Anda di halaman 1dari 3

INFORMASI REVITALISASI PERKEBUNAN

Program revitalisasi perkebunan adalah upaya percepatan pembangunan


perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman
perkebunan yang didukung kredit investasi dengan subsidi bunga oleh
pemerintah dengan melibatkan perusahaan di bidang usaha perkebunan sebagai
mitra pengembangan dalam pembangunan kebun, pengolahan dan pemasaran
hasil. Tahap awal, tanaman perkebunan yang akan dikembangkan adalah kelapa
sawit, karet dan kakao.

Tujuan program revitalisasi perkebunan adalah untuk mempercepat


pertumbuhan sektor riil, khususnya meningkatkan kesempatan kerja,
pendapatan masyarakat, daya saing melalui pengembangan industri hilir
berbasis perkebunan dan meningkatkan penguasaan ekonomi nasional serta
pengembangan wilayah.

Dalam rangka mengimplementasikan program tersebut, pemerintah telah


mengeluarkan beberapa ketentuan yaitu :

1. Peraturan Menteri Pertanian No.33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang


Pengembangan Perkebunan Melalui Program Revitalisasi Perkebunan.

2. Keputusan Menteri Pertanian No. 490/Kpts/OT. 160/8/2006 tentang


Pembentukan Tim Koordinasi Pelaksanaan Program Revitalisasi
Perkebunan.

3. Peraturan Menteri Keuangan No. 117/PMK.06/2006 tentang Kredit


Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan.

4. Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan No. 03/Kpts/RC.110/1/07


tentang Satuan Biaya Pembangunan Kebun Peserta Program Revitalisasi
Perkebunan Tahun 2006/2007.
Tabel : Sasaran Pengembangan Areal Program Revitalisasi Perkebunan

(1000 ha)
No. Tanaman Kegiatan 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah
1 K.Sawit Perluasan 25 320 350 350 330 1.375
Peremajaan 0 20 50 39 16 125
2 Karet Perluasan 0 20 10 10 10 50
Peremajaan 1 89 50 50 60 250
3 Kakao Perluasan 0,2 123 29 29 29 110,2
Peremajaan 0 10 15 16 13 54
Rehabilitasi 0,1 6,5 10,3 9,9 9 35,8
Jumlah Perluasan 26,2 362 389 390 368 1.535,2
Peremajaan 1 119 115 104 90 429
Rehabilitasi 0,1 6,5 10,3 9,9 9 35,8
Total 27,3 487,5 514,3 503,9 467 2.000

Perkembangan Pelaksanaanya

Program revitalisasi perkebunan telah disosialisasikan baik melalui berbagai


pertemuan dengan instansi terkait maupun melalui media massa. Pertemuan
terpadu Ditjen.Perkebunan, Dep. Keuangan, Bank Pelaksana dan Pemda telah
dilaksanakan di Provinsi Sumsel, Sumatera Barat, Kalteng, Kalsel, Kaltim (Kab.
Kutai Kertanegara), Jambi, Sulbar, Sulsel, Bengkulu, Lampung dan NAD (Kab.
Aceh Singkil).

Sementara itu, Dirjen Perkebunan, Achmad


Mangga Barani, pada berbagai kesempatan
telah memberikan penjelasan pers kepada
wartawan. Media cetak, terutama yang terbit
di Jakarta juga sudah banyak memberitakan
tentang revitalisasi perkebunan dan kesiapan
Bank Pelaksana untuk penyediaan kredit.
Saat ini, sudah ada 5 Bank Pelaksana yang menandatangani Memorandum
Kesepakatan dengan Menteri Keuangan sebagai Bank Pelaksana penyediaan
kredit revitalisasi perkebunan yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank
Nagari (Sumbar) dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara.

Sesuai dengan kesepakatan tersebut, Bank BRI akan menyediakan dana kredit
sebesar Rp 12 triliyun, Bank Mandiri Rp 11 triliyun, Bank Bukopin Rp 1 triliyun,
Bank Nagari (Sumbar) Rp 0,98 triliyun dan BPD Sumut Rp 0,5 triliyun. Dirjen
Perkebunan, jum’at, 16/1/2007 kepada wartawan Tabloit Kontan menjelaskan
bahwa pembiayaan untuk revitalisasi perkebunan tidak menjadi masalah, begitu
juga untuk subsidi bunga. Pemerintah, tahun 2007 sudah mengalokasikan
anggaran melalui APBN. Dan tambahan penyediaan dana kredit, disamping lima
Bank yang sudah menandatangani MoU dengan Menteri Keuangan, juga akan
masuk, jelas Dirjen lebih lanjut.

Sementara itu, respon pemerintah daerah dan pelaku usaha perkebunan untuk
mengembangkan perkebunan rakyat melalui program ini cukup besar. Hal ini
terlihat, sampai pertengahan Februari 2007 sudah masuk usulan luas 2,3 juta ha.
Untuk kelapa sawit sudah masuk usulan dari 18 provinsi, karet 11 provinsi dan
kakao 11 provinsi. Hal ini sudah melebihi target yaitu 2 juta ha sampai tahun
2010.

Dari usulan tersebut, saat ini sedang dilakukan verifikasi dan evaluasi oleh Dinas
Perkebunan di Kabupaten/Kota dan Provinsi bagi perusahaan calon mitra usaha
petani peserta program revitalisasi. Selanjutnya, Gubernur, dalam hal ini Dinas
yang membidangi perkebunan menetapkan sebagai colon mitra usaha dalam
bentuk Keputusan dengan salinannya disampaikan kepada Direktur Jenderal
Perkebunan. Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Mentan
No.33/Permentan/OT.140/7/2006, pasal 8, ayat (3) penetapan mitra usa
dilakukan oleh Dirjen Perkebunan sstelah mendapat persetujuan dari Bank
Pelaksana. Saat ini Bank BRI telah meneliti revitalisasi perkebunan seluas
27.000 ha dan Bank Mandiri seluas 3.775 ha (e&p/djbun)

Anda mungkin juga menyukai