Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris, artinya sebagian besar penduduknya
menjadikan pertanian sebagai sumber pendapatan. Salah satu komoditas ungggulan
sektor pertanian baik pada tingkat nasional maupun provinsi yaitu berasal dari
kelompok komoditas tanaman hortikultura. Produk tanaman hortikultura yang banyak
diminati oleh masyarakat Indonesia yaitu sayuran, karena sayuran memiliki
kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Sayuran dapat dikonsumsi secara
langsung atau dapat dimakan secara mentah dan juga dapat dikonsumsi sebagai
olahan sesuai kebutuhan yang digunakan. Salah satu komoditas unggul tanaman
hortikultura di tingkat nasional yaitu kubis.
Kubis varietas kubis bunga (Brassica oleracea var. Botrytis) mempunyai
peranan penting bagi kesehatan manusia, karena mengandung vitamin dan mineral
yang sangat dibutuhkan tubuh. Permintaan terhadap kubis bunga cenderung semakin
meningkat sejalan dengan perkembangan penduduk, terutama yang tinggal di
perkotaan. Kesadaran masyarakat akan hidup sehat memicu tingginya permintaaan.
Tanaman kubis bunga terus mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya.
Produktivitas kubis bunga dan brokoli di dunia mencapai 17.81 ton ha-1 pada 2013
(FAO, 2015), sementara produktivitas kubis bunga di Indonesia hanya sebesar 12.08
ton ha-1 pada tahun 2014 (BPS, 2015).

1.2 Tujuan
1. Memenuhi kurikulum wajib yang telah ditetapkan oleh Fakultas Pertanian
Program Studi Agroteknologi.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman, pengenalan dan pengamatan visual secara
langsung tentang keadaan dan kondisi yang ada di lapang, serta kejadian nyata di
masyarakat khusunya petani.
3. Memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis sehingga secara langsung dapat
memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang pertanian
4. Membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan
diterapkan dan menelaahnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kubis Bunga
Kubis bunga (Brassica Oleracea Var Botrytis L.) merupakan jenis tanaman sayuran
yang termasuk dalam keluarga kubis-kubisan (Cruciferae). Bagian yang dikonsumsi dari
sayuran ini adalah massa bunganya atau disebut dangan “Curd”. Kubis bunga (botrytis)
merupakan jenis sayuran yang memiliki banyak manfaat bangi kesehatan, seperti
mengatasi gangguan pencernaan, mencegah efek radiasi ultraviolet, diabetes, radang usus,
degenerasi makula, obesitas dan hipertensi. Sumber vitamin C (asam askorbat), folat,
vitamin K (phylloquinone) dan vitamin B-6. Vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3
(niasin), dan sejumlah kecil vitamin E (alfa-tokoferol) (Sunarti, 2015).
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kubis Bunga
Menurut Tjitrosoepomo (2010), klasifikasi dalam tata nama (sistem
tumbuhan) tanaman kubis bunga termasuk ke dalam :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleraceae var. botrytis L.
Tanaman kubis bunga sangat mudah dibudidayakan karena dapat tumbuh di
semua jenis tanah terlebih pada tanah yang banyak mengandung senyawa organic.
Tanaman kubis bunga termasuk dalam golongan tanaman sayuran semusim atau
umur pendek. Kubis bunga hanya dapat berproduksi satu kali dan setelah itu akan
mati. Tanaman kubis bunga memiliki bagian-bagian tanaman seperti akar, batang,
daun, bunga, buah dan biji (Aidah,2020).
a. Akar
Sistem perakaran tanaman kubis bunga yaitu akar tunggang dan akar
serabut. Akar tunggang tumbuh ke pusat bumi (kearah dalam), sedangkan akar
serabut tumbuh ke arah samping (horizontal), menyebar, dan dangkal (20 cm –
30 cm).
b. Batang
Batang tanaman kubis bunga tumbuh tegak dan pendek (± 30 cm). batang
berwarna hijau, tebal, dan lunak namun cukup kuat serta batang tanaman tidak
bercabang.
c. Daun
Daun kubis bunga berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian tepi daun
bergerigi, agak panjang seperti daun tembakau dan membentuk celah - celah
yang menyirip agak melengkung ke dalam.
d. Bunga
Masa bunga pada kubis varietas kubis bung bervariasi sesuai dengan
varietasnya. Ada yang berwarna putih bersih dan berwarna putih kekuningan.
Berat kubis bunga antara 0,5 – 1,3 kg dengan diameter 20 cm atau lebih,
tergantung varietas dan kecocokan tempat tanam.
e. Buah dan Biji
Buah tanaman kubis bunga berbentuk polong berukuran kecil dan ramping
dengan panjang antara 3 – 5 cm. Didalam buah terdapat biji berbentuk bulat
kecil berwarna coklat kehitaman.

2.1.2 Syarat Tumbuh


Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis.
Suhu maksimum untuk pembentukan bunga (agregat bunga, curd) pada kubis
bunga adalah 20 - 25°C, dengan suhu optimum sekitar 17°C. Suhu yang berada
pada kisaran 14 - 20°C, mutu bunga tidak banyak berbeda. Apabila suhu berada
diatas 20°C mutu bunga yang dihasilkan sangat buruk. Namun, melalui pemuliaan
tanaman sekarang sudah didapatkan kultivar yang dapat membentuk bunga pada
suhu diatas 20°C (Zulkarnain, 2013). Kelembaban optimum bagi tanaman kubis
bunga antara 80 - 90%. Budidaya kubis bunga dapat dilakukan di dataran rendah
(0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl).
Tanaman Kubis bunga dapat tumbuh di semua jenis tanah, namun tanah yang
cocok untuk pertanaman kubis bunga adalah lempung berpasir, lempung atau
lempung berliat yang subur dengan unsur hara yang baik. Tanaman kubis bunga
toleran terhadap keadaan tanah agak asam hingga agak basah dengan pH 5,5
hingga 6,5. Tanah mengandung banyak bahan organik. tidak boleh kekurangan
magnesium (Mg), molibdenum (Mo) dan Boron (Bo) kacuali jika ketiga unsur hara
mikro tersebut ditambahkan dari pupuk.

2.2 Teknik Budidaya


2.2.1 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah diawali dengan membersihkan lahan dari rerumputan liar
dan sisa-sisa perakaran tanaman yang sebelumnya. Penggemburan tanah dilakukan
dengan menggunakan cangkul agar tanah gembur sehingga terjadi pertukuran
udara di dalam tanah. Selanjutnya tanah yang telah diolah dibentuk menjadi
bedengan - bedengan dan parit. Bedengan - berfungsi sebagai tempat penanaman
bibit yang telah disemai, sedangkan parit atau selokan berfungsi sebagai saluran
irigasi dan drainase.
2.2.2 Persemaian
Sebelum benih disemai, benih direndam dulu dalam air hangat selama satu
jam. Benih disebar merata pada tempat persemaiaan dengan media berupa
campuran tanah dan pupuk kandang 1:1, kemudian ditutup dengan daun pisang
selama 2-3 hari. Bedengan diberi atap plastik trasparan untuk menghindari
serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), teriknya sinar matahari dan
percikan hujan. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam polibeg kecil
plastik dengan media yang sama (tanah dan pupuk kandang). Penyiraman
dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3-4 minggu
atau sudah memiliki empat sampai lima daun (Sudarminto, 2015).

2.2.3 Penanaman di lahan


Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki
empat sampai lima daun (Sudarminto, 2015). Bibit yang telah disemai ditanam
dibedengan penanaman dengan jarak dalam barisan antara 45 - 55 cm dan jarak
antar barisan kirakira 60 - 70 cm. Waktu penanaman sebaiknya sore hari agar bibit
yang baru ditanaman tidak langsung terkena sinar matahari, terlebih sinar yang
terik
2.2.4 Pemeliharaan tanaman
a. Penyiraman
Kubis bunga mempunyai sistem perakaran yang dangkal sehingga perlu
pengairan yang rutin, terutama dimusim kemarau. Pada musim kemarau,
pengairan perlu dilakukan 1 – 2 kali sehari, terutama pada fase awal
pertumbuhan dan pembentukan bunga
b. Pemupukan susulan
Pupuk yang diberikan berdasarkan kegunaan dan umur tanaman dalam
proses pertumbuhannya. Pemupukan dilakukan dengan cara dicorkan pada
permukaan tanah. Pemupukan ini ditunjukkan untuk menopang pertumbuhan
tanaman dalam pembentukan daun dan batang serta pertumbuhannya agar tidak
mengalami hambatan serta agar tanaman tumbuh dengan kokoh (Sudarminto,
2015). Pengunaan pupuk organik pada penanaman kubis bunga dapat ber-
pengaruh terhadap perbaikan produktivitas tanah dan tanaman. Hasil penelitian
di Sumatera Utara menunjukkan bahwa dosis pemupukan yang dapat
meningkatkan produktivitas sayuran berkisar antara 15 - 20 ton/ ha pupuk
kandang (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2012).
c. Pengendalian OPT
Organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit
merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi kubis-
kubisan. Misalnya kehilangan hasil akibat serangan hama ulat tritip (Plutella
xylostella L.) , ulat grayak (Spodoptera sp.) dan kutu daun (Aphis brassicae).
Penyakit yang banyak menyerang tanaman kubis bunga antara lain, penyakit
akar bengkak (Plasmodiopora brassicae), penyakit bercak hitam, penyakit busuk
lunak (busuk basah).
Pengendalian dilakukan dengan memilih bibit bebas penyakit, sanitasi
kebun, rotasi tanaman, menghindari tanaman dari kerusakan mekanis/gigitan
serangga, melakukan sterilisasi media semai/lahan kebun, pengapuran pada
tanah masam dan mencabut tanaman yang terserang penyakit. Menggunakan
jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida
nabati.
2.2.5 Panen dan Pascapanen
Umur panen kubis bunga tergantung dengan varietasnya, namun rata-rata
kubis bunga dapat dipanen setelah 55-60 HST atau 2-3 hari setelah penutupan
bunga. Pada saat panen kepala bunga harus mencapai besar maksimal (tergantung
varietasnya dan warnanya belum berubah). Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi
hari untuk menghasilkan kepala bunga yang segar.
Kubis bunga yang dipanen sebaiknya segera dipasarkan, apabila disimpan,
sebaiknya dimasukkan ke dalam ruang pendingin bersuhu 0 oC. Dengan suhu 0 oC
hasil panen kubis bunga dapat bertahan hingga 30 hari. Sedangkan dengan suhu 5
oC hanya dapat mempertahankan kesegaran kurang dari 12 hari

Anda mungkin juga menyukai