Anda di halaman 1dari 23

KOPERASI DI ERA

GLOBAL
Di Indonesia perdagangan bebas baik
dalam lingkup regional di kawasan
ASEAN melalui AFTA maupun
kesepakatan yang dijalin melalui G-8
atau G-15, merupakan bukti tentang
jaring keterlibatan antar negara di
wilayah internasional tengah
berlangsung, dengan berbagai
pengaruh maupun dampak yang
diakibatkan
Bagi Indonesia implikasi dari
perdagangan bebas ini adalah pentingnya
upaya untuk membuka ketertutupan
usaha, peluang, dan kesempatan,
terutama bagi usaha koperasi yang
menjadi salah satu pola usaha ekonomi
rakyat. Hal ini menjadi sangat penting
karena produk yang dihasilkan dari
Indonesia harus berkompetisi secara
terbuka tidak hanya di pasar dalam
negeri, melainkan juga di luar
negeri/pasar internasional.
Menghadapi Tantangan Globalisai
• Ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya pergerakan
barang, modal dan uang dengan bebas dan perlakuan
terhadap pelaku

• Sehingga era globalisasi sering menjadi dilema bagi


masyarakat, pemerintah dan dunia usaha

• Kita tidak bisa membendung dan menahan bergulirnya


globalisasi di tengah-tengah masyarakat, yang bisa kita
lakukan adalah mengantisipasi dan mempersiapkan
diri terhadap tantangan globalisas
Para pelaku usaha khususnya koperasi dan UMKM harus
mampu bersikap reaktif dan antisipatif menghadapi globalisasi
ekonomi

globalisasi ekonomi sekalipun telah menjadi sistem yang


mendunia, tetapi tetap saja berada dalam ranah yang penuh
kontroversi

globalisasi mempunyai dampak positif di antara aktor-


aktor ekonomi dunia. mereka meyakini bahwa pasar
terbuka, arus modal tanpa pembatas, akan
memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi
terwujudnya kesejahteraan
kelompok anti globalisasi
meyakini bahwa liberalisasi
ekonomi hanya akan
menguntungkan yang kuat dan
melumpuhkan yang lemah,
menciptakan kebangkrutan
dan ketergantungan struktural
negara berkembang atas
negara maju
Globalisasi Ekonomi
Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan
dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan
berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat sesuai
dengan kemajuan teknologi.

Dalam era globalisasi peran transportasi dan


komunikasi sangat penting, yang dapat menyebabkan
terjadinya penipisan batas-batas antar negara
ataupun antar daerah di suatu wilayah.
Era globalisasi membuka peluang sekaligus tantangan
bagi pengusaha Indonesia termasuk usaha kecil, karena
pada era ini daya saing produk sangat tinggi, live cycle
product relatif pendek mengikuti trend pasar, dan
kemampuan inovasi produk relatif cepat.

Ditinjau dari sisi ekspor, liberalisasi berdampak positif


terhadap produk tekstil/pakaian jadi, akan tetapi
kurang menguntungkan sektor pertanian khususnya
produk makanan.
•Kinerja ekspor UKM lebih kecil dibandingkan dengan
negara tetangga seperti malaysia, Filipina dan UKM, baik
dalam hal nilai ekspor maupun dalam hal divesifikasi
produk. Ini menunjukkan ekspor produk UKM Iebih
terkonsentrasi pada produk tradisional yang memiliki
keunggulan komparatif seperti pakaian jadi, meubel.

•Mengingat ketatnya persaingan yang dihadapi produk


ekspor Indonesia termasuk UKM, maka Indonesia
mengambil langkah-langkah strategis, baik jangka
panjang maupun jangka pendek.
Langkah-langkah strategis jangka panjang
diantaranya diarahkan untuk mengembangkan
sumber daya manusia, teknologi dan jaringan
bisnis secara global.

Langkah-langkah strategis jangka pendek


diantaranya, melakukan diversifikasi produk,
menjalin kerjasama dengan pemerintah dan
perusahaan besar, produksi, memperkuat akses ke
sumber-sumber informasi dan perbaikan mutu.
KOPERASI di Era Globalisasi

Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan


peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun
derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya
terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi
bagi masyarakat

1. koperasi dipandang sebagai lembaga yang


menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan
kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh
masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat
berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau
perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau
kegiatan lain
Pada tingkatan ini biasanya koperasi menyediakan pelayanan
kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain atau
lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat adanya
hambatan peraturan.

Peran koperasi ini juga terjadi jika pelanggan memang tidak memiliki
aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain. Hal ini dapat
dilihat pada peran beberapa Koperasi Kredit dalam menyediaan
dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan
prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank.
Juga dapat dilihat pada beberapa daerah yang dimana aspek
geografis menjadi kendala bagi masyarakat untuk menikmati
pelayanan dari lembaga selain koperasi yang berada di wilayahnya.
2 Koperasi telah menjadi alternatif bagi
lembaga usaha lain. Pada kondisi
ini masyarakat telah merasakan
bahwa manfaat dan peran koperasi
lebih baik dibandingkan dengan
lembaga lain.

Keterlibatan anggota (atau juga bukan


anggota) dengan koperasi adalah karena
pertimbangan rasional yang melihat koperasi
mampu memberikan pelayanan yang lebih
baik
Koperasi yang telah berada pada
kondisi ini dinilai berada pada
‘tingkat’ yang lebih tinggi dilihat dari
perannya bagi masyarakat.

Beberapa KUD untuk beberapa


kegiatan usaha tertentu
diidentifikasikan mampu memberi
manfaat dan peran yang memang
lebih baik dibandingkan dengan
lembaga usaha lain, demikian pula
dengan Koperasi Kredit.
3 Koperasi menjadi organisasi yang dimiliki
oleh anggotanya.
Rasa memilki ini dinilai telah menjadi
mampu bertahan pada berbagai kondisi
anggota dan kesediaan anggota untuk
bersama-sama koperasi menghadap
kesulitan tersebut.

Sebagai ilustrasi, saat kondisi perbankan


menjadi tidak menentu dengan tingkat bunga
yang sangat tinggi, loyalitas anggota Kopdit
membuat anggota tersebut tidak
memindahkan dana yang ada di koperasi ke
bank.
Pertimbangannya adalah bahwa
keterkaitan dengan Kopdit telah berjalan
lama, telah diketahui kemampuannya
melayani, merupakan organisasi ‘milik’
anggota, dan ketidak-pastian dari daya
tarik bunga bank.
Berdasarkan ketiga kondisi diatas, maka
wujud peran yang diharapkan sebenarnya
adalah agar koperasi dapat menjadi organisasi
milik anggota sekaligus mampu menjadi
alternatif yang lebih baik dibandingkan
dengan lembaga lain.

Jadi jelas terlihat bahwa Koperasi Indonesia


masih sangat penting walaupun harus
menghadapi era globalisasi dimana semakin
banyak pesaing ekonomi yang bermunculan
dari luar negeri dan walaupun seperti itu,
Koperasi masih sangat penting dan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, selalu
berusaha mensejahterakan rakyat Indonesia.
Jadi,koperasi tidak harus hilang berbaur atau
mengikuti trend negara lain dan masih dapat berdiri
dan menjalankan fungsi-fungsinnya selama ini
Untuk menghadapi era globalisasi, koperasi di
Indonesia perlu :
1. Membagi koperasi menurut beberapa sektor :
Ø koperasi produsen atau koperasi yang bergerak
di bidang produksi
Ø koperasi konsumen
atau koperasi konsumsi
Ø koperasi kredit dan
jasa keuangan

2. Koperasi produksi
harus merubah strategi
kegiatannya dengan
mereorganisasi kembali
3. Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri
koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan
prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point
penting karena hal itu yang mendasari segala aktifitas
koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen
yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk
memahami secara utuh dan mendalam mengenai
perkoperasian
4. Dalam menjalankan usahanya,
pengurus koperasi harus mampu
mengidentifikasi kebutuhan kolektif
anggotanya dan memenuhi
kebutuhan tersebut. Proses untuk
menemukan kebutuhan kolektif
anggota sifatnya kondisional dan lokal
spesifik.

Dengan mempertimbangkan aspirasi


anggota-anggotanya, sangat
dimungkinkan kebutuhan kolektif
setiap koperasi berbeda-beda
5. Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan
dalam mengelola koperasi.
Disamping kerja keras, figur pengurus koperasi
hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur
serta transparan

6. Kegiatan koperasi bersinergi dengan aktifitas


usaha anggotanya
Adanya efektifitas biaya transaksi antara
koperasi dengan anggotanya sehingga
biaya tersebut lebih kecil jika dibandingkan
biaya transaksi yang dibebankan oleh
lembaga non-koperasi.

Dengan demikian, koperasi pun mampu


setidaknya menghadapi era globalisasi saat
ini, bukan malah terseret arus globalisasi
yang berdampak koperasi akan tenggelam.

Mari kita benahi koperasi sejak dini,


karena koperasi di Indonesia juga
merupakan jati diri bangsa.

Anda mungkin juga menyukai