Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi Usahatani

Klasifikasi usahatani, menurut Suratiyah, K. (2006) terjadi karena adanya perbedaan faktor fisik,
ekonomis dan faktor lain. Faktor fisik, diantaranya adalah iklim, topografi, ketinggian tempat diatas
permukaan laut, dan jenis tanah. Faktor fisik tersebut menyebabkan adanya tempat-tempat tertentu
yang hanya mengusahakan tanaman tertentu pula, karena pada dasarnya masing-masing jenis tanaman
selalu membutuhkan syarat-syarat tertentu pula. Faktor ekonomis yang menjadi penyebab antara lain
adalah, permintaan pasar, pembiayaan, modal yang tersedia dan resiko yang dihadapi akan membatasi
petani dalam berusahatani, sedangkan faktor lainnya yang memengaruhi antara lain, hama penyakit,
sosiologis, dan sebagainya yang akan menentukan dan membatasi suatu usahatani.

Usaha tani sebagai objek pengamatan dapat dilihat dari berbagai segi:
1.     Pola Usahatani
2.     Tipe Usahatani
3.     Struktur Usahatani
4.     Corak Usahatani 
5.  Bentuk Usahatani

Pola Usahatani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah, lahan kering. Ada beberapa sawah
yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya, yaitu :
 Sawah dengan pengairan tehnis
 Sawah dengan pengairan setengah tehnis
 Sawah dengan pengairan sederhana
 Sawah dengan pengairan tadah hujan
 Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai

Tipe Usahatani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan
tanaman yang diusahakan.
a.    Macam Tipe Usahatani
•                 Usahatani Padi
•                 Usahatani Palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
b.    Cara Penyusunan Tanaman yang diusahakan
•           Usahatani Monokultur
Satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu lahan, pola ini idak memperkenankan
adanya jenis tanaman lain pada lahan yang sama. Pola tanam monokultur banyak dilakukan
Petani sayuran yang memiliki lahan khusus. Jarang yang melakukannya di lahan yang sempit.

•           Usahatani Tumpang Sari


Tumpang Sari merupakan penanaman campuran dari dua atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan
lahan..

•           Usahatani Bergilir/Tumpang Gilir


Tumpang gilir adalah cara bercocok tanam dimana satu bidang lahan ditanami dengan dua atau lebih
jenis tanaman dengan pengaturan waktu panen dan tanam. Pada system ini, tanaman kedua ditanam
menjelang panen tanaman musim pertama. Contohnya adalah tumpang gilir antara
tanaman jagung yang ditanam pada awal musim hujan dan kacang hijau yang ditanam beberapa
minggu sebelum panen jagung
Struktur Usahatani

Pola usahatani dapat ditentukan menurut banyaknya cabang usaha tani yang diusahakan.
Berdasarakan jumlah cabang usahatani yang diusahakan usahatani dapat dibedakan sbb :
a.    Usahatani Khusus
Usahatani khusus adalah usahatani yang mempunyai satu cabang saja.
Faktor yang mempengaruhi petani memilih hanya 1 cabang ialah :
• Keadan fisis tanah yaitu apakah mendapat air pengairan sepanjang tahun sehingga cocok ditanami
padi.
• Prinsip keuntungan komperatif yaitu mengusahakan cabang usahatani yang memberikan keuntungan
paling besar dibandingkan dengan cabang usahatani lain.
b.    Usahatani Tidak Khusus
Petani mengusahakan bermacam-macam usahatani. Seperti ternak atau ikan. Hal ini dilakukan jika
petani memiliki dan mengusahakan berbagai macam tanah
c.    Usahatani Campuran
Merupakan bentuk usahatani yang diusahakan secara bercampur antara tanaman dengan tanaman,
tanaman dengan ternak, tanaman dengan ikan

          Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh :


–        Kondisi lahan
–        Musim/iklim setempat
–        Pengairan
–        Kemiringan lahan
–        Kedalaman lahan

Corak Usahatani
>   Tujuan kegiatan usaha tani berbeda-beda karena pengaruh lingkungan alam dan kemampuan
pengusahanya. Ada petani yang kegiatannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang
disebut dengan usaha tani pencukup kebutuhan keluarga (selfsufficient farm / subsistences farms), dan
adapula kegiatannya yang bertujuan untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya yang disebut
dengan usaha tani komersial (commercial farm).

Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang ditentukan oleh berbagai
ukuran/kriteria, antara lain :
–        Nilai umum, sikap dan motivasi
–        Tujuan produksi
–        Pengambilan keputusan
–        Tingkat teknologi
–        Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
–        Derajat komersialisasi dari input usahatani
–        Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
–        Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
–        Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
–        Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi

Bentuk Usahatani
Berdasarkan cara penguasaan unsur- unsur produksi dan pengelolaannya, usahatani digolongkan
dalam 3 macam yaitu:
v  Usahatani  perseorangan
v  Usahatani kolektif
v  Usahatani kooperatif

• Usahatani perseorangan (individual farm)


Dalam usahatani ini, unsur-unsur produksi ditentukan oleh seseorang dan pengelolaannya dilakukan
oleh seseorang. Tanah yang diusahakan dapat berupa miliknya atau orang lain. Jadi pada usahatani ini
masih terdapat variasi-variasi yang menghendaki penggolongan-penggolongan yang lebih halus.

• Usahatani Kolektif (collective farm)


Adalah usaha tani yang unsur-unsur produksinya dimiliki organisasi kolektif. Unsur-unsur produksi
diperoleh organisasi dari membeli,menyewa,menyatukan milik perorangan atau berasal dari
pemerintah.Usaha tani ini terbentuk karena kemauan beberapa orang yang mempunyai ikatan
keluarga, karena sistem pemerintahan suatu Negara atau faktor lingkunggan dimana mereka berada.

• Usahatani Kooperatif (cooperative farm)


Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi berdasar kontribusi dari
pencurahan faktor yang lain.
Merupakan bentuk peralihan antar usaha tani perseorangan dan usahatani kolektif.Pada usaha tani ini
tidak semua unsur-unsur  produksi dan pengelolaannya dikuasai bersama.tanahnya masih milik
perorangan.Usaha bersama dituangkan dalam bentuk kerja sama di beberapa segi seperti :
o Kerjasama dalam penjualan hasil
o Kerjasama dalam pembelian sarana produksi
o Kerjasama dalam tenaga kerja.

Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha tani

Menurut Fadholi (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani digolongkan


menjadi dua, yaitu :

Faktor intern (faktor-faktor pada usahatani itu sendiri), yang terdiri dari :

 Petani Pengelola
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan
hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan,
perikanan, dan pemungutan hasil laut.

Tanah Usahatani

Luas lahan usahatani menentukan pendapatan, taraf hidupnya, dan derajat kesejahteraan rumah tangga
tani. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan usaha tani dan teknologi modern yang dipergunakan.
Untuk mencapai keuntungan usaha tani, kualitas tanah harus ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai
dengan cara pengelolaan yang hati-hati dan penggunaan metode terbaik.

 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah energi yang di curahkan dalam suatu proses kegiatan untuk menghasilkan suatu
produk, tenaga kerja memegang peranan yang penting karena tenga kerja yang ada
memiliki skill/keahlian tertentu dan berpendidikan sehingga mampu menjalankan usahatani yang ada
dengan baik, tentu saja dengan seorang pengelola (manager) yang juga memiliki keahlian dalam
mengembangkan usahatani yang ada.

 Modal

Modal adalah sekumpulan dana dalam bentuk uang atau barang yang dapat digunakan untuk
menjalankan usaha. Seringkali dijumpai adanya pemilik modal besar yang mampu mengusahakan
usahataninya dengan baik tanpa adanya bantuan kredit dari pihak lain. Sebaliknya petani kecil, petani
miskin, petani tidak. Karena itulah mereka memerlukan kredit usahatani agar mereka mampu
mengelola usahataninya dengan baik.

 Tingkat Teknologi

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi.
Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang
pertanian.Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk
menaikkan produktivitas apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Dengan penggunaan
teknologi yang lebih maju dari sebelumnya maka usahatani yang dilakukan dapat lebih efektif dan
efisien, sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan produktivitas yang tinggi.

 Kemampuan Petani Mengalokasikan Penerimaan Keluarga

Hasil dari usahatani skala keluarga merupakan penerimaan keluarga yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga tersebut dan juga menyambung kembali keberlangsungan usahatani
mereka. Jika seorang petani dapat mengelola penerimaan usahataninya dengan baik maka kebutuhan
keluarganya dan usahataninya dapat tercukupi, sebaliknya jika tidak mampu mengelola dan
mengalokasikan penerimaan keluarga dari hasil usahatani maka kebutuhannya tidak dapat tercukupi
dengan baik.

Faktor ekstern (faktor-faktor di luar usahatani), antara lain :

 Tersedianya Sarana Transportasi dan Komunikasi

Sarana transportasi dalam usahatani tentu saja sangat membantu dan mempengaruhi keberhasilan
usahatani, misalnya dalam proses pengangkutan saprodi dan alat-alat pertanian, begitu juga dengan
distribusi hasil pertanian ke wilayah-wilayah tujuan pemasaran hasil tersebut, tanpa adanya
transportasi maka proses pengangkutan dan distribusi akan mengalami kesulitan

 Aspek-Aspek Yang Menyangkut Pemasaran Hasil dan Bahan-Bahan Usahatani (harga


hasil, harga saprodi dan lain-lain)

Harga hasil produksi usahatani mempengaruhi keuntungan yang didapat, semakin tinggi hasil
produksi dan semakin mahal harganya maka keuntungan dari usahatani pun semakin tinggi pula,
namun harga saprodi juga mempengaruhi penerimaan hasil secara keseluruhan Karena harga saprodi
merupakan modal utama dalam berusahatani entah itu harga alat-alat pertanian, bahan-bahan utama
seperti benih, bibit, pupuk, dan obat-obatan dan sebagainya. Maka perhitungan, analisis dan
pengelolaan/pengalokasian dana yang baik akan mempengaruhi hasil yang didapat dalam berushatani.

 Fasilitas Kredit

Kredit adalah modal pertanian yang yang diperoleh dari pinjaman. Pentingnya peranan kredit
disebabkan oleh kenyataan bahwa secara relatif memang modal merupakan faktor produksi non-alami
(buatan manusia) yang persediannya masih sangat terbatas terutama di negara-negara yang sedang
berkembang. Lebih-lebih karena kemungkinan yang sangat kecil untuk memperluas tanah pertanian.

 Sarana Penyuluhan Bagi Petani

Penyuluh memberikan jalan kepada petani untuk mendapatkan kebutuhan informasi tentang cara
bertani atau teknologi baru untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraannya. Selain
itu, penyuluh juga memberikan pendidikan dan bimbingan yang kontinyu kepada petani.

http://emodul.untad.ac.id/pluginfile.php/435/mod_resource/content/1/ManajUTani%202-1.pdf
http://berauzha.blogspot.com/2010/11/klasifikasi-usahatani.html

https://justkie.wordpress.com/2012/05/15/masalah-dan-faktor-keberhasilan-dalam-usaha-tani/

Anda mungkin juga menyukai