Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS USAHATANI SAYURAN PAKCOY SECARA

HIDROPONIK DI DESA SUMBER DATAR


KECAMATAN SINGINGI KABUPATEN KUANTAN
SINGINGI

OLEH :

MUHAMMAD RIFQI
NPM. 180113016
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya magang di kalangan mahasiswa, tentu sangat penting mengingat

mahasiswa dapat merasakan real working environment dan meninggkatkan problem

solving ketika menghadapi suatu masalah dalam pekerjaan. Magang juga mampu

memberikan mahasiswa pengalaman dan keahlian baru. Yang dapat berguna untuk karir

masa depan. Namun mahasiswa juga harus mampu beradaptasi dengan jenis pekerjaan

yang akan dihadapi nanti saat magang maupun bekerja. Tujuan dari magang adalah

memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan apa yang mereka pelajari

di ruang kelas ke dunia riil, supaya mereka lebih siap kerja setelah lulus nanti. Sebagai

mahasiswa harus mampu mengembangkan ide-ide secara kreatif dan inovatif yang dapat
Dengan magang mahasiswa mampu memperluas jaringan atau relasi, ketika magang mahasiswa akan
menemukan orang-orang dan lingkungan yang baru. Dalam dunia kerja, relasi sangat diperlukan karna
tanpa relasi seseorang akan kesulitan dalam mencari pekerjaan yang diinginkan. Mahasiswa magang harus
mempunyai pembekalan yang cukup yakni attitude dan cara berkomunikasi baik terhadap pimpinan
perusahaan maupun karyawan tersebut. Sehingga pada saat terjun ke dunia kerja seseorang dapat menilai
kompetensi dan kapabilitas yang kita miliki.

1.2 Tujuaan Magang Kerja

Adapun tujuan dari kegiatan magang kerja ini adalah sebaga berikut :

1. Menganalisis besarnya biaya produksi yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam
usahatani sayuran selada secara hidroponik di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi.

2. Mengetahui tingkat efesiensi usahatani sayuran selada secara hidroponik di Kecamatan Singingi
Kabupaten Kuantan Singingi.
1.3 Sasaran Kompetensi

Adapun kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan magang kerja ini adalah sebagai berikut :

1. Menjadi bagian penyuluh di tingkat kecamatan dalam meningkatkan pertanian di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan
Singingi.

2. Tercapainya kegiatan penyuluhan dan pembelajaran budidaya tanaman hidroponik atau komoditas lain kepada masyarakat di
Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi

3. Mengobservasi kegiatan BPP Kecamatan Singingi dalam rencana kegiatan budidaya tanaman hidroponik di Kecamatan
Singingi Kabupaten Kuantan Singingi.

1.4 Manfaat Magang

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat yang ingin berusaha dibidang budidaya tanaman hidroponik.

2. Menambah keterampilan tentang budidaya tanaman selada secara hidroponik.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Usahatani

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen
dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya.
Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output)
yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 2016). Ilmu usahatani berupaya mempelajari
tritunggal manusia petani, lahan, dan tanaman/hewan, sehingga mengungkap aspek manusia
(sosial), lahan (kimia, fisika, atau teknik), tanaman/hewan (biologi dan budidaya) perlu
diketahui.

.
2.2 Budidaya Tanaman Sistem Hidroponik

Hidroponik atau istilah asingnya hydroponics, adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan beberapa cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat
menanam tanaman. Hidroponik berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari kata hydro yang
berarti air dan kata ponos yang berarti kerja. Jadi definisi hidroponik adalah pengerjaan atau
pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan tempat akar tanaman
mengambil unsur hara yang diperlukan. Umumnya media tanam yang digunakan bersifat
poros, seperti pasir, arang sekam, batu apung, kerikil, dan rockwool (Lingga, 2007).

Chadirin (2007) menjelaskan bahwa istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk


menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa tanah sebagai media tanamnya.”. Disini
termasuk juga bercocok tanam dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau
bahan poros lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih.
Sedangkan menurut Sutiyoso (2006),
2.3 Sistem Hidroponik

Terdapat 3 dasar dari sistem hidroponik secara umum, yaitu :

1. Sistem Sumbu (Wick) adalah tipe hidroponik yang paling sederhana. Sistem ini adalah
sistem pasif, yang artinya tidak ada sistem yang bergerak. Larutan nutrisi diserap oleh
media tanam dari tandon menggunakan sumbu (memanfaatkan daya kapilaritas sumbu).
Sistem ini dapat  menggunakan Per ite, Vermiculite, Pro-Mix, dan Sabut Kelapa.

2. Sistem NFT  (Nutrient Film Technique) adalah sistem yang dipikirkan orang ketika
mereka mendengar kata hidroponik. Sistem NFT mempunyai aliran larutan nutrisi konstan,
sehingga tidak lagi dibutuhkan pengatur waktu untuk menyalakan pompa rendamnya.
Larutan nutrisi dipompakan ke wadah pertumbuhan (umumnya berbentuk tabung)
kemudian mengalir melalui akar tanaman, dan kembali ke tandon. Umumnya tidak dipakai
media tanam lain selain udara, sehingga menghemat penggantian media tumbuh setiap
selesai panen satu produk.
3. Sistem DFT (Deep Flow Technique) adalah salah satu sistem tanam dalam hidroponik
yang menggunakan genangan pada instalasi dan menggunakan sirkulasi dengan aliran
pelan. Sistem ini menggunakan listik sebagai penggerak pompa agar dapat dengan mudah
mensirkulasi nutrsi ke seluruh akar tanaman, DFT hampir sama dengan sistem NFT yaitu
mensirkulasi namun, pada sistem ini instalasi yang digunakan tidak menggunakan
kemiringan. Bentuk instalasi pada DFT datar sehingga dapat mempertahankan air nutrisi
untuk menggenang. Ketinggian air nutrisi yang menggenang di dalam instalasi sekitar 4 – 6
cm. Tingginya air nutrisi dapat juga menggunakan ukuran ¼ dari pipa yang digunakan
2.4 Sayuran Pakcoy

Pakcoy (Brassica Rapa Subsp. Chinensis) merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae
yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim.
Pakcoy merupakan salah satu varietas dari tanaman sawi yang dimanfaatkan daunnya
sebagai sayuran. Pakcoy berasal dari benua Asia yaitu dari Tiongkok dan Asia Timur (Arif,
2012). Adapun kedudukan pakcoy menurut (Saparinto 2013), dalam sistematika tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica chinensis L.
Tahapan budidaya tanaman pakcoy secara hidroponik terdiri dari:

1. Pemilihan bibit pakcoy yang baik dan mempunyai daya kecambah tinggi,

2. Penyemaian bibit pakcoy selama 7 sampai dengan 10 hari atau sampai muncul 4 sampai
5 helai daun,

3. Bibit pakcoy yang telah memiliki 4 sampai 5 helai daun, dapat ditanam ke dalam media
tanam hidroponik yang telah disiapkan sebelumnya,

4. Melakukan perawatan dengan cara melakukan pengaturan nutrisi dan penyinaran sinar
matahari pada tanaman pakcoy

5. Kegiatan pemanenan dapat dilakukan sekitar 20-30 hari dari masa tanam.

6. Tinggi tanaman pakcoy mencapai 15-30 cm


2.5 Analisis Biaya Produksi

Ahmadi (2003) menjelaskan bahwa biaya merupakan nilai kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat di masa sekarang dan masa
yang akan datang. Sedangkan menurut Soekartawi (2016), biaya usahatani biasanya
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable
cost). Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Sedangkan biaya tidak
tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebaga biaya yang besar-kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Berikut merupakan Cara menghitung penyusutan
dengan metode garis lurus menurut Suratiyah (2008) adalah sebagai berikut.
Penyusutan = Nb − Ns
n

Keterangan:

Nb : Nilai pembelian sarana produksi sayuran hidroponik dalam (Rp)

Ns : Prakiraan nilai sisa

n : Umur ekonomis barang dalam (Tahun)


2.6 Analisis Penerimaan Usahatani

Dalam budidaya usahatani dapat terjadi perbedaan dalam penggunaan input serta teknik
budidaya. Hal ini akan mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Jumlah produksi
menjadi salah satu faktor yang menentukan penerimaan usahatani. Penerimaan usahatani
adalah output total yang diperoleh pada jangka waktu tertentu. Selain itu, penerimaan
usahatani juga ditentukan oleh harga produk (Shinta, 2011). Sedangkan menurut Soekartawi
(2016), penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan
harga jual produk pertanian. Adapun rumus dari penerimaan usahatani dapat dituliskan
sebagai berikut:
TR = Y . Py

Keterangan:

TR = Total Revenue / Total penerimaan (Rp)

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py = Price / Harga Y (Rp)


2.7 Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan dapat dijadikan indikator mengenai sejauh mana perusahaan yang
sedang dijalankan telah berjalan dengan efisien. Perhitungan pendapatan dalam perusahaan
pertanian relatif lebih kompleks dibandingkan analisis pendapatan dalam perusahaan lain
(Padangaran, 2013). Soekartawi (2016) menjelaskan bahwa pendapatan adalah selisih
antara penerimaan dengan total biaya produksi yang digunakan selama proses produksi
(biaya pembelian benih, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja). Besarnya jumlah pendapatan
yang diterima oleh petani merupakan besarnya penerimaan dan pengeluaran selama proses
produksi. Adapun cara menghitung pendapatan usahatani adalah sebagai berikut:
Π = TR – TC

Keterangan:

Π = Pendapatan Usahatani (Rp)

TR = Total Revenue / Penerimaan (Rp)

TC = Total Cost / Total Biaya (Rp)


2.8 Analisis Efisiensi Usahatani R/C Rasio

Menurut Suratiyah (2015), R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya total.

Total Penerimaan ( TR )
R/C =
Total Biaya (TC)

Keterangan :

TR = Total penerimaan yang diperoleh (Rp)

TC = Total biaya yang dikeluarkan (Rp)


Menurut Pebriantari et al. (2016) Kriteria kelayakan usaha pada analisis R/C Ratio yaitu:

1. Apabila hasil perhitungan R/C Ratio > 1 maka penerimaan yang diterima lebih besar
dibandingkan biaya yang dikeluarkan, artinya usaha tersebut layak untuk terus dijalankan.

2. Apabila hasil perhitungan R/C Ratio < 1 maka penerimaan yang diterima lebih kecil
dibandingkan biaya yang dikeluarkan, artinya usaha tersebut tidak layak untuk terus
dijalankan.

3. Apabila kegiatan usaha menghasilkan R/C Ratio = 1 maka usaha tersebut dalam
keuntungan normal
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Magang kerja ini dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan September, berlokasi di Desa
Sumber Datar Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi yakni lembaga yang
mengatur dan mengarahkan para gabungan kelompok tani yang tersebar di Kecamatan
Singingi. BPP (Badan Penyuluhan Pertanian) ini merupakan penunjang penyelenggaraan
pertanian administrasi, pengaturan, pengelolaan dan pemanfaatan adalah tanggung jawab
pemerintah daerah kabupaeten/kota.
 
3.2 Prosedur Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan merupakan sejumlah kegiatan selama melakukan magang kerja


di Balai Penyuluhan Pertanian yang berada di Kecamatan Singingi.

1. Dilakukan pada Pagi hari dan Siang hari.

2. Agenda turun kelapangan dilakukan setiap terdapat penyuluh yang melakiukan


penyuluhan kepada petani atau gabungan kelompok tani daerah yang menjadi wilayah hari
magang kerja ditetapkan dari senin s/d jum’at.

3. Jam masuk paling lambat pukul 09.00.

4. Mengikuti setiap program dan kegiatan dan kegiatan dalam Balai Penyuluhan Pertanian.
3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada kegiatan magang ini adalah sebagai
berikut :

1. Teknik wawancara, adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan bertanya langsung
dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis.

2. Kuisioner, adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan


kepada pelaku usahatani sayuran hidroponik.

3. Teknik observasi, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung pada objek yang diteliti.

4. Teknik pencatatan, adalah mencatat data yang diperoleh dari responden dan instansi
terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan analisis pada suatu penelitian yang dikerjakan dengan
memeriksa seluruh data dari instumen penelitian, Kegiatan ini dilakukan agar data lebih
mudah dipahami, sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis secara matematika dengan menyederhanakan data dalam bentuk table dan
analisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis dilakukan untuk mengetahui pendapatan
dan tingkat efesiensi yang diterima oleh pelaku usahatani sayuran hidroponik di Kecamatan
Singingi Kabupaten Kuantan Singingi.
III. GAMBARAN WILAYAH UMUM MAGANG

4.1 Profil Balai Penyuluhan Pertanian

Balai penyuluhan pertanian yang selanjutnya disingkat BPP adalah lembaga penyuluhan
pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi penyuluhan pertanian pada tingkat
kecamatan dibawah naungan Dinas Pertanian.

Balai penyuluhan pertanian kecamatan singingi terbentuk pada 29 maret 2018 terletak di
Jalan Jend. Sudirman KM 120 Kelurahan Muara Lembu, Kecamatan Singingi. Wilayah
kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Singingi membina 13 Desa dan satu
kelurahan. Yaitu yang terdiri dari Desa Pangkalan Indarung, Pulau Padang, Logas, Kebun
Lado, Logas Hilir, Sungai Kuning, Sungai Sirih, Sungai Bawang , Air Mas, Pasir Mas, Petai
Baru, Sungai Keranji, dan Sumber Datar dan kelurahan Muara Lembu,
4.2 Struktur Organisasi BPP Kecamatan Singingi
Gambar 2.4 Struktur organisasi BPP

KOORDINATOR BPP
SATINAH,S.SP

 
POPT
 
YESI SASWITA,SP KEPALA TATA USAHA
NALHENDRI,S.ST
 
SUPERVISOR KECAMATAN  
 
HERIYAN ELMI,S.ST
 
PENYULUH   N IAN
PE RTA LA PA N G A N

   

NAL HENDRI,S.ST SUPRAMONO. SP  YUHENDA,SN.SP EMBRIANTO


4.3 Unit dan Program Kerja BPP

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan Penyuluhan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten Kuantan Singingi sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan, Ketrampilan dan merubah sikap prilaku petani sebagai


pelaku utama dan pelaku usaha serta keluarganya dalam menerapkan tehnologi untuk
memperbaiki Kuantitas dan Kualitas usaha Tani dan Produksi Perkebunan, Ternak
dan Tanaman Pangan

2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia ( SDM ) sebagai pelaku utama dan pelaku
usaha dalam melaksanakan Program Pemerintah.

3. Menumbuh kembangkan kelembagaan petani dan meningkatkan Dinamika Kelompok


tani sebagaai wadah belajar , unit Produksi dan wahana kerja sama.
4. Menumbuh kembangkan organiasi petani dalam melakukan Pemasaran,dan mampu
mengakses Informasi melalui Medsos.

5. Meningkatkan pemanfaatan lahan pekarangan untuk menambah pendapatan dan


memenuhi kebutuhan gizi keluarga dengan membudidayakan penganekaragaman
Tanaman.

6. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan komoditas Spesifik lokasi dan
melestarikan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai