Anda di halaman 1dari 10

SEKILAS PELAKSANAAN MANAJEMEN FUNGSIONAL PADA USAHA

PENJUALAN BIBIT CABAI PAK SUTRISNO DI LUMAJANG

Tugas Matakuliah Pengantar Bisnis

Dosen Pembina:
Drs. Adi Prasodjo MP

Oleh :
M. FIGI SEPDIANO ALWANANDI
KELAS B
190810201120

PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019
I. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang sangat
tinggi. Salah satu alasan Indonesia dianggap sebagai negara agraris adalah karena sektor
pertanian menjadi salah satu leading sector dalam perekonomiannya (Indonesia, Negara Agraris
Pengimpor Pangan, 2011). Pertanian merupakan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan budidaya
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan peternakan.

Cabai adalah salah satu contoh komoditas pertanian yang paling digemari petani di
Indonesia. Dalam pembudidayaan, tanaman cabai tergolong mudah. Selain itu cabai memiliki
nilai ekonomis yang cukup tinggi dan digemari masyarakat di Indonesia.

Namun para petani kadang enggan untuk menanam cabai, karena dalam pembuatan
bibitnya sering mengalami kegagalan. Kegagalan bibit tumbuh bisa mencapai 40%, sedangkan
waktu untuk bibit tumbuh sendiri cukup lama.

Kendala tersebut yang menjadi faktor pendorong adanya usaha jenis ini. Yakni usaha
pembuatan bibit cabai lalu menjualnya kepada para petani yang ingin menanam cabai.

II. Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu mendeskripsikan


pengelolaan usaha pada Penjualan Bibit Lombok Pak Sutrisno, yang mencakup pada
mendeskripsikan fungsi-fungsi manajemen yang ada di usaha tersebut.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang berkaitan secara langsung pada usaha Penjualan Bibit
Lombok Pak Sutrisno akan dikumpulkan dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data,
yaitu:

a. Wawancara

b. Dokumentasi
III. Deskripsi Usaha

Profil

Nama Pemilik : Sutrisno

Lokasi : Desa Darungan RT 6 RW 2

Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang

Contact Person : 085 646 252 717

Deskripsi singkat Usaha

Usaha Penjualan Bibit Cabai yang didirikan sejak 2013 ini bergerak dibidang produksi
bibit cabai dan menjualnya. Mengacu pada kendala susahnya keberhasilan dalam memproduksi
bibit sendiri oleh para petani cabai, menjadi latar belakang suaha ini. Banyaknya petani yang
menginginkan mendapatkan bibit dengan mudah juga menjadi faktor pendorong lainnya.

Usaha ini hanya berfokus pada pembibitan cabai. Diawali dengan pembuatan media
tanam berupa plastik tabung yang diisi tanah dan panjang sekitar 4-5 centi. Adapaun tanahnya
sendiri merupakan tanah yang dicampur dengan pupuk organik.

Setelah media tanam siap, selanjutnya adalah pembibitan. Pembibitan dilakukan dengan
mengubur benih/biji cabai kedalam tanah lalu menunggunya samapi muncul tanaman cabai.
Perawatan yang dilakukan tidak ada yang khusus hanya penyiraman saja.

Setelah berusia 3 minggu, atau 20 hari dilakukan seleksi antara bibit yang berhasil
tumbuh dan yang tidak. Biasanya bibit yang gagal mencapai 30-40% dari seluruh benih yang
ditanam. Setelah penyeleksian selesai bibit cabai bisa langsung dikirim ke pembeli.

Aspek Produk

1. Jenis Produk Usaha

Usaha ini memproduksi dan menjual bibit cabai yang telah mencapai 3 minggu dengan tinggi
sekitar 10 cm. Dalam usahanya sendiri ada 2 jenis cabai yang diproduksi, yakni cabai rawit dan
cabai hijau. Namun apabila ada pemesan yang ingin memesan bibit lainnya seperti tomat, terong
atau bibit yang biasa ditanam petani lainnya, usaha ini masih menerimanya.

2. Jumlah Produk yang dibuat

Tidak ada ketentuan perhari dalam membuat produk, produk menyesuaikan dengan pesanan.
Biasanya dilebihkan 40% dari pemesanan untuk mengatasi bibit yang gagal tumbuh.

3. Waktu Kegiatan Produksi

Waktu produksi juga fleksibel mengikuti banyaknya pemesanan yang ada.

4. Jumlah Tenaga Kerja

Total pekerja yang ada di usaha ini adalah 6 orang, dengan 3 orang dibagian pembuatan media
tanam dan sisanya berada pada bagian pembibitan.

5. Tempat/Ruangan untuk pembibitan

Ruangan untuk proses pembibitan adalah ruangan terbuka dengan tiang kayu atau bambu dan
atap palstik transparan.

6. Bahan dan Peralatan yang dibutuhkan

Bahan : - Bibit

- Plastik untuk media tanam

- Tanah yang sudah dicampur dengan pupuk

- Air

Alat : - Sekop

- Alat siram

- Wadah/tempat untuk pembibitan berupa kotak dengan tutup terbuka yang terbuat dari

Bambu
IV. Kondisi Pasar dan Persaingan

Usaha dibidang penjualan bibit cabai merupakan salah satu usaha yang cukup
menggiurkan. Mengingat negara Indonesia juga merupakan negara agraris, apalagi jika usaha
tersebut dilakukan di daerah pedesaan. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani.

Target konsumen dari usaha ini adalah para petani yang ingin menanam cabai. Dilansir
dari lumajangkab.bps.go.id/ penduduk kota lumajang tepatnya kecamatan yosowilangun, dimana
usaha ini berjalan pada tahun 2018 sebanyak 42.174 orang atau 89,01 persen dari total pekerja
yang ada bekerja sebagai petani atau buruh tani. Angka ini menunjukkan target pasar yang cukup
besar.

Para petani sendiri enggan untuk membuat bibit sendiri, mereka lebih senang langsung
beli jadi daripada harus membuat dari nol. Selain membutuhkan waktu yang cukup lama juga
ada kendala lain seperti benih yang gagal tumbuh.

Usaha penjualan bibit seperti ini juga masih jarang yang melakukannya sehingga
persaingannya sangat kecil. Dengan modal dan biaya operasional yang tidak terlalu besar dan
keuntungan yang besar usaha ini cocok dilakukan di daerah yang memiliki potensi pertanian
bagus dan masyarakatnya mayoritas memilih untuk bertani. Tidak menutup kemungkinan
persaingan bisa semakin sulit karena semakin hari semakin banyak praktek usaha penjualan bibit
ini bertambah.
V. Manajemen Fungsional Usaha

Manajemen Pemasaran :

Perencanaan : mengawali dengan penentuan harga perunit dan rencana pemasaran dengan cara
langsung melalui pemasangan banner di lokasi penjualan dan dari mulut ke mulut oleh untuk
mencari pemesan.

Pengorganisasian: memenuhi pemesanan permintaan dilakukan dengan mulai menanam benih.

Pengarahan : menjalin hubungan baik dengan pemesan/pembeli supaya loyal dengan produk
pengusaha dan meminta saran atau masukan kepada pembeli untuk meningkatkan kualitas
produk.

Pengendalian : Menjaga persediaan pembeli agar sesuai dengan pemesanan, menjaga kualitas
produk agar sesuai standar dan pengambilan langsung oleh pembeli atau pengiriman produk ke
tangan pembeli.

Manajemen Produksi :

Perencanaan : Tenaga kerja bagian pembuatan media tanam akan melakukan perencanaan berapa
jumlah media tanam yang akan dibuat. Sedangkan tenaga kerja bagian pembibitan akan
melakukan perencanaan produksi untuk benih yang akan ditanam, apa jenisnya dan berapa
jumlahnya.Untuk jumlahnya sendiri biasanya sesuai pemesanan dan ditambah 40% dari total
pesanan yang ada untuk mencegah adanya bibit yang rusak. Kegiatan yang ada didalamnya
berupa pembuatan media tanam, pemupukan, penanaman bibit dan menunggu sampai bibit
berusia kira-kira 3 minggu dengan tinggi sekitar 10 cm.

Pengorganisasian : Tenaga kerja bagian pembiatan media tanam membuat media tanamnya,
berupa plastik kecil berbentuk tabung dan diisi tanah. Sedangkan tenaga kerja bagian pembibitan
melakukan proses pembibitan, penyiraman, dan pemupukan serta penyortiran bibit-bibit yang
layak dan tidak.

Pengarahan : Memberikan pengarahan tentang tata cara pembuatan media tanam, pembibitan,
penyiraman, pemupukan dan penyortiran bibit-bibit.
Pengendalian : Pemilik mengendalikan kapasitas produksi agar selalu memebuhi pemesanan
konsumen.

Manajemen SDM :

Perencanaan : Pengusaha merekrut tenaga kerja, dan dibagi atas 2 bidang, yakni bagian
pembuatan media tanam dan pembibitan . Pembagian ini sesuai dengan kemampuan yang tenaga
kerja miliki.

Pengorganisasian : Penempatan tenaga kerja dilihat berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

Pengarahan : Pengusaha member arahan-arahan kepada seluruh tenaga kerja sesuai dengan
bidangnya masing-masing.

Pengendalian : Melakukan penghitungan terhadap kapasitas kerja secara tepat dan akurat, agar
target yang ditetapkan perusahaan dapat memaksimalkan kapasitas kerja dari tenaga kerja.

Manajemen Keuangan :

Perencanaan : Penjualan bibit cabai termasuk usaha kecil menengah, modal yang dibutuhkan
tidak tergolong besar. Modal sendiri didapatkan dari dana pribadi.

Pengorganisasian: Pengalokasian kebutuhan dana pada masing-masing fungsi produksi,


pemasaran, dan tenaga kerja.

Pengarahan : Pengarahan keuangan ini hanya dilihat dari pencatatan keluar masuknya dana dan
penjualan.

Pengendalian : Pengendalian dana-dana baik yang digunakan maupun yang digunakan dengan
seefektif dan semaksimal mungkin agar mendapat laba yang maksimal.
VI. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan Usaha Penjualan Bibit Pak Sutrisno, maka akan dikemukakan
kesimpulan yang sekiranya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelolaan dan
pengembangan usaha Usaha Penjualan Bibit, sebagai berikut:

a. Sebagai usaha kecil menengah, penjualan bibit Lombok Pak Sutrisno telah meterapkan
fungsi manajemen pada tiap-tiap aspek bisnisnya yang terdiri atas manajemen tenaga
kerja, pemasaran, produksi dan keuangan. Meski dalam penerapannya masih terbilang
kurang.
b. Ancaman pesaing perlu diperhatikan, meski untuk saat ini masih sedikit. Namun semakin
hari jumlah usaha seperti ini meningkat.
Daftar Pustaka

Samantha, M. N. (2013). Pengelolaan Dan Pengembangan USAha Hortikultura Pada PT. Horti
Bima International. Agora, 1(1), 263-271.

Aprianto, Riki. (2014). Laporan Penelitian Bibit Sayuran.


http://rikiaprianto1994.blogspot.com/2014/09/laporan-penelitian-bibit-sayuran.html. 10
Desember 2019

Nata, G. N. M., & Yudiastra, P. P. (2019). Petani Bibit di Desa Sekaan Kecamatan Kintamani
Kabupaten Bangli. WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer, 2(1), 59-64.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai