GLOBAL
Di Indonesia perdagangan bebas baik
dalam lingkup regional di kawasan
ASEAN melalui AFTA maupun
kesepakatan yang dijalin melalui G-8
atau G-15, merupakan bukti tentang
jaring keterlibatan antar negara di
wilayah internasional tengah
berlangsung, dengan berbagai
pengaruh maupun dampak yang
diakibatkan
Bagi Indonesia implikasi dari
perdagangan bebas ini adalah pentingnya
upaya untuk membuka ketertutupan
usaha, peluang, dan kesempatan,
terutama bagi usaha koperasi yang
menjadi salah satu pola usaha ekonomi
rakyat. Hal ini menjadi sangat penting
karena produk yang dihasilkan dari
Indonesia harus berkompetisi secara
terbuka tidak hanya di pasar dalam
negeri, melainkan juga di luar
negeri/pasar internasional.
Menghadapi Tantangan Globalisai
• Ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya pergerakan
barang, modal dan uang dengan bebas dan perlakuan
terhadap pelaku
Peran koperasi ini juga terjadi jika pelanggan memang tidak memiliki
aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain. Hal ini dapat
dilihat pada peran beberapa Koperasi Kredit dalam menyediaan
dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan
prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank.
Juga dapat dilihat pada beberapa daerah yang dimana aspek
geografis menjadi kendala bagi masyarakat untuk menikmati
pelayanan dari lembaga selain koperasi yang berada di wilayahnya.
2 Koperasi telah menjadi alternatif bagi
lembaga usaha lain. Pada kondisi
ini masyarakat telah merasakan
bahwa manfaat dan peran koperasi
lebih baik dibandingkan dengan
lembaga lain.
2. Koperasi produksi
harus merubah strategi
kegiatannya dengan
mereorganisasi kembali
3. Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri
koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan
prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point
penting karena hal itu yang mendasari segala aktifitas
koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen
yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk
memahami secara utuh dan mendalam mengenai
perkoperasian
4. Dalam menjalankan usahanya,
pengurus koperasi harus mampu
mengidentifikasi kebutuhan kolektif
anggotanya dan memenuhi
kebutuhan tersebut. Proses untuk
menemukan kebutuhan kolektif
anggota sifatnya kondisional dan lokal
spesifik.