
Cukup berikan 50 kg urea/ha kalau tingkat hasil adalah 5 t/ha GKG. Bila
warna daun pada skala 4 – 5, berikan 50 kg urea/ha kalau hasil yang BWD < 3,5 75 100 125 150
biasa dicapai 7-8 t/ha GKG.Tanaman tidak perlu dipupuk N kalau tingkat
BWD = 3,5 50 75 100 125
hasil adalah 5-6 t/ha. Dengan cara ini hanya perlu dilakukan 2 kali
pengukuran warna daun padi dengan BWD, pada pemupukan pertama BWD > 4 0 0 – 50 50 50
tidak perlu digunakan BWD.

Pemupukan berdasarkan kebutuhan riil tanaman.


Respon pupuk N berdasarkan kebutuhan tanaman
Cara ini dilakukan untuk membandingkan warna daun padi dengan
skala BWD secara berkala, setiap 7-10 hari sejak 21-28 hari setelah
Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
tanam (HST) sampai 50 HST. Pengukuran warna daun padi dengan BWD Pembacaan
dimulai pada 21-28 HST, dilanjutkan setiap 7-10 hari sekali sampai 50 BWD sesaat
sebelum
HST. Bila tingkat hasil di suatu tempat sebesar 7 t/ha GKG, takaran pupuk pemupukan
Tingkat hasil (GKG)
urea susulan yang diperlukan 100 kg/ha. Bila tingkat hasil 5 t/ha GKG,
5 t/ha 6 t/ha 7 t/ha 8 t/ha
cukup diberikan 50 kg urea/ha. Dengan cara ini petani perlu sering ke
sawah untuk membandingkan warna daun padi dengan BWD. Takaran urea (kg/ha)

BWD < 4 50 75 100 125

Fußzeile
PADI
Pengairan
Pengairan tergenang
Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air
dengan maembuat bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-sawah
dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah
air itu dipergunakan sebaik-baiknya. Sistem irigasi di Indonesia umumnya
yaitu sistem irigasi tergenang, sistem irigasi berselang dan terputus. Sistem
irigasi tergenang dilakukan dengan memberikan air kepada tanaman dan Pengairan tergenang macak – macak
dibiarkan tergenang mulai beberapa hari setelah tanam hingga beberapa
hari jelang panen. Sistem irigasi berselang pemberian air dilakukan pada
suatu luasan tertentu untuk periode tertentu, sehingga areal tersebut
menyimpan air yang dapat digunakan hingga periode irigasi berikutnya.

Pengairan berselang Pengairan terputus

Penyiangan gulma

Teknik pengelolaan gulma langsung dapat dilakukana dengan cara manual dan mekanis. Dengan cara gulma dicabut dengan tangan,
diijank-injak dan dibenamkan ke dalam lumpuran lahan. Gulma disiang dengan menggunakan alat penyiang rotary, landak (gasrok) yang
didorong diantara barisan tanaman. Selain itu, dapat digunakan herbisida sesuai jenis gulma sebagai contoh untuk gulma rumputan dan
teki-tekian adalah yang berbahan aktif propoxidim (contoh: Tetris 75 EC).

Pengendalian Hama Penyakit Ambang Ekonomi Hama

Fase Pertumbuhan Ambang Ekonomi


Jenis Hama
Tanaman Tunggal
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) atau dalam bahasa Inggris 4 hari setelah
Integrated Pest Management (IPM) merupakan suatu konsep pengelolaan Semua fase penerbangan kupu-
Penggerek
ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dalam Batang
kupu
konsep PHT, pengendalian hama didasarkan pada hasil monitoring dan Vegetatif 5 % sundep
Generatif 10% beluk
pertimbangan ambang ekonomi suatu hama. Ambang ekonomi tunggal adalah
< 40 HST 3 ekor per rumpun
batas bawah besaran populasi atau angka kerusakan hama yang disebabkan Wereng Coklat
> 40 HSt 5 ekor per rumpun
oleh satu hama yang membutuhkan tindakan pengendalian. Wereng < 40 HST 14 ekor per rumpun
Penggunaan bahan kimia merupakan salah satu alternatif pengendalian Punggung Putih > 40 HSt 21 ekor per rumpun
yang dapat dilakukan. Bahan kimia yang umum digunakan digolongkan Vegetatif 25% daun rusak
Ulat Grayak
Generatif 15 daun rusak
berdasarkan target yaitu : pestisida (insektisida untuk pengendalian hama), Walang Sangit Matang susu 10 ekor / 20 rumpun
Fungisida (jamur), bakterisida (bakteri) dan herbisida untuk pengendalian gulma. Pelipat Daun Vegetatif 13% daun rusak
Ganjur Vegetatif 2,5% puru
Fußzeile Kepinding tanah Semua fase 5 ekor / rumpun
PADI
Panen

Panen merupakan kegiatan akhir dari proses produksi padi di lapangan dan faktor
penentu mutu beras, baik kualitas maupun kuantitas. Panen dilakukan pada saat tanaman
matang fisiologis yang dapat diamati secara visual pada hamparan sawah,yaitu 90-95%
bulir telah menguning atau kadar air gabah berkisar 22-27%. Padi yang dipanen pada
kondisi tersebut menghasilkan gabah berkualitas baik dan rendemen giling yang tinggi.
Cara panen potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm di atas permukaan tanah. Sabit
rupanya masih merupakan satu satunya alat potong yang digunakan pemanen. Potong
bagian tanaman padi 30-40 cm dari permukaan tanah. Pemotongan terlalu atas dekat
malai sedikit mengurangi kehilangan hasil, tapi padi sulit dirontok. Pemotongan tanaman
padi terlalu rendah saat panen dapat menyebabkan kerontokan gabah tinggi.

Fußzeile
PADI
Hama Penyakit Gulma Tanaman Padi
Hama Penggerek Batang Padi Putih ( Tryporiza inotata )
Hama menyerang batang padi menyebabkan padi mengalami gejala sundep pada masa
vegetative dan beluk pada generatif.

Imago (Serangga Dewasa) Kelompok Telur

aktif pada malam hari. Sangat ditutupi oleh rambut halus


tertarik pada cahaya. Hidup berwarna kuning
dengan umur yang pendek kecoklatan di bawah
akibat bagian mulut yang tidak permukaan daun atau
berkembang. dibagian ujung daun.

Pupa (Kepompong) Ulat (larva)

Berwarna kecoklatan dan Berukuran sangat kecil dan


dapat berada pada bagian hidup di dalam batang dan
bawah batang. berpindah ke bagian daun.

Solusi Produk BASF : Regent 0.3 GR dengan dosis 10 kg/ha, Xemco 300 SC dengan dosis 300 ml /ha dan Regent
50 SC dengan dosis 500 ml/ha

Fußzeile
PADI
Gejala hama penggerek batang padi

gejala sundep gejala beluk


berupa ujung daun yang layu berupa malai hampa
dan mulai berubah warna berwarna putih kecoklatan
menjadi kecoklatan

Hama Wereng Batang Coklat ( Nilaparvata lugens )


Wereng batang coklat menyerang padi baik pertanaman di lahan padi gogo maupun lahan
sawah dan menyebabkan tanaman padi kecoklatan seperti terbakar. Wereng cokelat merupakan
vektor virus, yaitu penyakit virus kerdil rumput (rice grassy stunt virus = VKR) dan virus kerdil
hampa (rice ragged stunt virus = VKH).

Serangga dewasa memiliki dua bentuk, ada


yang memiliki sayap dan tidak memiliki
sayap.

Fußzeile
PADI
Serangga dewasa berwarna
cokelat dan hidup pada bagian
bawah tanaman padi

Telur WBC mempunyai telur


berwarna putih kecoklatan
Serangga Pradewasa (Nimfa)
berbentuk lonjong,
memiliki dua bentuk, ada diletakkan disekitar tulang
yang memiliki sayap dan daun.
tidak memiliki sayap.

Siklus hidup wereng batang coklat

Gejala hama wereng batang coklat

Gejala hooperburn

WBC menyerang tanaman padi dengan cara mengisap cairan sel batang tanaman padi,
dapat menyebabkan tanaman padi hampa, mati kekeringan atau kelihatan seperti terbakar
(hopperburn).

Solusi Produk BASF : Xemco 300 SC dengan dosis 300 ml /ha

Fußzeile
PADI
Hama Putih Palsu ( Cnaphalocrocis medinalis )
Ulat memutar daun padi hingga menggulung dan memakan
daun tersebut, pertumbuhan terhambat tampak kering dan daun seperti
ranting mati.

Kupu kupu (ngengat)


Berwarna coklat muda
Gejala hama putih palsu

Ulat melipat daun dan memakan jaringan


hijau daun dari dalam sehingga
menyebabkan daun kering. Setiap ulat
mampu merusak beberapa daun .

Ulat hama putih palsu

Solusi Produk BASF : Regent 80 WG dengan dosis 10 gr/ha and Xemco 300 SC dengan dosis 300 ml /ha

Fußzeile
PADI
Hama Walang Sangit ( Leptocorisa oratorius )
Walang sangit merupakan hama yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas
serta hasil pada komoditas padi. Serangga dewasa menyerang bagian bulir atau gabah
padi.

Kerusakan pada bulir padi


yang sedang matang susu menjadi
hampa karena dihisap cairannya,
kulit pada bekas tusukan terdapat
bercak titik berwarna putih
kemudian berubah menjadi coklat
kehitaman. Tidak menyerang bulir
padi yang telah matang dan berwarna
kuning.

Serangga Walang Sangit

Hama walang sangit dewasa

berbentuk ramping, bisa terbang, berwarna coklat


memiliki kaki (tungkai) dan antena yang panjang.
Saat padi masih hijau hama berwarna hijau
dengan garis putih pada punggung, kemudian
saat padi mulai menguning berubah warna
menjadi kuning kecoklatan

Serangga Walang Sangit

Solusi Produk BASF : Regent 50 SC 0.5 l/ha

Fußzeile
PADI
Penyakit Blast ( Pyricularia oryzae )
Jamur P. oryzae penyebab penyakit blas leher merupakan salah satu penyebab penyakit penting
pada padi. Menyerang tanaman padi pada bagian leher, daun, benih, buku batang serta malai.

Gejala penyakit Gambar. Luka Gambar. Blas


blas yang telah lama leher

Gejala serangan penyakit blas


mempunyai bentuk khas, berupa bercak
berbentuk belah ketupat sampai elips dengan
kedua ujungnya runcing. Bagian tengah
bercak berwarna abu-abu atau putih keabu-
abuan dan berwarna coklat dan mati sebelum
malai terisi.

bercak berbentuk belah ketupat

Solusi Produk BASF : Seltima 100 CS dengan dosis 1 l/ha

Fußzeile
PADI
Penyakit Hawar pelepah ( Rhizoctonia solani )
Penyakit hawar dapat terjadi saat pembibitan hingga tanaman ditanam. Penyakit
menyebar dari gesekan antar tanaman, dari gesekan antar daun, dan tertular dari tanaman
sekitar yang telah terinfeksi.

Hawar pelepah ditandai dengan


bintik-bintik oval besar di selubung
daun dan bintik-bintik tidak teratur
pada bagian daun.

Jamur (Rhizoctonia solani)


tumbuh pada bagian pelepah
daun, Infeksi dapat menyebar ke
bagian daun dan lidah daun hingga
permukaan bawah daun.
Gejala hawar
Ulat hama putih palsu

Gejala hawar pelepah

Solusi Produk BASF : Polycom 70 WG 4 gr/l dan Pemulus 80 WG dengan dosis 3 g/l
Fußzeile
PADI
Penyakit Bercak Daun ( Cercospora sp. )

Gejala serangan antara lain timbulnya bercak-


bercak cokelat terutama pada daun, tetapi
dapat pula terjadi pada tangkai malai, bulir, dan
batang.

Bercak muda berbentuk bulat kecil, berwarna coklat gelap. Bercak yang sudah
tua berukuran lebih besar dengan pusat kelabu. Kebanyakan bercak mempunyai warna
kuning di sekelilingnya.

Solusi Produk BASF : Polycom 70 WG dengan dosis 3 g/l dan Pemulus 80 WG dengan dosis 3 g/l

Fußzeile
PADI

Gulma
Gulma Cyperus sp. ( Teki )

Cyperus difformis Cyperus iria

Gulma setahun atau tahunan


Golongan teki
Berkembang biak dengan biji
Batang berbentuk segitiga
Akar berbentuk benang
Perbungaan berwarna kuning
kecoklatan

Solusi Produk BASF : Tetris 75 EC dengan dosis 0.75 – 1.5 l/ha dan Basagran 460 SL
dengan dosis 1.5 – 2.5 l/ha

Fußzeile
PADI

Gulma Leptochloa chinensis ( Tuton atau Bobontengan )

Gulma semusim
Golongan rumput
Berkembang biak dengan biji dan potongan tanaman
Dapat tumbuh di sekitar kebun, sawah-sawah,
ladang, pekarangan, tepi jalan.
berkembangbiak dengan biji dan potongan tanaman

Solusi Produk BASF : Tetris 75 EC dengan dosis 0.75 – 1.5 dan Basagran 460 SL dengan
dosis 1.5 – 2.5 l/ha

Fußzeile
PADI
Gulma Sphenoclea zeylanica ( Gonda )

Gulma semusim
Golongan daun lebar
Berkembang biak dengan biji
tanaman terna bercabang dengan batang
berongga
bunga berukuran kecil dan berwarna putih

Solusi Produk BASF : Basagran 460 SL dengan dosis 1.5 – 2.5 l/ha

Gulma Ludwigia octovalvis ( Jawan atau Cabe – cabean )

Gulma tahunan
Golongan daun lebar
Berkembang biak dengan biji
Tegak dan memiliki banyak cabang, bunga berwarna kuning

Solusi Produk BASF : Basagran 460 SL dengan dosis 1.5 – 2.5 l/ha
Fußzeile
PADI
Gulma Echinochloa crus-galli ( Jajagoan )

Gulma semusim (setahun)


Golongan rumput
Berkembang biak dengan biji
Batang berbentuk silinder dengan bagian dalam
berupa spons berwarna putih

Solusi Produk BASF : Tetris 75 EC 0.75 – 1.5 l/ha dan Basagran 460 SL dengan dosis 1.5 – 2.5 l/ha

Gulma Ischaemum rugosum ( Suket resap atau rumput randah )

Gulma semusim dan tahunan


Golongan rumput
Berkembang biak dengan biji dan rimpang
Batang padat dan berbentuk silinder, daun hijau kecoklatan

Solusi Produk BASF : Tetris 75 EC dengan dosis 1.5 – 2.5 l/ha

Fußzeile
PADI
Gulma Fimbristylis ( Bawangan, adas – adasan )

Gulma tahunan dan gulma semusim


Golongan teki
Berkembang biak dengan biji
tegak dan anakan kuat
Batang berbentuk segitiga

Solusi Produk BASF : Tetris 75 EC 0.8 – 1.6 l/ha dan Basagran 460 SL dengan dosis 1.5 – 2.5 l/ha

Fußzeile
PADI
Tikus
Tikus sawah Rattus argentiventer merupakan hama utama tanaman padi yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman
padi dari mulai di pesemaian sampai panen, bahkan sampai pada penyimpanan. Kerusakan yang ditimbulkannya dapat
menyebabkan kehilangan hasil 30-50%. Tikus sawah lebih menyukai tanaman padi yang sedang bunting, sehingga
menimbulkan kerusakan yang paling tinggi.

Gejala kerusakan tanaman padi oleh tikus:

▪ Kehilangan benih di persemaian


▪ Terpotongnya bibit muda
▪ Batang yang terpotong tidak beraturan
▪ Menyerang bagian tengah petak sawah
▪ Memakan tunas yang baru berkembang atau
gabah yang masak
▪ Kehilangan gabah dan malai

Habitat tikus sawah:

▪ Tanggul irigasi
▪ Pematang sawah (disarankan
dilakukan minimalisasi ukuran
pematang (<30 cm) agar tidak
digunakan sebagai tempat
berlindung dan bersarang tikus
▪ Semak belukar
▪ Pekarangan dekat sawah
▪ Lahan kosong dekat sawah
▪ Tanggul jalan/jalan desa

Solusi Produk BASF : Pengumpanan siap pakai dengan Storm 0.005 BB

Fußzeile
Budidaya Padi

PADI
Pengendalian Gulma

Pindah Tanam Pemupukan 2 Pemupukan 3 Panen

Persemaian Persiapan lahan Pengairan

Pemupukan dasar

Standaktop

Tetris +
Basagran
Regent 0.3 GR Regent 50 SC

Regent 50 SC
Xemco 300 SC *

Seltima
Seltima

Fußzeile
• Waktu aplikasi Xemco sesuai serangan
PADI

Fußzeile

Anda mungkin juga menyukai